cover
Contact Name
Khairul Amin
Contact Email
khairulamin@lakaspia.org
Phone
+628116855377
Journal Mail Official
sinthop@ar-raniry.ac.id
Editorial Address
Jalan Mata Ie Lorong Permai X Ni. 74 Perumahan Bukit Permai Geu Gajah Darul Imarah, Aceh Besar, Provinsi Aceh. Kode Pos 23352, Indonesia
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya
ISSN : -     EISSN : 29868475     DOI : -
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya is a double-blind peer-reviewed journal published by Lembaga Aneuk Muda Peduli Ummat in collaboration with Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia. The journal publishes research articles, conceptual articles, and book reviews of education, religious, social, and cultural studies. The articles of this journal are published bi-annually in January-June and Juli-December.
Articles 33 Documents
Kontroversi Lafadz Allah: Analisis Lafadz Allah dalam Kristen di Malaysia Fikril Jamil Bin Bidin
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 1 No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v1i2.2344

Abstract

Kalima Allah is an issue after the court's decision rejected the application to use the Kalima Allah as a substitute for the words God or God in the Christian magazine Herald The Catholic Weekly in Malaysia into Malay. Various views from Muslims and non-Muslims say the law of using the word Allah is reasonable. This research uses library research, namely reading and researching and using books and media related to thesis discussion. The controversy over the word of Allah is more important than the discussion whether non-Muslims may use the word of Allah or not. These are two different issues. The request of the Christian party to use Allah's sentence was rejected by the court through a judicial decision on the grounds that it could cause confusion among fellow Muslims. But this has been interpreted by Muslims as a Christianization mission in Malaysia. Judging from the texts of the Koran, non-Muslims may pronounce Allah's words like Christianity. However, publications of The Herald in the English, Chinese and Indian versions do not change the word Allah and continue to use the same word, namely God or God in their languages. Only in the Malay language they want to use the word Allah. Abstrak Kalimah Allah adalah merupakan satu isu setelah keputusan kehakiman menolak permohonan penggunaan kalimah Allah sebagai pengganti perkataan God atau Tuhan dalam Herald The Catholic Weekly majalah Kristen di Malaysia ke dalam bahasa melayu. Berbagai macam pandangan dari muslim dan non muslim mengatakan hukum penggunaan kalimah Allah adalah wajar. Penelitian ini menggunakan riset perpustakaan (library research), yaitu membaca dan meneliti serta memakai buku-buku dan media yang berkaitan dengan pembahasan skripsi. Masalah kontroversi kalimah Allah lebih penting dari diskusi apakah non muslim boleh menggunakan kalimah Allah ataupun tidak. Ini adalah dua isu yang berbeda. Permohonan pihak Kristen untuk menggunakan kalimah Allah ditolak oleh pihak mahkamah melalui keputusan kehakiman dengan alasan karena bisa menimbulkan kekeliruan sesama muslim. Namun hal ini telah ditafsirkan umat Islam sebagai misi kristenisasi di Malaysia. Melihat dari nash Al-Quran, bahwa non muslim boleh menyebut kalimah Allah seperti agama Nasrani. Namun, terbitan The Herald dalam versi bahasa Inggris, Cina dan India tidak mengubah kata Allah dan tetap menggunakan kata yang sama yaitu God atau Tuhan dalam bahasa mereka. Hanya terbitan bahasa Melayu saja mereka ingin menggunakan kalimah Allah.
Penerapan Metode Eksperimen Menggunakan Bahan Alami di Lingkungan Sekitar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 1 Pidie Safrina Safrina
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 1 No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v1i2.2388

