cover
Contact Name
Hasni Syahida
Contact Email
hsyahida@ulm.ac.id
Phone
+6287815460096
Journal Mail Official
homeostasis@ulm.ac.id
Editorial Address
Jalan Veteran No.128 Banjarmasin
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Homeostasis: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Dokter
ISSN : -     EISSN : 27224333     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Homeostasis adalah jurnal yang berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian yang memiliki fokus dan ruang lingkup di bidang kedokteran dan kesehatan. Tulisan-tulisan yang dimuat bisa dalam bentuk Original Research, Literature Review, ataupun Laporan Kasus. Homeostasis terbit tiga kali setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember di setiap tahunnya.
Articles 24 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2020)" : 24 Documents clear
Hubungan Relative Fat Mass dengan Volume Kelenjar Prostat pada Pasien Benign Prostatic Hyperplasia Alexandro Manurung; Eka Yudha Rahman; Oski Illiandri
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.698 KB)

Abstract

Abstract: More than 70 million cases of degenerative diseases in men are benign prostatic hyperplasia (BPH). Relative fat mass (RFM) is a method of measuring body fat that more accurate than body mass index (BMI). Increased fat mass in BPH patients have risk to increase  prostate proliferation more quickly. The aimed of this study was to determine the associations of Relative Fat Mass with prostate gland volume in Benign Prostatic Hyperplasia patients. This research used analytic observational method with cross-sectional approach. Samples were taken by purposive sampling technique with the number samples of this study were 34 samples. Data analysis using linear regression test. The results of average prostate volume was 33.45 ± 5.55 cc and the average RFM value was 28.16 ± 3.93. There is a significant associations (r = 0.381; p = 0.026) with a weak degree of correlation. between RFM and prostate volume in BPH patients.  Keywords: BPH, RFM, prostatic volume  Abstrak: Lebih dari 70 juta kasus penyakit degeneratif pada laki-laki adalah benign prostatic hyperplasia (BPH).Relative fat mass (RFM) merupakan metode pengukurannya lemak tubuh yang memiliki hasil lebih akurat dibandingkan body mass index (BMI). Peningkatan massa lemak pada pasien BPH dapat mengalami risiko meningkatkan proliferasi prostat lebih cepat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan Relative Fat Mass dengan volume kelenjar prostat pada pasien Benign Prostatic Hyperplasia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel penelitian ini didapatkan 34 sampel. Analisis data menggunakan uji regresi linear.. Terdapat hubungan yang bermakna (r=0.381; p=0.026) dengan derajat korelasi lemah Kata-kata kunci: BPH, RFM, volume prostat
Hubungan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMPN 18 Banjarmasin M. Hafiz Ansari; Farida Heriyani; Meitria Syahadatina Noor
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.226 KB)

Abstract

Abstract: Anemia is a condition when the level of hemoglobin in the blood is below normal. Data from Banjarmasin City Health Department 2018 showed there were 924 cases of anemia adolescents (age 10-19 years old), consists of 884 young females and 40 young males. Menstruation is a factor incidence anemia. This study aims to determine any association between the cycle, duration and volume of menstrual blood with the incidence of anemia in adolescent females at SMPN 18 Banjarmasin. Observational method and cross-sectional approach. The population in this study female students in SMPN 18 Banjarmasin, and 50 samples are obtained. A proportional random sampling technique is used in this study. Data analysis in this study using chi-square test with fisher’s exact test as the alternative. The results of this study showing there were 42% respondents with anemia and 58% without anemia, 40% with menstrual cycle at risk and 60% without risk, 42% with menstrual duration at risk, and 58% without risk, and 16% with menstrual blood volume at risk and 84% without risk. The results of the chi-square analysis showed that there was an association between the cycle and menstrual duration with the incidence of anemia in adolescent females at SMPN 18 Banjarmasin p=0,000, p=0,000. The result of fisher’s exact test analysis showed no association menstrual blood volume and the incidence of anemia in adolescent females at SMPN 18 Banjarmasin p=0,056. Keywords: menstrual cycle, menstrual length, menstrual blood volume, anemia, adolescents females Abstrak: Anemia adalah kondisi saat kadar hemoglobin dalam darah dibawah nilai normal. Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin 2018 angka kejadian anemia remaja (usia 10-19 tahun) di Kota Banjarmasin terdapat 924 kasus, 884 remaja putri dan 40 remaja putra. Menstruasi merupakan faktor risiko terjadinya anemia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan siklus, lama dan volume darah menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMPN 18 Banjarmasin. Metode observasional analitik dan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian remaja putri SMPN 18 Banjarmasin dengan jumlah 50. Pengambilan sampel dengan proportional random sampling. Analisis data menggunakan uji chi square dengan uji alternatif yaitu fisher exact test. Hasil penelitian ini responden yang mengalami anemia 42% dan tidak anemia 58%, siklus menstruasi berisiko 40% dan tidak berisiko 60%, lama menstruasi berisiko 42% dan tidak berisiko 58%, dan volume darah menstruasi berisiko 16% dan tidak berisiko 84%. Hasil analisis uji chi square menunjukkan terdapat hubungan antara siklus dan lama menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMPN 18 Banjarmasin p=0,000, p=0,000. Hasil analisis fisher exact test menunjukkan tidak terdapat hubungan volume darah menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMPN 18 Banjarmasin p=0,056. Kata-kata kunci: siklus menstruasi, lama menstruasi, volume darah menstruasi, anemia, remaja putri
Hubungan Motivasi, Pendidikan, Kepercayaan serta Usia dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin Evy Alvionita Yurna; Syamsul Arifin; Ida Yuliana
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.467 KB)

