cover
Contact Name
Yuniar Hajar Prasekti
Contact Email
agribisfp@gmail.com
Phone
+6281357357676
Journal Mail Official
mufida.yeahhh@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ki Mangunsarkoro Beji Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung
Location
Kab. tulungagung,
Jawa timur
INDONESIA
Agribis
ISSN : 19787901     EISSN : 27978109     DOI : https://doi.org/10.36563/agribis
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agribis diterbitkan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Tulungagung. Menerima artikel ilmiah kajian tentang ekonomi pertanian dan agribisnis.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2019)" : 5 Documents clear
ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH (Allium Cepa L.) Di Kabupaten Tulungagung Yuniar Hajar Prasekti
Jurnal AGRIBIS Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Univeritas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1598.892 KB)

Abstract

AbstractThe purpose of this study is to measure the profitability of shallot farming financially and economically, to assess the competitiveness of shallot commodities against competitive advantage and comparative advantage. The research method used is using a comparative advantage approach and competitive advantage. Comparative advantage can be analyzed using the Domestic Resource Cost Ratio (DCRC) approach. The DCRC value can be obtained using the PAM (Policy Analysis Matrix) analysis method. Determination of the sample area is done by using multistage sampling based on the broadest sub-districts and commodity producing villages, namely Sumbergempol and Rejotangan Districts. The results showed that the yield of red onion farming calculated using the actual price received by farmers showed that the average income received was 220,000,000 while the expenditure was 49,560,000 and the profit earned was 170,420,000. Based on the results of the PAM analysis shows that financially and economically, onion farming in Tulungagung Regency is able to provide benefits. Based on the results of PAM analysis, it shows that financially and economically, onion farming in Tulungagung District has a competitive advantage and comparative advantage. R/C ratio shows that financially every rupiah the sacrificed farming costs can produce a profit of 3.44 rupiah per hectare of land.AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat keuntungan usahatani bawang merah secara finansial dan ekonomi, untuk mengkaji daya saing komoditas bawang merah terhadap keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Keunggulan komparatif dapat dianalisis dengan pendekatan Domestic Resource Cost Ratio (DCRC). Nilai DCRC dapat diperoleh menggunakan metode analisis PAM (Policy Analysis Matrix) Penentuan daerah sampel dilakukan dengan cara menggunakan multistage sampling berdasarkan kecamatan dan desa penghasil komoditas bawang merah yang terluas yaitu Kecamatan Sumbergempol dan Kecamatan Rejotangan.Hasil penelitian menunjukkan hasil keuntungan usaha tani bawang merah yang dihitung dengan menggunakan harga aktual yang diterima oleh petani menunjukkan, bahwa rata-rata penerimaan yang diterima  sebesar  220.000.000 sedangkan pengeluaran  sebesar 49.560.000 dan keuntungan yang diperoleh adalah  170.420.000. Berdasarkan hasil analisis PAM menunjukkan bahwa secara finansial maupun ekonomis usahatani bawang merah di Kabupaten Tulungagung mampu memberikan keuntungan. Berdasarkan hasil analisis PAM menunjukkan bahwa secara finansial maupun ekonomis usahatani bawang merah di Kabupaten Tulungagung memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif.  R/C rasio menunjukkan bahwa secara finansial setiap rupiah biaya usahatani yang dikorbankan mampu menghasilkan keuntungan sebesar 3,44 rupiah per hektar lahan.
ANALISIS KEBIJAKAN SWASEMBADA BERAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN Ermawati Dewi
Jurnal AGRIBIS Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Univeritas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.966 KB)

