cover
Contact Name
-
Contact Email
penamasjurnal@gmail.com
Phone
+6221-4800725
Journal Mail Official
penamasjurnal@gmail.com
Editorial Address
Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta Jl. Rw. Kuning No.6, RT.3/RW.2, Pulo Gebang, Cakung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13950 Telp. : +62-21-4800725 Fax. : +62-21-4800712
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Penamas
ISSN : 02157829     EISSN : 25027891     DOI : https://doi.org/10.31330.Penamas
PENAMAS (ISSN : 0215 - 7829 e-ISSN : 2502 - 7891) is a peer-reviewed journal published by Office of Religious Research and Development, Jakarta, Agency of Religious Research and Development, Education and Training, The Ministry of Religious Affairs, The Republic of Indonesia (Balai Litbang Agama Jakarta, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI). PENAMAS is the acronym of Penelitian Agama dan Masyarakat translated in English as Research on Religion and Society. The journal publishes research articles focussing on religious and social issues (isu-isu keagamaan dan sosial kemasyarakatan). From 2018 onward, the journal publishes twice a year.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 27 No 1 (2014): Volume 27, Nomor 1, April-Juni 2014" : 8 Documents clear
NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA: EKSPRESI ISLAM MODERAT: 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA: EXPRESSING MODERATE ISLAM Agus Iswanto
Penamas Vol 27 No 1 (2014): Volume 27, Nomor 1, April-Juni 2014
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research on Islamic literature in Indonesia has mainly focused on nonfiction books which articulate discourses on Islamic thought. Less attention has been paid to literary works which present Islamic discourses whereas studying such literary works is important to understand the contentious development of Islamic thought in Indonesia. This article presents the results of research on a best-sellingIndonesian novel, 99 Cahaya di Langit Eropa (99 Lights in the Sky of Europe), which is written by Hanum Salsabila Rais and her husband Rangga Almahendra. Heuristics and hermeneutics are used as the methods for reading and analyzing the novel. Based on his analysis, the author found that the novel expresses a moderate understanding of Islam, characterized among others by its non-apologetic view of the Islamic past, that is, the failures and successes of the Muslims in the past should be equally recognized. The novel also expresses an understanding of the concept of jihad as a struggle for realizing the common good that should be conducted on the principles of peace, brotherhood, and humanity. Key Words: Islamic novel, history of Islam in Europe, jihad, moderate Islam. Penelitian yang ada tentang literatur Islam di Indonesia lebih banyak pada buku yang berisikan tulisan dalam bentuk wacana pemikiran, sementara untuk literatur yang menghadirkan wacana keislaman melalui jalan sastrawi agak terabaikan, padahal karya-karya tersebut tak kalah menarik dan penting untuk melihat pergumulan pemikiran Islam di Indonesia. Tulisan ini menyajikan hasil penelitian terhadap novel 99 Cahaya di Langit Eropa yang ditulis oleh Hanum Salsabila Rais dan suaminya Rangga Almahendra. Penelitian ini dilakukan dengan metode pembacaan heuristik dan hermeneutik (pembacaan analitis) atas novel tersebut. Hasil analisis menunjukkan, bahwa pemikiran Islam yang terkandung dalam novel ini adalah tipe pemikiran Islam moderat, yang ditunjukkan oleh pandangan yang tidak apologetis terhadap masa lalu Islam, dengan melihat kegagalan dan kegemilangan Muslim di masa lalu dalam sejarah harus diterima dan dijadikan pelajaran secara bersama-sama. Novel ini juga menunjukkan pemahaman konsep jihad sebagai usaha untuk mewujudkan kebaikan bersama, yang dilakukan melalui cara-cara damai, persaudaraan, dan kemanusiaan. Kata Kunci: Novel islami, sejarah Islam-Eropa, jihad, Islam moderat.