Abstract

The low interest of students in taking lessons is one of the factors that cause low student learning outcomes. Therefore, an interesting learning model is needed to increase student interest and learning outcomes. This study aims to improve student learning outcomes in the Chemistry subject matter of acid and base indicators using a learning model with experimental methods based on natural materials found in the surrounding environment. This research is classroom action research, which consists of two cycles. Based on the research results, it is known that the learning model with this experimental method can increase students' interest and learning outcomes with the acquisition of cognitive, affective, and psychomotor classical completeness scores in the first cycle, namely 0%, 77.5%, 100%, and the second cycle, namely 100%, 100 %, 100%. The average value of cognitive, affective, and psychomotor in the first cycle are 48.30; 82.75; 73; points, and in the second cycle are 90.75; 88.09; 86.19 points. This study suggests that experimental methods using natural materials in the surrounding environment for other chemical materials need to be carried out so that students become more interested in learning chemistry. Abstrak Rendahnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Kajian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Kimia materi Indikator Asam dan Basa melalui model pembelajaran dengan metode eksperimen menggunakan bahan alami di lingkungan sekitar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa model pembelajaran dengan metode eksperimen ini dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dengan perolehan nilai ketuntasan klasikal kognitif, afektif, psikomotor siklus I yaitu 0%, 77,5%, 100% dan siklus II yaitu 100%, 100%, 100%. Nilai rata-rata kognitif, afektif dan psikomotor siklus I yaitu 48,30; 82,75; 73 dan siklus II yaitu 90,75; 88,09; 86,19. Penelitian lanjutan menggunakan metode eksperimen menggunakan bahan alami di lingkungan sekitar untuk materi kimia yang lain perlu dilakukan agar siswa menjadi semakin tertarik terhadap pembelajaran kimia.
Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Materi Hidrolisis Garam pada Siswa Kelas XI IPA 2 MAN 1 Pidie Nursiah Nursiah
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 1 No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v1i2.2392

Abstract

Cooperative learning Type Jigsaw is a learning method that encourages students to study in groups through discussions so that they can collectively and responsibly help each other understand the material. This research is a type of classroom action research (PTK), which is designed by implementing the Jigsaw Cooperative learning learning model in salt hydrolysis material for students in grades XI, IPA, 2, and MAN, 1, respectively. The results of this study indicate that the Jigsaw Cooperative learning model can improve student learning outcomes in the chemistry subject matter of salt hydrolysis. Implementation of this learning model can encourage students to work together in teams to analyze problems, discuss them, and answer questions related to the material presented. The results of observations after treatment showed that all students succeeded in learning mastery (100%) and student learning activities reached active and very active categories. The use of media images when implementing Jigsaw-type cooperative learning is one factor that influences learning mastery. Abstrak Cooperative learning tipe jigsaw merupakan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar secara berkelompok dalam bentuk diskusi agar mereka dapat saling membantu untuk memahami materi secara kolektif dan penuh tanggung jawab. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang didesain dengan mengimplementasikan model pembelajaran Cooperative learning tipe jigsaw dalam materi Hidrolisis garam pada siswa XI IPA 2 MAN 1 Pidie. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Kimia materi hidrolisis garam. Implementasi model pembelajaran ini dalam mendorong siswa untuk bekerja sama dengan tim kelompok untuk menganalisis masalah, berdiskusi, dan menjawab persoalan terkait materi yang disampaikan. Hasil pengamatan setelah perlakuan menunjukkan seluruh siswa berhasil mengalami ketuntasan belajar (100%) dam aktivitas belajar siswa mencapai kategori aktif dan sangat aktif. Salah satu hal yang mempengaruhi ketuntasan belajar tersebut adalah penggunaan media gambar pada saat pelaksanaan pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw.
Ritual Kematian dalam Masyarakat Suku Alas di Desa Batu Mbulan II, Aceh Tenggara Ainun Mardiah; Sori Monang; Aulia Kamal
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 1 No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v1i2.2394

