Claim Missing Document
Check
Articles

Gambaran Distribusi Penderita Gangguan Jiwa Di Wilayah Banjarmasin Dan Banjarbaru Tahun 2011 Mubarta, Al Furqonnata; Husein, Achyar Nawi; Arifin, Syamsul
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 9, No 2 (2013): September 2013
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v9i2.950

Abstract

ABSTRACT: One of the causes mental disorders are sociodemographic factors that include: age, gender and population density. Banjarmasin and Banjarbaru city has a high population density, this affecting the distribution of mental disorders. this Research is to find the distribution of mental disorders in Banjarmasin and Banjarbaru. This research use a descriptive method using secondary data of mental disorders in 2011 that was in Banjarmasin and Banjarbaru Health Department. The result, found that the number of people with mental disorders in Banjarmasin: psychosis 33%; non psychosis 67%; highest age 31-40 years 31.07%, women 60.20%, men 39.80% and highest in Kecamatan Banjarmasin Selatan 23.25%. The number of people with mental disorders in Banjarbaru: psychosis, 72%, non psychosis 28%; highest age > 50 years 27.80%, women 60.76%, men 39.24% and highest in Banjarbaru Selatan 51.12%. From the above results, there are some differences in the distribution of mental disorders in Banjarmasin and Banjarbaru in 2011. Keywords: mental disorder, age, gender, population density.ABSTRAK: Salah satu penyebab gangguan jiwa adalah faktor sosiodemografi yang meliputi; usia, jenis kelamin dan kepadatan penduduk. Kota Banjarmasin dan Banjarbaru merupakan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga mempengaruhi distribusi gangguan jiwa. Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi penderita gangguan jiwa di wilayah Banjarmasin dan Banjarbaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data sekunder gangguan jiwa tahun 2011 yang berada di Dinas Kesehatan Banjarmasin dan Banjarbaru. Hasil dari penelitian didapat bahwa jumlah penderita gangguan jiwa di Banjarmasin: psikosis 33%; non psikosis 67%; usia terbanyak 31-40 tahun 31,07%; perempuan 60,20%; laki-laki 39,80% dan terbanyak pada Kecamatan Banjarmasin Selatan 23,25%. Jumlah penderita gangguan jiwa di Banjarbaru: psikosis 72%; non psikosis 28%; usia terbanyak >50 tahun 27,80%; perempuan 60,76%; laki-laki 39,24% dan terbanyak pada Kecamatan Banjarbaru Selatan 51,12%. Dari hasil di atas, terdapat beberapa perbedaan distribusi penderita gangguan jiwa di Banjarmasin dan Banjarbaru tahun 2011. Kata-kata kunci: gangguan jiwa, usia, jenis kelamin, kepadatan penduduk.
Gambaran Kejadian Insomnia pada Wanita Menopause di Kelurahan Teluk Dalam Tahun 2013: Kajian Berdasarkan Usia Responden dan Lama Menopause Wijayanti, Devita; Husein, Achyar Nawi; Arifin, Syamsul
Berkala Kedokteran Vol 10, No 2 (2014): September 2014
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v10i12.966

