cover
Contact Name
Yuliana Jamaluddin
Contact Email
yuliana.jamaluddin@iain-manado.ac.id
Phone
+6285255448704
Journal Mail Official
nur.syahidah@iain-manado.ac.id
Editorial Address
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado Jl. Dr. S.H. Sarundajang, Kawasan Ringroad I, Malendeng Manado Kode Pos 95128, Sulawesi Utara, Indonesia
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies
ISSN : -     EISSN : 29860342     DOI : https://doi.org/10.30984/mustafid
Ilmu Al-Quran dan Tafsir merupakan Program Studi di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwa IAIN Manado yang mempunyai Visi Menjadi Pusat Pengembangan Ilmu Al-Quran Dan Tafsir Yang Unggul Dan Moderat Berbasis Masyarakat Multikultural dan Misi 1. Menyelenggarakan Pendidikan Ilmu Al-Quran Dan Tafsir Yang Aktual Dan Kontekstual Untuk Membentuk Pribadi Yang Unggul Dan Moderat., 2. Menyelenggarakan Penelitian Yang Berorientasi Pada Pengembangan Ilmu Al-Quran Dan Tafsir Yang Berbasis Multikultural. 3. Menyelenggarakan Pengabdian Yang Berbasis Hasil Penelitian Ilmu Al-Quran Dan Tafsir Untuk Mewujudkan Masyarakat Multikultural Yang Moderat. 4. Melakukan Kerjasama Dengan Lembaga-Lembaga Yang Berorientasi Pada Pengembangan Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
Articles 18 Documents
Tafsir Esoterik sebagai Ruang Eksplorasi Batin al-Qur'an Wahyu Ramadhan Said
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies Vol 1 No 2 (2022): December
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/mustafid.v1i2.271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mendeskripsikan tafsir esoterik sebagai ruang eksplorasi batin Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka. Hasil dan pembahasan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tafsir esoterik merupakan tafsir yang secara khusus mengeksplorasi ruang batin al-Qur’an yang telah ada semenjak nabi Muhammad Saw. Terdapat banyak pro kontra terkait tafsir ini. Namun, disisi lain telah hadir syarat-syarat diterimanya tafsir esoterik oleh al-Dzahabi sebagai filter. Hal ini semakin diperkuat oleh pengklasifikasian tafsir esoterik menjadi 4 macam oleh Ahmad Khalil sebagai bentuk legitimasi. Kesimpulan yang dicapai dalam penelitian ini adalah tafsir esoterik sebagai ilmu alat yang dgunakan untuk mengeksplorasi lebih jauh terkait ruang batin Al-Qur’an.
Kualitas dan Keistimewaan Penafsiran Sahabat Buaidha Mukhrim BM
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies Vol 1 No 1 (2022): June
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/mustafid.v1i1.392

Abstract

Tulisan ini membahas tentang peran sahabat dalam penafsiran al-Qur’an yang sangat krusial dalam menyebarkankan agama Islam, sebab merekalah yang menyaksikan dan mendampingi Rasulullah saw. saat wahyu dijelaskan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif kepustakaan penulis berusaha mendapatkan gambaran yang komperehensif melalui literature tafsir, jurnal dan buku-buku yang terdapat pembahasan tentang penafsiran di era sahabat. Hasil penelitian menunjukkan mereka yang terkenal mempunyai spsialisasi dalam bidang tafsir diantaranya : Ali bin Abu Thalib, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab, dengan keistemewaan masing-masing mereka tidak hanya berperan dalam menyebarkan penafsiran juga menjadi rujukan para sahabat yang lain. Dikarenakan kedekatan sahabat dengan Rasulullah saw. jumhur ulama’ berpendapat kualitas penafsiran sahabat mencapai tingkatan marfu’, dan dengan pemahaman yang mendalam, kekuatan hafalan yang kuat dan kecerdasan otak sumber penafsiran sahabat tidak hanya riwayat (al-Qur’an dan hadis) tetapi juga berasal dari pemahaman dan ijtihad sahabat yang mendapatkan validasi dari Rasulullah saw.
Pemakaian Cadar: Antara Budaya dan Hukum Syari’ah Siti Robikah
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies Vol 1 No 2 (2022): December
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/mustafid.v1i2.404

