cover
Contact Name
Hotni Sari Harahap
Contact Email
hotnisari46@gmail.com
Phone
+6281260208548
Journal Mail Official
hibrululama@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sisingamangaraja km. 5,5 no. 10, Harjosari I, Kec. Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara 20217
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Hibrul Ulama
Core Subject : Religion,
Jurnal Hibrul ulama merupakan jurnal yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Alwashliyah Medan. Jurnal ini memuat tulisan tentang artikel ilmu pendidikan agama islam baik tulisan dari hasil penelitian maupun tulisan studi kepustakaan. Jurnal Hibrul ulama dikelola oleh Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Alwashliyah Medan. Jurnal ini memuat tulisan tentang artikel ilmu pendidikan agama islam baik tulisan dari hasil penelitian maupun tulisan studi kepustakaan. Jurnal ini terbit 2 kali dalam 1 Tahun yakni pada periode Januari-Juni dan Periode Juli-Desember
Articles 51 Documents
INTEGRASI ILMU PENGETAHUAN: PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Muhammad Riduan Harahap
HIBRUL ULAMA Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Hibrul’ulama
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.563 KB)

Abstract

Sejarah menginformasikan kepada kita bahwa sebenarnya Islam dulu (pada masa dinasti Abbasiyah) pernah mencapai puncak kejayaan peradaban yang gemilang karena upaya mereka yang sungguh-sungguh dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Puncak kejayaan peradaban tersebut telah memperkenalkan kepada kita ilmuwan-ilmuwan muslim yang mampu merumuskan ilmu sedemikian komprehensif dan integratif. Namun seiring dengan perjalanan sejarah, peradaban keilmuan itu beralih ke pangkuan Barat yang kemudian mengalami perubahan sifat sebagai akibat dari sekularisasi yang dilakukan atas ilmu itu sendiri. Semangat integrasi ilmu itu muncul karena adanya arus sekularisasi yang terjadi di Barat, yang menyebabkan terpisahnya sains/ilmu pengetahuan dari agama. Secara bahasa, sekularisasi itu sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu speculum yang berarti masa (waktu) atau “generasi”, yang secara istilah dimaknai sebagai “dunia masa kini”. Di dalam Classel’s Latin Dictionary seperti dikutip oleh Syahrin Harahap bahwa kata speculum itu merupakan lawan dari kata eternum yang berarti “abadi” yang digunakan untuk menunjukkan alam yang kekal abadi, yaitu alam sesudah dunia iniSam. pai di sini, dapat dimaklumi bahwa sekularisasi itu merupakan upaya pemisahan sesuatu dari nilai-nilai agama, termasuk pemisahan ilmu dari agama.
PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI TURKI Hotni Sari Harahap
HIBRUL ULAMA Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Hibrul’ulama
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.643 KB)

Abstract

Pembaharuan dalam Islam merupakan suatu keharusan yang terjadi dalam siklus kehidupan dengan tujuan memperbaiki segala persoalan sosial keagamaan yang sangat dibutuhkan masyarakat pada saat itu sebagai akumulasi dari sebab akibat yang terjadi di masyarakat, sehingga melahirkan tokoh-tokoh pembaharuan yang mengadakan perubahan terhadap keadaan yang sedang berlangsung walaupun harus berlawanan dengan faham dan pemikiran yang ada. Karakteristik pembaharuan Islam yang terjadi di Mesir dan Turki ada keragaman yang menjadi acuan serta latar belakang tokohnya. Pembaharuan di Mesir lebih banyak berangkat dan digerakan pembaharuan pemikiran akademis baik itu dari lulusan Al-Azhar sebagai tempat khazanah ilmu atau perguruan tinggi lainnya. Begitu pula latar belakang kehidupan dan pengalaman seorang tokoh pembaharu akan mewarnai gerakan pembaharuan yang dilakukannya, seperti adanya perbedaan gerakan pembaharuan Jamaludin al-Afghani dengan Muhammad Abduh. Sedangkan pembaharuan di Turki lebih terpokus kepada tokoh kepemimpinan atau kelompok yang menyokong kekuasaan pada saat itu dengan melihat Barat sebagai acuannya.
