cover
Contact Name
Bobby Steven Octavianus Timmerman
Contact Email
divinitas@usd.ac.id
Phone
+62274-880957
Journal Mail Official
divinitas@usd.ac.id
Editorial Address
Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma Jl. Kaliurang Km. 7, Yogyakarta, Indonesia Kotak Pos : 1194, Yogyakarta 55011 Telp : 0274-880957
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual
ISSN : 29885434     EISSN : 29882311     DOI : https://doi.org/10.24071/div
Divinitas: Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual develops contextual Philosophical and Theological discourses in dialogue with sociological, anthropological, comparative religion, religious studies, historical, cultural and psychological perspectives and takes the diversity of Asian societies and cultures as its context. The journal is open to undergraduated student, graduated student and scholars from all religious backgrounds.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023" : 10 Documents clear
Pedro Arrupe Pribadi yang Bergantung pada Inisiatif Allah Jakobus Aditya Christie
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i1.6586

Abstract

Sukacita adalah sesuatu yang dirindukan dan diidamkan di tengah krisis pandemi Covid 19 yang melanda seluruh manusia di dunia. Apakah sukacita masih dapat dialami di tengah krisis yang membuat manusia putus asa ? Untuk menjawab pertanyaan ini kiranya Kisah hidup Pedro Arrupe SJ yang hidup dalam masa krisis Perang Dunia II, dapat dijadikan inspirasi bagaimana manusia tetap dapat merasakan sukacita di tengah krisis. Pedro Arrupe adalah contoh pribadi yang sungguh mampu bergantung pada Allah. Jatuh cinta kepada Allah adalah syarat mutlak dan eksistensial. Arrupe tahu bahwa jalan menuju Allah dan untuk meraih sukacita sejati hanyalah dengan kerendahan hati untuk dibimbing oleh Allah.
Teologi Migrasi: Subjek Perjumpaan Teologi bagi Kaum Migran di Indonesia Christian Fritz Wibisono
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i1.6132

Abstract

AbstrakKaum migran seringkali menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan dalam pelbagai diskusi-diskusi tertentu. Kaum migran dengan segala ironi yang ada menjadi sebuah topik tersendiri untuk dijamah dan dirangkul dengan berbagai konteks yang ada. Salah satu media utama dalam merangkul kaum migran adalah teologi. Dalam hal ini, teologi diharapkan mampu merangkul kaum migran dengan segala keprihatinan yang mereka miliki. Teologi diharapkan tidak hanya sebatas pada perspektif teoritis saja tetapi juga mampu menyentuh harkat, martabat, situasi, perasaan kaum migran. Timbul suatu pertanyaan! Bagaimana bentuk teologi yang dapat merangkul kaum migran? Tulisan ini akan mencoba merumuskan sintesis tentang bentuk teologi yang dapat merangkul kaum migran dan menjawab sebuah pertanyaan dilematis tentang perlunya paradigma teologi ini di penjuru Nusantara.
D. T. Suzuki – ‘Misionaris’ Zen di Barat Andreas Aryono Mantiri
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i1.6588

Abstract

Pemikiran Timur selalu diperdebatkan oleh para pemikir Barat terkait dapat atau tidaknya pemikiran Timur dikatakan sebagai filsafat. Dalam filsafat Barat, instrumen utama yang dijadikan alat untuk menyikapi realitas dan kebenaran adalah nalar yang bersumber dari akal pikiran dan indera. Pencarian yang radikal, luas dan sistematis dari filsafat Barat memakai akal pikiran dan pengamatan empiris. Sebaliknya, pemikiran Timur lebih mengutamakan penggunaan intuitif yakni hati atau rasa-perasaan karena di dalamnya memiliki unsur-unsur agama, tradisi-budaya, mistik dan kosmis yang kadang dianggap tidak rasional. Perbedaan mendasar tersebut tidak jarang menimbulkan dikotomi yang tak jarang sulit dipertemukan
Filsafat Ilmu: Moral dan Ilmu Silvia Fauziah Nasution
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i1.5529

