cover
Contact Name
Harianto GP
Contact Email
ijce@stakanakbangsa.ac.id
Phone
+6282115511552
Journal Mail Official
ijce@stakanakbangsa.ac.id
Editorial Address
Royal Crown Palace F1-2, Tambak Oso, Waru - Sidoarjo 61256
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
Inculco Journal of Christian Education
ISSN : 29636485     EISSN : 29636485     DOI : https://doi.org/10.59404/ijce
Core Subject : Religion, Education,
Inculco Journal of Christian Education (IJCE) adalah jurnal penelitian peer-review (proses penelusuran atas kualitas suatu karya tulis ilmiah oleh ahli lain di bidang yang bersesuaian) akses terbuka berkualitas. Jurnal ini menerbitkan artikel asli tentang isu-isu terbaru dan tren yang terjadi khususnya dalam dunia pendidikan. IJCE menyediakan platform (rencana kerja atau program) yang menyambut dan mengakui makalah penelitian asli yang berkualitas tentang pendidikan yang ditulis oleh para peneliti, akademisi, profesional, dan praktisi. Kajian Inculco Journal of Education (IJE) mencakup: Ilmu Pendidikan, Teknologi Pendidikan, Manajemen Pendidikan, Pendidikan Biblika, Teologi Pendidikan, Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Keluarga, Pendidikan Berkebutuhan Khusus, Pendidikan Orang Dewasa, Pendidikan Guru.
Articles 70 Documents
PENDIDIKAN APOLOGETIKA KRISTEN SEBAGAI JEMBATAN TERHADAP KEYAKINAN SAKSI YEHUWA Yuli Ferianti
Inculco Journal of Christian Education Vol 1, No 1 (2021): Vol 1, No 1 (2021): Febuari 2021
Publisher : STAK Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.348 KB)

Abstract

Abstrak: Meskipun sudah termasuk dalam salah satu agama yang diakui di Indonesia, pengajaran Saksi Yewuwa tetap menjadi pro dan kontra. Persoalan yang muncul adalah: Bagaimanakah metode doktrinasi Saksi Yehuwa? Bagaimanakah membangun pendidikan apologetika Kristen sebagai jembatan komunikasi Kristen terhadap para saksi Yehuwa?  Jawaban  adalah: Pertama, (1)  mereka yang sering menyebarkan doktrin-doktrin aliran mereka itu. Bahkan mereka gencar melakukan penginjilan-penginjilan di kota-kota besar maupun di pedalaman, yang lebih lagi yaitu bahkan mereka menginjili bukan hanya orang-orang di luar Kristen, mereka secara terang-terangan menginjili orang-orang Kristen baik di kota maupun di desa.  (2) dilihat dari luar, Organisasi saksi Yehova sepertinya dapat diartikan sebagai salah satu aliran Kristen. Mereka membaca Alkitab dan menghormati Yesus Kristus. Akan tetapi apabila diselidiki lebih lanjut, gerakan tersebut lebih tepat disebut sebagai suatu bidat dalam agama Kristen. Mereka tidak menerima Yesus sebagai penjelmaan Tuhan Allah, menolak paham Trinitas (Tritunggal) dan banyak lagi ajaran saksi Yehuwa yang secara umum ditolak oleh umat Kristen (termasuk umat Katolik). Kedua,  membangun pendidikan apologetika Kristen sebagai jembatan komunikasi Kristen terhadap para saksi Yehuwa perlu mengembangkan  adalah: apologetika sebagai Jembatan Komunikasi dan pendidikan Apologetika sebagai Jembatan Komunikasi. Abstract: Even though it is included in one of the recognized religions in Indonesia, Witness Yehuwa teachings are still pros and cons. The problem that arises is: What is the method of doctrine of Jehovah's Witnesses? How to build Christian apologetic education as a Christian communication bridge to Jehovah's witnesses? The answers are: First, (1) those who often spread the doctrines of their sect. In fact they are aggressively doing evangelism in big cities and in the interior, what is more, they even evangelize not only non-Christians, they openly evangelize Christians both in cities and in villages. (2) from the outside, the Jehovah's Witness Organization seems to be interpreted as a Christian sect. They read the Bible and respect Jesus Christ. However, if investigated further, the movement is more accurately described as a heresy in Christianity. They do not accept Jesus as the incarnation of God, reject the understanding of the Trinity (Trinity) and many other teachings of Jehovah's witnesses that are generally rejected by Christians (including Catholics). Second, building Christian apologetic education as a Christian communication bridge to Jehovah's witnesses needs to develop, namely: apologetics as a Communication Bridge and Apologetic education as a Communication Bridge.
HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMP BINAKARYA SURABAYA Santi Mali
Inculco Journal of Christian Education Vol 2, No 1 (2022): Vol 2, No. 1 (2022): Febuari 2022
Publisher : STAK Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.649 KB)