ISLAMIC PARENTING SEBAGAI PILAR UTAMA PENDIDIKAN BAGI ANAK Hotni Sari Harahap
HIBRUL ULAMA Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Hibrul’ulama
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peran orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak selanjutnya, apakah anak itu akan menjadi penerus yang baik atau akan menjadi penyakit di dalam masyarakatnya. Semua itu tergantung dari bagaimana orang tua mendidik, memeliharai dan merawat anakanaknya. Tanggung jawab mendidik anak yang sebenarnya adalah tanggung jawab utuh kedua orang tua, dan tidak menekankan kepada salah satu pihak antara suami atau istri. Sehingga dibutuhkan kerja sama yang baik antara kedua orang tua dalam mendidik dan membesarkan anakanaknya hingga menjadi seorang yang mampu bertanggung jawab terhadap dirinya. Mendidik dan memelihara semua anggota keluarga dari siksaan Allah kelak di hari kiamat tentu bukan dengan cara mendidik mereka dengan pendidikan yang tidak berkaitan dengan ajaran syariat yang telah diberikan oleh Allah, namun bagaimana semua anggota keluarga mampu melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi semua yang dilarang oleh Allah dengan segenap jiwa dan raga. Dalam hal mendidik anak, orang tua tidak bisa asal-asalan. Karena dalam mendidik anak, orang tua harus mempersiapkan untuk mendidik anak-anaknya kelak. Mendidik anak bukan hanya ketika telah di karunia anak oleh Allah dan berhenti setelah anak menjadi dewasa, namun mendidik anak dilakukan jauh sebelum anak itu dilahirkan, yaitu dimulai dari proses pemilihan pasangan, proses terjadinya pembuahan, dan seterusnya tanpa ada batasan kecuali kematian atau yang lebih populer dengan long life education.
HUKUM MENGALOKASIKAN ZAKAT UNTUK INFRASTRUKTUR MENGATASNAMAKAN FI SABILILLAH Rukmana Prasetyo
HIBRUL ULAMA Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Hibrul’ulama
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fi Sabilillah dalam konteks pihak-pihak yang berhak menerima zakat atau yang lazim disebut dengan Mustahiq az-Zakat adalah prajurit atau tentara yang secara sukarela turut berperang dan berjuang dalam rangka menegakkan dan menjaga agama Allah Swt. melawan orang-orang kafir serta tidak mendapatkan gaji tetap dari pemerintah. Fi Sabilillah tidak dapat diperluas maknanya kepada segala sesuatu yang mengandung kemaslahatan secara umum dan dapat dirasakan manfaatnya oleh orang banyak seperti membangun infrastruktur berupa sarana dan fasilitas umum termasuk sarana ibadah. Kongkritnya, harta zakat tidak boleh dialokasiikan untuk mendirikan mesjid, membangun sekolah, rumah sakit, perbaikan jembatan, pelebaran jalan, irigasi dan lain sebagainya dengan mengatasnamakan Fi Sabilillah.. Hal ini berdasarkan makna Fi Sabilillah itu sendiri secara bahasa dan istilah syara’ serta hadis Nabi riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah yang menjelaskan bahwa makna Fi Sabilillah dalam konteks Mustahiq az-Zakat adalah sukarelawan yang berperang di jalan Allah. Syariat Islam memiliki banyak dimensi ajaran lain selain zakat seperti Shadaqah, Wakaf, Nazar, Hibah, Wasiat dan Kaffarat yang telah dipersiapkan Allah untuk dapat memenuhi kebutuhan lainnya.
PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MEMAHAMI AL-QUR’AN Dirja Hasibuan
HIBRUL ULAMA Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Hibrul’ulama
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Untuk dapat menyesuaikan perkembangan membaca dan memahami Al-Qur’an dalam kreativitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak ditingkatkan, jalur yang tepat untuk meningkatkannya, melalui jalur pendidikan. Perkembangan yang begitu pesat, menggugah peneliti untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penerapan strategi cooperative learning dan metode drill dalam meningkatkan kemampuan membaca dan memahami Al-Qur’an. Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Al-Qur’an, tidak terlepas dari kurikulum yang diajarkan, yang bertujuan meningkatkan mutu kualitas yang baik. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Penerapan strategi pembelajaran yang inovatif dan variatif oleh guru pendidikan agama Islam diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam. Motivasi belajar tersebut sangat penting sebagai pendorong atau penggerak aktivitas belajar mereka untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Strategi pembelajaran yang inovatif maksudnya langkah-langkah yang dipilih dan diterapkan guru bersifat merubah atau mengganti strategi atau metode-metode lama yang biasa digunakan. Sedangkan variatif dimaksudkan sebagai keaneka ragaman dan ada perubahan-perubahan dalam strategi. Dalam tatanan empiris, tidak sedikit guru pendidikan agama Islam yang masih terpaku kepada strategi yang berorientasi tradisionalistis dan monoton. Orientasi tradisionalistis maksudnya guru membiarkan peserta didik menggantungkan diri pada kelompok/teman yang homogen, penekanan pada tugas dan sebagainya. Monoton maksudnya metode yang diterapkan satu macam, sistem pembelajaran satu arah misalnya dengan metode ceramah. Implikasinya peserta didik menjadi jenuh, kejenuhan ini membuat peserta didik semakin kurang memiliki perhatian dalam pembelajaran, dan akibatnya banyak peserta didik mengobrol, mengantuk, dan sebagainya. Realita di atas didukung dengan motivasi belajar peserta didik yang rendah. Motivasi belajar tersebut mengakibatkan hasil belajar yang tidak mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Perkembangan model pembelajaran dari waktu kewaktu terus mengalami perubahan. Model-model tradisional kini mulai ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modren. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model strategi cooperative learning atau strategi pembelajaran kooperatif. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga peserta didik mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, peserta didik akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai satu sama lain. Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian peserta didik, sikap dan hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan semangat peserta didik. Suasana seperti ini akan menghambat pembentukan pembelajaran secara aktif. Oleh karena itu, guru/pendidik perlu menciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik bekerja sama secara bergotong-royong. Sangat banyak penelitian yang dilakukan terpisah oleh orangorang yang berbeda dalam konteks yang berlainan mengenai penggunaan metode pembelajaran cooperative learning. Data tersebut menunjukkan bahwa suasana belajar cooperative learning menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisah-misahkan peserta didik.
