cover
Contact Name
Husnul Hidayat
Contact Email
husnulhidayat@ft.unsri.ac.id
Phone
+62895603960330
Journal Mail Official
archvisual@ft.unsri.ac.id
Editorial Address
Jalan Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 28095766     EISSN : 28095014     DOI : 10.55300
Core Subject : Art, Engineering,
Archvisual is national journal to facilitate all of researchers from universities, academies, and institutions; as well as students in relevance with architecture and planning; Architecture, Digital of Architecture, Urban Design, Traditional Architecture and Vernacular, Archeology, Local Wisdom, Psychology in Architecture, Theory Method and Critics in Architecture, Building Structure and Utility System, Housing and Settlement, Sustainable Architecture, Urban Planning and Design, Urban and Rural Planning, Building Science and Technology, History and Theory of Architecture, Urban and Rural Infrastructure System. Archvisual journal will publish first edition in the end of the year 2021, both in online (e-journal) and printed. The journal is published in twice a year in June and December. The journal is managed and published by the Department of Architecture Engineering, Faculty of Engineering, Sriwijaya University.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2023): Archvisual" : 6 Documents clear
Kajian Arsitektur Kontekstual sebagai Dasar Perancangan Pusat Informasi Wisata Kabupaten Pacitan Yoni Prasetyo; Endah Tisnawati
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 2 No 2 (2023): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.205 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i2.1105

Abstract

Kabupaten Pacitan memiliki keragaman potensi wisata baik alam maupun budaya. Saat ini pemasaran potensi wisata baru dilaksanakan melalui fasilitas yang seadanya di Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Pacitan. Pembangunan Pusat Informasi Wisata merupakan salah satu rencana pencapaian target bidang kepariwisataan di Kabupaten Pacitan. Naskah ilmiah ini membahas mengenai perancangan pusat informasi wisata di Kabupaten Pacitan dengan menggunakan pendekatan arsitektur kontekstual. Arsitektur Kontekstual digunakan sebagai dasar pendekatan dengan tujuan agar mampu memberikan nilai tambah secara visual pada desain Pusat Informasi Wisata. Kontekstualisme, sebagaimana diketahui, muncul dari keinginan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan keselarasan desain bangunan baru dengan lingkungan kota dan struktur alam serta budaya sekitarnya (Çizgen, 2012). Implementasi konsep yang diterapkan pada desain, disesuaikan dengan teori arsitektur kontekstual yang berkesinambungan terhadap kondisi lingkungan kota dan budaya sekitar. Pertimbangan desain berpedoman pada prinsip desain arsitektur kontekstual, yaitu penyesuaian terhadap modul, tipologi, dan lansekap bangunan sekitar, serta aspek klimatologi, budaya, dan permasalahan pengguna bangunan. Karya tulis ilmiah ini merumuskan arahan desain pusat informasi wisata dengan menerapkan konsep arsitektur kontekstual, pada desain zoning dan denah, fasade atau pelingkup bangunan serta elemen pola lansekap.
Sense of Place Pasar 16 Ilir Palembang Tutur Lussetyowati; Almira Ulfa
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 2 No 2 (2023): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1172.538 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i2.1458