Abstract

Abstrak: Dalam proses belajar mengajar, kedisiplinan dapat menjadi alat yang bersifat preventif untuk mencegah dan menjaga hal-hal yang dapat mengganggu dan menghambat proses belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Disiplin belajar adalah kepatuhan dari siswa untuk melaksanakan kewajiban belajar sehingga memperoleh perubahan pada dirinya sendiri, baik itu berupa pengetahuan, perbuatan maupun sikap baik itu belajar di rumah maupun belajar di sekolah. Disiplin belajar juga diartikan lebih khusus sebagai bentuk kesadaran siswa dalam menunjang sebuah pendidikan yang didasarkan pada tindakan kesadaran siswa itu sendiri. Dalam lembaga pendidikan khususnya SMP Binakarya Surabaya membuat peraturan kedisiplinan bertujuan untuk (1) meningkatkankualitas diri untuk membagi waktu dengan baik, (2) mendorong siswa melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya seperti belajar, (3) siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya. Metode yang dilakukan peneliti adalah literatur dan pendapat-pendapat para ahli. Hal inilah yang menjadi tugas dan tanggung jawab sAbstract: In the teaching and learning process, discipline can be a preventive tool to prevent and maintain things that can interfere and hinder the learning process to get good learning outcomes. Learning discipline is the obedience of students to carry out their learning obligations so that they get changes in themselves, be it knowledge, actions or attitudes, whether studying at home or studying at school. Learning discipline is also interpreted more specifically as a form of student awareness in supporting an education that is based on the act of awareness of the students themselves. Discipline aims to (1) provide support to students so that non-deviant behavior is created, (2) encourage students to do good and right, (3) students learn to live with good habits that are beneficial for them and their environment. The method used by the researcher is the literature and the opinions of experts. This is the duty and responsibility of the school to students so that good attitudes and character can be formed so that they use time well in following the learning process carried out in the school environment. ekolah kepada anak peserta didik supaya dapat terbentuk sikap dan karakter yang baik sehinnga memanfaatkan waktu dengan baik dalam mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan sekolah. 
PRINSIP KEPEMIMPINAN BERDASARKAN MATIUS 25:14-30 SEBAGAI LANDASAN BAGI GURU SEBAGAI PEMIMPIN DALAM DUNIA PENDIDIKAN Christin Destalia Kailuhu; Yesi Damita
Inculco Journal of Christian Education Vol 2, No 3 (2022): Vol 2, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.248 KB) | DOI: 10.59404/ijce.v2i3.112