Abstract

ABSTRACT: Insomnia is a sleep disorder which manifest as difficulty to start sleep, difficulty to maintain sleep or wake up with feeling of dissatisfied sleep. Women showed the higher prevalence of insomnia than men due to the occurrence of menopause is associated with declining of estrogen levels in postmenopausal women. The aim of this study was to describe the incidence of insomnia in menopausal women based on menopausal age and menopausal periode in Teluk Dalam Area in Banjarmasin 2013 . The research method was descriptive with  cross - sectional approach . The number of samples according to Fraenkel and Wallen were 100 people with cluster random sampling technique. The results between menopausal women showed 60 % had insomnia and 40 % did not have insomnia . Based on the menopausal age, the incidence of insomnia in menopausal women aged 45-46 years old were 6.7 % , 47-48 years old were 8.3 % , 49-50 years old were 13.3 % , 51-52 years old were 8.3 % , 53-54 years old were 15 % and the most common age were 55 years as 48.4%. Based on the menopausal periode, 58.3%  women who experienced insomnia were less than five years and 41.7% were more than five years. It can be concluded that the most common age of woman who experienced insomnia was 55 years old and the most common menopausal periode of woman who experienced insomnia was less than 5 years.Key words: menopause, insomnia, usia, periode menopause. ABSTRAK: Insomnia merupakan gangguan tidur yang dapat berupa kesulitan untuk memulai tidur, kesulitan mempertahankan tidur atau bangun pagi dengan perasaan tidak puas tidur. Wanita menunjukkan prevalensi insomnia lebih sering dibanding pria disebabkan terjadinya menopause yang berhubungan dengan menurunnya kadar estrogen pada wanita menopause. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian insomnia pada wanita menopause berdasarkan usia menopause dan lama menopause di Kelurahan Teluk Dalam Banjarmasin Tahun 2013. Metode penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel menurut Fraenkel dan Wallen sebanyak 100 orang dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 60% mengalami insomnia dan 40% tidak mengalami insomnia. Berdasarkan usia menopause yang dialami, kejadian insomnia pada wanita menopause usia 45-46 tahun sebanyak 6,7%, usia 47-48 tahun sebanyak 8,3%, usia 49-50 tahun sebanyak 13,3%, usia 51-52 tahun sebanyak 8,3%, usia 53-54 tahun sebanyak 15% dan paling banyak terjadi pada usia 55 tahun sebanyak 48,4%. Jumlah responden yang mengalami insomnia berdasarkan lama menopause, maka pada wanita yang mengalami menopause kurang dari lima tahun sebanyak 58,3% dan pada wanita menopause lebih dari lima tahun sebanyak 41,7%. Kesimpulan penelitian ini yaitu jumlah wanita menopause yang paling banyak mengalami insomnia adalah pada usia 55 tahun dan pada wanita yang mengalami menopause  kurang dari 5 tahun. Kata-kata kunci: menopause, insomnia, age, menopausal periode
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMANFAATAN KLINIK SANITASI PADA IBU BAYI DAN BALITA PENDERITA DIARE AKUT Husnawati, Herwinda; Arifin, Syamsul; Yuliana, Ida
Berkala Kedokteran Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v13i1.3440

Abstract

Abstract: Based on data from Banjarmasin Department of Health in 2015, the highest diarrhea incident which is 1.056 cases, occurs at Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. There is an imbalance between diarrhea incident and visitation to sanitation clinic. Many factors are influencing someone’s behavior while knowledge is one of those. This research aimed to discover the correlation between education and sanitation clinic utilization on a mother of acute diarrhea toddlers at Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. This was an analytic observational study with cross sectional design. The samples were 50 mothers chosen by systematic random sampling method. The analysis was conducted by chi-square test. The result portrayed 12% of high education, 22% of fair education and 66% of low education. Meanwhile, there were 64% non-utilization and 36% utilization of sanitation clinic. The correlation p-value was 0,000 (p<0,05). In conclusion,  there is a correlation between education and sanitation clinic utilization on a mother of acute diarrhea toddlers at Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Keywords: acute diarrhea, sanitation clinic utilization, education Abstrak: Data Dinas Kesehatan Kotamadya Banjarmasin tahun 2015 didapatkan angka kejadian diare tertinggi sebanyak 1,056 kasus di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Terdapat kesenjangan antara angka kejadian diare dengan jumlah kunjungan ke klinik sanitasi. Banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan klinik sanitasi, salah satunya adalah pengetahuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitasi pada ibu bayi dan balita penderita diare akut di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 50 responden dengan teknik systematic random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian adalah 12% mempunyai pengetahuan tinggi, 22% berpengetahuan cukup dan 66% berpengetahuan rendah. Sementara itu, untuk pemanfaatan klinik sanitasi didapatkan hasil tidak memanfaatkan klinik sanitasi 64% dan memanfaatkan 36%. Nilai korelasi p = 0,000 (p< 0,05). Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan klinik sanitasi pada ibu bayi dan balita penderita diare akut di Puskesmas Kuin Raya Banjarmasin. Kata-kata kunci: diare akut, pemanfaatan klinik sanitasi, pengetahuan
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN NIAT KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTERI Savitry, Nur Syaima Dhiya; Arifin, Syamsul; Asnawati, Asnawati
Berkala Kedokteran Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v13i1.3447