Abstract

The Alas people in Batu Mbulan II Village, Southeast Aceh have a unique tradition related to death. This ritual has been practiced across generations and still exists today because it is believed to have a function in their lives. This study wants to know how the death ritual is practiced by the Orang Alas in Batu Mbulan II Village; what does it mean; and its function in their social life. This is a qualitative research using case studies where data is collected through interviews and observations. The data were analyzed descriptively, and showed that: 1) The death ritual practiced by the Orang Alas in Batu Mbulan II Village is part of the local interpretation of tajhiz mayit in Islam. The ritual begins with bathing the corpse in the river, mengkiran (surrounding the coffin), talkin (teaching the dead), samadiyah (sending reward, praying for the dead, blessing tombstones and white stones). 2) This ritual has a number of meanings, as a way of remembering the dead, helping him, honoring his family; and 3) having social functions such as, strengthening solidarity, cooperation. This study shows that rituals are not only oriented to spiritual and mystical matters, but also social life
Modernisasi dalam Perspektif Samuel P. Huntington Alamsyah Alamsyah; Syarifuddin Syarifuddin
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 1 No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v1i2.2399

Abstract

This article describes the social and cultural changes in human life that are moving toward modernity. Today's social scientists seem concerned about modernization but tend to use Western industry as a reference for modern models. As Donald Eugene Smith assumed, the world has experienced "the grand process of modernization," considering secularization to be a certain and absolute modern condition. The most fundamental issue is that secularism is required to achieve modernity. As for the question, here is how the concept of modernization appears in the view of Samuel P. Huntington. Huntington is one of the American political experts who contributed to modernization studies. According to Huntington, modernization is a process of change that cannot be avoided. This is due to the growing development of science and technology, which also influences people's mindsets, attitudes, and values in various aspects of life. There are three reactions that arise from modernization theory, namely, first, rejecting both modernization and westernization, second, accepting both, and third, accepting the first and rejecting the second. From these three reactions, Huntington tends to see that modernization does not mean westernization. Because non-Western societies that are changing seem to be increasingly maintaining their own culture, even as they adopt Western values, institutions, and practices, without abandoning their own culture. Abstrak Artikel ini menjelaskan perubahan-perubahan sosial dan budaya kehidupan manusia yang bergerak menuju modern. Ilmuan sosial dewasa ini tampak terlihat prihatin terhadap modernisasi, tetapi cenderung menggunakan industri Barat sebagai acuan model modern. Sebagaimana asumsi Donald Eugene Smith, dunia telah mengalami The Grand Process of Modernization, menganggap sekularisasi pasti terjadi dan mutlak sebagai sarat modern. Masalah yang paling pokok, adanya keharusan bersikap sekuler untuk mencapai modernitas. Adapun yang menjadi pertanyaan di sini adalah bagaimana konsep modernisasi dalam pandangan Samuel P. Huntington. Menurut Huntington, modernisasi adalah sebuah proses perubahan yang tidak dapat terelakkan. Hal ini terjadi akibat semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang turut mempengaruhi pola pikir, sikap, nilai-nilai perilaku masyarakat dalam berbagai sisi kehidupan. Ada tiga reaksi yang muncul dari teori modernisasi, yaitu; pertama. menolak modernisasi maupun westernisasi, kedua, menerima keduanya, ketiga, menerima yang pertama dan menolak yang kedua. Dari ketiga reaksi ini, Huntington cenderung memandang modernisasi tidak berarti westernisasi. Karena, masyarakat-masyarakat non-Barat yang sedang berubah tampak semakin mempertahankan budaya sendiri, sekalipun mengadopsi nilai-nilai, institusi-institusi dan praktik-praktik Barat tetapi tidak meninggalkan kebudayaan sendiri.
Kritik Terhadap Pendekatan Empiris Kajian Keagamaan Fuad Ramly
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 1 No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v1i2.2453