Abstract

Penulisan ini bertujuan untuk mendapatkan hakekat prinsip kepemimpinan sebagai hamba yang berguna berdasarkan Matius 25:14-30 dalam aplikasi membangun guru sebagai pemimpin dalam dunia pendidikan. Metode yang digunakan adalah studi kualitatif dengan menganalisa pendekatan kajian biblika dari Kitab Matius 25:14-30. Adapun prinsip tersebut adalah (1) mengerjakan tugas dengan segera atau tanpa penundaan; (2) mengerjakan tugas dengan berkarakter hamba yang baik; (3) mengerjakan tugas dengan kesetiaan; (4) tunduk pada pemberi otoritas. 
TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN PEMBENTUKAN KEROHANIAN ANAK USIA DINI PADA ERA ABAD KE-21 Yahya Anting
Inculco Journal of Christian Education Vol 1, No 1 (2021): Vol 1, No 1 (2021): Febuari 2021
Publisher : STAK Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.26 KB)

Abstract

Abstrak: Pada hakikat anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Persoalan yang timbul adalah: Bagaimanakah pembentukan kerohanian anak usia dini dapat dilakukan? Apakah kontribusi pendidikan agama Kristen dalam pembentukan kerohanian anak usia dini? Tantangan Pendidikan Agama Kristen dan pembentukan kerohanian anak usia dini pada abad ke-21. Jawabnya: (1) Pembentukan kerohanian anak usia dini dapat dilakukan melalui  Pendidikan Agama Kristen merupakan usaha pekerjaan antara Allah dengan manusia secara teratur, sistematis dan berkesinambungan. (2)  Kontribusi pendidikan agama Kristen dalam pembentukan kerohanian anak usia dini pada abad ke 21 adalah: (a) membina dan membentuk kerohanian anak sejak dari kecil. (b) perkembangan anak fisik dan psikologi anak. (c) tugas mendidik dan membentuk kerohanian anak usia dini adalah perintah Tuhan Yesus. (d) anak usia dini merupakan objek dari pembelajaran PAK. (e)  pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan terencana bertujuan agar anak didik dapat bertumbuh menjadi pribadi yang lebih. (f) peran orang tua dalam keluarga begitu penting karena lembaga pendidikan pertama anak ada di dalam keluarga. (g) terjadi membiasakan anak sejak kecil untuk berdoa di dalam nama Yesus, membaca, mengali dan mendengarkan Firman Tuhan, diajarkan saat teduh, diajak ke gereja, dan di dalam keluarga diadakan kebaktian keluarga setiap hari. (h)  orang tua harus mampu menjadi suatu teladan yang baik. (i) pendidikan Kristen harus mampu untuk memperkenalkan Allah kepada anak-anak lewat pembelajaran media yang sesuai. (j) pendidikan Kristen harus mampu mendekatkan anak kepada Tuhan. (k)  pendidikan Kristen berkontribusi untuk mentransformasi kehidupan anak.  (3) Tantangan Pendidikan Agama Kristen dalam pembentukan kerohanian anak usia dini pada abad ke-21 adalah: (a) bagi orang tua adalah menghadapi serangan dari semua paham filosofis humanistik sekuler. (b) bagi guru adalah filosofi pendidikan sekuler yang telah ditanamkan pada program-program pendidikan Kristen. (c) bagi hamba Tuhan adalah para pemimpin gerejawi hendaknya berpartisipasi secara aktif dengan cara merumuskan ulang filosofi pendidikan Kristen. (d) bagi anak usia dini adalah adalah tidak mungkin anak usia dini dapat menghadapi pertumbuhan kerohaniannya dengan kekuatan sendiri.
PENGARUH PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN EFEKTIF TERHADAP MINAT BACA SISWA-SISWI SEKOLAH MISI INTERDENOMINASI SURABAYA Evi Catur Sari; Santi Mali
Inculco Journal of Christian Education Vol 1, No 3 (2021): Vol 1, No. 3 (2021): September 2021
Publisher : STAK Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.241 KB)

