cover
Contact Name
Husnul Hidayat
Contact Email
husnulhidayat@ft.unsri.ac.id
Phone
+62895603960330
Journal Mail Official
archvisual@ft.unsri.ac.id
Editorial Address
Jalan Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 28095766     EISSN : 28095014     DOI : 10.55300
Core Subject : Art, Engineering,
Archvisual is national journal to facilitate all of researchers from universities, academies, and institutions; as well as students in relevance with architecture and planning; Architecture, Digital of Architecture, Urban Design, Traditional Architecture and Vernacular, Archeology, Local Wisdom, Psychology in Architecture, Theory Method and Critics in Architecture, Building Structure and Utility System, Housing and Settlement, Sustainable Architecture, Urban Planning and Design, Urban and Rural Planning, Building Science and Technology, History and Theory of Architecture, Urban and Rural Infrastructure System. Archvisual journal will publish first edition in the end of the year 2021, both in online (e-journal) and printed. The journal is published in twice a year in June and December. The journal is managed and published by the Department of Architecture Engineering, Faculty of Engineering, Sriwijaya University.
Articles 29 Documents
Adaptasi Desain Pasar Tradisional di Era New Normal Dalam Mendukung Wisata Belanja Sri Lilianti Komariah; Fuji Amalia; Ria Dwi Putri
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 1 (2021): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.322 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v1i1.669

Abstract

Selama kurang lebih satu tahun pandemi akibat COVID-19, kewajiban menjalankan protokol kesehatan 3M membentuk banyak kebiasaan baru. Kebiasaan baru ini membawa semua orang pada era new normal, dimana hal-hal yang sebelumnya jarang dilakukan menjadi wajib untuk diterapkan. Baik di pasar modern maupun tradisional wajib memfasilitasi pengunjung untuk tetap bisa menaati protokol kesehatan. Namun dibanding pasar modern, pengelola pasar tradisional cenderung kurang mampu untuk memberikan fasilitas yang dapat mendukung penerapan protokol kesehatan, khususnya dari segi desain bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi adaptasi desain pasar tradisional di era new normal. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat menjadi acuan desain terhadap perencanaan ataupun pengembangan pasar tradisional dalam menghadapi era new normal. Metode penelitian yang dipakai ialah metode analisis kualitatif dengan hasil penelitian berupa adaptasi desain bangunan pasar tradisional di era new normal dengan merujuk pada enam karakteristik desain yang disesuaikan dengan protokol kesehatan yaitu memiliki banyak ventilasi udara, layout kios pasar melingkar, sistem sirkulasi satu arah, dan memperluas area pintu masuk sebagai tempat awal screening. Lebih lanjut merespon kondisi pandemi, upaya untuk mendukung interaksi sosial sebagai salah satu daya tarik wisata belanja di pasar tradisional dapat dilakukan dengan penempatan pembatas akrilik, ruang terbuka, dan area untuk drive thru.
Rumah Saudagar Batik Laweyan di Surakarta; Bangunan Berarsitektur Hybrid Rudy Surya; Naniek Widayati P; Alvin Alvin
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 1 (2021): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1266.494 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v1i1.673

Abstract

Kawasan Laweyan dikenal sejak zaman kerajaan-kerajaan di Surakarta yang memiliki karakter sangat spesifik seperti kota-kota tua di Eropa, yaitu secara fisik kawasan berupa kantong (enclave) dengan tiga lapisan jalan utama, jalan lingkungan dan gang kecil (alley). Di kawasan ini saudagar batik Laweyan bermukim dan berusaha industri batik dengan kedudukan yang tinggi di masyarakat Surakarta, namun bukan abdi dalam karaton, sehingga tidak mempunyai kewajiban mengikuti tatanan kehidupan kaum bangsawan termasuk dalam bentuk bangunan rumah tinggalnya. Gaya hidup mempengaruhi rancangan rumah tinggalnya yang berusaha mengikuti tatanan tradisional Jawa, namun bertransformasi dengan bentuk-bentuk baru terutama pada penggunaan material bangunan yang mengadaptasi perkembangan teknologi bangunan saat itu. Tujuan penulisan adalah mengkaji rumah saudagar batik Laweyan berdasarkan periodisasi pembangunannya. Metode yang dipakai adalah deskriptif analitik dengan cara mengadakan pengamatan, wawancara, pengukuran bangunan dan lingkungan yang dijadikan sampel. Sampel diambil berdasarkan kesanggupan pemilik dalam menerima peneliti karena masa pandemi. Hasil yang dicapai dapat menstrukturkan transformasi bentuk, karakter, langgam, tata ruang berdasarkan periode tahun 1800-1900, tahun 1900-1945, tahun 1945-2000 berupa persilangan dan penggabungan dari bangunan khas saudagar Laweyan tersebut sehingga dapat menambah khasanah kekayaan arsitektur di Indonesia.
Ragam Metode Pemodelan Perilaku Evakuasi Kebakaran di dalam Bangunan Dessy Syarlianti; Himasari Hanan
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 1 (2021): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1171.571 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v1i1.675