Abstract

This article examines the empirical approach in religious studies based on critical and philosophical analyzes. Critical analysis is used to map the strengths and weaknesses of the Empirical Approach, and philosophical analysis to understand the essence of religion. Based on the results of the study it can be described that the Empirical Approach in religious studies or Religious Studies relies on investigations of religious phenomena, as reflected in studies of Sociology of Religion, Anthropology of Religion, Psychology of Religion and so on. In addition to having advantages, the Empirical Approach also has disadvantages. The Empirical Approach is indeed significant for being involved in Religious Studies to evaluate the phenomenon of the diversity of adherents of religions, to build a more noble religious life, but not significant for studying religious beliefs, violence and conflicts in the name of religion as has been done so far. One very important effort in the development of Religious Studies is to realize integration of the Normative Approach and the Empirical Approach in studying religious phenomena. The integration of these two approaches will provide a more comprehensive and philosophical understanding of religion, both existentially (the behavior of believers) and essential (the essence of religion itself). Abstrak Artikel ini mengkaji pendekatan empiris dalam kajian keagamaan berdasarkan analisis kritis dan filosofis. Analisis kritis dipergunakan untuk memetakan kelebihan dan kelemahan Pendekatan Empiris, dan analisis filosofis untuk memahami esensi agama. Berdasarkan hasil kajian dapat dideskripsikan bahwa Pendekatan Empiris dalam kajian keagamaan atau Studi Agama bersandar pada penyelidikan tentang fenomena keberagamaan, sebagaimana tercermin dari kajian-kajian Sosiologi Agama, Antropologi Agama, Psikologi Agama dan sebagainya. Di samping terdapat kelebihan, Pendekatan Empiris juga memiliki kekurangannya. Pendekatan Empiris memang signifikan untuk dilibatkan dalam Studi Agama untuk melakukan evaluasi terhadap fenomena keberagamaan para pemeluk agama, untuk membangun kehidupan beragama yang lebih mulia, tetapi tidak signifikan untuk mengkaji keyakinan keagamaan, kekerasan dan konflik yang mengatasnamakan agama sebagaimana dilakukan selama ini. Salah satu upaya yang sangat penting dalam pengembangan Studi Agama adalah mewujudkan integrasi (keterpaduan) Pendekatan Normatif dan Pendekatan Empiris dalam mengkaji fenomena keagamaan. Integrasi kedua bentuk pendekatan tersebut akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan filosofis tentang agama, baik secara eksistensial (perilaku umat beragama) maupun esensial (hakikat agama itu sendiri).
Nasionalisme Muhammadiyah: Konsep dan Tantangan Fadlan Barakah; Bukhari Bukhari; Sa'i Sa'i
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 2 No 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v2i1.2746

Abstract

This article discusses the concept of Muhammadiyah's nationalism and the challenges it faces in the present context. The research utilizes a literature-based approach, drawing from relevant sources. The study highlights Muhammadiyah's perspective that Islam and nationalism can coexist. Muhammadiyah's nationalism is rooted in religious beliefs and is based on Islam and the socio-historical context of Indonesia. The history of Muhammadiyah as an Islamic movement founded by KH Ahmad Dahlan demonstrates their commitment to the development of the Muslim community in Indonesia. However, Muhammadiyah and moderate Islamic movements encounter challenges in dealing with views that consider nationalism contradictory to Islamic teachings. The primary challenge faced by Muhammadiyah's nationalism today is the rapid advancement of technology, which has not been accompanied by the strong internalization of Muhammadiyah's nationalist ideology among the younger generation. Additionally, the rise of transnational Islamic movements that oppose nationalism poses a significant challenge. Abstrak Artikel ini membahas konsep nasionalisme Muhammadiyah dan tantangan yang dihadapinya dalam konteks masa kini. Pendekatan kepustakaan digunakan dalam penelitian ini dengan mengacu pada literatur-literatur yang relevan. Kajian ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah memandang bahwa ajaran Islam dan nasionalisme dapat berjalan seiring. Nasionalisme Muhammadiyah merupakan nasionalisme religius yang didasarkan pada ajaran Islam dan konteks sosio-historis Indonesia. Sejarah Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan menunjukkan komitmen mereka terhadap pembangunan umat Islam di Indonesia. Namun, Muhammadiyah menghadapi tantangan dalam menghadapi pandangan yang menganggap nasionalisme bertentangan dengan ajaran Islam. Tantangan utama yang dihadapi nasionalisme Muhammadiyah saat ini adalah pesatnya perkembangan teknologi yang belum diimbangi dengan proses internalisasi paham nasionalisme Muhammadiyah yang kuat pada generasi muda Muhammadiyah, serta menguatnya gerakan Islam transnasional yang menentang nasionalisme.
Dinamika Konflik antar Wahabi dan Aswaja di Aceh Cut Lusi Chairun Nisak; Tuthi’ Mazidar Rohmah
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 2 No 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v2i1.2774

