cover
Contact Name
Bayu Eka Riarsa Thira
Contact Email
bayu.thira@stikesrespati-tsm.ac.id
Phone
+6281223004727
Journal Mail Official
lppm@stikesrespati-tsm.ac.id
Editorial Address
Jl. Singaparna KM. 11 Cikunir Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat 46181
Location
Kab. tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS Respati
ISSN : 20879822     EISSN : 29882699     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS STIKes Respati Tasikmalaya, terlahir dari motivasi dan inovasi para dosen untuk ikut berkiprah mengembangkan dunia riset dalam bidang kesehatan. Adanya tuntutan informasi yang semakin berkembang maka keberadaan jurnal kesehatan BIDKEMAS ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi lingkungan akademik khususnya bidang kesehatan dan berdaya guna bagi institusi lainnya yang sangat membutuhkan informasi riset dalam lingkup profesi Kebidanan dan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan BIDKEMAS akan diterbitkan setiap pertengahan tahun (6 bulan sekali) dan memuat hasil riset untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baik dalam kebidanan maupun kesehatan masyarakat. Keberadaan jurnal BIDKEMAS mendapatkan pengelolaan khusus dari dewan redaksi sehingga setiap terbitan diharapkan mampu mendapatkan penerimaan yang baik dikalangan pengguna.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014" : 8 Documents clear
ANALISIS FAKTOR KINERJA KADER POSYANDU MENUJU REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS SINGAPARNA DESA CIKUNIR 2013 Lilis Lisnawati, S.ST, M.Keb
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.7

Abstract

Kegiatan revitalisasi posyandu pada dasarnya meliputi seluruh posyandu dengan perhatian utamanya pada posyandu yang sudah tidak aktif/rendah stratanya (pratama dan madya) sesuai kebutuhan, posyandu yang berada di daerah yang sebagian besar penduduknya tergolong miskin, serta adanya dukungan materi dan non materi dari tokoh masyarakat setempat dalam menunjang pelaksanaan kegiatan posyandu. Dukungan masyarakat sangat penting karena komitmen dan dukungan mereka sangat menentukan keberhasilan dan kesinambungan kegiatan posyandu (Depkes RI, 1999). Kontribusi posyandu dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita sangat besar, namun sampai saat ini kualitas pelayanan posyandu masih perlu ditingkatkan.   Terjadinya penurunan kunjungan mengindikasikan kecenderungan masyarakat menggunakan layanan kesehatan hanya saat membutuhkan misalnya saat mereka sakit, bukan untuk mendapatkan pelayanan monitoring atatu meningkatkan pengetahuan kesehatan dan gizi seperti yang diberikan di Posyandu. Pergeseran kebutuhan menjadi penyebab Posyandu makin ditinggalkan. Semakin banyak ibu-ibu yang membawa balitanya ke fasilitas kesehatan atau praktik dokter swasta untuk imunisasi. Hasil wawancara dengna Bidan juga mengindikasikan ada beberapa kader yang tidak aktif lagi di posyandu karena kesibukan di luar kegiatan posyandu. Kedua kondisi tersebut, berdampak pada jumlah kunjungan posyandu yang variatif rendah dengan rasio sasaran posyandu (Ibu hamil, menyusui, bayi, balita) yaitu sekitar 45%. Fenomena di atas mendorong dilaksanakannya penelitian ini dengan tujuan untuk melihat bagaimana kinerja kader posyandu. Asumsi yang digunakan oleh peneliti ini adalah kinerja kader yang semakin baik akan mendorong kunjungan paea ibu ke posyandu sebagai output berhasilnya proses revitalisasi posyandu.    Penelitian ini berbentuk explanatory research dengan desain penelitian studi kuantitatif, metode survey. Dalam penelitian ini terdapat dua peubah, yakni peubah bebas dan peubah terikat. Peubah bebas terdiri dari karakteristik kader terdiri dari: usia, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, status perkawinan, adanya anak balita, status pekerjaan, dan lama menjadi kader. Faktor pendorong mencakup motivasi menjadi kader, insentif yang diterima. Kinerja kader posyandu mencakup tanggung jawab dan persiapan posyandu oleh kader  Sebagian besar kader posyandu termasuk kategori usia produktif, pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, sebagai besar adalah berasal dari keluarga kecil yaitu kurang dari 4, dan telah menikah dan umumnya tidak mempunyai balita yang diasuh. Rata-rata lama menjadi kader lebih dari 36 bulan, motivasi kader adalah sebagai pengabdian pada masyarakat, Semua kader mendapatkan insentif dari pihak Puskesmas, umumnya memiliki dukungan posisitif dari suami dan keluarga. Adapun sebagai upaya untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja kader posyandu perlu dipertimbangkan pemberian insentif yang lebih layak. Insentif dapat diusahakan dari iuran para ibu yang berkunjung ke posyandu atau dengan mengalokasikan dari kas desa.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAMMELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Widya Maya Ningrum, S.ST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.34