Abstract

Abstract: Breastfeed affected by motivation, education, belief, and age of mothers. Research was conducted at working area of Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin. Purpose of researched known of correlated breastfeed behaviour between motivation, education, belief, and age. Method of researched by observation analytic with analyse by cross sectional α < 0.005. Result of research showed as significantly related to motivation, education, and belief. Motivation p=(0.000) PR=9.86, 23 respondents showed  that highly motivated and breastfeed behaviour (46%) showed correlated with p=(0.037). 15 respondents with highly educated with behaviour breastfeed (24%). 17 respondents showed with nice belief with p=(0.016) PR=5.25 correlated to breastfeed behaviour. Age is uncorrelated with breastfeed behaviour with p=(0.802), 17 respondents showed that within less risk age did breastfeed behaviour, less risk range age between 20-35 years old. Conclusion based on this research that motivation, education, belief are correlated with breastfeed behaviour, and result showed that age uncorrelated with breastfeed behaviour. Keywords: motivation, education, belief, age, breastfeed behaviour.  Abstrak: Perilaku pemberian ASI eksklusif yang dipengaruhi oleh motivasi, pendidikan, kepercayaan serta usia. Penelitian ini di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin. Tujuan penitian ini untuk melihat apakah ada hubungan antara motivasi, pendidikan, kepercayaan dan usia terhadap perilaku pemberian ASI. Metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional α < 0,05. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan motivasi, pendidikan, kepercyaan terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif dan tidak adanya hubungan antara usia terhadap perilaku pemberian ASI eklusif. Motivasi dengan nilai p= (0,000) PR=9,86. Sebanyak 23 responden dengan motivasi tinggi dan memberikan ASI eksklusif (46%). Pendidikan sebanyak 15 responden dengan pendidikan tinggi memberikan ASI eksklusif (24%). Pendidikan dengan nilai p= (0,037). Kepercayaan dengan nilai p=(0,007) PR=5,25, sebanyak 17 responden dengan kepercayaan baik memberikan ASI eksklusif. Usia dengan nilai p=(0,802) berarti tidak ada hubungan antara usia dengan perilaku pemberian ASI eksklusif sebanyak 17 responden memberikan ASI eklsusif dengan usia less risk yaitu > 20 tahun - 35 tahun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapatnya hubungan yang signifikan perilaku pemberian ASI eksklusif dengan motivasi, pendidikan, dan kepercayaan, namun tidak ada hubungan yang signifikan terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif dengan usia responden..Kata-kata kunci :      motivasi, pendidikan, kepercayaan,  usia, perilaku pemberian ASI eksklusif.
Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam Pencegahan Infeksi HIV/AIDS di SMA Negeri 2 Banjarmasin Ahmad Rianza Hutasuhut; Istiana Istiana; Noor Meitria Syahadatina
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.357 KB)

