cover
Contact Name
Fridarti
Contact Email
fridartifridarti69@gmail.com
Phone
+6281267330096
Journal Mail Official
fridartifridarti69@gmail.com
Editorial Address
Jln. Tamansiswa No. 9 Padang (25138), Sumatera Barat-Indonesia Telp. (0751) 40020 Faks. (0751) 444170
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Embrio
ISSN : 2085403X     EISSN : 28089766     DOI : 1031317
Jurnal Embrio adalah jurnal yang berfokus pada bidang Eksakta yang meliputi : 1. Pertanian (Agronomi, Hama & Penyakit Tanaman, Ilmu Tanah, Sosial Ekonomi Pertanian, Pertanian Organik, Bioteknologi Pertanian, Teknologi Pascapanen) , 2. Peternakan (Nutrisi Ternak Unggas, Nutrisi Ruminansia, Produksi Ternak, Teknologi Hasil Ternak, Bioteknologi peternakan, Sosial Ekonomi Peternakan), 3. Biologi Umum, 4. Agribisnis
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 10 No 2 (2018): jurnal embrio" : 6 Documents clear
OPTIMALISASI INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG MELALUI AKURASI KEBUNTINGAN DINI TERHADAP UJI PUNYAKOTI DAN PALPASI REKTAL ferry lismanto
Jurnal Embrio Vol 10 No 2 (2018): jurnal embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.204 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v10i2.353

Abstract

Penelitian ini bertujuan yaitu; 1. Untuk mengetahui akurasi kebuntingan dini sapi melalui uji metode punyakoti dan palpasi rektal, 2. Untuk menentukan dosis terbaik yang bisa terdeteksi dengan uji Punyakoti terhadap penggunaan biji tanaman. Materi penelitian yang digunakan adalah 30 ekor sapi lokal setelah IB, urine sapi, biji padi, biji jagung dan biji gandum. Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah semen sapi, straw, gun IB, glove, dan alkohol. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental dengan 3 tahap yaitu; 1). Uji Punyakoti, 2. Deteksi Kebuntingan Dini dengan Metode Punyakoti dan 3. Palpasi Rektal. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji proporsi (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil deteksi kebuntingan menggunakan metode uji punyakoti dan palpasi rektal menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena pada metode uji punyakoti tingkat kebuntingan terdeteksi berturut-turut 80% untuk biji jagung, 76,67% dan 73,33% untuk biji gandum. Jagung memperlihatkan tingkat kebuntingan yang tertinggi pada uji punyakoti karena dari 30 sampel terdapat 24 sampel yang dinyatakan bunting. Sedangkan hasil palpasi rektal terhadap 30 sampel sapi lokal yang sama pada tahap 2 memperlihatkan bahwa semua sapi ternyata bunting dengan artian tingkat kebuntingan sapi pada penelitian ini mencapai 100%. Dari hasil penelitian maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa deteksi kebuntingan dini pada sapi lokal dapat dilakukan dengan menggunakan metode punyakoti dengan tingkat kebuntingan mencapai 80%. Sementara itu dosis urine yang terbaik adalah 1:12 dan waktu deteksi kebuntingan terpendek adalah 60 hari setelah IB.
Peran Komoditi Pajale (Padi, Jagung, Kedelai) dalam Pembangunan Daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat Syahrial syahrial
Jurnal Embrio Vol 10 No 2 (2018): jurnal embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.884 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v10i2.352