Abstract

Abstrak: Dalam artikel ini ditulis berdasarkan kejadian alami yang terjadi di Sekolah Misi Interdenominasi surabaya. Pada dasarnya belajar dengan baik merupakan suatu tata alur untuk membina watak yang baik yaitu melalui minat baca siswa-siswi. Sebagai seorang pelajar pasti diharuskan untuk banyak belajar mengerjakan tugas-tugas sekolah dan untuk membantu hal tersebut pihak sekolah telah menyedikan fasilitas Perpustakaan yang bisa menunjang minat baca siswa maupun membantu dalam mencari bahan-bahan tugas. Dengan adanya fasilitas sekolah sebagai sarana pembelajaran yaitu Perpustakaan, Maka diharapkan siswa-siswi dapat menumbuhkan hal minat baca. Dalam penelitian ini bertujuan untuk memberitahukan manfaat mengenai sarana sekolah, memahami pentingnya belajar mandiri di Perpustakaan, menumbuhkan dan meningkatkan minat baca. Peneliti melakukan penelitian ini di Sekolah Misi Interdenominasi Surabaya yang dirasa belum memahami keefektifan dalam pembelajaran melalui sarana yang ada.Abstract: This article is written based on natural events that occurred at the Misi Interdenominasi School Surabaya. Basically, learning well is a plot to build a good character, namely through students' reading interest. As a student, you are definitely required to learn a lot doing school assignments and to help with this the school has provided library facilities that can help students' reading interest and help in finding assignment materials. With the school facilities, it is hoped that as a learning facility, namely the library, students can foster interest in reading. This study aims to benefit the interests of school facilities, understand independent learning in the library, grow and increase interest in reading. Researchers conducted this research at the Misi Interdenominasi School Surabaya which they felt did not understand the effectiveness of learning through existing facilities.  
ASRAMA SEBAGAI TEMPAT KEHIDUPAN DAN PEMBINAAN SISWA-SISWI SEKOLAH MISI INTERDENOMINASI Noviana Kole
Inculco Journal of Christian Education Vol 2, No 2 (2022): Vol 2, No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : STAK Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.402 KB)

Abstract

   Abstrak: Apa yang dipikirkan di benak kita tentang kata “tinggal diasrama”, mungkin kita berpikir bahwa asrama adalah bangunan tempat tinggal dimana kita harus mengikuti berbagai tata tertib yang ditetapkan. Tinggal diasrama pasti ada aturan dan tata tertib yang akan kita ikuti, sebagai penghuni asrama harus memiliki disiplin besar ataupun kewajiban untuk bisa melakukan segala kegiatan yang biasanya dibantu oleh  keluarga  sekarang harus melakukannya sendiri. Dari pembahasan ini akan timbul beberapa pertanyaan: 1. Apakah asrama itu? 2. Bagaimana fungsi  asrama bagi mahasiswa? Jawaban : Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama. Fungsi bagi mahasiswa sebagai sarana untuk tempat tinggal bagi mahasiswa selama menempuh studinya, sebagai sarana untuk mempererat hubungan sosial antar sesama, sebagai sarana membentuk pribadi mahasiswa sehingga dapat mandiri, disiplin dan bertanggung jawab Abstract: What we think about the word “live in a dormitory”, maybe we think that a dormitory is a residential building where we have to follow various rules and regulations. Living in a dormitory, there must be rules and regulations that we will follow, as residents of a dormitory, we must have great discipline or an obligation to be able to carry out all activities that are usually assisted by the family, now we have to do it ourselves. From this discussion, several questions will arise: 1. What is a hostel? 2. How does the dormitory function for students? Answer: A dormitory is a temporary residence for a group of people, consisting of a number of rooms, and led by a dormitory head. The function for students is as a place to live for students during their studies, as a means to strengthen social relations between others, as a means to shape students' personalities so that they can be independent, disciplined and responsible.
MAKNA MENDIDIK ANAK DALAM MEMBERI PERSEMBAHAN TERHADAP PENINGKATAN SPIRITUALITAS ANAK USIA 5-7 TAHUN DI GEREJA KRISTEN PROTESTAN EKLESIA MENTAWAI Erni Lase.
Inculco Journal of Christian Education Vol 1, No 2 (2021): Vol 1, No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : STAK Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.2 KB)