IMPLIKASI PERDAMAIAN TERHADAP HARMONITAS ANTAR IMAN Fathul Jannah
HIBRUL ULAMA Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Hibrul’ulama
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh munculnya berbagai konflik di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Konflik yang timbul disebabkan oleh bermacam-macam faktor. Mengingat hal itu, maka dalam penelitian IMPLIKASI PERRDAMAIAN TERHADAP HARMONITAS ANTAR IMAN MENURUT SAID NURSI ini bertujuan untuk menjelaskan konsep-konsep perdamaian menurut Said Nursi, menjelaskan pembahasan Al quran mengenai hubungan antar Agama, menjelaskan dialog sebagai media untuk menciptakan kerukunan, serta adanya hubungan dialogis antaragama sebagai upaya untuk membangun keharmonisan. Penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan (Libarray Research), yaitu dengan mengumpulkan sumber-sumber bacaan yang relevan baik itu berupa sumber primer maupun sekunder. Sumber primer dalam penulisan tesis ini adalah kumpulan karya beliau yang diberi nama Risalah an-Nur. Selain sumber data primer, penulis juga menggunakan sumber data sekunder yang relevan dalam pembahasan ini. Setelah data-data tersebut terkumpul, maka penulis melakukan penganalisaan. Metode yang penulis gunakan dalam penulis tesis ini adalah metode deduktif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwasanya konsep perdamaian yang dicetuskan dan diterapkan oleh Said Nursi sangat cocok dan relevan untuk diterapakn dalam menciptakan keharmonisan dan kerukunann umat beragama, dengan konsep utamanya konsep cinta. Konsep cinta ini dirumuskan dalam rumusan filsafat ajarannya dengan prinsip mencintai cinta dan membenci benci. Berawal dari konsep cinta maka ia juga mengemukakan akan pentingnya sikap anti kekerasan (non violence). Pemikirannya tentang perdamaiannya cukup fenomenal. Konsep perdamaian yang diajukannya meliputi seluruh aspek dan segala lapisan masyarakat. Dalam mengemukakan wacana perwujudan perdamaian, Said Nursi menegaskan penerapan sikap anti kekerasan (non violence) dan keadilan. Implikasi dari pemikirannya terhadap hubungan antara agama adalah memberikan ruang untuk melakukan dialog dengan segenap lapisan. Dengan demikian konsep perdamaian yang dicetuskan said Nursi tersebut sangat cocok untuk diterapkan dalam konteks kontemporer ini.
MENAULADANI AKHLAK DAN KEPRIBADIAN RASUL SAW Tohir Ritonga
HIBRUL ULAMA Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Hibrul’ulama
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedatangan Nabi saw. untuk mengubah akhlak dan budi pekerti manusia, sehingga benar- benar menjadi manusia yang bermanfaat dalam kehidupannya. Dengan kata lain, Nabi diutus untuk menyempurnakan Akhlak manusia. Kepribadian Rasul saw. juga bisa menjadi acuan dalam menjalani kehidupan ini. Umat islam sangat dianjurkan untuk melaudani akhlak dan kepribadian Rasul saw., karena beliau adalah uswatun hasanah, dalam semua segi kehidupan.
GENDER DIFFERENCES IN CONVERSATIONAL STYLE IN “APA KABAR INDONESIA TALK SHOW NEWS PROGRAM ON TVONE” Yulia Warda
HIBRUL ULAMA Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Hibrul’ulama
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objectives of this research are (1) to find out the features of conversational style are used by male and female presenters in “Apa Kabar Indonesia” and (2) to find out the different ways of communication between male and female presenters that realized in “Apa Kabar Indonesia”. (3) to describe the reason why do male and female presenters used style differently in the talk show news. This research uses qualitative research method especially the applied theory. The source of the data is the video tape of “Apa Kabar Indonesia” which is gathered by down load in internet . The data are analysed based on Miles and Huberman who have provided three models of analyzing the data in this study, namely; data reduction, data display and also conclusion drawing. The validity of the data was taken by applying theory triangulation and data triangulation, while in this study has more than one theory to answer the problems of this study and data triangulation is gained from two points, namely; time and person. Time is concluded the existence of “Apa Kabar Indonesia” and person is concluded the existence of participants. Based on the analysis, it is found that: (1) male presenters are dominantly uttered amount of talk with the total 80 utterances, while female presenters uttered it with the total 55 utterances, interruption feature are used by male presenters with the total 18 utterances and female presenters uttered it with the total 5 utterances. Male presenters expressed conversation support with the total 10 utterances and female presenters expressed it with the total 9 utterances. The phenomena of conversation support in “Apa Kabar Indonesia” male presenters didn’t uttered tentativeness, whereas female presenters uttered it with the total 1 utterance, the last one is compliment male presenters uttered it with the total 1 utterance and female presenters expressed it with the total 3 utterances. (2) In “Apa Kabar Indonesia” male presenters are able to communicate by female-like strategies vice versa female presenters are able to communicate by male-like strategies. (3) Male and female speakers used style differently because they have different characteristics in growing up in social life.