Abstract

Abstract: Iron deficiency anemia is a condition caused by iron reserve depletion that reduces iron used for hemoglobin formation. A teenage girl is more hazardous to suffer anemia than the boy because girl needs more iron mainly in menstruation. Consuming blood booster tablet is one of the efforts to prevent and overcome anemia which is containing iron and folic acid. There are many teenage girls with anemia in PGRI 4 High School Banjarmasin. The girl intention to consume blood booster tablet is mainly related to family support. This research aimed to understand the correlation between family support and intention of blood booster tablet consumption on the teenage girls in PGRI 4 High School Banjarmasin. This was an analytic observational with cross-sectional approach research. There were 50 samples selected with stratified random sampling. This research was using questionnaire. The result showed the percentage of high, medium and low family supports were 32%, 32% and 36% meanwhile the percentage of strong and weak intentions were 66% and 34%. Chi-square data analysis test with 95% confidence level shows p value=0,029 (<0,05) which mean there is a significant correlation between family support and intention of blood booster tablet consumption on teenage girls in PGRI 4 High School Banjarmasin. Keywords: blood booster tablet, intention, family support Abstrak: Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi sehingga penyediaan besi untuk pembentukan hemoglobin berkurang. Remaja puteri lebih berisiko mengalami anemia dibandingkan remaja pria karena remaja putri memerlukan  lebih banyak zat besi terutama pada saat menstruasi. Salah satu upaya untuk mencegah dan menanggulangi anemia pada remaja puteri adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah, yakni tablet yang mengandung besi dan asam folat. Niat remaja puteri untuk mengkonsumsi tablet tambah darah terutama dipengaruhi oleh dukungan keluarga. Sementara itu, SMA PGRI 4 Banjarmasin tercatat sebagai Sekolah Menengah yang remaja puterinya banyak mengalami anemia. Dengan demikian, akan diteliti hubungan dukungan keluarga dengan niat konsumsi tablet tambah darah pada remaja puteri di SMA PGRI 4 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Sampel penelitian berjumlah 50 orang dengan teknik pengambilan stratified random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan distribusi persentasi dukungan keluarga tinggi 32%, sedang 32%, dan rendah 36%, serta distribusi persentasi niat kuat 66% dan niat lemah 34%. Analisis data menggunakan uji Chi-square.dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p value = 0,029 (<0,05) yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dan niat konsumsi tablet tambah darah pada remaja puteri di SMA PGRI 4 Banjarmasin. Kata-kata kunci: Tablet tambah darah, niat, dukungan keluarga
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN TERHADAP ISPA NON-PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Shifa, Mutiara; Arifin, Syamsul; Yuliana, Ida
Berkala Kedokteran Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v12i2.1876

