Sinta Fitriani, S.KM,MKM
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GAMBARAN KARAKTERISTIK KADER POSYANDU DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2012 Sinta Fitriani, S.KM,MKM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 4 No. 1 (2013): Februari 2013
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v4i1.14

Abstract

Cakupan D/S sebesar 39,20 %, cakupan K/S 100 %, dan cakupan N/S 26,47 % . Pencapaian indikator Posyandu di Desa Singaparna tidak terlepas dari peran kader posyandu yang ada di desa tersebut. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui gambaran karakterisrik kader Posyandu di Desa Cikunir Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan memperoleh Gambaran Karakteristik Kader Posyandu di Desa Cikunir Kabupaten Tasikmalaya tahun 2012. Jenis penelitian ini menggunakan metoda deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader Posyandu aktif di Desa Cikunir wilayah kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 49 orang (periode April 2012). Tehnik pengambilan sampel dengan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner . Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa Pendidikan kader posyandu mayoritas lulus SD (47 %) dan yang tidak tamat SD (2 %). Mayoritas kader posyandu sebagai ibu rumah tangga (78 %). Sebanyak 98 % Kader posyandu mendapat kesempatan mengikuti Pelatihan 98 % pelatihan. Fasilitas Posyandu yang masih kurang memadai. Lama kerja kader Posyandu mayoritas lebih dari 3 Tahun (65 %). Tingkat Pengetahuan kader mayoritas kategori baik (88 %), serta 97,96 % kader mendapat Imbalan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, penulis mengambil kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut : Pendidikan kader, kader posyandu berpendidikan ada yang paling banyak lulus SD (47 %) dan yang tidak tamat SD (2 %). Mayoritas kader posyandu sebagai ibu rumah tangga (78 %). Sebanyak 98 % Kader posyandu mendapat kesempatan mengikuti Pelatihan 98 % pelatihan. Fasilitas Posyandu yang masih kurang memadai. Lama kerja kader Posyandu mayoritas lebih dari 3 Tahun (65 %). Tingkat Pengetahuan kader mayoritas kategori baik (88 %), serta 97,96 % kader mendapat Imbalan. Sehingga peneliti menyarankan aparatur desa harus selalu diikutsertakan dalam pembinaan maupun bimbingan teknis sehingga kader termotivasi untuk meningkatkan perannya dalam kegiatan posyandu
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM IMUNISASI DASAR DI DESA CITAMBA KECAMATAN CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Sinta Fitriani, S.KM,MKM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.38

Abstract

Pencapaian pembangunan manusia diukur dengan indeks pembangunan manusia (IPM) atau human development index (HDI). Tiga indikator, terdiri atas parameter kesehatan, pendidikan, dan ekonomi belum menunjukkan hasil yang menggembirakan pada tiga dasawarsa terakhir. Indikator komponen kesehatan dalam IPM adalah umur harapan hidup. Saat ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sedang mengembangkan indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM) yang terdiri atas 24 indikator kesehatan utama, sebagai acuan keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu provinsi atau kabupaten. Salah satu indikator mutlak dan mempunyai bobot yang tinggi adalah cakupan imunisasi dasar di suatu daerah. Cakupan Imunisasi di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2011 BCG 80,94%, DPT dan HB III 76,30%, Polio 70,51%, Campak 72,06 %. (Dinkes Jabar, 2011). Sedangkan cakupan Imunisasi dasar di Puskesmas Ciawi tahun 2011 yaitu BCG 88,43%, DPT III, 91%, Polio III, 86,76%, Hepatitis B 71,34% dan imunisasi campak 67,87% (Laporan tahunan PKM Ciawi : 2011). Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi perilaku ibu (pengetahuan ibu, peran petugas, serta dukungan keluarga) dalam imunisasi dasar di Desa Citamba Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang ada di wilayah Desa Citamba Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya pada bulan April s/d Mei 2013 sebanyak 67 orang. Teknik sampling menggunakan total sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk Mengetahui frekuensi ditribusi tingkat pengetahuan, sikap, pendidikan, petugas pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga.Hasil analisis data disajikan dalam tabel frekuensi distribusi dengan skala ordinal. Hasil penelitian didapatkan mayoritas Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar adalah tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 29 orang (43,28%), petugas kesehatan tidak memberikan pelayanan imunisasi dasar yaitu sebanyak 40 orang (59,79%), serta responden yang kurang mendapat dukungan keluarga yaitu sebanyak 48 orang (71,64%). Kesimpulan mayoritas Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar adalah tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 29 orang (43,28%), petugas kesehatan tidak memberikan pelayanan imunisasi dasar yaitu sebanyak 40 orang (59,79%), serta responden yang kurang mendapat dukungan keluarga yaitu sebanyak 48 orang (71,64%). Saran yang direkomendasikan bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan dasar sebagai acuan dalam menyusun program imunisasi selanjutnya dengan mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi pencapaian cakupan imunisasi
GAMBARAN FAKTOR USIA, PARITAS SERTA SOSIAL EKONOMI IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI KECAMATAN SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2014 Sinta Fitriani, S.KM,MKM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 6 No. 1 (2015): Februari 2015
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v6i1.47