Abstract

Diskursus mengenai cadar selalu menjadi sebuah isu yang menarik dan juga menuai kontroversi dikalangan masyarakat, tulisan ini membahas mengenai cadar dengan menggunakan dalil al-Qur’an dan hadis yang kemudian dibahas dengan menggunakan perspektif budaya. Menggunakan metode penelitian kaulitatif kepustakaan maka hasil penelitian menunjukkan baik ayat ataupun hadis menjelaskan secara kontekstual sampai pada fakta bahwa penggunaan cadar bukanlah suatu hal yang wajib atau pun sunnah, akan tetapi penggunaanya diperbolehkan. Hal tersebut melihat bahwa cadar sebetulnya sudah ada sejak lama sebelum Islam datang, dan Islam datang sebagai penggunaannya secara sempurna. Sehingga bagi perempuan yang merasa lebih aman dan nyaman diperbolehkan menggunakan cadar, serta sebagai bentuk hak privasi perempuan. Disisi lain, juga harus melihat kondisi dan konteks dimana dia tinggal. Jangan sampai menganggap perempuan yang tidak bercadar sebagai perempuan yang tidak menutup aurat, dan menganggap bahwa pakaiannya lebih terlihat syar’i dan islami. Begitupun Harus tetap menjaga keharmonisan dan kenyamanan dengan konteks masyarakatnya.
Lokalitas Jawa dalam Kitab Terjemah Juz ‘Amma Kanthi Basa Jawi Karya Bakri Syahid Salsabila Anil Jannah; Deby Maulina; Umi Kulsum; Ulvy Muyassaroh
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies Vol 1 No 2 (2022): December
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/mustafid.v1i2.405

Abstract

Artikel ini membahas terjemahan al-Qur’an dengan Bahasa Jawa (krama inggil), yaitu kitab Terjemah Juz ‘Amma Kanthi Basa Jawi karya Bakri Syahid terkenal dengan sebutan Tafsir Al-Huda. Tafsir tersebut memiliki bentuk penulisan dan metodologi yang berbeda dengan tafsir-tafsir klasik yang berbahasa Arab. Salah satu alasan penyusunan kitab ini didasari oleh keprihatinan Bakri Syahid dengan minimnya tafsir dan terjemah al-Qur’an yang berbahasa Jawa, yang mudah dibaca dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, dari kalangan para perantau, petani, transmigran, pegawai pemerintah, guru, militer dan lainnya. Penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat pengaruh aspek kebahasaan dan unsur kebudayaan Jawa yang terkandung dalam terjemah al-Qur’an tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berbasis kepustakaan, dengan objek penelitian adalah Terjemah Juz ‘Amma Kanthi Basa Jawi. Dalam hal ini penulis mencoba mengkaji lebih dalam mengenai Terjemah Juz ‘Amma Kanthi Basa Jawi dari aspek lokalitas bahasa dan kondisi sosial budaya masyarakat pada masa tersebut.
Karakteristik dan Inkonsistensi dalam al-Qur'an Terjemahan Bahasa Mongondow Jufri Mokodompis; Rahmawati Hunawa
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies Vol 1 No 2 (2022): December
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/mustafid.v1i2.406

Abstract

Obyek penelitian ini ialah al-Qur’an Terjemahan Bahasa Mongngondow yang diterbitkan Puslibang Lektur dan Khazana Keagamaan badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama tahun 2016. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif kepustakaan dan memperhatikan konsistensi penerjemahan al-Qur’an ke Bahasa Mongondow maka hasil penelitian menunjukkan : Para Tokoh dan budayawan Bolaang Mongondow mampu menyelasaikan karya tersebut kurang lebih tiga tahun.. Pada penelitian ini sendiri menelaah karya Tiem Penerjemah Bahasa Mongondow dari dua sutut permasalah yaitu; pertema, Bagaimana Karakteristik al-Qur’an Terjemahan Bahasa mongondow? Kedua, bagaimana inkonsistensi penerjemahan dalam al-Qur’an Terjemahan Bahasa Mongondow? Untuk menjawab dua poin penelitian yang bersifat kepustakaan (Library research) ini diterapkan metode kualitatif, teori terjemahan al-Qur’an dan pendekatan sintaksis bahasa mongondow. Yaitu dengan memaparkan beberapa ayat yang diterjemahkan oleh team terjemah al-Qur’an Bahasa Mongondow, kemudian dianalisis secara seksama struktur kata dalam sebuah kalimat tersebutKarakteristik al-Qur’an Terjemahan Bahasa Mongondow memiliki komposisi yang sederhana. Penerjemahannya merupakan karya yang dihasilakn dari penulisan kolektif. Dalam arti bahwa karya tersebut ditulis oleh beberapa orang yang dibentuk dalam satu tim, disusun secara sistematis, dihasilkan melalui diskusi. Selain itu al-Qur’an Terjemahan Bahasa Mongondow tersebut menampilkan format teks al-Qur’an di bagian kanan dan terjemahannya di bagian kiri. Setelah dianalisi penerjemahan al-Qur’an Terjemahan Bahasa Mongondow, tim terjemah dalam menerjemahkan ayat tidak konsisten.Penyebab terjedinya inkonsistensi tersebut karana makna struktural dan makna leksikal.
Keragaman Manusia dalam Tafsir An-Nur Karya Hasbie Ash-Shiddieqiy Afrilani Mirandawati Adju; Muhammad Imran
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies Vol 1 No 2 (2022): December
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/mustafid.v1i2.407