Abstract

Abstract: Puskesmas Pekauman was public health care that had highest Acute Respiratory Infection (ARI) score in Banjarmasin, it was 427 cases of  pneumonia ARI and 3.531 cases of non-pneumonia ARI, with many case happened in children under five years old (12-59 m.o). Nutrition status was one of many factor that affecting resistance of non-pneumonia ARI in children under five years old. This study was aimed to determine the correlation between nutritional status with resistance of non-pneumonia ARI in children under five years old (12-59 m.o) at Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Design of this study was observational analytic with cross sectional study. Samples obtained with systematic random sampling  were 50 children under five years old. The result of this research were nutritional status of 36% children under five years old were good,  64% were below standard, 32% children under five years old had resistance of non-pneumonia ARI, and 68% had not resistancy. Among variables was then analyzed using chi-square test. The conclusion was significant correlation found between nutritional status with resistency of non-pneumonia ARI in children under five years old (12-59 m.o) at Puskesmas Pekauman Banjarmasin (p = 0,007). Children under five years old with good nutrional status had resistancy 5 times greater than children under five years old with below standard nutritional status. Keywords: Non-pneumonia ARI, nutritional status Abstrak: Puskesmas Pekauman merupakan puskesmas dengan angka kejadian ISPA tertinggi di Kota Banjarmasin, terdiri dari 427 kasus ISPA pneumonia dan 3531 kasus ISPA non pneumonia, dengan jumlah penderita terbanyak berada pada kisaran umur 12-59 bulan. Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketahanan balita terhadap ISPA non-pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan ketahanan terhadap ISPA non-pneumonia pada balita (12-59 bulan) di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diperoleh melalui teknik systematic random sampling dengan jumlah 50 orang. Hasil penelitian didapatkan 36% balita status gizi kurang, 64% balita status gizi baik, 32% balita tidak memiliki ketahanan, dan 68% balita memiliki ketahanan terhadap ISPA non-pneumonia. Analisis data hasil penelitian menggunakan uji statistik chi-square. Kesimpulan penelitian ini, terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan ketahanan balita (12-59 bulan) terhadap ISPA non-pneumonia di Puskesmas Pekauman Banjarmasin (p = 0,007). Balita (12-59 bulan) di Puskesmas Pekauman Banjarmasin dengan  gizi baik memiliki ketahanan terhadap ISPA non-pneumonia 5 kali lebih besar dibandingkan balita (12-59 bulan) dengan gizi kurang. Kata-kata kunci: ISPA non-pneumonia, status gizi
HUBUNGAN TEMPAT PERSALINAN DAN JENIS PENOLONG PERSALINAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS MARTAPURA Norhana, Asyifa; Arifin, Syamsul; Yulidasari, Fahrini
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v3i2.2750

Abstract

AbstrakInisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (2013) persentase IMD Kabupaten Banjar sebesar 63,8%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tempat persalinan dan jenis penolong persalinan dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Puskesmas Martapura. Metode penelitian kuantitatif dengan rancangan observasional melalui pendekatan case control. Populasi penelitian adalah 1661 ibu yang melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Martapura tahun 2014, perhitungan sampel menggunakan rumus uji hipotesis dua proporsi dengan jumlah sampel minimal sebesar 17 orang ibu yang melaksanakan IMD dan 17 orang ibu yang tidak melaksanakan IMD dan pengambilan sampel menggunakan systematic random sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu melakukan persalinan di non fasilitas kesehatan berjumlah 18 orang responden (52,9%) dan melakukan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan berjumlah 25 orang responden (73,5). Hasil uji statistik menggunakan uji chi square dengan derajat kemaknaan 5% didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara tempat persalinan dengan pelaksanaan IMD (p = 0,002 ; OR = 15,671). Hasil uji statistik menggunakan uji fisher exact didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara jenis penolong persalinan dengan pelaksanaan IMD (p = 0,001). Kesimpulannya ada hubungan antara tempat persalinan dan jenis penolong persalinan dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Puskesmas Martapura.Kata-kata kunci : tempat persalinan, jenis penolong persalinan, inisiasi menyusu dini AbstractEarly breastfeeding initiation (IMD) is a process of allowing the baby to suckle by their own instinct immediately within the first hour after birth, along with the baby skin contact with the mother's skin. According to data of Basic Health Research (2013) the percentage of IMD in Banjar regency is 63.8%. The aim of this study is determine the correlation between childbirth place and types of childbirth helper to the implementation of the early breastfeeding initiation in the primary health care Martapura. This study use quantitative methods with design through case-control approach. Population in this study is 1661 mothers who gave birth in primary health care Martapura in 2014, sample of this study use the formula hypothesis test two proportions with a sample of a minimum of 17 mothers who carry IMD and 17 women do not carry out the IMD and sampling use systematic random sampling. Results of this study show most parents giving birth in non-health facilities 18 respondents (52.9%) and do giving birth to help by health workers 25 respondents (73.5%). The result use chi square test with 5% significance level show that there is a significant correlation between childbirth place with implementation of the IMD (p = 0.002 ; OR = 15.671). The result of statistical test using fisher exact show that there is a significant correlation between the types of childbirth helper with implementation of the IMD (p = 0.001). In conclusion there is a correlation between the childbirth place and the types of childbirth helper to the implementation early breastfeeding initiation in the the primary health care Martapura.Key words: place childbirth, types of childbirth helper, early breastfeeding initiation
HUBUNGAN USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, FASILITAS KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS MUARA LAUNG Arifin, Syamsul; Rahman, Abdur; Muhyi, Ruslan; Octaviana Putri, Andini; Hadianor, Hadianor
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v6i2.7457