Abstract

Abstrak: Dalam artikel ini ditulis berdasarkan kejadian yang alamiah terjadi di dalam kehidupan anak Kristen.  Orang tua merupakan faktor utama pendidik atau pendorong anak dalam melakukan akitivas atau kegiatan salah satunya memberi persembahan, sebagai orang tua yang sudah paham akan arti dan makna memberi persembahan maka orang tua tersebut akan memberikan pemahaman yang baik kepada anak dalam memaknai arti memberi persembahan yang sesungguhnya. Dalam penelitian ini bertujuan untuk membing anak ke yang lebih baik, meningkatkan kualitas spiritualitas anak,  memberi pemahaman makna memberi persembahan, peneliti melakukan penelitian ini di Gereja Kristen Protestan Eklesia Mentawai dimana anak sekolah minggu memberi persembahan tanpa mengerti arti dari memberi persembahan, tanggung jawab orang tua yaitu memberikan pendidikan yang baik  kepada anak seperti mengajarkan cara makan yang baik, berbicara yang baik, bertindak yang baik, dan khususnya memberikan persembahan yang baik juga. Jadi peran orang tua harus mampu mangajar dan mendidik anak ke hal-hal yang baik supaya spiritualitas anak dapat bertumbuh dengan baik dan mengerti arti persembahan hidup yang sesungguhnya.  Abstract: This article is written based on events that naturally occur in the life of Kirsten's children. Parents are the main factor for educators or encouraging children to carry out activities or activities, one of which is giving offerings, as parents who already understand the meaning and meaning of giving offerings, the parents will give a good understanding to children in interpreting the true meaning of giving offerings. In this study aimed at guiding children to be better, improving the quality of children's spirituality, providing an understanding of the meaning of giving offerings, researchers conducted this research at the Eklesia Mentawai Protestant Christian Church where Sunday school children gave offerings without understanding the meaning of giving offerings, the responsibility of parents namely giving good education to children such as teaching them how to eat well, speak well, act well, and especially give good offerings too. So the role of parents must be able to teach and educate children to good things so that children's spirituality can grow well and understand the true meaning of life offerings.   
KAJIAN CARA BERPIKIR SPIRITUAL TENTANG KARAKTER KRISTUS DAN PENERAPANNYA BAGI KEHIDUPAN PELAYANAN DI GEREJA ISA ALMASIH JEMAAT SUKOREJO-KENDAL JAWA TENGAH Hana Ambar Yuswati
Inculco Journal of Christian Education Vol 2, No 1 (2022): Vol 2, No. 1 (2022): Febuari 2022
Publisher : STAK Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.229 KB)

Abstract

 Abstract : This study aims to examine the spiritual way of thinking about the character of Christ and its application in a ministry of the church and God's people. The totality of service, the price of loyalty, sacrifice, obedience to authority is a Christian spirituality based on the character of Christ which has an impact on character building and faith growth related to the trials and sufferings that God allows for His church. As a result of that suffering resulted in disappointment, pain, bitterness, misunderstanding, unforgiveness, there were many failures in the ministry that resulted in divisions in the church.With regard to the objectives and results of the research, it shows that the problem of suffering as a result of the dispute is a challenge for the church so that the church is restored and experiences victory and returns to the vision and mission of preaching the gospel, so that His church continues to work and continues to fill with works that stand the test to build His temple. holy one. Abstrak : Penelitian ini bertujuan mengkaji mengenai cara berpikir spiritual tentang karakter Kristus dan penerapannya dalam sebuah pelayanan gereja dan umat Allah. Totalitas pelayanan, harga kesetiaan, pengorbanan, ketaatan pada otoritas adalah spiritualitas Kristiani yang didasarkan pada karakter Kristus yang berdampak pada pembangunan karakter dan pertumbuhan iman yang berkaitan dengan ujian dan penderitaan yang diijinkan Tuhan bagi gerejaNya. Akibat dari penderitaan itu mengakibatkan kekecewaan, kepedihan, kepahitan, kesalahpahaman, tidak bisa mengampuni, terjadi banyak kegagalan dalam pelayanan yang mengakibatkan perpecahan dalam jemaat.Berkaitan dengan tujuan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan penderitaan akibat dari perselisihan tersebut merupakan sebuah tantangan gereja agar gereja dipulihkan dan mengalami kemenangan serta kembali kepada visi dan misi pemberitaan Injil, sehingga gerejaNya terus berkarya dan terus mengisi dengan karya-karya yang tahan uji untuk membangun baitNya yang kudus. 
SOLUSI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK SECARA DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 Darwis Lodowich Laana
Inculco Journal of Christian Education Vol 1, No 1 (2021): Vol 1, No 1 (2021): Febuari 2021
Publisher : STAK Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.418 KB)

