cover
Contact Name
Sarah Wassar
Contact Email
jurnalredominate@gmail.com
Phone
+6281314842590
Journal Mail Official
jurnalredominate@gmail.com
Editorial Address
STT Kerusso Indonesia Jl. Bambu Kuning Selatan RT 003 RW 004 Bekasi 17114
Location
Kota bekasi,
Jawa barat
INDONESIA
Redominate : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristiani
ISSN : -     EISSN : 27162877     DOI : https://doi.org/10.59947
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristiani, merupakan wadah publikasi ilmiah dari hasil penelitian Teologi dan Pendidikan Agama Kristiani, serta diperuntukkan bagi semua dosen maupun peneliti, baik di lingkungan Sekolah Tinggi Teologi Kerusso Indonesia maupun institusi lain yang memiliki bidang kajian yang sama. Jurnal Redominate menggunakan sistem double-blind review. Adapun yang menjadi Fokus dan Ruang Lingkup dalam Jurnal REDOMINATE adalah: 1. Teologi Biblikal 2. Teologis sistematika 3. Kepemimpinan Kirsten 4. Pelayanan Kristiani 5. Pendidikan Kristiani 6. Konseling Kristen
Articles 37 Documents
Pengabdian kepada Allah dan Mamon dalam Kekristenan menurut Matius 6:19-24 Samuel Elkana
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 1: Juni 2020
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the meaning of devotion is to serve oneself unconditional and without demanding a reward for services. As a believer according to the Christian faith it is mandatory to serve God. God cannot be seen directly with our natural eyes, therefore to devote oneself to God requires faith. The foundation of Christian devotion is their faith in Jesus Christ. The Lord Jesus came to earth and set an example by taking the form of a servant. It is the duty of Christians who are the disciples of Jesus, to follow the life of Jesus, a true teacher, as their example by serving one another. The manifestation of the Christian faith is servanthood. With this foundation, the Christian faith will not be used as an excuse to feel better than others. The Christian faith today is a gift of grace from God, therefore it can not be used as a benchmark for self exaltation. Abstrak Pengabdian itu salah satu pengertiannya adalah menghambakan diri tanpa adanya unsur paksaan dan tanpa menuntut imbalan jasa. Sebagai orang percaya menurut iman kekristenan tentu saja wajib mengabdi pada Allah. Allah tidak dapat dilihat secara langsung dengan mata telanjang oleh sebab itu untuk mengabdikan diri pada Allah diperlukan iman. Dasar pengabdian umat Kristiani adalah iman mereka pada Yesus Kristus. Tuhan Yesus datang ke bumi dan memberi teladan mengambil rupa seorang hamba, maka kewajiban kristiani yang adalah murid-murid Yesus tentu saja harus mengikuti teladan hidup Yesus yang adalah guru sejati dengan mengambil rupa seorang hamba yang wajib saling melayani satu sama lain. Perwujudan iman kristiani adalah pelayanan. Dengan dasar ini maka iman kristiani tidak akan dijadikan alasan untuk merasa diri lebih baik daripada orang lain. Iman Kristen yang dimiliki saat ini tentu saja merupakan rahmat kasih anugerah dari Tuhan, oleh sebab itu tidak dapat dijadikan tolak ukur kebanggaan diri.
Perempuan dalam Melaksanakan Mandat Ilahi Menurut Kejadian 1:27-28 Sarah Wassar
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 4, No 2: Desember 2022
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 God gave a divine mandate to humans (women and men) since the beginning of creation is to rule the world (Genesis 1:27). Women and men were created in the image and likeness of God, equal in God's presence, and received the same Divine mandate and carried out the Divine mandate according to God's commands or will. To find out specifically about women in carrying out Divine mandates, this writing is reviewed theologically using qualitative methods, namely literature or literature study. Then it is presented in the form of a theological review description. AbstrakAllah memberikan mandat Ilahi kepada manusia (perempuan dan laki-laki) sejak awal penciptaan adalah menguasai dunia (Kej. 1:27). Perempuan dan laki-laki diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, setara dalam hadirat Allah, menerima mandat Ilahi yang sama dan melaksanakan mandat Ilahi sesuai dengan perintah atau kehendak Allah. Untuk mengetahui secara khusus tentang perempuan dalam melaksanakan mandat Ilahi, maka penulisan ini ditinjau secara teologis dengan menggunakan metode kualitatif yaitu literatur atau studi pustaka. Kemudian disajikan dalam bentuk diskripsi tinjauan telogis.  