HIKAYAT MARTALAYA: BUDAYA LOKAL, AGAMA, DAN AKULTURASI DI PALEMBANG: HIKAYAT MARTALAYA: LOCAL CULTURE, RELIGION, AND ACCULTURATION IN PALEMBANG Mahmudah Nur
Penamas Vol 27 No 1 (2014): Volume 27, Nomor 1, April-Juni 2014
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Palembang is one of the most important areas for the development of Malay literature. The features of Malay literature in Palembang are of great variety compared to those developed in other areas. This article examines Hikayat Martalaya (Tale of Martalaya), a Malay literary work written by Sultan Mahmud Badaruddin II of Palembang. The manuscript is a collection of the National Library of the Republic of Indonesia (code MI 005). Using an inter- textual approach, the author of this article analyzes the manuscript from the perspective of literary sociology. The manuscript uses many Javanese words in describing the historical origins of Palembang. The author argues that the manuscript clearly shows the process of acculturation in which local culture and religion meet. Although not saliently narrated, the Islamic elements in the manuscript obviously relate to the process of Islamization taking place in Palembang, while the Javanese elements are found in their relations with the legitimacy of the rule of the king who established good relationship with the kingdom of Majapahit and Demak in Java. The influences of other languages, such as Persian and Indian, are also obvious. Key Words: Hikayat Martalaya, local culture, religion, acculturation. Palembang merupakan salah satu wilayah yang sangat penting bagi perkembangan kesusasteraan Melayu. Corak kesusasteraan di Palembang lebih beraneka ragam dibandingkan dengan kesusasteraan Melayu di daerah lainnya, sebagaimana yang terlihat pada teks Hikayat Martalaya karangan Sultan Mahmud Badaruddin II. Asal usul Palembang diceritakan dengan banyak menggunakan kata-kata Jawa. Data penelitian ini adalah naskah Hikayat Martalaya (Kode Ml 005) koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) di Jakarta, dan dianalisis dengan pendekatan intertekstual dan sosiologi sastra. Penelitian ini menunjukkan, bahwa proses akulturasi antara budaya lokal dan agama di Palembang tergambar jelas melalui teks-teks dalam naskah tersebut. Walaupun unsur Islam tidak mendominasi, namun mempunyai kaitan yang sangat erat dengan proses Islamisasi. Adapun unsur Jawa dalam teks ini berkaitan dengan legitimasi kekuasaan raja yang melakukan hubungan baik dengan kerajaan besar di Jawa, seperti Majapahit dan Demak. Beberapa pengaruh bahasa lain seperti Persia dan India terlihat jelas. Kata Kunci: Hikayat Martalaya, akulturasi, budaya lokal, agama.
BACAAN KEAGAMAAN AKTIVIS ROHIS: STUDI KASUS DI SMA NEGERI 3 DAN 4 KOTA MEDAN: RELIGIOUS READING MATERIALS OF ROHIS ACTIVISTS A CASE STUDY IN STATE SENIOR HIGH SCHOOLS 3 AND 4 IN MEDAN, NORTH SUMATERA Zulkarnain Yani
Penamas Vol 27 No 1 (2014): Volume 27, Nomor 1, April-Juni 2014
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article presents the results of a case study on Senior High School Rohis activists’ reception of religious reading materials. Rohis (Rohani Islam) is one of the extra-curricular activities provided in most senior high schools. The case study was intended as policy research and conducted in Senior High School 3 and 4 in the City of Medan, North Sumatera. The author found that Rohis activists tend to be fond of popular religious reading materials which they are easy to understand. They also tend to overlook or have no knowledge on the authors (including their intellectual and life backgrounds) of the religious reading materials as well as the sources used as reference in those materials. Key Words: Rohis, religious reading materials, reception, Senior High School (SMA). Tulisan ini menyajikan hasil studi kasus terhadap resepsi aktivis Rohani Islam (Rohis) terhadap bahan bacaan keagamaan. Rohis adalah salah satu aktivitas ekstra-kurikuler yang banyak dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Studi kasus ini dilakukan sebagai penelitian kebijakan di SMA 3 dan 4 di Kota Medan, Sumatera Utara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, para aktivis Rohis lebih menyukai bacaan keagamaan yang mudah dipahami. Mereka juga cenderung tidak memiliki pengetahuan akan penulis bahan bacaan tersebut (termasuk latar belakang intelektual dan kehidupannya), juga tidak mengetahui sumber-sumber yang digunakan sebagai referensi dalam bacaan tersebut. Kata Kunci: Rohis, bacaan keagamaan, resepsi, SMA.