Abstract

Abstract: HIV / AIDS infection can be caused by risky sexual behavior especially in adolescents. Based on data from the Banjarmasin City Health Office, there was an increase in HIV / AIDS sufferers from 2013 to 2017 and there was a slight decrease in 2018. HIV sufferers were 513 men and 274 were women. The age of most HIV sufferers in Banjarmasin is 20-29 years, with a total number of 309 people from 2012-2018. Lack of knowledge,,and attitudes of adolescents towards,,HIV / AIDS is one of the factors causing HIV / AIDS. The,pu.rpose, of this study is to determine the effect of counseling on the level of knowle.dge and att.itudes,of,ado.lescents in the prev.ention,of HIV / AIDS infection in SMA Negeri 2 Banjarmasin. The method used is pre-experiment with an approach using one-group pre-test-p.ost-test. Data,,ana.lysis using,,Wilcoxon test. The results of this study indicate the influence of counseling on the level of knowledge and attitu.des,of adolescents towards HIV / AIDS in SMA Negeri 2 Banjarmasin. The results,of the analysis,show the value,of p = 0,000 for pre-test and post-test knowledge and the value of p = 0,000 for pre-test and post-test attitude, with the conclusion of the study there is a relationship of influence before counseling and after counseling on the level of knowledge and,attitude of adolescents against HIV / AIDS.­Keywords: knowledge, attitude, HIV / AIDS, counseling. Abstrak: Infeksi HIV/AIDS dapat disebabkan oleh perilaku seksual beresiko terutama pada remaja. Berdasarkan data dinas kesehatan Kota Banjarmasin terdapat peningkatan penderita HIV/AIDS dari tahun 2013 hingga 2017 dan terdapat sedikit penurunan pada tahun 2018. Penderita HIV yang berje.nis kelam.in laki-laki sebanyak 513 orang dan pere.mpuan berjumlah 274 orang. Usia penderita HIV di Banjarmasin yang terbanyak adalah 20-29 tahun, dengan total jumlah sebanyak 309 orang dari tahun 2012-2018. Kurangnya pengeta.huan dan, ,sikap remaja ter.hadap,,HIV/AIDS menjadi salah,satu faktor penyebab HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian,ini yaitu untuk menget.ahui,pengaruh penyuluhan,,terhadap tingkat,,pengeta.huan dan sikap remaja dalam,pencegahan infeksi HIV/AIDS di SMA Negeri 2 Banjarmasin. Metode yang di gunakan yaitu pre eksperimen dengan pendekatan menggunakan one-group pre-test-post-test. Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh,,penyuluhan terh.adap tingkat pengetahu.an,,dan sikap re.maja terhadap HIV/AIDS, di SMA,Negeri 2 Banjarmasin. Hasil analisis menunjukan nilai p = 0,000 untuk pre-test dan post-test pengetahuan dan nilai p = 0,000 untuk pre-test dan post-test sikap, dengan kesimpulan penelitian ada hubungan pengaruh sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan penyuluhan terhadap tingkat pengetah.uan,dan sik.ap rem.aja terhadap HIV/AIDS. Kata-kata kunci: Pengetahuan, Sikap, HIV/AIDS, Penyuluhan.
Faktor Risiko Kejadian Pernikahan Dini di Kecamatan Aluh – Aluh Tahun 2019 Chelsea Zefanya Narang; Meitria Syahadatina Noor; Farida Heriyani
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.534 KB)

Abstract

Abstract: Aluh - Aluh subdistrict has 67 cases of early marriage (the highest rate in Banjar district). The risk factors include parental education level, income, and parenting. The purpose is to find out the association between parental education level, income, and children's perceptions of parenting with early marriage occurrence in Aluh - Aluh subdistrict in 2019. This used analytic observational method with case-control approach. Sampling technique used total sampling for case group for 16 sampels and control group for 16 sampels according to inclusion criteria. Data analysis using chi- square test and fisher's test if score ρ>0,05. Paternal education levels show ρ value 1,000, maternal education level show ρ value 1,000 Parental income show ρ value 0,154, Children,s perception of parenting show ρ value 1,000, The conclusion of this study, there is not any significant associations between parental education level, income, and parenting with the occurrence of early marriage. Keywords: early marriage, parental education level, parental income, parenting. Abstrak: Kecamatan Aluh - Aluh memiliki 67 kasus pernikahan dini (tertinggi di Kabupaten Banjar).  Faktor risikonya adalah tingkat pendidikan, ekonomi dan pola asuh orang tua. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pendidikan dan penghasilan orang tua serta persepsi anak terhadap pola asuh orang tua dengan kejadian pernikahan dini di Kecamatan Aluh – Aluh tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control dengan pengambilan sampel yang digunakan total sampling untuk kelompok kasus sebesar 16 sampel dan kontrol sebesar 16 sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Analisis data menggunakan uji chi square dan uji fisher bila nilai ρ>0,05. Analisis tingkat pendidikan ayah didapati nilai ρ 1,000, tingkat pendidikan ibu didapati nilai ρ 1,000, pendapatan keluarga didapati nilai ρ 0,154, analisis pola asuh didapati nilai ρ 1,000. Kesimpulan penelitian ini tidak didapati hubungan bermakna antara tingkat pendidikan, penghasilan dan pola asuh orang tua terhadap kejadian pernikahan dini. Kata-kata kunci:  pernikahan dini, pendidikan orang tua, penghasilan keluarga, pola asuh
Perbandingan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Tanjung dan Daun Jambu Biji terhadap Staphylococcus aureus In Vitro Irhamna Syari Yani Yani; Noor Muthmainah; Alfi Yasmina
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.353 KB)