SEMANGAT INTEGRASI KEILMUAN DALAM KONSEP KURIKULUM 2013 Muhammad Riduan Harahap
HIBRUL ULAMA Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Hibrul’ulama
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dari kajian yang dilakukan terrhadap konsep dan isi kurikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa kurikulum itu mengandung semangat integrasi keilmuan yangsangat penting untuk menghasilkan generasi yang memiliki keilmuan dan wawasan yang lebih luas. Semangat integrasi keilmuan pada kurikulum 2013 itu dapat dilihat di dalam rumusan karakteristik kurikulum 2013 tersebut yang menekankan pada orientasi pengembangan diri siswa secara integratif yaitu integrasi antara aspek spiritual, intelektual, dan sosial. Semangat integrasi keilmuan dalam kurikulum 2013 itu juga dapat dilihat dalam prinsip-prinsip pembelajaran kurikulum 2013, seperti pembelajaran integratifmultidisipliner, pembelejaran integratif-berdiferensiasi,dan pembelajaran terpadu. Integrasi keilmuan itu juga terdapat di dalam rumusan penilaian otentik pada kurikulum 2013.
KARAKTERISTIK PENDIDIK DAN ANAK DIDIK MENURUT MUHAMMAD ATHIYAH AL-ABRASY Ahmad Ridwan
HIBRUL ULAMA Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Hibrul’ulama
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muhammad Athiyah al-Abrasy seorang tokoh pendidikan yang hidup pada masa pemerintahan Abd. Nasser yang memerintah Mesir pada Tahun 1954-1970 M. Beliau adalah seorang sarjana yang lama berkecimpung dalam dunia pendidikan di Mesir yang merupakan pusat ilmu pengetahuan Islam, beliau dilahirkan pada awal April tahun 1897 dan wafat pada Tanggal 17 Juli 1981. Dalam pandangan Muhammad Athiyah al-Abrasy terkikisnya wibawa seorang guru disebabkan kurangnya perhatian seorang pendidik terhadap karakteristik yang harus dimilikinya, sehingga mengakibatkan hilangnya rasa hormat anak didik dan masyarakat terhadap seorang pendidik (Guru). Oleh karenanya, masalah yang dititik beratkan dalam jurnal ini adalah bagaimana pandangan Muhammad Athiyah al-Abarasy terhadap karakteristik pendidik dan anak didik ? Dalam jurnal ini, menggunakan metode deskriftif yaitu, malakukan inventarisasi pemikiran Muhammad Athiyah al-Abrasy tentang pokok permasalahan yang akan dibahas. Pada tahap pengumpulan data akan ditempuh dengan studi kepustakaan (Library Research), selanjutnya analisis data yang dilakukan berupa analisis isi (Content Analysis). Berdasarkan data analisa yang dilakukan terhadap pemikiran Muhammad Athiyah al-Abrasy, Studi ini menyimpulkan bahwa seorang pendidik harus memiliki sifat zuhud, bersih dan suci, ikhlas dalam melaksanakan tugas, pemaaf, menjadi seorang ayah sebelum menjadi pendidik, mengetahui tabiat anak didik, menguasai materi. Sedangkan Karakteristik anak didik menurut Muhammad Athiyah al-Abrasy adalah: bersih hati, suci fikiran dari noda dan dosa, selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt. memiliki keberanian, konsisten, teguh pendirian, menyenangkan hati, Jujur dalam perkataan dan perbuatan, tidak merepotkan orang lain, bersungguh-sungguh, Bertanggung jawab, Mencintai sesama teman, Mempunyai tekad untuk belajar hingga akhir umur. Pemikiran Muhammad Athiyah al-Abrasy ini masih sangat relevan dengan konsep pendidikan masa sekarang. Melihat kepada terkikisnya wibawa seorang pendidik dihadapan anak didik dan masyarakat.