Abstract

Sense of place atau kesan tempat merupakan elemen penting yang dapat memperkuat hubungan antara pengguna dan tempat. Karakter tempat sangat berpengaruh terhadap bagaimana seseorang menilai sebuah tempat dan memaknainya. Pasar 16 Ilir, salah satu pasar lama di Kota Palembang, menjadi salah satu kawasan yang dari dulu hingga sekarang memiliki peran penting di kota Palembang. Namun saat, ini pasar tersebut mulai menghadapi banyak permasalahan, seperti masalah kemacetan dan bentuk fisik bangunan. Selain itu, interior bangunan menjadi kurang menarik. Hal-hal ini mempengaruhi sense of place dari Pasar 16 Ilir tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat sense of place Pasar 16 Ilir pada saat ini yang dipengaruhi beberapa aspek. Analisis akan mengacu pada beberapa aspek yang dapat menimbulkan adanya sense of place kepada pengguna tempat, yaitu: aktivitas (activity); makna (meaning); dan bentuk fisik (physical setting). Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yang terdiri dari pengumpulan data lapangan dan wawancara terhadap pengelola, pedagang dan pengunjung. Data diolah menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sense of place Pasar 16 Ilir bukan hanya dibentuk oleh pasarnya saja, tetapi juga oleh kawasan di sekitarnya. Menariknya, justru kawasan sekitar pasar yang memiliki peran lebih besar dalam pembentukan sense of place tersebut.
Perbedaan Kebutuhan Ruang Terbuka dan Fasilitas Penunjangnya Sesuai Kebutuhan Warga Permukiman Tepian Sungai Musi, Kota Palembang, Sumatera Selatan Listen Prima; Harrini Mutiara Hapsari; Sindy Daisy Cahyany; Nurhasanah Nurhasanah; Indah Nurlia Afiyah; Chiquita Mutiara Ananda; Rayhan Haris Maulana; Syamsul Maarif
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 2 No 2 (2023): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1099.054 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i2.1459

Abstract

Ruang terbuka merupakan elemen penting yang melekat di masyarakat tepian Sungai Musi, dalam kegiatan atau aktivitas kehidupan sehari-hari sebagai tempat berkumpul, bercerita, bermain, belanja, atau hanya sekedar duduk. Kebutuhan akan ruang terbuka dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya perbedaan kebutuhan sesuai dengan kelompok masyarakat (usia). Pentingnya kebutuhan jenis ruang terbuka dan fasilitas penunjang ruang terbuka melatarbelakangi penelitian ini, untuk mengetahui perbedaan jenis ruang terbuka dan fasilitas penunjang yang dibutuhkan masyarakat sebagai penunjang kegiatan atau aktivitas sehari-hari berdasarkan kelompok masyarakat (usia). Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif untuk mengolah tiga jenis data yang merupakan hasil dari kuesioner dan survey, yaitu: jenis ruang terbuka yang sering digunakan; fasilitas yang dibutuhkan; dan jenis ruang terbuka yang dibutuhkan. Ketiga jenis data tersebut diolah melalui aplikasi JMP. Metode deskriptif dilakukan untuk menjelaskan hasil analisa mengenai jenis ruang terbuka dan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat tepian Sungai Musi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh kelompok masyarakat (usia) yang lebih mengarah pada fasilitas ruang terbuka yang dibutuhkan dan didukung dengan kebutuhan yang cukup kompleks, serta situasi dan kondisi permukiman yang ditempati sesuai kelompok usia yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa.
Potensi Ruang Terbuka di Sepanjang Bantaran Sungai Batang Lembang Kota Solok Listen Prima; Abdurrachman Arief; Mutiara Winanda; Siti Saskia Adela
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 2 No 2 (2023): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1181.429 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i2.1460

Abstract

Secara geografis Sungai Batang Lembang terletak pada Kabupaten Solok dan Kota Solok, dan merupakan sungai terbesar dan terpanjang di Kabupaten dan Kota Solok. Selain itu, terdapat beberapa ruang terbuka di sepanjang bantaran Sungai Batang Lembang Kota Solok yang berpotensi dalam pengembangan kota; lokasi pertama lapangan merdeka, lokasi kedua bantaran samping rumah sakit tentara, lokasi ketiga bantaran samping Masjid Al-Hidayah, dan lokasi keempat Taman Syech Kukut Kota Solok. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan survey lokasi dan analisa data dengan aplikasi Arcgis dan aplikasi JMP dengan tujuan untuk mengetahui jenis potensi atau fungsi dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan penelitian sehingga dapat dikembangkan berdasarkan fungsi untuk menciptakan lingkungan kota yang berkelanjutan. Berdasarkan hasil survey dan analisis data dari empat lokasi RTH, maka dapat diketahui jenis potensi atau fungsi dari RTH tersebut dengan fungsi sosial budaya, lalu tiga lokasi RTH yakni lokasi pertama, kedua, dan keempat dapat dimanfaatkan dengan fungsi estetika, dan juga lokasi keempat dapat dimanfaatkan dengan fungsi ekonomi untuk mewadahi aktivitas atau kegiatan jual beli masyarakat sekitar. Dengan demikian, hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi pemerintah setempat dan pihak terkait dalam program pengembangan wilayah setempat.
Kajian Permukiman Kumuh Tepian Sungai Ditinjau Dari Karakter Spasial Kawasan (Kelurahan Gandus Palembang) Fuji Amalia; Listen Prima; Rizka Drastiani; Sri Lilianti Komariah
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 2 No 2 (2023): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1049.944 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i2.1504