PERAN KOPERTAIS IX DALAM PEMBINAAN MUTU PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM DI SUMATERA UTARA: THE ROLE OF KOPERTAIS REGION IX IN THE QUALITY DEVELOPMENT OF ISLAMIC HIGHER EDUCATION INSTITUTIONS IN NORTH SUMATERA Ibnu Salman
Penamas Vol 27 No 1 (2014): Volume 27, Nomor 1, April-Juni 2014
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Koordinatoriat Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Coordinator for Private Islamic Higher Education, Kopertais) has an important role in developing and improving the quality of Islamic Higher Education Institutions. This article presents the results of research on the capacity of Kopertais Region IX in developing the quality Islamic higher education institutions in North Sumatera. The research used a qualitative approach. Interviews, observations, questionnaires, and documentation were employed for data collection. One of the important findings is that Kopertais Region IX suffers a institutional weakness because it is included in the organization of IAIN (State Institute for Islamic Studies) North Sumatera, as part of IAIN’s Institutional Cooperation Section. The Rector of IAIN North Sumatera also acts as the Head of Kopertais Region IX. The author of this article argues that this institutional dependency causes Kopertais Region IX less performed in developing the quality of private Islamic higher education in North Sumatera. Key words: Kopertais Region IX, private Islamic higher education, quality, IAIN North Sumatera. Koordinatoriat Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertais) sesungguhnya memainkan peran penting dalam pembinaan mutu di Perguruan Tinggi Agama Islam, namun sayangnya hal ini belum mendapat perhatian dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara dan mencoba melihat kapasitas kelembagaan Kopertais IX dalam pembinaan PTAIS yang berkualitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif, menggunakan teknik wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan, bahwa secara umum Kopertais IX termasuk dalam struktur (Organisasi Tata Kerja Pegawai) IAIN Sumatera Utara termasuk sub PTAIS bagian dari kelembagaan kerjasama dan menunjukkan secara struktural lemah dalam pijakan kebijakannya. Kinerja Kopertais IX dalam pembinaan mutu PTAIS di Sumatera Utara belum maksinal/lemah akibat terkendala karena masih di bawah struktur IAIN Sumatera Utara, bukan sebagai lembaga independen dan koordinator Kopertais sekaligus merangkap sebagai Rektor IAIN Sumatera Utara. Kata Kunci: Kopertais wilayah IX, mutu, Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS).