Abstract

Abstract: Tanjung plants and guava plants are known as plants by the community as herbal medicines. Tanjung leaves contain anti-bacterial substances such as flavonoids, tannins, terpenoids and saponins, while guava leaves are flavonoids and alkaloids. This study aims to determine comparison the antibacterial activity of tanjung and guava leaves S. aureus in vitro. This research uses an experimental method, grouped each cape leaf and guava leaf. One group based on concentrations of 5%, 15%, 25%, and 35% obtained inhibitory zones in cape leaf extract in a row of 8.9 mm, 12.32 mm, 15.49 mm and 17.31 mm, in jamb bji leaf extract were 7.08 mm, 11.09 mm, 11.34 mm and 16.58 mm respectively. Positive control in this study used clindamycin and negative control was aquades. Data analysis was performed with Shapiro-Wilk normality test, Levene’s Test variance homogeneity test obtained normal and non-homogeneous data then continued with the Kruskall-Wallis and Mann Whitney tests with a 95% confidence level. In this study, there was no significant difference between tanjung leaf extract and guava leaf extract. Conclusions, there were no significant differences in the activity of tanjung leaf extract and guava leaf extract to inhibit the growth of S. aureus in vitro. Keywords:        Tanjung leaves, guava leaves, Staphylococcus aureus Abstrak:  Tanaman tanjung dan tanaman jambu biji merupakan tanaman yang digunakan oleh masyarakat sebagai obat herbal. Daun tanjung mengandung zat anti bakteri seperti flavonoid, tanin, terpenoid dan saponin, sedangkan pada daun jambu biji terdapat flavonoid dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri daun tanjung dan daun jambu biji terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro. Penilitian ini menggunakan metode eksperimental, dikelompokkan masing-masing, satu kelompok berdasarkan konsentrasi   5%, 15%, 25%, dan 35% didapatkan zona hambat pada ekstrak daun tanjung secara berturut-turut sebesar 8,9 mm, 12,32 mm, 15,49 mm dan 17,31 mm, ekstrak daun jambu biji berturut-turut 7,08 mm, 11,09 mm, 11,34 mm dan 16,58 mm. Kontrol psitif pada penelitian ini menggunakan klindamisin dan kontrol negatif adalah aquades. Melakukan analisis data dengan uji normalitas  Shapiro-Wilk, uji homogenitas varians Levene’s Test didapatkan data normal dan tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji Kruskall-Wallis dan Mann Whitney dengan tingkat kepercyaan 95%. Pada penelitian ini tidak ditemukan berbeda bermakna antara ekstrak daun tanjung dengan ekstrak daun jambu biji.”Kesimpulan padaa peneliitian ini  tidak terdapaat perbedaan bermakna pada aktivitas ekstrak daun tanjung dan ekstrak daun jambu biji untuk menghambat pertumbuhan S. aureus secara in vitro. Kata – kata kunci :  daun tanjung, daun jambu biji, Staphylococcuss aureus,
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia di SMP Negeri 18 Banjarmasin 2019/2020 Krishna Satyagraha Kusuma Putera; Meitria Syahadatina Noor; Farida Heriyani
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.338 KB)