Abstract

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya anemia gizi khususnya pada ibu hamil adalah 49,6 %. Sedangkan  Anemia ada ibu hamil Di Kecamatan Sukarame berjumlah 125 kasus dari 255 ibu hamil atau 40% (Dinkes Tasikmalaya, 2013). Dampak yang timbul ibu hamil yang mengalami anemia yaitu mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, kematian perinatal dan BBLR, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal semakin lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui analisis faktor umur ibu, paritas serta sosial ekonomi ibu hamil dengan anemia di Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014. Jenis penelitian ini termasuk kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami anemia  dalam  kehamilan.  Pengambilan  sampel  menggunakan  teknik  total sampling dimana yang menjadi sampel adalah seluruh populasi yang berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Berdasarkan  tabel  dapat  diketahui  bahwa  distribusi  responden berdasarkan umur paling banyak termasuk golongan umur lebih dari tahun  yaitu sebanyak 21 orang (60 %) dan umur 20 – 35 tahun yaitu 9 orang (25,71%) serta 5 orang (14,28%) berusia kurang dari 20 tahun.Tabel lain menunjukan bahwa sebagian besar paritas responden adalah Grandepara  yaitu  sebanyak 21  orang  (60%),  multipara  sebanyak 11  orang (31.42%), serta primipara sebanyak 3 orang (8.57%). Serta  distribusi  responden berdasarkan pekerjaan paling banyak sebagai IRT Yaitu sebanyak 21 Orang (60%), dan minoritas sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 5 orang (14.28). Nutrisi ibu hamil mejnadi prioritas dalam pencegahan anemia. Optimalisasi PMT bagi ibu hamil dengan status ekonomi kurang serta pendistribusian konsumsi Fe sekaligus memaksimalkan peran keluarga dalam memotivasi ibu untuk mengkonsumsi Fe.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2014 Hariyani Sulistyoningsih, S.KM,M.KM; Sinta Fitriani, S.KM,MKM; Erwina Sumartini, S.ST
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 6 No. 1 (2015): Februari 2015
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v6i1.48

Abstract

Data Susenas tahun 2012 menunjukan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah yaitu 33,6%. Cakupan ASI eksklusif di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 mencapai 67,3% (Susenas, 2010). Menurut Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, cakupan pemberian ASI eksklusif hanya mencapai 65,93%, dan Desa Cikunir sebagai desa binaan STIKes Respati termasuk salah satu desa dengan cakupan pemberian ASI eksklusif yang masih rendah. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deksriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 7-12 di Dusun Margamulya Desa Cikunir Kabupaten Tasikmalaya. Seluruh anggota populasi diambil sebagai sampel penelitian. Variabel yang diukur dalam penelitian ini meliputi: pengetahuan, sikap, dukungan suami dan keluarga, serta dukungan petugas kesehatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan terbuka dan tertutup. Kuesioner diwawancarakan kepada responden oleh tim peneliti langsung. Hasil penelitian di dapatkan bahwa belum semua ibu di Dusun Margamulya Desa Cikunir mengetahui tentang pengertian ASI eksklusif. Masih terdapat ibu yang menyetujui pemberian makanan pendamping sebelum bayi berusia 6 bulan, serta menyetujui penghentian pemberian ASI ketika bayi sakit. Semua ibu di Dusun Margamulya Desa Cikunir mendapatkan dukungan suami dan keluarga dalam pemberian ASI Eksklusif. serta terdapat satu orang ibu yang mengatakan tidak mendapatkan informasi dan anjuran memberikan ASI eksklusif ketika memeriksakan diri kepada tenaga kesehatan. Puskesmas hendaknya mengoptimalkan program yang sudah ada dengan melibatkan semua pemegang program di Puskesmas untuk mengupayakan promosi ASI eksklusif sehingga penyampaian informasi tidak hanya dilakukan oleh bidan.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU JAJAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Sinta Fitriani, S.KM,MKM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 1 (2016): Februari 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i1.67