Abstract

Abstrak: Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam proses perkembangan anaknya, salah satunya adalah dalam proses belajar anak. Peran orang tua semakin terasa ketika pemerintah mewajibkan sekolah dari rumah (study from home). Adanya pandemi Covid-19 mengharuskan anak untuk belajar di rumah. Seluruh kegiatan belajar siswa dilaksanakan di rumah dengan bimbingan dari orang orang tua. Sehingga peranan orang tua dalam mendidik anak berada pada urutan pertama. Tujuan adalah menjawab persoalaan yang timbul sebagai berikut: Apa dampak pembelajaran daring bagi minat belajar anak? Apakah saja tantangan dalam meningkatkan minta belajar anak secara daring? Bagaimanakah solusi orang tua dalam meningkatkan minat belajar anak secara daring? Jawabannya adalah: (1) Kurangnya fasilitas, jenuh, belum terbiasa dengan system belajar jarak jauh (2) Menimbulkan dampak pengeluaran yang lebih besar,  orang tua  harus meluangkan lebih ekstra waktu kepada anak anak mendampingi belajar online, Orang tua harus membagi waktu antara mendampingi anak belajar dan menyelesaikan pekerjaanya, dan kesulitan yang dialami biasanya berasal dari dalam diri anak yang sulit untuk diajak dalam melaksanakan kegiatan belajar. (3) Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, Orang tua sebagai fasilitator, Orang tua sebagai motivator dan Orang tua sebagai pengaruh atau director.
TANGGUNG JAWAB ORANG TUA KRISTEN DALAM PENDIDIKAN ANAK TERHADAP SPRITUALITAS ANAK TKK ANUGERAH IMMANUEL DI TAPANULI UTARA Novina Fransisca Nainggolan; Urbanus Sukri
Inculco Journal of Christian Education Vol 2, No 1 (2022): Vol 2, No. 1 (2022): Febuari 2022
Publisher : STAK Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.602 KB)

Abstract

Abstrak: Orang tua merupakan komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Sebagai orang tua seharusnya memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai orang tua harus memberikan bimbingan nilai-nilai moral sesuai ajarana agama, mendisiplinkan, mengendalikan, turut dalam mengasuh anak-anak serta memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak. Dalam penelitian ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan kualitas spiritualitas anak, (2) Meningkatkan jiwa-jiwa anak yang takut akan Tuhan, (3) Meningkatkan semangat anak agar tetap saling mengasihi sesamanya. Peneliti mengamati TK Kristen Anugerah masih banyak anak-anak yang kurang memiliki kecerdasan spiritualitas yang baik. Hal inilah yang menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua kepada anaknya sendiri. Jadi tanggung jawab sebagai orang tua harus mampu mengajarkan ajaran-ajaran agama Kristen kepada anak supaya anak lebih lebih mengasihi Tuhan dan sesamanya.