Abstract

Abstract: Anemia in adolescents can occur due to malnutrition. Many young women experience a lack of nutrients in their daily food consumption. Based on data from the Banjarmasin City Health Office in 2018, the prevalence of anemia in adolescents aged 10-19 years in Banjarmasin City was 924 cases, in 884 adolescent girls. One factor causing anemia is poor diet. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between eating patterns and the incidence of anemia in adolescent girls at SMP Negeri 18 Banjarmasin 2019/2020. The method used is observational analytic with cross sectional approach. The sample of the study was 88 female teenagers from SMPN 18 Banjarmasin. Taken with proportional random sampling. Data analysis using fisher exact test (α=0,05). The results of this study were 45% of respondents with anemia and 55% of anemia, 89% of bad eating patterns and 11% of good eating patterns. The analysis showed that the value of p = 0.104 with the conclusion of the study there was no relationship between eating patterns with the incidence of anemia. Keywords: Food diet, anemia, adolescents females Abstrak: Anemia pada remaja dapat terjadi disebabkan oleh kekurangan gizi. Remaja putri banyak mengalami kekurangan zat-zat gizi dalam konsumsi makanan sehari-harinya. Berdasarkan data dinas kesehatan Kota Banjarmasin pada tahun 2018, prevalensi anemia pada remaja usia 10-19 tahun di Kota Banjarmasin terdapat 924 kasus, pada remaja putri sebanyak 884 kasus. Salah satu faktor penyebab anemia adalah buruknya pola makan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Negeri 18 Banjarmasin 2019/2020. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah remaja putri SMPN 18 Banjarmasin dengan jumlah 88 orang. Diambil dengan proportional random sampling. Analisis data menggunakan uji fisher exact test (α=0,05). Hasil penelitian ini responden yang mengalami anemia 45% dan tidak anemia 55%, pola makan tidak baik sebanyak 89% dan pola makan baik sebanyak 11%. Hasil analisis menunjukkan nilai p = 0,104 dengan kesimpulan penelitian tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia. Kata-kata kunci: Pola makan, anemia, remaja putri
Hubungan Letak Lesi dengan Derajat Spastisitas pada Pasien Stroke Iskemik di RSUD Ulin Banjarmasin Andi Ari Sandy; Fakhrurrazy Fakhrurrazy; Didik Dwi Sanyoto
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.769 KB)

Abstract

Abstract: Ischemic stroke occurs due to decreased blood flow due to emboli or thrombosis that is temporary or permanent in the cerebral arteries. Stroke has several symptoms such as facial paralysis, limbs or spasticity and can cause death. Spasticity is affected by the location of the lesion. The purpose of this study was to analyze the relationship between the location of the lesion with the degree of spasticity in ischemic stroke patients at Banjarmasin District Hospital based on the Modified Ashworth Scale (MAS). This research is an observational analytic and cross-sectional approach. The MAS examination is carried out after the respondent fulfills the inclusion and exclusion criteria. A total of 30 samples obtained by purposive sampling obtained 6 cortical lesions in the patient, 16 subcortical lesions in the patient, and 8 in the basal ganglia lesion in 8 patients. The degree of MAS in patients was found with the normal category of 6 patients, the moderate category of 19 patients, and the weight category of 5 patients. Analysis using the Kormogorov-Smirnoff correlation test showed an insignificant value of p = 0.841. The conclusion that there is no relationship between the location of the lesion with the degree of spasticity in ischemic stroke patients at Ulin Hospital Banjarmasin. Keywords: Ischemic stroke, location of the lesion, spasticity, Modified Ashworth Scale. Abstrak: Stroke iskemik terjadi akibat penurunan aliran darah karena emboli atau trombosis yang bersifat sementara atau permanen di arteri serebral. Stroke memiliki beberapa gejala seperti kelumpuhan wajah, anggota badan atau spastisitas dan dapat menyebabkan kematian. Spastisitas dipengaruhi oleh letak lesi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara letak lesi dengan derajat spastisitas pada pasien stroke iskemik di RSUD Banjarmasin berdasarkan Modified Ashworth Scale (MAS). Penelitian ini bersifat observational analitik dan pendekatan cross-sectional. Pemeriksaan MAS dilakukan setelah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sebanyak 30 sampel didapatkan secara purposive-sampling didapatkan lesi pada kortikal sebanyak 6 pasien, lesi pada subkortikal sebanyak 16 pasien, dan lesi pada ganglia basalis sebanyak 8 pasien. Derajat MAS pada pasien ditemukan dengan kategori normal 6 pasien, kategori sedang 19 pasien, dan kategori berat 5 pasien. Analisis menggunakan uji korelasi Kormogorov-Smirnoff  menunjukkan nilai tidak signifikan p=0,841. Kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan letak lesi dengan derajat spastisitas pada pasien stroke iskemik di RSUD Ulin Banjarmasin. Kata-kata kunci: Stroke iskemik, letak lesi, spastisitas, Modified Ashworth Scale.
Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Kanker Paru di RSUD Ulin Banjarmasin Vinsentius G Halim; Yulizar Darwis; Rahmiati Rahmiati; Sherly Limantara; Mohammad Isa
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.193 KB)