Abstract

Permukiman tepian sungai adalah ciri khas Kota Palembang. Kawasan permukiman di Kota Palembang semakin meningkat dan bertumbuh setiap tahunnya sedangkan ketersediaan lahan permukiman relatif tetap sehingga menimbulkan permukiman padat dan kumuh. Sebagian besar permukiman yang terletak di sepanjang aliran Sungai Musi dapat dikategorikan sebagai permukiman padat penduduk dengan berbagai permasalahan yang ada di dalamnya. Kelurahan Gandus merupakan salah satu kelurahan di Kota Palembang yang berada di kawasan strategis yang memiliki pemukiman tepian sungai yang berada dekat dengan Jembatan Musi 2. Kawasan Gandus termasuk dalam kategori kawasan permukiman kumuh yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan kawasan. Penelitian ini bertujuan mengkaji permasalahan permukiman kumuh ditinjau dari karakter spasial ruang. Metode kualitatif ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi fisik spasial permukiman Gandus mengandalkan survei pengamatan di lapangan, yang dikompilasi dengan analisa deskrptif mengenai fisik spasial permukiman sebagai penyelesaian permasalahan kumuh pada permukiman Gandus tepian sungai Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi ruang terbuka menjadi tempat pembuangan sampah, kerapatan antar bangunan, sirkulasi pejalan kaki yang menerus namun terputus di penghujung sungai, kurangnya penataan ruang tebuka sehingga sebagai tempat tumbuhnya tanaman liar, serta kurangnya elemen pendukung aktivitas. Oleh sebab itu, elemen seperti tata guna lahan, bangunan, sirkulasi pejalan kaki, ruang terbuka serta pendukung aktivitas dapat menjadi elemen yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Dengan demikian, hasil dari penelitian dapat menjadi masukan bagi penyelenggaraan program pembangunan pada kawasan.
Pendekatan Arsitektur Neo-Vernacular Dalam Perancangan Creative Hub Untuk Aktivitas Masyarakat Di Kabupaten Manggarai Barat Aristo Jonise Songko; Endang Setyawai
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 2 No 2 (2023): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55300/archvisual.v2i2.1589

Abstract

Kabupaten Manggarai Barat di Provinsi Nusa Timur (NTT) menjadi salah satu tulang punggung sektor pariwisata nasional tatakala Labuan Bajo, salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas 2016. Pembangunan pariwisata dikembangkan sebagai sektor yang menjanjikan pendapatan besar bagi negara terlebih di daerah yang memiliki sumber daya alam dan budaya yang melimpah. Disisi lain pemerintah Kabupaten Manggarai Barat terus berpacu agar peluang emas yang dimiliki agar dinamika pariwisata daerah dapat memberikan dampak pada perkembangan dan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarkat lokal, baik dalam bidang Produk Kreatif, Direktorat Industri Kreatif Musik, dan Seni Pertunjukan. Pendekatan arsitektrur neo-vernacular digunakan dalam perancangan creatiive hub dan metode Perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan mengumpulkan dan mencatat data secara detail dari berbagai masalah yang berhubungan dengan objek rancangan. Hasil penerapan dari arsitektur neo-vernacular pada bentuk fasad, bentuk atap, material dan zonasi ruang. Sehingga creative hub membuka lapangan pekerjaan bagi pelaku kreatif dan juga menjadi tempat untuk pelestarian dan pengembangan budaya Manggarai, dan juga menjadi destinasi wisata baru di Kota Labuan Bajo, Kab Manggarai Barat.

Page 1 of 1 | Total Record : 6