Abstract

ABSTRAKAngka kontak di Puskesmas Muara Laung adalah sebesar 17,35% atau terendah dari empat Puskesmas di Kabupaten Murung Raya yang menerapkan sistem Kapitasi Berbasis Komitmen (KBK). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia, tingkat pendidikan, fasilitas dengan kepuasan pasien. Rancangan penelitian observasional analitik, dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian masyarakat yang pernah mendapatkan pelayanan kesehatan dengan jumlah sampel 100 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kepuasan (nilai p = 0,030; OR = 2,674), terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien (nilai p = 0,0001; OR = 9,211), serta ada hubungan antara fasilitas dengan kepuasan pasien (nilai p = 0,0001; OR = 14,885). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia, tingkat pendidikan, fasilitas dengan kepuasan pasien di Puskesmas Muara Laung.Kata-kata kunci: Usia, tingkat pendidikan, fasilitas, kepuasanABSTRACTThe contact rate at the Muara Laung Health Center is 17.35% or the lowest of the four Public Health Centers in the Regency of Murung Raya that applies the Commitment-Based Capitation system. The purpose of this study was to determine the relationship of age, education level, facilities with patient satisfaction. Analytic observational research design, with cross sectional approach. Community research subjects who have received health services with a sample of 100 people. The sampling technique uses purposive sampling. Data analysis was performed using chi-square with a degree of confidence of 95%. The results showed that there was a significant relationship between age and satisfaction (p = 0.030; OR = 2.674), there was a relationship between education level and patient satisfaction (p = 0.0001; OR = 9.211), and there was a relationship between facilities with patient satisfaction (p = 0.0001; OR = 14.885). Based on this it can be concluded that there is a relationship between age, level of education, facilities and patient satisfaction at the Muara Laung Health Center.Keywords: Age, education level, facilities, satisfaction
Analysis of the recovery determinant factors of COVID-19 sufferes Diadjeng Setya Wardani; Arifin Syamsul
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 10, No 3: September 2021
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v10i3.20899