Memahami Konsep “Ciptaan Baru” di dalam 2 Korintus 5:17 Simon Simaremare
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The word "new creation" appears twice in the Bible, and is only found in Paul's writings, namely in 2 Corinthians 5:17 and Galatians 6: 15. However, there are various interpretations that appear on this word. By using a qualitative literature approach and descriptive method for the text of 2 Corinthians 5:17 it is found that Paul uses sentences in the present form, not the form that will come; "Who is in Christ, he is a new creation," not "Who is in Christ, he will be a new creation." The word kainos refers to a change in attitude, behavior, character and not in material/body. Next is that the word new creation is closely related to change. Change is very closely related to things that are psychological (unconscious mind), not things that are outward. In other words, change is related to things that are "from within" not "from outside" human life. Abstrak Kata “ciptaan baru” muncul dua kali dalam Alkitab, dan hanya ditemukan dalam tulisan Paulus yaitu dalam 2 Korintus 5:17 dan Galatia 6: 15. Meskipun demikian, ada beragam tafsir yang muncul atas kata ini. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif literatur dan metode deskrip-tif atas teks 2 Korintus 5:17 ditemukan bahwa Paulus menggunakan kalimat dalam bentuk sekarang, bukan bentuk yang akan datang; “siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru,” bukan “siapa yang ada di dalam Kristus, ia akan menjadi ciptaan baru.” Kata kainos lebih menunjuk kepada sebuah perubahan sikap, perilaku, tabiat dan bukan pada materi/tubuh. Selanjutnya adalah bahwa kata ciptaan baru berkaitan erat dengan perubahan. Perubahan sangat berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat psikologis (unconscious mind), bukan hal-hal yang bersifat lahiriah. Dengan kata lain, perubahan berkaitan dengan hal-hal yang “dari dalam” bukan “dari luar” hidup manusia.
Peran Malaikat Berdasarkan Kisah Para Rasul 12:5-12 Samuel Elkana
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3, No 2: Desember 2021
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

All human beings must have experienced times of darkness and gloom, wilderness, sadness, fear or disappointment. Especially in our day that is filled with worldwide suffering. Likewise these days, the phenomenon of the spirit world is increasingly widespread and has become the attention of quite a number of Christians in this end of time. Like some people with horoscopes, palm readers, and all kinds of new age teaching. Christian faith must remain firm to believe that to this day angels are still actively sent by God to help believers. The author uses qualitative research methods in the form of exegesis and literature studies to explain that the example of the role of angels according to Acts 12:5-12 is very important for the life of a believer.  AbstrakSemua manusia pasti pernah mengalami saat-saat yang gelap dan suram, padang belantara, keadaan sedih, takut atau kecewa. Terutama sekali di zaman kita sekarang ini dipenuhi dengan penderitaan yang mendunia. Demikian juga hari-hari ini, fenomena dunia roh semakin marak dan menjadi perhatian cukup banyak orang Kristen di akhir zaman ini.  Seperti halnya beberapa orang yang dengan horoskop, pembaca telapak tangan, dan segala macam pengajaran zaman baru. Iman Kristen harus tetap teguh untuk percaya bahwa sampai hari ini para malaikat masih aktif diutus oleh Tuhan untuk membantu orang percaya. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif berupa eksegesa dan studi literatur untuk menjelaskan bahwa contoh peran malaikat menurut Kisah 12:5-12 sangat penting bagi kehidupan orang percaya. 