Abstract

Desain keselamatan bangunan berkaitan erat dengan kemudahan dan efektifitas evakuasi. Salah satu aspek yang sangat berpengaruh adalah perilaku evakuasi manusia. Dalam konteks kebakaran bangunan, model simulasi komputasi maupun matematis telah banyak dikembangkan untuk memahami fenomena perilaku evakuasi yang terjadi. Namun saat ini, sangat jarang dilakukan tinjauan yang komprehensif terhadap perkembangan metode pemodelan tersebut serta potensi penerapan di Indonesia sendiri. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji beberapa metode pemodelan perilaku evakuasi kebakaran di bangunan untuk menemukan potensi dan hambatan penerapannya, terutama dalam konteks Indonesia melalui kajian literatur. Di Indonesia sendiri penelitian arsitektural terkait dengan perilaku evakuasi kebakaran masih sangat minim. Sebagian besar berfokus pada kesesuaian aturan preskriptif, penempatan alat pemadam aktif, serta instalasi kompartemen dan sistem pemadam pasif. Aspek potensial untuk diikutsertakan dalam model perilaku evakuasi adalah sosial budaya Indonesia mengenai perbedaan dalam memahami dan memperoleh informasi lingkungan.
Kebijakan ‘Physical Distancing’ sebagai Pemicu Kreativitas Merancang Ruang Arsitektur Meivirina Hanum
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 1 (2021): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1722.004 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v1i1.676

Abstract

Pandemi virus Corona-19 (Covid-19) melanda dunia, sukses memicu perubahan besar perilaku manusia, menebarkan penderitaan manusia secara fisik maupun psikologis, memporak-porandakan tatanan ekonomi masyarakat, negara, bahkan dunia. Namun di sisi lain pandemik Covid-19 juga memberi kontribusi positif, memicu ide kreatif dalam merancang Arsitektur. Physical distancing satu di antara cara untuk mencegah penularan Covid-19 menjadi amunisi ide, menjadi landasan konseptual bagi arsitek dalam merancang ruang arsitektur. Bagaimana perubahan standar ruang ini berperan sebagai pemicu untuk mengeksplorasi sumber konsep berarsitektur, mengingat adanya perubahan luasan yang berdampak pada perubahan proporsi massa-nya? Tujuan penulisan paper ini adalah memberikan alternatif ide/gagasan dalam eksplorasi penyediaan ruang arsitektural yang memenuhi protokol kesehatan Physical distancing yang telah ditetapkan oleh WHO. Metode yang digunakan deskriptif-komparatif mengacu pada standar kebutuhan ruang arsitektur, beberapa jurnal terkait, dan ketentuan physical distancing. Metode dilakukan dengan mempersandingkan dan membandingkan antara dasar standar kebutuhan ruang dengan standar ketentuan physical distancing. Hasil ataupun simpulan dari penulisan ini akan melahirkan ide/gagasan merancang ruang yang dapat mengurangi resiko terpaparnya Covid-19 bagi penghuninya.
Metodologi Penelitian Derajat Kepublikan Ruang Terbuka Publik Perkotaan Fath Nadizti; Himasari Hanan
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 2 (2022): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.896 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i1.687

Abstract

Derajat kepublikan (degree of publicness) adalah satu pendekatan untuk menilai sejauh mana sebuah ruang terbuka bersifat publik. Pendekatan ini berkembang pesat selama dua puluh tahun terakhir, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat. Artikel ini menjelaskan tentang dinamika dan perkembangan penelitian derajat kepublikan melalui kajian literatur. Terdapat delapan jurnal ilmiah dan satu buku yang dikaji secara kualitatif menggunakan metode analisis isi. Artikel ini menemukan bahwa kunci dari derajat kepublikan adalah penyesuaian indikator-indikator terhadap konteks tempat dan budaya sebuah ruang terbuka publik perkotaan. Di Indonesia, konteks budaya dalam proses pengembangan kota dan identifikasi kekhasan lokal menjadi dua hal penting dalam menerapkan pendekatan derajat kepublikan.
Simulasi Desain dengan Konsep Adaptive Reuse pada Bangunan Museum Tekstil di Kota Palembang Dessa Andriyali Armarieno; Rizka Drastiani; Sri Lilianti Komariah
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 1 (2021): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1253.642 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v1i1.700