Abstract

This article aims to discuss the dynamics of the conflict between Aswaja and Wahabi ideologies in Aceh, utilizing a literature review approach. The data for this article were obtained from relevant literature sources, including books and scholarly journals. The study reveals that religious conflicts in Aceh have occurred in various historical periods. These conflicts involve differing perspectives and have resulted in tensions among groups in Aceh, including the rejection of religious figures, the dissolution of religious gatherings, and debates on religious practices. The conflicts are closely related to the social and political context of Aceh, as well as the differing interpretations of religion between the exclusive Wahabi ideology and the inclusive Aswaja ideology. Aswaja, following the Shafi'i school of thought, has a distinct cultural emphasis on celebrating religious traditions, while Wahabi ideology opposes such practices and considers those who do not adhere to their ideology as infidels. In summary, the conflicts are driven by divergent views on religious practices, interpretations of religion, and beliefs in the existence of God. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mendiskusikan tentang dinamika konflik antara paham aswaja dan wahabi di Aceh dengan menggunakan pendekatan kajian literatur. Data dalam artikel ini diperoleh dari literatur-literatur berupa buku dan jurnal ilmiah yang relevan. Kajian ini menunjukkan dinamika konflik keagamaan di Aceh telah terjadi dalam beberapa periode sejarah. Konflik ini melibatkan perbedaan pandangan dan telah menyebabkan ketegangan antar kelompok di Aceh yang mencakup penolakan terhadap tokoh agama, pembubaran pengajian, dan perdebatan tentang praktik keagamaan. Konflik ini terkait dengan konteks sosial dan politik Aceh, serta perbedaan interpretasi agama antara paham Wahabi yang eksklusif dan paham Aswaja yang inklusif. Paham Aswaja, yang mengikuti mazhab Syafi'i, memiliki budaya yang berbeda dengan paham Wahabi. Aswaja menekankan nilai-nilai budaya seperti merayakan tradisi keagamaan, sementara Wahabi menentang praktik-praktik tersebut dan mengkafirkan mereka yang tidak sejalan dengan paham mereka.
Mobilitas Sosial Masyarakat Desa Mekarwangi, Bandung Jawa Barat Dara Fatia; Uswatun Nisa
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 2 No 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v2i1.2775