Abstract

Kaitan ilmu dan moral merupakan kontroversi yang tak pernah kunjung padam. Gejala ini menyebabkan kekacauan dan salah tafsir mengenai hakekat keilmuan serta kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap ilmuwan. Kontroversi yang berkepanjangan itu disebabkan oleh kaitan ilmu dan moral dibahas dari segi yang terlalu umum, dan bukan dari unsur-unsur yang membentuknya. Materi penelitian  berdasarkan penelitian pustaka, maka data yang dikumpulkan merupakan data kualitatif dari berbagai sumber pustaka yang diolah dengan metode reflektif, dilengkapi dengan metode ’verstehen’.
Peran Roh Kudus dalam Kehidupan Gereja dan Orang Beriman di Tengah Pandemi CoVid-19 Kristinus Sutrimo
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i1.6603

Abstract

Hidup manusia zaman ini diliputi berbagai kesulitan dan penderitaan. Pandemi Covid-19 yang menjadi wabah di seluruh dunia merupakan contoh penderitaan yang dialami umat manusia. Menghadapi berbagai kesulitan akibat pandemi Covid-19 sebagai orang beriman diundang untuk membawa pengalaman kesulitan tersebut pada suatu refleksi bahwa Allah tidak akan membiarkan umat-Nya berjuang sendirian. Di tengah kesulitan dan penderitaan hidupnya, orang beriman diajak untuk tetap mampu mengalami kehadiran dan pertolongan Allah. Banyak yang belum sadar bahwa di tengah kesulitan dan penderitaan karena pandemi Covid-19 lahir banyak kebaikan yang tampak dari meningkatnya sikap solidaritas antara sesama manusia. Jika dilihat dari kacamata iman, sikap solidaritas yang tampak dari tindakan saling berbagi, saling mengasihi dan saling menolong sesama yang kesulitan secara ekonomi merupakan rahmat dan berkat yang diberikan Allah.
Menilik Pembabatan Hutan Liar Di Kalimantan Timur: Sebuah Studi Komparasi Etika Kesadaran Moral Agustinus Dan Lawrence Kohlberg Emannuel Gebi Koten
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i1.6135

Abstract

Fokus karya tulis ini adalah telaah filosofis terhadap sebuah studi komparasi Etika Kesadaran Moral Agustinus dan Kohlberg. Telaah ini ingin memberikan penjelasan secara mendalam mengenai pembabatan hutan liar. Pembahasan karya tulis ini berangkat dari realita hidup manusia di zaman sekarang secara khusus di Kalimantan Timur yang memiliki tendensi eksploitasi berlebihan dalam mengelola alam. Realita tersebut menunjukkan tidak adanya etika ekologis.Berdasar pada etika kesadaran moral Agustinus dan Kohlberg, tulisan ini dimaksudkan untuk melihat tentang tindakan eksploitasi alam yang terjadi di Kalimantan Timur. Alasan analisis moral ini dipakai tidak lain adalah karena tindakan eksploitasi terhadap alam yang menguntungkan hanya sebagian pihak ternyata juga menjadi alarm bagi masa depan generasi manusia dan semua ciptaan. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam krisis ekologi, terkait pula mereka yang terpinggirkan dalam kehidupan sosial. Oleh karenanya, menjaga lingkungan juga berarti menjaga diri sendiri dan generasi setelah kita.
Perempuan dan Media Digital Inasio Loyola Asis
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i1.6610

Abstract

Kita sedang hidup pada era digital. Berbagai wacana kritis saat ini tidak dapat dipisahkan darinya. Intensifikasi jagad maya dengan berbagai platform digital menempatkannya sebagai sebuah Areopagus pada era ini. Kita bisa mengatakan dan melakukan segala sesuatu di sana. Batas-batas epistemologis (benar) dan etis (baik) yang sarat dengan logika kekuasaan golongan dan oknum tertentu disirnakan. Laki-laki dan perempuan dapat menjadi apa saja dan siapa saja sesuai dengan kehendak hatinya. Kita melihat berbagai gambar yang seksi dan modis mengenai tubuh perempuan dan tubuh laki-laki. Siapa saja bisa menikmatinya. Berhadapan dengan kebebasan di atas, kita bisa bertanya apakah jagad maya atau jagad digital merupakan masa depan perjuangan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan? Tulisan ini hendak merenungi pertanyaan ini. 
Dalam Penderitaan, Aku Justru Bersukacita (Teologi Sukacita Kartini) Handrianus Eka Uma
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i1.6136