Abstract

Sejarah sebuah kota menjadi sebuah aspek penting yang perlu dipertahankan keberlangsungannya dikarenakan nilai historis yang menjadi wajah perjalanan suatu kota. Jika dilihat secara lebih rinci, sebuah kota meninggalkan banyak cerita yang dapat menjadi awal peradaban. Kota Palembang dengan segala dinamika perkembangan dan pembangunan kota yang semakin hari bertambah pesat, namun diharapkan dengan tidak merubah dan menghapus jejak-jejak peninggalan kota yang salah satu wujudnya diwakili oleh keberadaan bangunan lama. Di beberapa titik yang ada di Kota Palembang, keberadaan bangunan lama ini sangat memprihatinkan dikarenakan kurangnya penghargaan masyarakat akan bangunan lama serta perawatan yang tidak baik, sehingga membuat nilainya semakin menurun dengan disertai kerusakan yang cukup signifikan. Menurunnya nilai serta kualitas bangunan ini juga memiliki dampak terhadap penurunan kualitas kawasan secara lebih luas. Tujuan penulisan ini adalah menawarkan salah satu cara yang bisa dilakukan terhadap bangunan lama dengan menggunakan konsep adaptive reuse dengan harapan dapat menjaga karakter dan identitas bangunan. Metode kualitatif desktriptif dilakukan dengan melihat aspek sejarah terkait perubahan fungsi dan bentuk melalui observasi dan pengumpulan data untuk kemudian diolah dengan sebuah simulasi desain. Pada tahap ini, adaptive reuse akan coba diterapkan pada bangunan Gedung Museum Tekstil dengan tujuan untuk menghidupkan kembali aktifitas dengan fungsi baru dan tetap mempertahankan karakter bangunan heritage yang dapat meningkatkan nilai ekonomi bangunan dan kawasan.
Pengaruh Hubungan antara Setting Pengguna Trotoar terhadap Atribut Aksesibilitas di Kota Semarang pada Era 4.0 Muhammad Fahri; Helfa Rahmadyani
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 2 (2022): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.636 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i1.957

Abstract

Perkembangan revolusi industri 4.0 mempengaruhi berbagai aspek salah satunya yaitu maraknya penggunaan transportasi online. Dengan adanya aplikasi transportasi online yang disebut ojek online, masyarakat ditawarkan untuk mendapat kemudahan pencapaian dari suatu titik ke titik lain. Namun seiring dengan perkembangannya, kehadiran ojek online kini justru menjadi faktor yang menyebabkan kemacetan. Hal ini ditandai dengan banyaknya driver ojek online yang parkir di sepanjang trotoar dan bahu jalan. Hubungan antara ruang dengan segala aktivitas individu atau kelompok dalam kurun waktu tertentu dikenal dengan istilah setting. Persepsi individu pengguna trotoar terhadap setting menjadi hal yang penting dalam menilai atribut lingkungan, khususnya atribut aksesibilitas di trotoar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara setting pengguna trotoar terhadap atribut aksesibilitas. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat eksploratif dengan metode person centered mapping. Studi kasus penelitian berada di Kawasan Transmart dan KFC, Jalan Setia Budi, Kota Semarang. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa setting atribut aksesibilitas sangat bergantung pada sudut pandang pengguna, lalu capaian efektifitas kualitas atribut aksesibilitas pada trotoar adalah efektivitas waktu. Salah satu indikator yang berpotensi dalam penyalahgunaan trotoar adalah indikator biaya. Melalui metode person centered mapping, skema pergerakan paling signifikan ada pada pergerakan driver ojek online karena jumlahnya yang sangat masif dan cenderung menumpuk di satu tempat.
Bentuk Ruang Terbuka pada Permukiman Tepian Sungai Musi, Palembang Maya Fitri Oktarini; Husnul Hidayat; Klarissa Susanto; Afzal Abilais
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 2 (2022): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1142.114 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i1.971