Abstract

This article aims to analyze the phenomenon of population mobility in Mekarwangi Village, Sindangkerta Subdistrict, West Bandung Regency, West Java, Indonesia. This research uses a qualitative approach with a descriptive method to gain a deep understanding of the migration situation in the village. Data was collected through in-depth interviews with community members who have migrated and through direct field observations. This study highlights the crucial role of knowledge and education in encouraging family members to engage in social mobility. The people in Mekarwangi Village are aware that education can provide better opportunities for their future, thus they feel compelled to seek opportunities elsewhere. Furthermore, various factors influence the decision of labor migration from Mekarwangi Village. One of them is the aspiration for a better life. Additionally, the low income level also plays an important role in influencing the migration decision. Moreover, the limited job opportunities in the home area are also significant factors. If job opportunities are limited in Mekarwangi Village, community members will seek opportunities elsewhere that offer broader job prospects. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menganalisis fenomena mobilitas penduduk di Desa Mekarwangi, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang situasi migrasi di desa tersebut. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan anggota masyarakat yang telah melakukan migrasi serta melalui observasi langsung di lapangan. Kajian ini peningkatan pengetahuan dan pendidikan memainkan peran krusial dalam mendorong anggota keluarga untuk melakukan mobilitas sosial. Masyarakat di Desa Mekarwangi menyadari bahwa pendidikan dapat memberikan peluang lebih baik bagi masa depan mereka, sehingga mereka merasa terdorong untuk mencari peluang di tempat lain. Selanjutnya, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan migrasi tenaga kerja asal Desa Mekarwangi sangat beragam. Salah satunya adalah aspirasi untuk hidup yang lebih baik. Selain itu, tingkat pendapatan yang rendah juga menjadi faktor penting dalam mempengaruhi keputusan migrasi. Kemudian, keterbatasan lapangan pekerjaan di daerah asal juga menjadi faktor yang signifikan. Jika peluang pekerjaan terbatas di Desa Mekarwangi, maka anggota masyarakat akan mencari kesempatan di tempat lain yang menawarkan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
Ragam Metode dan Corak Pemikiran dalam Khazanah Teologi Islam Muhammad Zaini
SINTHOP: Media Kajian Pendidikan, Agama, Sosial dan Budaya Vol 2 No 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Lembaga Aneuk Muda Peduli Umat, Bekerjasama dengan Pusat Jurnal Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sinthop.v2i1.2825

Abstract

This article aims to analyze the phenomenon of population mobility in Mekarwangi Village, Sindangkerta Subdistrict, West Bandung Regency, West Java, Indonesia. This research uses a qualitative approach with a descriptive method to gain a deep understanding of the migration situation in the village. Data was collected through in-depth interviews with community members who have migrated and through direct field observations. This study highlights the crucial role of knowledge and education in encouraging family members to engage in social mobility. The people in Mekarwangi Village are aware that education can provide better opportunities for their future, thus they feel compelled to seek opportunities elsewhere. Furthermore, various factors influence the decision of labor migration from Mekarwangi Village. One of them is the aspiration for a better life. Additionally, the low income level also plays an important role in influencing the migration decision. Moreover, the limited job opportunities in the home area are also significant factors. If job opportunities are limited in Mekarwangi Village, community members will seek opportunities elsewhere that offer broader job prospects. Abstrak Diskursus seputar aliran-aliran teologi Islam yang berkembang selama ini di antaranya adalah bahwa munculnya aliran-aliran teologi dalam Islam dominannya disebabkan faktor politik, padahal jika ditelusuri lebih dalam ternyata faktor kebebasan berpikir (tafakur) merupakan salah satu faktor utamanya, namun faktor ini kurang diangkat ke permukaan. Atas dasar pemahaman ini maka yang menjadi rumusan masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana ragam metode dan corak pemikiran yang berkembang dalam khazanah teologi Islam. Pembahasannya dilakukan secara deskriptif analisis dengan berpijak pada sumber-sumber relevan yang tidak dibatasi jumlahnya. Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa proses kegiatan berpikir yang dilakukan oleh para ulama kalam telah memberi pengaruh cukup signifikan dalam pertumbuhan dan perkembangan teologi Islam. Dalil-dalil akal pikiran yang telah dipersubur oleh filsafat Yunani dan peradaban-peradaban lainnya juga sangat berperan penting dalam mengembangkan teologi Islam. Di samping itu, terbentuknya aliran-aliran dalam teologi Islam lebih dominan dikarenakan perbedaan metode berpikir di kalangan ulama dalam memberikan penjelasan tentang Tuhan, keesaan-Nya, dan sifat-sifat-Nya.

Page 3 of 4 | Total Record : 33