Abstract

The main factor that affects the recovery of people with COVID-19 is immunity. To increase immunity, sufferers of COVID-19 must be able to regulate their bodies and psychological conditions so they don't get stressed because they reduce immunity very quickly. The purpose of this study was to determine the determinants that affect the recovery of COVID-19 sufferers. This research employed a cross-sectional design. The respondent was 30 patients who recovered from COVID-19. The data collection instruments used questionnaires and interview sheets. Data analysis used Fisher's exact test (a=5%) and calculated the prevalence ratio to determine the determinant factors. The results showed that age (p-value 0.034, PR=0.667) and patient education (p-value 0.023, PR=0.600) showed a significant effect, while gender (p-value 0.687, PR=0.78), occupation (p-value 0.253, PR=0.333), income (p-value 0.520, PR=0.895), and patient origin (p-value 0.393, PR=1.118) did not show a significant effect. The determinants that affect the recovery of COVID-19 sufferers are age and education of the sufferer; while gender, occupation, income, and origin do not have a significant effect on the recovery of COVID-19 sufferers.
Risk Factor Analysis Of The Severity Chronic Kidney Failure Undergoing Hemodialysis At State Hospital Galih Persadha; Rosihan Adhani; Syamsul Arifin; Husaini Husaini; Meitria Syahadatina Noor
Healthy-Mu Journal Vol. 4 No. 2 (2021)
Publisher : MBUnivPress

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35747/hmj.v4i2.10

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) is ranked 27th cause of death in the world in 1990 and increased 18th in 2010. The results of Riskesdas in 2013 showed the prevalence of CKD in Indonesia by 0.2% or 2 per 1000 population. A long history of hypertension and kidney stones can cause a decrease in kidney function, patients with chronic renal failure who are still working have a level of fatigue that can trigger stress. Working conditions outdoors in hot temperatures can result in dehydration. The severity of patients with chronic kidney failure can be influenced by hypertension, kidney stones and work. Objective: To analyze risk factors for the severity of chronic kidney failure that undergo hemodialysis at Ulin Regional Hospital in South Kalimantan. Method: An observational analytic study with a cross sectional study design. A sample of 65 patients using simple random sampling. The research instrument used patient medical record data. Data analysis with descriptive and statistical namely chi square and multiple logistic regression. Results: Patients who also suffered from hypertension had a greater risk for end-stage CKD (p = 0.010). Patients who also suffered from kidney stones had a greater risk for end-stage CKD (p = 0.034). Kidney failure patients who are still working have a risk of CRF (p = 0.011). Analysis using multiple logistic regression showed hypertension variables (p = 0.010; Exp.B = 7.236), kidney stones (p = 0.034; Exp.B = 5.221), and occupation (p = 0.011; Exp.B = 5.424) with a level of confidence 95%. Conclusion: There is a relationship between hypertension, kidney stones, and occupation with the severity of chronic kidney failure, with the most dominant variable hypertension among the three variables.
Meta-Analysis: The Relationship Of Gender And Smoking Habits With The Event Of Hypertension Armuni Armuni; Bahrul Ilmi; Syamsul Arifin; Husaini Husaini; Meitria Syahadatina Noor
Healthy-Mu Journal Vol. 5 No. 1 (2021)
Publisher : MBUnivPress