Abstract

Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada serviks yang terjadi pada suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu liang senggama (vagina). Dan diantara banyak faktor yang mempengaruhi kesadaran ibu untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker servik, diantarany adalah faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai, dan tradisi; faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan, yang meliputi sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku yang terwujud dalam lingkungan fisik; dan selanjutnya adalah faktor pendorong, yaitu faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Berdasarkan laporan puskesmas Desa Cikunir tahun 2013, tercatat jumlah wanita usia subur 1.547 orang. Dan berdasarkan laporan dari Puskesmas Singaparna belum ada yang tercatat pernah melakukan deteksi kanker servik dengan melakukan IVA test atau pap’ smear. Hal ini menunjukan masih kurang pedulinya wanita melakukan pemeriksaan deteksi dini padahal sangat rentan untuk menderita kanker servik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam melakukan deteksi dini kanker servik di Desa cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013 Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif dengan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mengambarkan faktor yang mempengaruhi perilaku wanita dalam melakukan deteksi dini kanker serviks. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan terlebih dahulu mempersiapkan berbagai format yang dibutuhkan sebagai instrumen guna memudahkan pengumpulan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data langsung didapatkan dari responden melalui intrumen yang dibagikan dan diisi langsung oleh responden, Pengumpulan data sekunder sebagai data pendukung dilakukan dengan cara melakukan telaah dokumen yang sesuai dengan substansi dan kebutuhan penelitian. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang deteksi dini kanker serviks sebagian besar kategori cukup sehingga hal ini sangat relevan dengan sikap yang ditunjukan oleh responden, dimana hasilnya sebagaian besar menunjukan sikap negatif. Ketika pengetahuan cukup dan sikap negatif perilaku yang muncul dari responden adalah sebagian besar tidak melakukan deteksi dini kanker serviks.
PERSPEKTIF GENDER PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Santi Susanti, SST,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.35

Abstract

Latar Belakang. Kesetaraan gender bukan melulu mengenai perempuan tetapi mengenai perempuan dan laki-laki. Dalam banyak hal perempuan di Indonesia telah mencapai kemajuan pesat, meskipun masih cukup jauh dari pencapaian kesetaraan gender. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pencapaian tujuan Pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang ke-3 khususnya dalam mencapai tujuan lapangan pekerjaan dan keterwakilan dalam parlemen yang dimiliki perempuan Indonesia masih kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran perspektif gender masyarakat sunda wilayah Desa Cikunir pada tahun 2013. Metode Penelitian. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Desa Cikunir Periode Maret s.d Mei 2013 dengan jumlah PUS adalah 1348. Tekhnik sampel menggunakan sratified random sampling dengan menggunakan dusun sebagai strata. Besar sampel menggunakan tabel krecjie dengan taraf signifikan 5% maka besar sampel diperoleh 299 sampel. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian diketahui bahwa perspektif gender masyarakat sunda di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar berperspektif positif (53%). Meskipun demikian tidak dapat dipandang sebelah mata meskipun hanya sebagian kecil yang berperspektif negatif (47%) . Penempatan perempuan yang tidak seimbang akan menciptakan ketidakharmonisan dalam membina kehidupan rumah tangga dan masyarakat. Saran. Hendaknya Suami Istri dapat proaktif dalam mencari informasi tentang gender dapat melalui televisi, radio, koran, tokoh agama atau petugas kesehatan di puskesmas, suami/istri hendaknya dapat saling menghormati hak dan kewajiban satu dengan yang lainnya, suami/istri hendaknya bertanggungjawab bersama-sama dalam membangun keharmonisan dan kesejahteraan keluarga
GAMBARAN UMUR, USIA KEHAMILAN, SERTA ALASAN IBU YANG MENGALAMI ABORTUS DI KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010 S/D 2012 Purwati S.KM. M.ARS
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.36