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keragaman manusia dalam Al-Qur’an, dan mengkaji hikmah dari keragaman sebagai sunatullah dalam kehidupan berdasarkan sudut pandang al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan tafsir An-Nur karya Hasbie Ash-Shiddieqy. Ayat-ayat yang dikaji yaitu surah Al-Hujurat:13 tentang keragaman suku bangsa, Ar-Rum: 22 tentang keragaman bahasa dan warna kulit, dan Al-Baqarah ayat 256 tentang keragaman agama. Penelitian ini adalah penelitian pustaka dengan metode kualitatif. Tehnik analisis data adalah content analysis. Sumber data primer ialah kitab tafsir An-Nur. Penelitian ini menyimpulkan : (1) Gambaran keragaman manusia dalam al-Qur’an meliputi keragaman suku, bangsa, bahasa, warna kulit, status sosial dan ekonomi, keragaman dalam penggolongan manusia, sifat, nama manusia dalam Al-Qur’an, tamsil, dan agama. (2) Penafsiran Hasbie tentang ayat keragaman manusia yaitu: Al-Hujurat:13, menimbulkan ketertarikan untuk saling mengenal, kesetaraan dan tolak ukur kemuliaan seseorang ialah takwa, persaudaraan manusia global, dan gambaran demokrasi yang sehat menghilangkan sistem kasta. Ar-Rum: 22, dengan adanya keragaman warna kulit, bahasa sehingga kita dapat dibedakan antar satu dengan yang lain, Al-Baqarah: 256, ayat ini merupakan dasar kebebasan beragama, yaitu setiap orang dengan hati dan akal pikirannya berhak untuk memilih keimanannya tidak harus memaksa atau dengan cara kekerasan agar orang lain mau memeluk islam.
Tafsir Nuzuli Muhammad ‘Abid Al-Jabiri Muhammad Fadli Rahman
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies Vol 1 No 2 (2022): December
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/mustafid.v1i2.408

Abstract

Dalam Studi al-Qur’an, susunan al-Qur’an dibedakan menjadi dua macam, yaitu tartib mushaf (urutan al-Qur’an yang ada dalam mushaf) dan tartib nuzul (urutan turunnya al-Qur’an secara kronologis). Pada umumnya kitab-kitab tafsir disusun dengan mengikuti tartib mushaf, mulai dari al-Fatihah sampai dengan an-Nas. Namun demikian, al-Jabiri dalam tafsirnya Fahm al-Qur’an al-Hakim memilih menggunakan tartib nuzuli dalam urutan surah-surahnya. Abid al-Jabiri menyampaikan gagasan bahwa dalam proses menafsirkan al-Qur'an tidak bisa dilepaskan dari sejarah kenabian, yang meliputi berbagai aspek kehidupan Nabi dan masyarakat di sekitarnya. Urutan turunnya surah-surah dalam al-Qur’an menggambarkan perkembangan sejarah selama periode Nabi saw. menerima wahyu, sehingga menjadikan tartib nuzuli sebagai acuan tafsirnya adalah hal yang tepat. Namun demikian, tidak adanya dokumentasi yang pasti tentang urutan kronologis surah-surah al-Qur’an membuat al-Jabiri berupaya melakukan ijtihad dan memadukannya dengan riwayat-riwayat yang memberikan indikasi yang kuat tentang urutan turunnya beberapa surah dalam al-Qur’an. Metode yang digunakan al-Jabiri dalam tafsirnya adalah metode ijmali, kecuali dalam beberapa ayat yang dieksplor lebih detail oleh al-Jabiri.
Resepsi Masyarakat Muslim Manado terhadap Makna Awliya' dalam al-Qur'an Weli Gani; Yuliana Jamaluddin
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies Vol 1 No 1 (2022): June
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/mustafid.v1i1.467