Memahami dan Menelusuri Peran Allah Tritunggal dalam Konsep Penciptaan Jefrie Walean
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 2: Desember 2020
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The name "Genesis" means "the origin, source, creation or beginning of something. The focus of this textual research refers to the character of Moses as the author. Analysis of the texts in Genesis chapter 1 shows a patron that is not found in other religious concepts. the text in Genesis chapter 1 regarding creation aims to correlate the substance of God's divinity in the process of creation. This research uses a thematic and descriptive qualitative approach to obtain comprehensive reasoning on the text of Genesis chapter 1. This study concludes that the role of God in creation essentially leads to the theological basis that God who is not limited in space and time. Abstrak Nama "Kejadian" berarti "asal mula, sumber, penciptaan atau awal dari sesuatu. Fokus penelitian tekstual ini menunjuk kepada tokoh Musa sebagai penulis. Analisis teks-teks dalam kejadian pasal 1 menunjukkan patron yang tidak ditemukan dalam konsep agama lain. Kajian penelitian teks-teks dalam kejadian pasal 1 perihal penciptaan bertujuan menkorelasikan substasi keilahian Allah dalam proses penciptaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan tematis serta deskriptif kualitatif untuk mendapatkan penalaran yang komprehensif terhadap teks Kejadian pasal 1. Penelitian ini menyim-pulkan bahwa peran Allah dalam penciptaan pada hakikatnya mengarah kepada landasan teologis bahwa Allah yang tidak terbatas dalam ruang dan waktu.
Peran Gembala sebagai Pengajar terhadap Pertumbuhan Iman Jemaat Tri Subekti
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 1: Juni 2020
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The teaching done by a shepherd is one of the important tools in the application of the Word of God that is heard, and also as a means to reach those who already believe and who have not believed in the Lord Jesus according to the command of Jesus in the Book of Matt. 28: 19-20. Shepherd must pay the price for the growth of his church. Many churches today are experiencing difficulties in achieving growth, for this reason the writer is interested in discussing topics that talk about the task that must be carried out by a pastor in achieving church growth. To solve the above problems, researchers conducted research using the survey method and the location of this research was carried out at GBI Galilee Jati Asih Bekasi. Data collection was carried out using observation/ observation sheets. To achieve the growth of all fields in the church when this, teaching is the main reference for this growth can be achieved well. Teaching patterns applied in the church has a major influence on quantity growth, growth quality, and spiritual growth. With Conclusion end from the title of the role of the Shepherd As in the Growth of the Galilean GBI Congregation in Jatiasih. One of the main tasks for the pastor in reaching the church's growth is teaching. Because through teaching The Word of God, all members of the congregation will continue to be processed through renewal done by the Holy Spirit. Abstrak Pengajaran yang dilakukan oleh seorang gembala merupakan salah satu sarana penting dalam penerapan Firman Allah yang di dengar, dan juga sebagai sarana untuk menjangkau orang yang sudah percaya maupun yang belum percaya kepada Tuhan Yesus sesuai dengan perintah Tuhan Yesus pada Kitab Mat. 28:19-20. Gembala haruslah membayar harga bagi pertumbuhan gerejanya. Banyak gereja saat ini yang mengalami kesulitan dalam mencapai pertumbuhan, untuk itulah penulis tertarik membahas tentang topik yang berbicara menge-nai tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang gembala dalam mencapai pertumbuhan gereja. Untuk menjawa permasalahan diatas peneliti melakuka penelitian memakai metode survei dan lokasi penelitian ini dilaksanakan di GBI Galilea Jatiasih Bekasi Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan/observasi. Untuk mencapai per-tumbuhan segala bidang dalam gereja saat ini, pengajaran merupakan acuan utama agar pertumbuhan tersebut dapat tercapai dengan baik. Pola pengajaran yang diterapkan dalam gereja berpengaruh besar pada pertumbuhan kuantitas, pertumbuhan kualitas, dan per-tumbuhan spiritual. Dengan Kesimpulan akhir dari judul tulisan Peran Gembala Sebagai dalam Pertumbuhan Jemaat GBI Galilea Jatiasih. Salah satu tugas utama bagi gembala sidang dalam mencapai pertumbuhan jemaat adalah pengajaran. Sebab melalui pengajaran Firman Tuhan, seluruh anggota jemaat akan terus diproses melalui pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus
Kebudayaan bagi Pekabaran Injil Juanda Yulianus