Abstract

Makalah ini menyajikan teologi sukacita yang ternyata juga dihayati oleh Kartini, seorang patriot nasional Indonesia yang memperjuangkan emansipasi wanita. Tulisan ini menggunakan metode lingkaran pastoral Haryatmoko: Analisis Sosial dan Refleksi Teologis. Kartini mampu melewati masa kelamnya sejak kecil dan khususnya masa pingitan dalam konteks feodalisme Jawa. Menurut teori logoterapi Victor Frankl, Kartini pernah mengalami transendensi-diri. Menurut Martasudjita, itu adalah kebebasan hati. Pengalaman penulis terjangkit covid-19 pada Agustus 2021 dan pengalaman dua keluarga yang bangkit dari keterpurukan di masa pandemi mempertajam refleksi mengenai teologi sukacita.Teologi sukacita Kristen selalu berasal dari perjumpaan dengan Kristus yang menderita, mati, dan bangkit kembali. Dari sudut pandang Kristiani, orang yang bersukacita adalah orang yang bisa melewati masa-masa kelam dalam hidupnya dan memperjuangkan nilai luhur seperti Kartini. Kartini mampu melewati masa kelam pengasingan. Kartini memperjuangkan emansipasi perempuan melalui tulisan dan pendirian sekolah perempuan pertama di Indonesia (dahulu Hindia Belanda). Kegembiraan ini memiliki dimensi sosial, budaya, dan paradoks. Dalam penderitaan, orang Kristen bersukacita karena perjumpaan dengan Kristus (iman).
Yesus Kristus Sang Eran Dilangi’ dan Tomanurun Sejati: Kristologi Kontekstual dalam Budaya Toraja Yohanes Maria Vianney Bandaso' Tulak
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i1.6627

Abstract

Selama berabad-abad Gereja terus berupaya untuk terus menerus merefleksikan Yesus  dan seluruh karya-Nya sehingga kita bisa menerima ajaran iman  tentang-Nya  sebagaimana yang ada dalam Kitab Suci, ajaran Konsili, tradisi, dll. Rumusan  iman mengenai Yesus Kristus itu lahir dan berkembang dalam konteks waktu dan tempat tertentu. Usaha untuk menemukan wajah Yesus dalam konteks tertentu inilah yang dimaksud dengan kristologi kontekstual.  Gereja menyadari perlunya mengakarkan iman akan Yesus Kristus sesuai konteks di mana ajaran itu berkembang secara hic et nunc. Muncullah pertanyaan “Siapakah Yesus bagi  orang Toraja ?” Orang Toraja dalam menghayati imannya berupaya menemukan Yesus Kristus dalam budayanya.  Artikel ini akan membahas mengenai persoalan dasar kristologi kontekstual, latar budaya Toraja, dan bagaimana orang Toraja menghayati Yesus dalam budaya mereka.
Allah yang Bersolider: Tinjauan atas Eksistensi Manusia dalam Situasi Pandemi Covid-19 Handrianus Dabi Dede
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i1.6582

Abstract

Pandemi menelanjangi eksistensi manusia karena realitas di balik pandemi terdapat kekerasan, penipuan, kecurangan, konflik kepentingan dan sebagainya. Dalam konteks ini, penulis memahami bahwa manusia telah kehilangan makna eksistensinya. Eksistensi manusia secara kodrati merupakan hubungan dan relasi yang dimaknai secara mendalam, yang oleh Gabriel Marcel disebut sebagai relasi intersubjektivitas. Eksistensi manusia macam inilah yang telah hilang. Bagi Rahner manusia secara kodrati selalu terarah pada yang Ilahi. Rahmat itu adalah pemberian Allah karena manusia secara kodrati memiliki keterarahan pada Yang Ilahi. Secara kodrati eksistensi manusia selalu terarah pada Yang Ilahi. Menurut Buber, keterarahan pada Yang Ilahi dimungkinkan apabila manusia sudah sungguh menciptakan relasi intersubjektivitas dengan sesamanya.

Page 1 of 1 | Total Record : 10