Abstract

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan umat Islam tentang boleh atau tidaknya memilih pemimpin Non-Muslim. Salah satu ayat yang sering kali dianggap sebagai dalil larangan memilih pemimpin Non-Muslim adalah Q.S. Al-Maidah/5:51. Di dalam ayat tersebut terdapat term awliya’ yang diperdebatkan maknanya oleh para mufasir. Ada yang memaknai awliya’ sebagai pemimpin, teman dekat, pelindung ataupun pengayom. Bagi kalangan yang memaknainya sebagai pemimpin meyakini bahwa Al-Qur’an melarang dengan tegas memilih pemimpin yang tidak beragama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resepsi atau ragam penerimaan masyarakat muslim Manado terhadap makna awliya’ dalam Q.S. Al-Maidah/5:51, dan implikasinya terhadap pemahaman mereka terkait kepemimpinan Non-Muslim dalam konteks politik di Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kualitatif, dengan melibatkan informan dari kalangan tokoh agama Islam, tokoh politik Islam, dan tokoh organisasi kemasyarakatan. Dari penelitian tersebut ditemukan empat model resepsi atau penerimaan terhadap makna awliya’ dalam Q.S. Al-Maidah/5:51 dalam kaitannya dengan kepemimpinan Non-Muslim. Kelompok pertama yang memaknai kata awliya’ sebagai pemimpin dan secara tegas melarang untuk memilih pemimpin Non Muslim. Kelompok kedua memaknai kata awliya’ sebagai pemimpin namun dalam relitasnya masih mempertimbangkan kondisi sosial. Kelompok ketiga memaknai awliya’ bukan sebagai pemimpin. Kelompok keempat adalah kelompok yang tidak memahami konsep awliya’ dalam Al-Qur’an.
Penafsiran Tantawi Jauhari dalam Surah Yunus Ayat 3 dan Al-Fatihah Ayat 3 Nuradila Kunut
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies Vol 1 No 1 (2022): June
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/mustafid.v1i1.469

Abstract

Tulisan ini membahas tentang Tafsir al-Jauhari dimulai dari biografi Tanthawi Jauhari, sampai gambaran umum tentang tafsir Tanthawi Jauhari, yang mencakup sumber, metode, corak penafsiran, aspek kebaruan/modernitas dalam tafsir Tanthawi Jauhari, Penafsiran Tanthawi Jauhari dalam Surah Yunus Ayat 3 dan al-Fatihah ayat 3 sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan terhadap para pembaca. Syeikh Tanthawi Jauhari sangat cinta terhadap ilmu pengetahuan, beliau menekuni ilmu pengetahuan, menghadiri seminar pada saat itu, menelaah berbagai macam buku, caranya dalam menggapai hal itu bermacam-macam, beliau juga sering membaca artikel di media masa. Sehingga semangat dan ketertarikannya terhadap ilmu pengetahuan beliau kecanduan akan ilmu tafsir yang dimana beliau membuat kitab tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim kitab ini dibuat karena kecintaan dan kepeduliannya terhadap al-Qur'an. Syeikh Tanthawi al-Jauhari merupakan salah satu mufassir yang menafsirkan al-Qur’an dengan menggunakan corak ilm’ yang dimana tafsir ini menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan atau ilmu sains. Walaupun banyak para ulama yang tidak setuju atau tidak mendukung hal tersebut karena mereka takut kalau Tanthawi al-Jauhari akan menafsirkan al-Qur’an secara berlebihan sehingga menentang nikmat Allah. Namun hal tersebut tidak membuat Tanthawi al-Jauhari putus asa, ada tujuan beliau menafsirkan al-Qur’an dengan menggunakan corak ilm’
Hadis-Hadis Hukum Hasbi ash-Shiddieqy Muammar -; Muhammad Tahir Alibe
Al-Mustafid: Journal of Quran and Hadith Studies Vol 1 No 1 (2022): June
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/mustafid.v1i1.470

Abstract

Hasbi ash-Shiddieqy adalah tokoh intelektual muslim yang berpengaruh di Indonesia, hal itu dibuktikan dengan begitu banyak karya ilmiah yang ia tulis mulai dari fiqih, ushul fiqih, tafsir, hadis, teologi ia kuasai dengan baik. Salah satu karyanya adalah Koleksi Hadis-Hadis Hukum yang terdiri dari 4 jilid. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji buku beliau yang berjudul Koleksi Hadis-Hadis Hukum. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teologis serta sosiologis. Pendekatan teologis digunakan sebab menyangkut kajian-kajian hadis dan pendekatan sosiologis digunakan untuk melihat konteks ketika karya tersebut ditulis oleh beliau. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistematika penyusunan buku koleksi hadis-hadis hukum dibagi pada tiga bagian, yaitu bagian ibadah mahdah, bagian kedua, adalah muamalah, serta bagian ketiga, tentang ahwal al-syakhshiyah (munakahat). Ia mengutamakan kemandirian dalam berpikir tanpa terikat secara fanatik terhadap suatu mazhab. Kata kunci: Koleksi Hadis Hukum, Hasbi ash-Shiddieqi.

Page 1 of 2 | Total Record : 18