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 4, No 1: Juni 2022
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Culture in each region has its own characteristics. But these characteristics do not limit the evangelism is carried out through and within culture. Culture as access in evangelism. The relationship between culture and evangelism is that the evangelist understands the culture and thoughts or beliefs of the local community, then finds the right method to carry out the evangelism. The discussion of this research uses a qualitative method, namely the study of literature. Understanding culture for evangelism is summarized and is a literature study by reading books related to culture for evangelism so that it becomes a new and useful discovery. AbstrakKebudayaan di setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri. Namun ciri khas tersebut tidak membatasi pekabaran Injil dilakukan melalui dan di dalam kebudayaan. Kebudayaan sebagai akses dalam pekabaran Injil. Hubungan antara kebudayaan dengan pekabaran Injil yaitu pemberita Injil memahami kebudayaan dan pemikiran atau kepercayaan masyarakat setempat, kemudian menemukan metode yang tepat untuk melakukan pekabaran Injil. Pembahasan tentang penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu studi literatur. Memahami kebudayaan bagi pekabaran Injil ini dirangkumkan dan merupakan suatu kajian pustakam dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan kebudayaan bagi pekabaran Injil sehingga menjadi suatu penemuan yang baru dan bermanfaat.   
Pentingnya Apologetika Menrut 1 Petrus 3:15 bagi Penginjilan Lucky Antonio
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3, No 1: Juni 2021
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Apologetics as a branch of Theology is based on the main purpose that is to bring people to maturity and spread the Gospel. Reading the Bible in a holistic way, apologetics has been executed since the very beginning of the world’s existance and apologetics was started by God Himself when He answered those who opposed Him. Appologetics has continued to the first church and up to now when proofing the truth of the Christian belief during evangelisation and even as an act of counselling. The connection between apologetics and evangelisation is quite close, as apologetics try to answer the questionings of the Chritian beliefs,which could be a direct act of evangelisation. Wilbur Smit wrote “a spoken or written accountability of what we are doing or the Truth we are believing”. Wilbur Smit believes that being accountable is part of our conviction. Very fundamental as an apologetic is that he should have a deep conviction and sanctifies Christ in his life. This is a key factor, because the presuppostion here is that the Jesus Christ is Lord of the thoughts of an apologetic. The apologetic arguments should be towards the Lordship of Jesus Christ and wisdom of God and founded on the fear of the Lord. Foolishnes of unbelief is not to be exposed for apologetic is as neutral as other human activity. Any apologetic argument should have the Truth of God as the presupposition. Abstrak Dasar pikir inilah apologetika sebagai cabang ilmu teologia mempunyai tujuan utamanya adalah mendewasakan umat dan memberitakan Injil. Mencermati Alkitab secara holistik, aplogetika sudah diterapkan sejak keberadaan dunia dan apologetika diawali oleh TUHAN sendiri dalam memberi jawaban kepada para penentang-Nya. Kegiatan apologetika terus berlanjut sampai pada gereja awal sampai sekarang ini sebagai kegiatan menyatakan kebenaran keyakinan Kristen seperti di dalam kegiatan penginjilan bahkan sampai kepada tindakan konseling. Relasi apologetika dan penginjilan mempunyai keterikatan yang erat. Keterikatan ini tampak dari jawaban atas pertanyaan iman Kristen (apa yang diyakini) yang adalah sebuah penginjilan secara langsung. Wilbur Smit menuliskan “suatu Pertanggungjawaban lisan atau suatu uraian lisan untuk mempertanggungjawabkan apa yang kita telah lakukan atau kebenaran yang kita percayai”. Maksud Wilbur Smit adalah pertanggungjawaban adalah bagian dari apa yang diyakini. Sebuah hal yang mendasar yang harus diketahui seorang apologis adalah harus memiliki keyakinan penuh dan menguduskan Kristus di dalam hidupnya. Hal ini penting karena presuposisi Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam pikiran seorang apologis adalah dasar utama. Argumentasi apologis harus berpresuposisikan ke-Tuhanan Yesus Kristus dan bijaksana berdasarkan takut akan Tuhan. Kebodohan yang tidak percaya tidak dipertunjukkan, karena argumentasi apologetika tidak lebih netral dari pada aktivitas manusia yang lain. Dalam argumentasi apologetika harus berpresuposisikan kebenaran Allah.