AJARAN ISLAM DALAM NASKAH SERAT SITTIN: ISLAMIC TEACHINGS IN SERAT SITTIN Samidi Khalim
Penamas Vol 27 No 1 (2014): Volume 27, Nomor 1, April-Juni 2014
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article summarizes the results of philological research on the manuscript Serat Sittin. The manuscript is a collection of the Widya Budaya Museum of the Kraton Yogyakarta (code W. 306 or C. 59). Serat Sittin was written upon the initiative of Sri Sultan Hamengku Buwana V (reigned in 1823-1855) and completed on 6 July 1847. It is actually an adaptation of Sittun Mas’alah (60 religious questions), a classical Arabic work by Islamic scholar Shaikh Abu al-‘Abbās Aḥmad al-Zāhid, supplied with comments made by Aḥmad Shihabuddīn ibn Hamzah al-Ramlī. It contains various aspects of Islamic teachings, especially fiqh and tasawwuf. Serat Sittin was composed in the form of macapat (sung poetry using indigenous Javanese meters). However, in this adapted work, Islamic teachings underwent cultural pejoration, that is, the position of fiqh was considered lower than Islamic mysticism (tasawwuf). The culture of Islamic mysticism was deemed in conformity with the Javanese culture which the writer of the manuscript tended to glorify. In Serat Sittin, Islamic teachings were no longer interpreted on the basis of Islamic orthodoxy but adapted to the culture of Javanese thought. Key Words: Serat Sittin, Javanese Islam, fiqh, tasawwuf. Tulisan ini merupakan ringkasan penelitian filologis terhadap Naskah Serat Sittin. Manuskrip tersebut merupakan koleksi Museum Widyabudaya Kraton Yogyakarta dengan (kode W. 306 atau C. 59). Naskah Serat Sittin ditulis atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwana V (bertahta 1823- 1855), yang selesai ditulis pada tanggal 6 Juli 1847. Naskah Serat Sittin sebenarnya merupakan saduran dari kitab kuning yang berjudul Sittun Mas’alah (60 masalah agama) karya Shaikh Abu al-‘Abbās Aḥmad al-Zāhid. Kitab tersebut kemudian diberi penjelasan oleh Aḥmad Shihabuddīn ibn Hamzah al-Ramlī. Naskah Serat Sittin berisi tentang berbagai ajaran Islam, khususnya fikih dan tasawuf. Namun ketika digubah dalam bahasa dan sastra Jawa mengalami peyorasi budaya, ilmu fikih dipandang lebih rendah daripada mistik Islam (tasawuf). Budaya tasawuf dianggap sesuai dengan budaya Jawa, sehingga tampak pengagungan terhadap budaya Jawa. Naskah Serat Sittin juga mengalami adaptasi berdasarkan kultur pemikiran Jawa, bukan atas doktrin Islam ortodoks. Kata Kunci: Serat Sittin, Islam Jawa, Fikih, Tasawuf.
SISTEM PENYELENGGARAAN DIKLAT JARAK JAUH DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN DENPASAR: DISTANCE EDUCATION AND TRAINING SYSTEM AT BALAI DIKLAT KEAGAMAAN DENPASAR Hayadin Hayadin
Penamas Vol 27 No 1 (2014): Volume 27, Nomor 1, April-Juni 2014
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims at understanding Distance Education and Training System managed by Balai Diklat Keagamaan (the Religious Education and Training Office) in Denpasar, Bali. Aspects of the system under study include inputs, processes, and outputs. This research used a case study method and was conducted from February to September 2011. Interviews, observation, and inventory were used as methods for data collection. Information was obtained from the Head of Balai Diklat Keagamaan Denpasar, Head of Administration Sub-Section, widyaiswara instructors, alumnae of distance education and training programs, and staff of Balai Diklat Keagamaan. The research found that the office has administered distance education and training programs since 2009. Lectures were provided by widyaiswara instructors and supported by administration staff. To improve their knowledge and skills in using distance learning technologies, widyaiswara instructors and support staff had previously been trained in Virtual Learning Environment (VLE) at the Center of Education and Training in Jakarta. Participants of distance education and training came from the provinces of Bali and West Nusatenggara. Learning modules are provided on the website through which learning interactions are also conducted. In addition, there areface-to-face learning sessions. Until 2010, the office already implemented distance education and training programs for 7 batches with the total alumnae of 168 persons. Key Words: Distance education and training, Balai Diklat Keagamaan Denpasar, input, proses, output. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem penyelenggaraan diklat jarak jauh Balai Diklat Keagamaan Denpasar, yakni: input, proses, dan output-nya. Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap sistem penyelenggaraan diklat jarak jauh di Balai Diklat Denpasar, Provinsi Bali. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga September 2011. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan inventori; dengan sumber data terdiri atas: Kepala Balai Diklat Denpasar, Kepala Sub-Bagian Tata Usaha, widyaiswara, alumni peserta diklat jarak jauh dan staf Balai Diklat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Balai Diklat Denpasar telah melaksanakan diklat jarak jauh sejak tahun 2009, memiliki sumber daya pendukung sebagai input penyelenggaraan diklat jarak jauh, yakni: widyaiswara dan staf Balai Diklat yang menjadi tutor dan admin diklat jarak jauh setelah terlebih dahulu mendapatkan pelatihan di Pusdiklat Jakarta untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan menggunakan Virtual Learning Environtment (internet) melalui internet; tools yang digunakan adalah internet dan modem. Peserta diklat berasal dari wilayah Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat. Proses pembelajaran dilakukan melalui website diklat jarak jauh sebagai media pembelajaran yang utama. Modul dan materi pelajaran serta interaksi pembelajaran juga dilakukan melalui website. Selain itu, juga ada pembelajaran tutorial yang bersifat tatap muka. Sampai saat ini (2010), Balai Diklat Denpasar telah menyelenggaraan (output) diklat jarak jauh selama 7 angkatan dengan jumlah alumni sebanyak 168 orang. Kata Kunci: Diklat Jarak Jauh, Balai Diklat Keagamaan, input, proses, output
ALIRAN TARIQATULLAH DI KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA: TARIQATULLAH RELIGIOUS GROUP IN THE CITY OF MEDAN, NORTH SUMATERA Abdul Malik MTT
Penamas Vol 27 No 1 (2014): Volume 27, Nomor 1, April-Juni 2014
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article discusses a religious group Tariqatullah, which has developed in the City of Medan, North Sumatera. It is based on a case study conducted by the author in 2013. Data collection methods include depth-interviews, participant observation, and desk study. The author found that this religious group puts more emphasis on zikr (remembrance of God) as a way to achieve self-purification, rather than on other Islamic rituals, such as obligatory salat (prayer), fasting in Ramadan, zakat (alms-paying), and hajj (pilgrimage to Mecca). The group tends to be exclusive so that most local residents do not aware their presence.While MUI (Islamic Scholars Council) of the City of Medan has considered the group as deviant, however, some of community leaders view that the members of the group are only misguided. Key Words: Tariqatullah, deviant sect, Medan. Tulisan ini mendiskusikan aliran Tariqatullah yang saat ini berkembang di Kota Medan, Sumatera Utara. Tulisan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan di tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Penelitian ini menyimpulkan, bahwa aliran ini lebih menekankan kepada “zikir” sebagai upaya pembersih diri, ketimbang ajaran salat, puasa, zakat, dan haji. Aliran terkesan sangat tertutup, sehingga hanya sedikit masyarakat yang tahu keberadaannya. Walaupun dianggap sesat oleh MUI Kota Medan, namun ada juga sebagian tokoh masyarakat mengatakan aliran ini bukan sesat tetapi salah jalan. Kata Kunci: Aliran Tariqatullah, aliran sesat, Medan.