Abstract

Menurut laporan Program Kesehatan Ibu dan Anak di UPTD Puskesmas Cineam, pada tahun 2010 terjadi kasus kematian Bayi/ Balita sebanyak 31 orang, kematian Ibu 1 orang dan kasus Abortus 42 orang sedangkan tahun 2011 Kematian Bayi / Balita sebanyak 12 orang dan kejadian Abortus sebanyak 36 orang dengan rincian menurut jenisnya sebagai berikut: Spontan 30 kasus, Inkomplitus 4 kasus, Iminens 1 kasus dan propokatus 1 kasus. Sedangkan rincian menurut kelompok umur kuranf dari 20 tahun 11,11%, umur 20-30 tahun 30,56% dan umur lebih dari30 tahun sebesar 58,33%. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi tentang Gambaran umur, usia kehamilan, serta alasan ibu yang mengalami abortus di Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya tahun 2010 s/d 2012.Manfaat penelitian ini adalah Untuk institusi (Puskesmas) sebagai bahan informasi tentang kejadian abortus yang terjadi di wilayah kerjanya. Selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan sebagai intervensi kegiatan penanganan kasus abortus dimasa yang akan datang. Jenis  penelitian yang digunakan kuantitatif dengan metoda deskriptif, dimana penulis akan memperoleh Gambaran umur, usia kehamilan, serta alasan ibu yang mengalami abortus di Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya tahun 2010 s/d 2012. Populasi  penelitian adalah ibu  yang pernah mengalami  abortus di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cineam dengan mengambil data pada tahun 2010 sebanyak 17 orang dan data tahun 2011 sebanyak 15 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling karena semua anggota populasi menjadi sampel penelitian, yaitu sebanyak 32 orang. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan mengacu pada laporan Puskesmas Cineam. Studi dokumentasi di digunakan untuk mendukung penelitian. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Mayoritas umur ibu yang mengalami abortus yaitu kelompok umur antara kurang dari 20 tahun dan lebih dari sama dengan 30 tahun yaitu sebanyak 26 orang (81,2 %), Mayoritas usia kehamilan yang mengalami abortus sebagian besar termasuk usia kehamilan muda yaitu sebanyak 30  orang (93,8%), Mayoritas alasan  tindakan aborsi adalah tepat ( secara alamiah dengan indikasi medis ) hanya 28,1%.  Keguguran dapat terjadi secara spontan atau buatan/ disengaja. Aborsi spontan biasanya terjadi sebelum kehamilan berusia 12 minggu (3 bulan) sedangkan aborsi buatan yang dilakukan setelah kehamilan 12 minggu dapat mengancam jiwa ibu.Saran yang direkomendasikan adalah puskesmas   harus lebih   meningkatkan   pemahaman masyarakat  tentang  kesehatan  reproduksi  khususnya  sehingga dapat mempersiapkan kehamilan yang sehat serta pihak puskesmas mampu mencari faktor utama penyebab kejadian abortus pada ibu hamil sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan kegiatan pencegahan abortus pada ibu hamil melalui progran Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Erwina Sumartini, S.ST
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.37