Abstract

Pemerintahan era Joko Widodo berupaya meningkatkan swasembada tiga komoditi pangan dengan mengeluarkan program Upaya Khusus Percepatan Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai atau yang dikenal dengan UPSUS PAJALE. Pemerintah daerah tentu dilibatkan dalam rangka mencapai swasembada pangan. Karena adanya program tersebut akan berdampak pada peningkatan produksi komoditi sehingga mampu menggerakan perekonomian daerah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi Daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang menjadi basis komoditi pajale, (2) Menganalisis spesialisasi dan lokalisasi dari komoditi pajale setiap daerah kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, (3) Mengidentifikasi komoditi prioritas setiap daerah kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan untuk seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan pendekatan deskriptif kuantitatif di mana data yang digunakan yaitu data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dari hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Hanya satu kabupaten yang menjadi basis untuk komoditi pajale yaitu Kabupaten Solok Selatan, (2) Tidak ada satu pun kabupaten yang terspesialisasi dan terlokalisasi komoditi pajale, artinya komoditi pajale tersebar secara merata di setiap daerah kabupaten, (3) Komoditi padi menjadi prioritas pengembangan di Kabupaten Solok, Sijunjung, dan Padang Pariaman. Komoditi jagung hanya diprioritaskan di Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan tidak ada satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang bisa diprioritaskan untuk mengembangkan komoditi kedelai.
INTRODUKSI BEBERAPA JENIS LEGUMINOSA PERDU DAN PEMBERIAN PUPUK UREA TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS RUMPUT LAPANGAN oktera seventri; sri Mulyani; fridarti fridarti
Jurnal Embrio Vol 10 No 2 (2018): jurnal embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.281 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v10i2.335

Abstract

Penelitian ini akan dilaksanakan di Tampat nagari Surian kecamatan Pantai Cermin Kab. Solok dan laboratorium Nutrisi ternak Ruminansia Fakultas Peternakan pada bulan maret sampai bulan Juli 2015. Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui pengaruh pemupukan urea dan introduksi legum perdu terhadap produksi dan kualitas rumput lapang. Metode Penelitian: yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap 4 x 4 , yaitu 4 perlakuan dan 4 ulangan. Alasan menggunakan RAL karena lahan padang rumput datar dan perlakuan pada petak yang yang diacak secara penuh. Perlakuan tersebut adalah:A=Rumput lapangan (kontrol),B=Rumput lapangan + 300 kg N/Ha atau 652,17 kg urea/Ha (.Rekomendasi hasil penelitian Hendarto dan Suwarno (2005) dan Manidol (1992), C=Rumput lapangan introduksi dengan legum Sesbania sesban, D=Rumput lapangan introduksi dengan legum Clotalaria juncea.Hasil Pembahanan: 1. Produksi dan kualitas rumput lapangan dapat ditingkatkan melalui pemupukan dan introduksi dengan leguminosa perdu. 2.Terdapat peningkatan produksi segar rumput lapangan setelah pemupukan urea pada pemotongan pertama (40 hari) sekitar 0,941 kg/m2 dan produksi BK 0,253 kg/m2. 3. Peningkatan produksi segar rumput lapangan setelah introduksi dengan legum Sesbania sesban adalah 0,084 kg/m2 dan produksi BK 0,032 kg/m2. Sedangkan peningkatan produksi rumput lapangan dengan introduksi legum Clotalaria juncea adalah 0,197 kg/m2 dan produksi BK 0,055 kg/m2. 4. Terdapat peningkatan kualitas BK rumput lapangan setelah pemupukan dengan urea pada pemotongan pertama (40 hari) adalah 1,974 % dan kualitas PK 3,214 %., serta penurunan kandungan SK 0,96 %. Introduksi dengan legum Sesbania sesban dapat meningkan kualitas BK 2,585 % dan kualitas PK 3,623 % serta penurunan kandungan SK 1,931 %, sedangkan introduksi dengan legum Clotalaria juncea dapat meningkatkan kualitas BK 1,356 % dan kualitas PK 3,1 % serta penurunan kandungan SK 3,272 %.
PERILAKU MASYARAKAT PETANI DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN DIKAWASAN HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANG KURANJI aslansari aslansari
Jurnal Embrio Vol 10 No 2 (2018): jurnal embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.418 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v10i2.336