Abstract

AbstractRice is a strategic commodity economically and politically in Indonesia. Economically, more than 90 percent of Indonesia's population makes rice as a staple food. Rice industry also drives the economy by providing jobs for more than 12.5 million households and as a source of agricultural GDP acceptance. Politically, the availability of rice will affect the political and security stability in the country.This study aims to describe the development of the rice policy that has been done by the government and evaluate the results of existing policies. The results showed, national rice policy covers the policy production, imports, prices and distribution. Policies implemented through intensification of production by improving productivity and cropping index. While the extension is done by expanding the harvest area, especially outside Java through Program Peningkatan Produksi Beras (P4) starts with Padi Sentra (1959), Bimas (1965), Insus (1979) and P2BN (2007). Import policy through specific tariffs, tariff quotas and the red line to reduce the amount of imported rice. Pricing policy is done by setting the HPP for manufacturers, OPM, Raskin and set a ceiling price for consumers. While the distribution policy is done by pointing Bulog as manager of Cadangan Beras Pemerintah (CBP) as well as the dealer Raskin. The fourth policy experience a variety of obstacles in its implementation both from internal and external that has not reached the expected goals.AbstraksBeras  merupakan  komoditas strategis secara ekonomi dan politis di Indonesia. Secara ekonomi, lebih dari 90 persen penduduk Indonesia menjadikanberas sebagai makanan pokoknya. Industri beras juga menjadi penggerak perekonomian dengan menyediakan lapangan  pekerjaan bagi lebih dari 12.5 juta rumah tangga petani dan sebagai salah satu sumber penerimaan GDP pertanian. Secara politis, ketersedian beras akan mempengaruhi kondisi politik dan kestabilan keamanan negara.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan kebijakan beras yang telah dilakukan oleh pemerintah dan mengevaluasi hasil kebijakan yang  sudah berjalan. Hasil penelitian menunjukkan,  kebijakan perberasan nasional meliputi kebijakan  produksi, impor, harga dan distribusi. Kebijakan produksi dilaksanakan melalui intensifikasi dengan meningkatkan produktivitas dan Indeks Pertanaman. Sedangkan ekstensifikasi dilakukan dengan memperluas area panen terutama di luar Jawa melalui Program peningkatan produksi padi (P4) dimulai dengan Padi Sentra (1959), Bimas (1965), Insus (1979) dan P2BN (2007).Kebijakan impor dilakukan melalui penetapan tarif spesifik, kuota tarif dan red line untuk menekan jumlah impor beras. Kebijakan harga dilakukan dengan menetapkan HPP untuk produsen, OPM, Raskin dan menetapkan pagu harga untuk konsumen. Sedangkan kebijakan distribusi dilakukan dengan menunjuk Bulog sebagai pengelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sekaligus sebagai penyalur Raskin. Keempat kebijakan tersebut dalam pelaksanaanya mengalami berbagai hambatan baik yang berasal dari internal maupun eksternal sehingga belum mencapai sasaran yang diharapkan. 
STRATEGI PENGEMBANGAN LINGKAR WILIS BERDASARKAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Bambang Tri Kurnianto
Jurnal AGRIBIS Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Univeritas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.917 KB)

Abstract

AbstractThis study aims to analyze the strategies used in the development of wilis circumference related to the socio-economic impact of the community in Tulungagung District. This study aims to analyze the strategies used in the development of the wilis circumference related to the socio-economic impact of the community in Tulungagung District.This type of research is descriptive research using the method of modell data analysis Miles & Huberman (1992:16) said, the analysis consists of three lines of activities that occur simultaneously, namely: data reduction, data presentation, conclusion drawing/verification. Based on a study of the socio-economic impacts of the development of the wilis circumference path in Tulungagung District (Sendang and Pagerwojo Subdistricts) then it was analyzed using the SWOT method (Strength, Weakness, Opportunity and Threat).AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa strategi yang digunakan dalam pengembangan lingkar wilis berkaitan dengan dampak sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Tulungagung. Peneltian ini bertujuan untuk menganalisa strategi yang digunakan dalam pengembangan lingkar wilis berkaitan dengan dampak sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Tulungagung.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisa data modell Miles & Huberman (1992:16) mengatakan, analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.  Berdasarkan kajian tentang dampak sosial ekonomi pengembangan jalur lingkar wilis di Kabupaten Tulungagung (Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo)kemudian dianalisa dengan menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat).
ANALISA PENDAPATAN POLA PEMASARAN TAHU (Studi kasus di Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung) Herry Nur Faisal
Jurnal AGRIBIS Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Univeritas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.434 KB)