Abstract

Menurut data Puskesmas kejadian BBLR pada tahun 2012 berjumlah 74 Bayi dan tahun 2013 berjumlah 58 bayi. BBLR juga menjadi penyebab tertinggi dari kematian bayi di Puskesmas Singaparna, pada tahun 2013 kematian bayi akibat BBLR sebanyak 7 bayi (33,33%) dan pada tahun 2013 sebanyak 2 bayi (14,28%).Secara umum faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR diantaranya : 1) faktor ibu yaitu penyakit yang diderita ibu, komplikasi kehamilan, umur ibu, paritas, jarak kehamilan, riwayat BBLR, gizi ibu selama hamil, sosial ekonomi dan pengawasan antenatal yang kurang. 2) faktor janin yaitu : kelainan kromosom, infeksi janin kronik, disautosomia familia, radiasi, kehamilan ganda/kembar dan aplasia pancreas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Populasi penelitain adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi baru lahir dengan BBLR sebanyak 71 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar dilahirkan oleh ibu dengan usia 20-30 tahun (70.42%) dan paritas multipara (53.52%)sebagian besar dilahirkan oleh ibu dengan status gizi baik (tidak KEK 84.51%) sebagian besar dilahirkan oleh ibu yang tidak mempunyai komplikasi kehamilan (59.15%) dan tidak mempunyai penyakit saat hamil (90.14%) dan tidak mengalami hamil kembar (90.14%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa usia 20-30 tahun dan paritas multipara merupakan penyebab terbanyak kasus BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013. Saran bagi pihak Puskesmas adalah melakukan upaya untuk memotivasi setiap pasangan usia subur untuk mengatur jarak kehamilan di usia reproduksi dan lebih meningkatkan kualitas asuhan antenatal kepada seluruh ibu hamil dengan atau tanpa risiko kehamilan dengan menekankan asupan nutrisi pada ibu hamil dan mendeteksi sesegera mungkin setiap komplikasi yang terjadi pada ibu hamil, serta melakukan penanganan intensif terhadap penyakit yang diderita ibu saat hamil.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM IMUNISASI DASAR DI DESA CITAMBA KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Sinta Fitriani, S.KM,MKM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.38

Abstract

Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM) atau human development index (HDI). Tiga indikator, terdiri atas parameter kesehatan, pendidikan, dan ekonomi belum menunjukkan hasil yang menggembirakan pada tiga dasawarsa terakhir. Indikator komponen kesehatan dalam IPM adalah umur harapan hidup. Saat ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sedang mengembangkan indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) yang terdiri atas 24 indikator kesehatan utama, sebagai acuan keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu provinsi atau kabupaten. Salah satu indikator mutlak dan mempunyai bobot yang tinggi adalah cakupan imunisasi dasar di suatu daerah. Cakupan Imunisasi di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011 BCG 80,94%, DPT dan HB III 76,30%, Polio 70,51%, Campak 72,06 %. (Dinkes Jabar, 2011). Sedangkan cakupan Imunisasi dasar di Puskesmas Ciawi tahun 2011 yaitu BCG 88,43%, DPT III, 91%, Polio III, 86,76%, Hepatitis B 71,34% dan imunisasi campak 67,87% (Laporan tahunan PKM Ciawi : 2011). Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi perilaku ibu (pengetahuan ibu, peran petugas, serta dukungan keluarga) dalam imunisasi dasar di Desa Citamba Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang ada di wilayah Desa Citamba Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya pada bulan April s/d Mei 2013 sebanyak 67 orang. Teknik sampling menggunakan total sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk Mengetahui frekuensi ditribusi tingkat pengetahuan, sikap, pendidikan, petugas pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga.Hasil analisis data disajikan dalam tabel frekuensi distribusi dengan skala ordinal. Hasil penelitian didapatkan mayoritas Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar adalah tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 29 orang (43,28%), petugas kesehatan tidak memberikan pelayanan imunisasi dasar yaitu sebanyak 40 orang (59,79%), serta responden yang kurang mendapat dukungan keluarga yaitu sebanyak 48 orang (71,64%). Kesimpulan mayoritas Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar adalah tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 29 orang (43,28%), petugas kesehatan tidak memberikan pelayanan imunisasi dasar yaitu sebanyak 40 orang (59,79%), serta responden yang kurang mendapat dukungan keluarga yaitu sebanyak 48 orang (71,64%). Saran yang direkomendasikan bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan dasar sebagai acuan dalam menyusun program imunisasi selanjutnya dengan mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi pencapaian cakupan imunisasi
ANALISIS PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA SMP N I SINGAPARNA Hariyani Sulistyoningsih, S.KM., M.KM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.39