Abstract

Abstract Depression is common in lung cancer patients, especially in those who has functional limitations, unmarried and low aspects of religiosity. The overview of depression level in lung cancer patients was obtained from this study, that involved 50 samples of lung cancer patients taken by purposive sampling, 50 samples were taken in this study. The instruments used in this study were L-MMPI and BDI-II. The study result from the lung cancer patients were mostly (80%) depressed, from the 80% of lung cancer patients who are depressed, 30% of them have mild depression, 10% of patients have moderate depression, and 40% of patients have severe depression. Based on this study it can be concluded that patients suffering from lung cancer can have depression. Keywords: levels of depression, lung cancer, BDI-II, L-MMPI  Abstrak Depresi umumnya terjadi pada pasien kanker paru-paru, terutama pada mereka yang memiliki keterbatasan fungsional, lajang/idak menikah dan rendahnya aspek religiusitas (IR). Tingkat depresi pada penderita kanker paru digambarkan pada penelitian ini yang melibatkan 50 sampel penderita kanker paru yang diambil secara purposive sampling. Sampel yang diambil pada penelitian ini ditetapkan sejumlah 50. Instrumen pada penelitian ini menggunakan L-MMPI dan BDI-II. Hasil penelitian dari 50 pasien kanker paru sebagian besar (80%) mengalami depresi. Dari 80% pasien kanker paru yang mengalami depresi, 30% pasien mengalami depresi ringan, 10% pasien mengalami depresi sedang, dan 40% pasien mengalami depresi berat. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien yang menderita kanker paru dapat mengalami depresi. Kata-kata kunci: tingkat depresi, kanker paru, BDI-II, L-MMPI
Korelasi Kadar Albumin Serum terhadap Derajat Keparahan Kaki Diabetes Jeremy Eckhart S Parhusip; Dewi Indah Noviana Pratiwi; Nanang Miftah Fajari Fajari
Homeostasis Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.705 KB)

Abstract

Abstract: Diabetic foot is ulceration neuropathy and peripheral vascular disease in the limbs. Wounds that do not heal in diabetic foot conditions cause plasma leakage and will decrease serum albumin level. Serum albumin is a protein that can describe the severity of diabetic foot. The severity of the diabetic foot is measured based on the Wagner-Meggit classification. The purpose of this study was to determine correlation between serum albumin levels and the severity of diabetic foot in diabetic foot ulcer polyclinic at Ulin Hospital Banjarmasin. This research was an analytic observational with cross-sectional approach. 33 samples were obtained by purposive sampling. Average levels Subject serum albumin was 2.88 ± 0.69 g/dL. The analysis using the Spearman correlation test showed a correlation between serum albumin levels and the severity of diabetes feet. The conclusion is, there was a significant correlation of serum albumin levels with the severity of diabetes foot, the direction of the correlation is negative with a moderate strength correlation in diabetic foot ulcer polyclinic at Ulin Hospital Banjarmasin. (p <0.001; r = -0.582) Keywords: Diabetic foot, albumin serum level, Wagner-Meggit classification. Abstrak: Kaki diabetes adalah ulserasi dan destruksi jaringan ikat dengan neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada tungkai. Luka yang tidak sembuh pada kondisi kaki diabetes menyebabkan kebocoran plasma, sehingga albumin serum mengalami penurunan. Albumin serum adalah protein yang dapat menggambarkan keparahan dari kaki diabetes. Derajat keparahan kaki diabetes diukur menggunakan klasifikasi Wagner-Meggit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi kadar albumin serum terhadap derajat keparahan kaki diabetes di poliklinik kaki diabetes RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian ini bersifat observasional analitik dan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 33 sampel didapat secara purposive sampling. Rerata kadar albumin serum subjek 2,88 ± 0,69 g/dL. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman menunjukan adanya korelasi. Kesimpulan terdapat korelasi bermakna kadar albumin serum dengan derajat keparahan kaki diabetes, arah korelasi negatif dengan kekuatan sedang pada kaki diabetes di poliklinik kaki diabetes RSUD Ulin Banjarmasin. (p< 0,001; r = -0,582). Kata kunci: Kaki diabetes, albumin serum, klasifikasi Wagner-Meggit.

Page 1 of 3 | Total Record : 24