Abstract

Ruang terbuka publik merupakan fasilitas hunian yang penting untuk menciptakan ruang hidup yang sehat bagi penduduk kota. Fasilitas yang berperan besar dalam mewadahi aktivitas kehidupan masyarakat di permukiman perkotaan. Pada permukiman tepi sungai, kawasan bantaran sungai memiliki potensi lahan yang cukup besar untuk dibangun ruang terbuka publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk, sebaran, dan ukuran ruang terbuka pada permukiman di sepanjang bantaran Sungai Musi Palembang. Kajian ini juga mengamati fungsi ruang terbuka dalam mewadahi aktivitas warga. Penelitian menggunakan metode rasionalistik, melalui observasi lapangan berupa pengamatan terhadap setting fisik dan aspek fungsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ruang terbuka untuk interaksi dan aktivitas publik tersebar merata di berbagai lokasi dengan bentuk dan ukuran yang beragam, namun tidak didukung oleh fasilitas pendukung. Sementara itu, masyarakat menciptakan ruang terbuka alternatif untuk mewadahi berbagai aktivitasnya sebagai solusi dari kurangnya ruang publik. Tanpa pembukaan lahan baru, revitalisasi infrastruktur permukiman dapat difokuskan untuk memperbaiki kualitas ruang terbuka informal melalui penyediaan area duduk dengan bangku, penerangan, naungan, pohon, dan tempat penjualan untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan keindahan dari ruang terbuka publik.
Studi Pergeseran Signifikansi Elemen Bersejarah Berdasarkan Kognitif Masyarakat Kota Widya FF Anwar; Caroline Caroline; I Bayusari
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 2 (2022): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.8 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i1.985

Abstract

Beberapa kota masih memiliki kawasan dan elemen bersejarah dengan kognitif masyarakat terhadap keberadaannya masih dapat dengan mudah ditengarai, namun beberapa tidak lagi memilikinya. Kota Palembang merupakan salah satu diantaranya. Studi sebelumnya tentang pentingnya elemen kota yang dilakukan pada tahun 2019 dan 2020 menunjukkan terdapat 22 elemen sejarah kota yang penting, tiga elemen yang paling signifikan dari segi memorability, imagibility, dan attachment berupa Benteng Kuto Besak, Jembatan Ampera, dan Masjid Agung. Penelitian ini bertujuan untuk memperkuat hal tersebut dengan menentukan elemen dan kawasan historis yang penting berdasarkan kognitif masyarakat kota. Penelitian ini memiliki dua sasaran yaitu: (1) menentukan elemen dan kawasan historis; dan (2) memetakan pola fisik dan spatial elemen dan/atau kawasan yang dianggap signifikan oleh masyarakat. Studi ini memetakan elemen kawasan historis dengan menggunakan hasil mental map dari 40 responden yang mengkonfirmasi bahwa ketiga elemen tersebut merupakan elemen yang paling melekat dalam kognitif responden dan beberapa tercantum sebagai elemen baru kota dan elemen lama dengan nama yang baru. Studi ini menemukan bahwa area dan elemen bersejarah kota yang secara fisik masih ada, lebih melekat dalam kognitif masyarakat dibandingkan yang tidak ada dan hanya tinggal namanya saja (toponim). Kesimpulan dari studi ini diperlukan upaya untuk mengangkat kembali pemahaman kognitif masyarakat melalui rekonstruksi dalam bentuk digital agar baik elemen kota yang masih ada maupun yang hanya tinggal toponim, dapat dipahami oleh masyarakat untuk masa sekarang dan yang akan datang.
Identifikasi Site Strategis Arsitektur Amfibi di Area Rawan Banjir Palembang, Indonesia Harrini Mutiara Hapsari; Rizka Drastiani; Almira Ulfa
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 1 No 2 (2022): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.69 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i1.1001

Abstract

Banjir kota yang marak terjadi di beberapa kota besar dunia merupakan salah satu fenomena yang tidak asing lagi, khususnya di Palembang. Banjir tahunan yang terjadi di Palembang ini lumrah terjadi dan bersifat alami. Tetapi seiring berjalannya waktu, banjir semakin berdampak negatif, membahayakan, dan mengancam kenyamanan hidup warga sekitar, terutama di beberapa titik rawan banjir di riparian Sungai Musi dan anak Sungai Musi. Beberapa sistem mitigasi bencana banjir telah dikaji untuk meminimalisir dampaknya, salah satunya dengan menerapkan sistem arsitektur amfibi di bangunan tempat tinggal warga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi strategis yang sesuai dengan kriteria pembangunan rumah amfibi guna membantu warga beradaptasi dengan banjir melalui desain yang adaptif. Dilakukan analisis SWOT yang bertujuan untuk menentukan lokasi paling strategis untuk arsitektur amfibi sesuai dengan hasil penilaian (scoring) tertinggi. Scoring dilakukan dengan memberi nilai dari 8 variabel pada tujuh lokasi rawan banjir di Kota Palembang. Variabel tersebut yaitu: kekuatan (ketinggian banjir yang sesuai dan pembangunan baru); kelemahan (ketinggian banjir yang tidak sesuai dan tata guna lahan); kesempatan (kesesuaian lahan untuk penerapan struktur amfibi dan struktur lainnya); dan ancaman (biaya dan pengenalan sistem struktur baru kepada masyarakat). Simpulan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam penerapan arsitektur amfibi pada sistem mitigasi bencana banjir di Palembang.

Page 1 of 3 | Total Record : 29