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35747/hmj.v5i1.54

Abstract

Hypertension is a hidden threat because it often occurs without symptoms. The high mortality rate due to hypertension is recorded at 45% according to WHO. Factors that trigger hypertension include age, gender, family history, smoking habits, salt consumption, saturated weak consumption, alcoholic beverages, obesity, lack of physical activity, stress and estrogen disorders. Gender and smoking variables are interesting to study because Indonesia is one of the countries with the largest number of smokers in the world. From WHO data in 2008, Indonesia ranks third after China and India in the ten largest smoking countries. The number of smokers reaches 65 million people. The purpose of this study was to determine the tendency of the relationship between sex and smoking habits on the incidence of hypertension using the meta-analysis method. Article used as datasource from Google Scholar and PUBMED. Of the 299 articles that were screened based on the specified inclusion criteria, 12 articles were used as the database of this study. The results showed that there was a relationship between smoking habits and gender with the incidence of hypertension with the incidence of hypertension was 1.397 with a 95% CI: 1.212-1.611. The combined effect also resulted in a Z value of 4.611 and a p value of 0.000 and the relationship between sex and the incidence of hypertension was 1.384 with a 95% CI: 1.074-1.784. The combined effect also produces a Z-value of 2.510 and a p-value of 0.012.
Co-Authors Abdur Rahman Achmad Rofi'i Achyar Nawi Husein Adi Nugroho Adi Nugroho Agung Biworo Agung Waskito Ahmad Alim Bachri Al Furqonnata Mubarta Alfi Yasmina Ammara Ulfa Azizah Andini Octaviana Putri Anggun Wulandari Annisa Annisa Annisa Aulia Rakhim Anugrah Nur Rahmat Ari Yunanto Arief Budiman Armuni Armuni Asnawati Asnawati Asnawati Asnawati Asyifa Norhana, Asyifa Atrik Pristica Diani Bahrul Ilmi Bahrul Ilmi Bambang Setia Budi Budi Setiawan Cici Chairunisa Dedy Baboe Desy Ratna Sari Devita Wijayanti, Devita Dhian Ririn Lestari Diadjeng Setya Wardani Diajeng Akbar Haryono Dian Intan Permatasari Dian Mutiasari Dian Purnama Sari Dian Rizeki Finarti Djallaluddin Djallaluddin Dwi Rahmawati Dwi Rezki Safitri Dwi Risky Arini Dwika Fresty Dian Mustika Sari Edi Hartoyo Eka Santi Endang Pertiwiwati Enny Khalisa Evy Alvionita Yurna Fahrini Yulidasari Fairuz Nur Fawaz Faradila Faradila Farisa Shauma Fachir Fauzie Rahman Fie Khaeriyah Firyal Afifah Juanda Gaida Akmila Greis Febiany Talent Hadianor, Hadianor Harapan Parlindungan Ringoringo Hartina Fajar Damayanti Herawati Herawati Herlina Eka Shinta Herwinda Husnawati Hotma Marintan Husaini Husaini Husaini Husaini Husaini Husaini Husaini Husaini Husaini Husaini Husnawati, Herwinda Ida Yuliana Ida Yuliana Ida Yuliana Iwan Aflanie Jeikawati Jeikawati Jeikawati Kharis Faridan Krisma Aulia Laily Khairiyati Lena Rosida Lenie Marlinae Lenie Marlinae Lisda Hayatie Lisda Mardhatillah Luh Putu Sukma Pratiwi Sutama Meitria Syahadatina Noor Meitria Syahadatina Noor Meitria Syahadatina Noor Mida Ridayanti Muhammad Gilmani Muhammad Syaqib Arsalan Naila Almira Nani Mi’rajiah Ni Nyoman Sri Yuliani Nia Kania Noor Fithriyah Noor Khalisha Puteri Noor Laila Afifah Noor Samirah Herviana Norhalida Rahmi Novita Dewi Iswandari Nur Syaima Dhiya Savitry Okta Dede Alvionita Panghiyangani, Roselina Patimah Patimah Persadha, Galih Rabbina Rahmah Rahmita Rahmita RATNASARI, ARINI Raudatul Jinan Raudhatul Jannah Renate Pah Kiting Resvia Arwinda Reynaldo Gazali Risna Irviani Rosela Elmita Rosihan Adhani, Rosihan Rudi Fakhriadi Ruslan Muhyi, Ruslan Rusmiyati Rusmiyati Salsalina Violetha Br Ginting Savitry, Nur Syaima Dhiya Sherly Limantara Sherly Theana Shifa, Mutiara Silvia Kristanti Tri Febriana Siti Fitriah Siti Nurhayani Suprihartini Suprihatini Suprihatini Syarifah Kholishotunnisa Syarifuddin Syarifuddin Tati Rahayu Taufik Taufik Tenri Ashari Wanahari Tri Widodo Triawanti Triawanti Winda Saukina Syarifatul Jannah Yudha Khusnia Rohmatin Zhafira Khoirunnisa Suwanto