cover
Contact Name
Solihah Titin Sumanti
Contact Email
medanresourcecenter@gmail.com
Phone
+6285358326272
Journal Mail Official
medanresourcecenter@gmail.com
Editorial Address
Office: Jl. Benteng Hilir Perumahan Setia Jadi No. C9 Bandar Khalipah, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia 20371
Location
Kab. deli serdang,
Sumatera utara
INDONESIA
Islamic Education
Published by Medan Resource Center
ISSN : -     EISSN : 28088824     DOI : 10.57251
Core Subject : Education,
Islamic Education is a peer-reviewed journal published by the Medan Resource Center. The journal aims to publish scientific articles covering various topics in the field of Islamic Education, including history, pedagogy, Islamic studies, Teaching & Learning in Islam, Philosophy of Education in Islam, Religious Education in Islam, Teacher Education in Islam, Early Childhood Education in Islam, Management Education in Islam, Education Development & Society in Islam, Education Leadership in Islam, Educational Technology in Islam, literature, intellect, tradition, culture, technology, local wisdom, and other relevant issues. The journal is published biannually in April and October and accepts articles in both Bahasa Indonesia and English.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (2021)" : 5 Documents clear
Manusia dalam Pendidikan Islam Menurut Hasan Langgulung Haidar Putra Daulay; Zaini Dahlan; Aimanun; Akublan Siregar
Islamic Education Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Medan Resource Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1339.358 KB) | DOI: 10.57251/ie.v1i1.9

Abstract

Konsep manusia menurut kajian Hasan Langgulung terdiri dari berbagai konsep-konsep dasar meliputi konsep khalifah Allah di muka bumi yang mengandung potensi seperti fitrah manusia, Roh disamping pemenuhan kebutuhan jasmani, kebebasan kemauan manusia dan potensi akal pikiran. Konsep lainnya adalah tentang kejadian atau penciptaan manusia serta tujuan hidupnya, sifat-sifat asal manusia, konsep amanah manusia, dan terakhir perjanjian antara Tuhan dan manusia (mithaq). Mengenai implikasi konsep manusia menurut Hasan Langgulung adalah pada intinya, Pendidikan Islam dalam pada tujuan akhir (ultimate aim) adalah pembentukan pribadi khalifah bagi anak didik yang ciri-cirinya terkandung dalam konsep ‘ibadah dan amanah yaitu memiliki fitrah, roh disamping badan, kemauan yang bebas, dan akal. Dengan kata lain tugas pendidikan adalah mengembangkan keempat aspek ini pada manusia agar ia dapat menempati kedudukan sebagai khalifah. Kelemahan daripada kajian Hasan Langgulung mengenai manusia antara lain dalam hal tulisan, Hasan Langgulung tidak menulis kajian tentang manusia secara utuh, tulisan yang ada tersebar dari berbagai tulisan dan buku. Dalam hal teknis pemaparan, Hasan Langgulung dalam mengungkapkan tentang konsep manusia terjadi tumpang tindih dan tidak sistematik, mungkin dikarenakan luasnya wilayah kajian ini. Bebrapa hal yang masih menjadi perdebatan adalah tentang konsep kebebasan kemauan manusia, Hasan Langgulung tidak dengan secara tegas menyatakan bahwa kebebasan yang Allah berikan kepada manusia. . Bahwa konsep khalifah Allah sudah cukup untuk menafikan wujud kebebasan itu sendiri. Dalam hal ini kebebasan yang diberikan Allah kepada manusia sifatnya terbatas, Hasan Langgulung lebih cenderung pada pemikiran Asy’ary yang mencoba mengsintesakan antara kehendak Tuhan dan kehendak manusia. Pemikiran ini menimbulkan ambivalensi, bahwa disatu sisi manusia diberikan kebebasan dalam berpikir dan berkehendak dan disini lain, peranan Tuhan sangat dominan dalam hal pembentukan perbuatan manusia, dengan memakai konsep iradat-Nya, sehingga dalam praktik pendidikan Islam, Langgulung terkesan ragu dan pessimistik. Hasan Langgulung juga mengakui bahwa konsep yang ia paparkan adalah sangat mendasar, maka ia menyatakan bahwa tulisan tidak dapat dijadikan sebagai bimbingan dan acuan yang jelas terhadap pendidikan Islam secara praktis. Untuk itu sangat diperlukan buku atau kajian yang lebih komprehensif lagi dalam mendukung kajian tersebut, sehingga didapatkan sebuah konsep pendidikan Islam yang benar-benar dapat dijalankan dan diterapkan di masyakarat
Kolonialisme dan Dikotomi Pendidikan di Indonesia Haidar Putra Daulay; Zaini Dahlan; Andika Priono; Asrul Parlindungan Lubis
Islamic Education Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Medan Resource Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1121.807 KB) | DOI: 10.57251/ie.v1i1.10