Abstract

Hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) tahun 2012 mengungkapkan bahwa sebanyak 76%  pangan jajanan anak sekolah  (PJAS)  di Indonesia telah memenuhi  persyaratan keamanan, ini menunjukan masih ada  24 % yang belum memenuhi syarat, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pada 68 sampel yang diperiksa, ditemukan 18 % sampel mengandung bahan kimia berbahaya(Sumber, Dinas Kesehatan, 2014). Berdasarkan hasil observasi awal di SD Negeri Cikunir didapatkan bahwa SDN Cikunir tidak memiliki kantin di sekolah. Hanya terdapat penjaja jajanan anak sekolah di luar sekolah. Perilaku jajan pada anak sekolah yang sangat tinggi, serta kebersihan jajanan yang kurang (terdapat beberapa penyaji jajanan terbuka) serta hampir semua penyaji makanan menggunakan bahan makanan tambahan seperti bumbu penyedap, saus dan lain lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku jajan pada anak sekolah  SD Negeri Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi SD Negeri Cikunir kelas 1 – 3 yaitu 86 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, kebiasaan membawa bekal dari rumah, peran guru serta perilaku jajan. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Sedangkan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (pengetahuan, sikap, kebiasaan membawa bekal serta dukungan guru) dengan variabel terikat (perilaku jajan). Uji analisis data yang digunakan adalah chisquare . Hasil penelitian didapatkan Mayoritas pengetahuan siswa tentang jajanan anak termasuk kategori kurang yaitu 68 orang ( 79,1%). sikap siswa SDN Cikunir tentang jajanan adalah tidak mendukung atau sikap negatif yaitu 64 orang (74,4%), 59 orang (68,6%) tidak memiliki kebiasaan membawa bekal makanan dari rumah ke sekolah serta siswa (53,5%)  menyatakan mendapat dukungan dari guru  berupa pemberian informasi dan larangan bahaya jajan sembarangan.   Hasil uji statistik didapatkan variabel pengetahuan (P sama dengan 0,001), sikap(P sama dengan 0,004) , kebiasaan membawa bekal (P sama dengan 0,000)  berhubungan dengan perilaku jajan sedangkan dukungan guru tidak berhubungan dengan perilaku jajan (P sama dengan 0,071) . Diharapkan dapat merancang kegiatan pencegahan resiko jajanan anak sekolah melalui pemberian informasi tentang bahaya jajanan anak sekolah serta perancangan aturan pengaturan dan pembinaan pedagang di sekitar sekolah.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN GIZI PADA BALITA DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2015 Hariyani Sulistyoningsih, S.KM,M.KM; Sinta Fitriani, S.KM,MKM; Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 7 No. 2 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v7i2.75

Abstract

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor yang mempengaruhi timbulnya kekurangan gizi pada balita di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sehingga kemudian dapat dibuat program yang dapat mencegah dan menanggulangi masalah kekurangan gizi dengan menghilangkan faktor penybab yang bisa menimbulkannya. Target khusus dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor penyebab langsung dan tidak langsung yang menyebabkan balita di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengalami kekurangan gizi. Balita yang dijadikan sampel diukur kembali status gizinya dengan membandingkan berat badan balita berdasarkan tinggi badannya (indeks yang digunakan adalah BB/TB). Responden dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki Balita yang mengalami kekurangan gizi. Variabel yang diukur terdiri dari variabel-variabel yang menjadi faktor penyebab timbulnya kekurangan gizi, baik faktor langsung maupun tidak langsung. Faktor yang diteliti meliputi pola makan, penyakit infeksi yang diderita balita, pola asuh balita, pola pemberian ASI, ketersediaan makanan di Rumah Tangga, pelayanan kesehatan, keadaan lingkungan rumah,dan tingkat ekonomi keluarga. Alat ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengumpulkan data pada masing-masing variabel adalah kuesioner yang diwawancarakan. Data masing masing variabel kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi untuk kemudian dianalisis sehingga dapat memberikan informasi yang lebih jelas tentang faktor yang mempengaruhi kekurangan gizi. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan balita yang mengalami kekurangan gizi di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebanyak 75,0% balita penderita gizi kurang di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dalam kesehariannya berada dalam kepengasuhan ibunya secara langsung, Hanya 56,2% balita penderita gizi kurang yang mendapatkan ASI secara eksklusif, Sebanyak 43,8% balita penderita gizi kurang dibawa ke bidan apabila menderita sakit, Kondisi lingkungan rumah balita penderita gizi kurang di masih belum memenuhi syarat kesehatan serta Rata-rata pendapatan keluarga balita penderita gizi kurang di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp 850.000. Puskesmas hendaknya membuat program yang lebih spesifik untuk dalam hal promosi kesehatan terkait pemenuhan kebutuhan gizi balita dengan memanfaatkan sarana yang telah ada di masyarakat.