Abstract

Abstract               This study aims to find out the level of self-production production know-how and production of finished / frozen tofu, as well as what benefits does the second attempt at production tofu this. The methodology of this research is done intentionally and uses a purposive method, wherein the business actor or entrepreneur is the starting point. The method of analyzing the data of this study uses primary data. The results of the discussion of this study use the entrepreneur's identity, production costs, purchase price and selling price.The conclusions from the author's research based on the results of research and data processing can be summarized as follows: there are twelve tofu industries, seven own tofu production and five finished / frozen production, in the research area of , Ngunut District, Tulungagung Regency. The results of the study show that the profit level of self-tofu production is more profitable than the profit level of finished tofu production, this is evidenced by the results of the comparison of self-tofu production income and the comparison of tofu / frozen production.                                           AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pendapatan produksi tahu sendiri dan produksi tahu jadi/ kulakan,serta menguntungkan apa tidak usaha kedua produksi tahu ini. Metodelogi penelitian ini dilakukan dengan sengaja dan menggunakan metode (purposive) sengaja,dimana pelaku usaha atau pengusaha sebagai titik awal (starting point). Metode analisa data penelitian ini menggunakan data primer. Hasil pembahasan penelitian ini menggunakan identitas pengusaha, biaya produksi, harga beli dan harga jual. Kesimpulan dari penelitian penulis berdasarkan dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan sebagai berikut : terdapat dua belas industry tahu, tujuh produksi tahu sendiri dan lima produksi jadi/ kulakan, di daerah penelitian, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Hasil penelitian bahwa tingkat keuntungan produksi tahu sendiril ebih menguntungkan daripada tingkat keuntungan produksi tahu jadi/ kulakan, hal ini terbukti dengan hasil perbandingan pendapatan produksi tahu sendiri dan perbandingan produksi tahu jadi/ kulakan.
EVALUASI PROGRAM USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH Mufida Diah Lestari
Jurnal AGRIBIS Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Univeritas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.163 KB)

Abstract

AbstractThe rural agribusiness program is a form of government efforts to increase the income of dairy farmers, especially in Pagerwojo Subdistrict, Tulungagung Regency. The method used by researchers in determining the sample is by simple random sampling method, for livestock populations used as a sample amounting to 15-50%. While the method of data analysis used by researchers is to use the R / C ratio to determine the income or profits from raising dairy cows with the amount of lactation 1 dairy cow. In one month one lactation dairy cow was fed an additional bran of an average of 135.6 kg, an average concentrate of 27.95 kg. While minerals in one month are given as much as 3 kg.The price of additional feed in the form of rice bran per kilogram is Rp. 1,850, per kilogram of rice is Rp. 4,500, per kilogram mineral is Rp. 7,500, while forage is calculated as agricultural waste. Cattle farming represents an opportunity at all levels, driving the economy of the mountainous area through sustainable development. Become a job opportunity that can be done by farmers and provide additional income for the economy of the farmer's family.Abstrak              Program usaha agribisinis pedesaan merupakan sebuah bentuk upaya pemrintah untuk meningkatkan pendapatan peternak sapi perah khususnya di Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung.  Metode yang digunakan oleh peneliti dalam menentukan sampel yaitu dengan metode simple random sampling, untuk populasi ternak yang dipakai sebaagi sampel berjumlah 15-50%. Sedangkan metode analisis data yang diguankan oleh penliti adalah dengan mengunakan perhitungan R/C ratio untuk mengetahui pendapatan atau keuntungan dari beternak sapi perah dengan jumlah laktasi 1 ekor sapi perah. Dalam satu bulan satu ternak sapi perah laktasi di beri makanan tambahan bekatul rata-rata 135.6 kg, konsentrat rata-rata 27.95 kg. Sedangkan mineral dalam satu  bulan diberi sebanyak 3 kg.Harga pakan tambahan berupa bekatul perkilogram sebesar Rp.1.850, konsetrat perkilgram sebesar Rp.4.500, mineral perkilogram sebesar Rp.7.500, sedangkan hijauan dihitung sebagai limbah pertanian.Peternakan sapi dilakukan karena memberikan kontribusi bagi keluarga petani  dan selanjutnya sebagai  pengembangan pembangunan di daerah penggunungan.beternak sapi mewakili kesempatan pada semua tingkatan, mendorong ekonomi daerah penggunungan melalui pembangunan berkelanjutan. Menjadi kesempatan kerja yang dapat dilakukan petani dan memberi pendapatan tambahan bagi perekonomian keluarga petani.

Page 1 of 1 | Total Record : 5