Abstract

Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa. Gizi seimbang pada masa ini akan sangat menentukan kematangan pola berfikir dan bersikap di masa depan. Pemberian makanan pada masa remaja perlu mendapatkan perhatian khusus agar tercapai status gizi dan kesehatan yang optimal. Pola makan pada masa remaja serta asupan gizi yang diperoleh akan sangat berpengaruh pada status gizi dan kesehatan remaja Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap pengetahuan, pola makan, dan status gizi remaja siswa SMP N 1 Singaparna. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan sampel adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN I Singaparna, sejumlah 177 orang. Variabel yang diteliti terdiri dari pengetahuan, pola makan, dan status gizi. Instrumen yang digunakan meliputi kuesioner, microtoise, dan timbangan injak. Data yang diperoleh dianalisis dengan memunculkan distribusi frekuensi setiap kategori pada masing-masing variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 48,6% remaja memiliki pengetahuan yang baik tentang makanan bergizi, 49,2% memiliki pengetahuan cukup, dan 3,2% memiliki pengetahuan kurang. Sebanyak 65,5% remaja memiliki kebiasaan sarapan pagi setiap hari, dan hanya 55,4% yang memiliki kebiasaan makan 3 kali dalam sehari. Persentase remaja yang mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur dan buah dalam setiap kali makan secara berturut-turut adalah: 78,5%, 34,5%, 32,2%, 19,2%, 13,6%. Hanya 59,3% remaja yang mengkonsumsi air minum dengan jumlah minimal 2 liter sehari. Sebanyak 83,4% remaja memiliki status gizi normal, sedangkan remaja yang memiliki status gizi gemuk sebanyak 4%, dan remaja dengan status gizi kurus sebanyak 12,6% Kesimpulam dari penelitian ini adalah masih terdapat remaja yang memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang tentang makanan bergizi, masih terdapat remaja yang tidak biasa sarapan pagi serta memiliki kebiasaan makan kurang dari 3 kali dalam sehari. Remaja juga belum menerapkan pola makan seimbang karena belum mengkonsumsi seluruh sumber zat gizi dalam setiap kali makan, serta konsumsi air minum yang masih kurang dari 2 liter. Masih terdapat remaja yang memiliki status gizi kurang dan lebih. Berdasarkan hasil yang diperoleh fihak sekolah sebaiknya melakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang gizi dan pemenuhannya, juga menyediakan kantin yang menjual makanan dan jajanan sehat. Para orang tua hendaknya mendorong anaknya untuk memiliki pola makan yang baik dengan menyediakan makanan dan camilan sehat di rumah.
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN ANTENATAL CARE DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU HAMIL DI POLI KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS LEUWISARI KABUPATEN TASIKMALAYATAHUN 2013 Nevi Dwi Mantini, SST
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.40

Abstract

Kualitas pelayanan antenatal care yang memuaskan diharapkan dapat meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil. Data cakupan kunjungan ibu hamil  tahun 2010 di Provinsi Jawa Barat mencapai 86,67%, sedangkan kunjungan ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 83%, sedangkan cakupan kunjungan ibu hamil di Puskesmas Leuwisari yaitu 64%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan antenatal care dengan tingkat kepuasan ibu hamil di poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Leuwisari  Kabupaten TasikmalayaTahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode analitik desain adalah cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Leuwisari  Kabupaten Tasikmalaya periode bulan Januari – Mei 2013 sebanyak 30 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara accidental sampling. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner. Tehnik analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian menyatakan bahwa Kualitas pelayanan antenatal care sebagian besar pada kategori baik sebanyak 20 orang (66,7%), Tingkat kepuasan ibu hamil sebagian besar pada kategori memuaskan sebanyak 19 orang (63,3%) serta Ada hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan antenatal care dengan tingkat kepuasan ibu hamil (p sama dengan 0,013). Kesimpulan penelitian ini Kualitas pelayanan antenatal care sebagian besar pada kategori baik sebanyak 20 orang (66,7%), Tingkat kepuasan ibu hamil sebagian besar pada kategori memuaskan sebanyak 19 orang (63,3%) serta Ada hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan antenatal care dengan tingkat kepuasan ibu hamil (p sama dengan 0,013). Sehingga direkomendasikan Kualitas pelayanan antenatal care yang sudah baik perlu dipertahankan dan bila dimungkinkan untuk ditingkatkan. Upaya tersebut diantaranya adalah dengan memberikan pelayanan berupa kunjungan ke rumah ibu hamil untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan kehamilan ibu hamil. 

Page 1 of 1 | Total Record : 8