Peranan Isteri yang Cakap dalam Keluarga Kristen Menurut Amsal 31:10–31 Kezia Verena
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 2: Desember 2020
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Being a wife is a high and honorable calling is not a negative and low in God’s plan. Wife or woman is a person specially prepared to fulfill her calling and play her role in the family as a wife and as the mother of the children. A woman can only find her true identity by knowing her role in the family that God has given and assigned to her. There is a saying that says “behind a successful man, there is always a strong woman”, this is the fulfillment of God’s design and purpose for creating a woman, which is to be a suitable helper for a man. Abstrak Menjadi seorang istri adalah suatu panggilan yang tinggi dan terhormat, panggilan itu sama sekali tidak bersifat negatif dan rendah, dalam rencana Allah, istri atau wanita merupakan pribadi yang disediakan khusus untuk memenuhi panggilannya untuk memainkan peranannya dalam keluarga sebagai istri dan sebagai ibu dari anak-anaknya. Wanita hanya dapat menemukan identitas dirinya yang sejati, dengan mengetahui peranannya dalam keluarga yang telah Allah berikan dan ditetapkan kepadanya. Ada ungkapan yang mengatakan “dibelakang seorang pria yang sukses selalu ada wanita yang tangguh", hal ini merupakan penggenapan dari rancangan dan tujuan Allah menciptakan seorang wanita, yaitu menjadi penolong yang sepadan bagi seorang pria.
Mandat Ilahi tentang Memberitakan Kerajaan Allah Lucky Antonio
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 4, No 2: Desember 2022
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  The divine mandate given to man by God from the very beginning of creation was to rule the world (Gen. 1:27). The foundation of God’s Kingdom has already existed since its creation. After man fell into sin, there was enmity between the serpent, the women, and their respective offspring (Gen. 3:6-7). God’s promise that the serpent will be crushed pointed to the coming of the Messiah and the assurance of victory (Gen. 3:15). The divine mandate to proclaim the kingdom of God can not be hindered by anyone and needs to be known by every believer. Therefore, every believer is called to fulfill God’s plan to proclaim the kingdom of God. To find out the divine mandate for preaching God’s Kingdom, the qualitative method of literature study is used. AbstrakMandat ilahi diberikan Allah kepada manusia sejak awal penciptaan adalah menguasai dunia (Kej. 1:27). Dasar tentang kerajaan Allah juga sudah ada sejak penciptaan. Setelah manusia jatuh dalam dosa, terjadilah permusuhan antara si ular dengan perempuan, dan keturunan masing-masing (Kej. 3:6-7). Janji Allah bahwa ular itu akan diremukkan menunjuk kepada kedatangan Mesias dan jaminan kemenangan, (Kej.3:15). Mandat ilahi tentang memberitakan kerajaan Allah tidak bisa dihalangi oleh siapapun dan perlu diketahui oleh setiap orang percaya. Oleh sebab itu orang percaya terpanggil untuk menggenapi rencana Allah yaitu memberitakan kerajaan Allah. Untuk mengetahui mandat ilahi tentang memberitakan kerajaan Allah, maka dalam penulisan menggunakan metode kualitatif yaitu studi literatur atau studi pustaka. 

Page 1 of 4 | Total Record : 37