Abstract

It is well known that Indonesia is a vast area and is very rich with various natural resources, including spices. These spices became the initial attraction for European nations to come to Indonesia, because they really needed them. The arrival of European nations (especially the Portuguese, Dutch and British) since the 9/15 century to trade which later developed into political and military colonization. The Dutch colonial occupation had very complex motives and goals with three major themes, which were often referred to as 3G: Gold (Gold), Glory (Power), and Gospel (Religion / Gospel), namely Economy, politics and religion. In relation to these interests, the drafters of the concept of education seemed unable to separate themselves from the socio-economic and political conditions of the Dutch central government, and their relation to the political interests of the Dutch East Indies. Thus every policy implemented in the field of education tended to be related to the interests of Dutch colonial politics in Indonesia. So that Islamic education itself is difficult to develop and its development is very limited and not given free space.
Pendidikan Akhlak bagi Santri dalam Kegiatan Mujahadah Jam’iyyah Ta’lim wal Mujahadah Jumat Pon (JTMJP) “Padang Jagad” di Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Padang Jagad Krapyak Yogyakarta Khanifuddin
Islamic Education Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Medan Resource Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.251 KB) | DOI: 10.57251/ie.v1i1.13

Abstract

Kegiatan Mujahadah Jam’iyyah Ta’lim wal Mujahadah Jumat Pon (JTMJP) “Padang Jagad” bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dan akhlak pada diri santri. Selain itu juga untuk mengetahui konsep, materi, metode dan bentuk kegiatan pendidikan akhlak dalam kegiatan tersebut. Bagaimana konsep pendidikan akhlak, materi pendidikan, dan metode pendidikan akhlak dalam kegiatan mujahadah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan akhlak yaitu habl min Allah (hubungan manusia dengan Allah) dan habl min An- Naas (hubungan manusia dengan manusia). Materi Pendidikan Akhlak meliputi akhlak terhadap Allah SWT, akhlak kepada Rasulullah saw, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada teman dan akhlak kepada masyarakat. Sedangkan metode pendidikan akhlak terdiri dari metode pembiasaan, metode keteladanan, dan metode mau’idzoh khasanah (ceramah), metode-metode tersebut dilaksanakan secara terpadu antara metode satu dengan yang lainnya.
Inovasi Madrasah: Strategi Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Azizah Hanum OK
Islamic Education Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Medan Resource Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.592 KB) | DOI: 10.57251/ie.v1i1.14

Abstract

The influence of the Covid-19 pandemic, which robs people of their rights and movements in carrying out activities outside the home. Until now, economics, social, and even education have not found a common ground in direct learning, even some schools in the corners of the city are desperate to do face-to-face learning. Complaints of parents, students, and educators as one unit found the reason that continuous learning online at home is not effective. This paper tries to analyze how effective online learning was during a pandemic and how enthusiastic students were when learning online. The discussion of this article proves that society is starting to adapt to technological developments that focus on learning. Furthermore, madrasas make good progress through their teaching staff and educational staff. The discussion of this article proves that society is starting to adapt to technological developments that focus on learning. Furthermore, madrasas make good progress through their teaching staff and educational staff. Madrasah innovation followed by support from the community made the goal of distance learning an alternative in carrying out the teaching and learning process. The results of this study will also be used as a reference in developing and finding new theories related to the effectiveness of distance learning. The results of this study will also be used as a reference in developing and finding new theories related to the effectiveness of distance learning.
Model Bimbingan Pribadi Sosial yang Diterapakan di MIN Yogyakarta II dan MI Ma’had Islamy Yogyakarta Fajar Nur Rohmad
Islamic Education Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Medan Resource Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.874 KB) | DOI: 10.57251/ie.v1i1.15

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bimbingan pribadi sosial yang diterapakan di MIN Yogyakarta II dan MI Ma’had Islami Yogyakarta. Sehingga dapat diketahui karakter yang diberikan oleh guru kelas dalam melakukan bimbingan. Dengan demikian dapat diketahui rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana model bimbingan dan karakter guru kelas dalam melakukan bimbingan pribadi sosial yang diterapakan di MIN Yogyakarta II dan MI Ma’had Islami Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan yaitu data-data hasil bersumber dari lapangan. Sifat penelitian adalah kualitatif yakni penelitian sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hasil yang didapat adalah adanya guru pembimbing. Jika di MIN Yogyakarta II apabila wali kelas belum bisa menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa. Madrasah menunjuk beberapa guru untuk membantu wali kelas untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sedangkan di Ma’had Islami, apabila permasalahan yang dialami siswa tidak mampu diselesaikan wali kelas. Masalah tersebut ditangani oleh Kepala Madrasah.

Page 1 of 1 | Total Record : 5