Abstract

The behavior of farmers in environment management in the upstream region is strongly influenced by reciprocal relationship between human and environment. Based on law No.23 in 1997 about environment management, article 5 explain that everyone has rights to role in environment management and duty to protect environment conservation. A ware that reciprocal relationship between human and environment to protect environment as for as stream flow (DAS) and it still continue needs human demanded form wise measure who lives around steam flow for human matrealized as environment builder and control resources advantage on wise. This research was did in upper course of river, center and down stream Batang Kuranji consist of Lambung Bukit village. This research was did with short survey, data raising method include primer and secondary data. Data analys was used measuring community behavior which did with quantitative method, double regression analys and continue F-test (varian analys) also t-test (partial analys). The result of research was showed that community behavior in environment management belong to medium and not good which include farming activity. While factors are influence behavior consist of understanding high environment, low category of government commitment and kind of work category with realm connected.
ANALISIS KOMPARATIF PERFORMAN PRODUKSI SAPI PESISIR YANG DIPELIHARA PADA BPTU PADANG MENGATAS DENGAN DI KECAMATAN LENGAYANG Yetty Zahara; syafrizal syafrizal; Irwandi Sulin
Jurnal Embrio Vol 10 No 2 (2018): jurnal embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.367 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v10i2.347

Abstract

Penelitian tentang Analisis komparatif performan produksi sapi pesisir yang dipelihara pada BPTU Padang Mengatas dengan di Kecamatan Lengayang bertujuan untuk mengetahui perbandingan performan produksi sapi pesisir yang dipelihara pada BPTU Padang Mengatas dengan di Kecamatan Lengayang Kab. Pesisir Selatan. Penelitian dilakukan dengan metode survei dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Rata - rata panjang badan sapi pesisir jantan di kecamatan Lengayang umur 12-24 bulan 87,7 cm ; betina 12-24 bulan 88,3 cm; betina umur 36-48 bulan 86,6 cm; Rata - rata panjang badan sapi pesisir jantan di Padang Mengatas umur 12-24 bulan 100,2 cm ; betina 12-24 bulan 100,9 cm; betina umur 36-48 bulan 103,4 cm; Rata - rata Lingkar dada sapi pesisir jantan di kecamatan Lengayang umur 12-24 bulan 102,2 cm ; betina 12-24 bulan 108,6 cm; betina umur 36-48 bulan 116,8 cm; Rata - rata Lingkar dada sapi pesisir jantan di padang mengatas umur 12-24 bulan 133,1 cm ; betina 12-24 bulan 120,7 cm; betina umur 36-48 bulan 143,9 cm; Rata - rata tinggi pundak sapi pesisir jantan di kecamatan Lengayang umur 12-24 bulan 89 cm ; betina 12-24 bulan ,91cm; betina umur 36-48 bulan 96,9 cm; Rata - rata tinggi pundak sapi pesisir jantan di padang mengatas umur 12-24 bulan 100,1 cm ; betina 12-24 bulan 100,7cm; betina umur 36-48 bulan109,8 cm; Kesimpilan : Performan produksi sapi Pesisir yang dipelihara dengan pola intensif (padang pengembalaan) di BPTU Padang Mengatas lebih baik dibanding dengan sistem umbar (tradisional) di kecamatan Lengayang
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN DAN ANTIBIOTIK PASCA PARTUM TERHADAP ANGKA S/C PADA SAPI PERAH DI KOTA PADANG PANJANG Roni Novrizal; devi dianti; syafrizal syafrizal
Jurnal Embrio Vol 10 No 2 (2018): jurnal embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.731 KB) | DOI: 10.31317/embrio.v10i2.372

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin dan antibiotik pasca partum terhadap angka S/C pada sapi perah di kota Padang Panjang. Penelitian ini dilaksanakan dikelompok peternak sapi perah di kota Padang Panjang selama 6 bulan dari bulan Mai sampai dengan Oktober 2017. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan 24 ekor sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH). Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. P1(Tanpa perlakuan), P2 (Pemberian Vitamin ADE), P3 (Pemberian Antibiotik), P4 (Pemberian Vitamin + Antibiotik). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata S/C P1 (3,67), P2 (2,50), P3 (2,67), dan P4 (1,33). Sedangkan rata-rata birahi kembali setelah melahirkan P1 (24,17), P2 (21,00), P3 (20,50) dan P4 (19,17). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan (P1, P2, P3 dan P4) berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap angka S/C dan birahi kembali setelah melahirkan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6