PETA MUTU MADRASAH ALIYAH DI INDONESIA BAGIAN BARAT TAHUN 2013: MAPPING THE MADRASAH ALIYAH QUALITY IN WESTERN INDONESIA IN 2013 M Amin Thaib BR
Penamas Vol 27 No 1 (2014): Volume 27, Nomor 1, April-Juni 2014
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article provides the results of a study on the quality of Madrasah Aliyah (MA) in Western Indonesia based on the results of accreditation conducted by Badan Akreditasi Nasional (National Accreditation Agency) in 2013. There are 3,101 MA, consisting of 383 state madrasah and 2,718 private madrasah,spread throughout 13 provinces in Western Indonesia. The study found that 63 percent of the total madrasah in Western Indonesiahas met accreditation standards, and 44 percent of them are accredited with A and B degrees. State madrasah show better performance than their private counterparts. Out of 383 madrasah, 79 percent madrasah has been accredited and 73 percent of them gained A and B degrees. Meanwhile, only 60 percent of 2,718 private madrasah has met accreditation standards, with 40 percent of them obtaining A and B degrees. In addition, out of 13 provinces, only in 5 provinces where MA have already achieved the targets of the government development objectives. The five provinces include West Java, North Sumatera, Jakarta, Riau Islands, and Bangka-Belitung. The lack of laboratory becomes one of the primary problems that most madrasah face. Key Words: Madrasah quality, accreditation, Western Indonesia. Tulisan ini menyajikan hasil penelitian terhadap kualitas Madrasah Aliyah (MA) di Indonesia Bagian Barat (IBB) yang didasarkan pada hasil akreditasi Badan Akreditasi Nasional tahun 2013. Madrasah Aliyah (MA) di IBB adalah 3.101, hampir separuh (46.53%) dari jumlah MA se Indonesia (6.664). Penelitian ini menemukan, bahwa 63% MA sudah terakreditasi, 44% nya pada peringkat A & B. Madrasah Aliyah Negeri menunjukkan lebih baik dari Madrasah Swasta. Dari 383 madrasah (lebih dari separuh MAN se Indonesia), 79% sudah memenuhi standar, dan 73%-nya sudah pada peringkat A & B. Sementara MA Swasta (MAS) hanya 60% yang sudah memenuhi standar dari sebanyak 2.718 (hampir setengah dari MAS se Indonesia), dan baru 40% pada peringkat A &B. Dari MA di 13 provinsi, baru di 5 Provinsi (Jabar, Sumut, DKI Jakarta, Kep. Riau, dan Babel) yang sudah memenuhi target sasaran pembangunan. Kurangnya laboratorium menjadi salah satu problem utama yang dihadapi madrasah dalam hal akreditasi. Kata Kunci: Mutu madrasah, akreditasi, Indonesia Bagian Barat.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 37 No 1 (2024): Volume 37, Issue 1, January-June 2024 Vol 36 No 2 (2023): Volume 36, Issue 2, July-December 2023 Vol 36 No 1 (2023): Volume 36, Issue 1, January-June 2023 Vol 35 No 2 (2022): Volume 35, Issue 2, July-December 2022 Vol 35 No 1 (2022): Volume 35, Issue 1, January-June 2022 Vol 34 No 2 (2021): Volume 34, Nomor 2, Juli-Desember 2021 Vol 34 No 1 (2021): Volume 34, Nomor 1, Januari-Juni 2021 Vol 33 No 2 (2020): Volume 33, Nomor 2, Juli-Desember 2020 Vol 33 No 1 (2020): Volume 33, Nomor 1, Januari-Juni 2020 Vol 32 No 2 (2019): Volume 32, Nomor 2, Juli-Desember 2019 Vol 32 No 1 (2019): Volume 32, Nomor 1, Januari-Juni 2019 Vol 31 No 2 (2018): Volume 31, Nomor 2, Juli-Desember 2018 Vol 31 No 1 (2018): Volume 31, Nomor 1, Januari-Juni 2018 Vol 30 No 3 (2017): Volume 30, Nomor 3, Oktober-Desember 2017 Vol 30 No 2 (2017): Volume 30, Nomor 2, Juli-September 2017 Vol 30 No 1 (2017): Volume 30, Nomor 1, April-Juni 2017 Vol 29 No 3 (2016): Volume 29, Nomor 3, Oktober-Desember 2016 Vol 29 No 2 (2016): Volume 29, Nomor 2, Juli-September 2016 Vol 29 No 1 (2016): Volume 29, Nomor 1, April-Juni 2016 Vol 28 No 3 (2015): Volume 28, Nomor 3, Oktober-Desember 2015 Vol 28 No 2 (2015): Volume 28, Nomor 2, Juli-September 2015 Vol 28 No 1 (2015): Volume 28, Nomor 1, April-Juni 2015 Vol 27 No 3 (2014): Volume 27, Nomor 3, Oktober-Desember 2014 Vol 27 No 2 (2014): Volume 27, Nomor 2, Juli-September 2014 Vol 27 No 1 (2014): Volume 27, Nomor 1, April-Juni 2014 More Issue