cover
Contact Name
Akhmad Nurdin
Contact Email
akhmadnurdin.89@gmail.com
Phone
+6285728351590
Journal Mail Official
nurdin@polmanceper.ac.id
Editorial Address
Batur, Tegalrejo, Kec. Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
Location
Kab. klaten,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Foundry
ISSN : 2087–225     EISSN : 2252–711     DOI : -
JURNAL FOUNDRY merupakan media berkala yang memuat beberapa artikel ilmiah dan sudah melalui proses peninjauan dari ahli dibidangnya, yang mulai terbit tahun 2011. JURNAL FOUNDRY menerbitkan makalah dari penelitian eksperimental, kajian ataureview, studi analitis-teoritis, studi terapan, dan simulasi yang berkaitan dengan bidang pengecoran logam dan teknik mesin (konversi energi, material, manufaktur, perancangan). Ruang Lingkup : Bidang teknologi pengecoran logam yang meliputi segala ilmu tentang perkembangan pengecoran logam Bidang konversi energi yang meliputi energi terbarukan, termodinamika, computational fluid dynamic, dll Bidang material yang meliputi komposit polimer, pengelasan, dll Bidang manufaktur yang meliputi proses permesinan, permesinan berbasis CNC, dll Bidang perancangan yang meliputi teknologi tepat guna, computational aided engineering, dll
Articles 57 Documents
KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN CACAT POROSITAS PADA PELEBURAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI SUHU 680 C DAN 715 C Lutiyatmi; Medi Sonianto
JURNAL FOUNDRY Vol. 5 No. 1 (2022): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produk water cooling magnetron yang berfungsi sebagai pendingin pada elemen panas mengalami kebocoran saat diaplikasikan dengan cara dialirkan cairan pendingin bertekanan tinggi. Masalah tersebut disebabkan karena terdapat cacat porositas pada produk, Cacat porositas dapat disebabkan karena tingginya temperatur tuang pada cairan logam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh temperatur tuang pada peleburan aluminium terhadap cacat porositas, kekerasan dan metalografi. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda cor pada peleburan aluminium dengan variasi temperatur tuang 680oC dan 715oC. Proses pengujian yang dilakukan adalah presentase cacat porositas dengan menghitung presentase porositas, perhitungan densitas teoritis dan densitas actual. Pengujian lain yang dilakukan adalah uji kekerasan dan uji metalografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa temperatur tuang berpengaruh terhadap presentase porositas, kekerasan dan metalografi. Temperatur tuang 680oC menghasilkan presentase porositas 1,18%, kekerasan 44,98 HRB dan struktur mikro dengan fase Al, fase Si dan fase AlSiCu sedangkan untuk temperature tuang 715oC menghasilkan presentase porositas 1,84%, kekerasan 46,93 HRB dan struktur mikro dengan penyebaran butir yang cukup seragam dibandingkan pada temperatur 680oC.
PENGARUH VARIASI PERSENTASE GULA TETES (MOLASSES) DALAM CAMPURAN PASIR CETAK GREENSAND TERHADAP KUANTITAS CACAT GAS HOLE LOGAM ALUMINIUM ADC 12 Hanif Ali Ghufron; Sugiyanto Sugiyanto
JURNAL FOUNDRY Vol. 5 No. 1 (2022): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetehui pengaruh tiap variasi persentase gula tetes dalam pasir cetak greensand terhadap cacat gas hole pada permukaan aluminium ADC 12. Pengecoran logam alumunium merupakan suatu proses pembuatan benda yang dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, menuang, membongkar dan membersihkan coran. Benda-benda logam yang berbentuk rumit baik logam ferro maupun non ferro mulai dari berukuran kecil sampai besar dapat dibuat melalui proses pengecoran karena mudah dalam pengerjaannya. Metode pengecoran yang digunakan adalah metode konvensional grafity casting. Media pembuatan benda pengecoran logam menggunakan pasir cetak greensand dan penambahan bahan lain seperti molasses. Gula tetes adalah produk sisa pada proses pembuatan gula. Molasses ini berguna untuk meningkatkan kemampuan pemakaian ulang pasir cetak. Kebasahan cetakan pasir akan meningkat jika gula tetes yang digunakan berlebihan dan menimbulkan cacat gas hole. Pengujian Moisture test akan dilakukan untuk menghasilkan data kadar air yang terdapat dalam pasir cetak. Cacat gas hole yang timbul akan diidentifikasi dan diteliti dengan pengujian Non destructive test menggunakan dye penetrant sehingga mendapatkan jumlah cacat gas yang ditimbulkan. Kata Kunci: Aluminium ADC12, Pasir Cetak Greensand, Gula Tetes, Cacat Gas Hole, Moisture test, Non Destructive Test, Dye Penetrant
PENGARUH WAKTU AUSTEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO AUSTEMPERED DUCTILE IRON NON PADUAN DAN PADUAN 0,3% DAN 0,6% Mo Bayu Sasmita; Yusuf Umardani
JURNAL FOUNDRY Vol. 1 No. 1 (2011): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Material ADI adalah perlakukan panas dari besi cor nodular yang mempunyai struktur mikro yaitu ausferrite, terdiri dari austenit karbon tinggi dan ferit bainitic grafit nodul yang menyebar. Struktur mikro unik ini menghasilkan sifat unggul ADI: kekuatan tinggi, ketangguhan, tahan aus dan machinability yang baik. Berdasarkan pada sifat-sifat tersebut, ADI secara luas digunakan pada mobil, truk, mesin berat, jalan kereta api dan berbagai aplikasi pada industri tambang Austempering merupakan proses perlakuan panas dengan performance tinggi yang apabila diaplikasikan pada besi cor nodular dapat meningkatkan kekuatan hingga 100 % bahkan lebih yang dikombinasikan dengan peningkatan ketangguhannya. Pada proses austempering besi cor nodular, material yang telah dipanaskan hingga suhu austenit di quench pada salt bath (KNO3 + NaNO2) yang telah dipanaskan mencapai suhu diatas martensit start, lalu material ditahan pada salt bath tersebut hingga bertrasformasi penuh yang kemudian di keluarkan dan didinginkan pada suhu ruang. Dalam penelitian ini adalah besi cor nodular yang dipadu dengan 0,3% dan 0.6% molibdenum, diaustenitisasi pada temperatur 850°C selama 120 menit dan diaustemper pada temperatur 300°C selama 1, 2 dan 4 jam. Lingkup dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh waktu austempering terhadap sifat mekanis (kekuatan tarik dan kekerasan) dan struktur mikro ADI. Kekuatan tarik dan kekerasan sangat dipengaruhi oleh struktur mikro, matrik yang terbentuk dan komposisi paduan. Dari pengujian dapat diambil nilai kekuatan dan kekerasan material uji (besi cor nodular) yang akan semakin meningkat apabila waktu austempering diberikan sampai dengan 2 jam baik dari kekuatan tarik maupun kekerasanya. Kemudian menurun kembali ketika material uji di austempering selama 4 jam.
PENGARUH WAKTU AUSTEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO AUSTEMPERED DUCTILE IRON NON PADUAN SERTA PADUAN Cu Yusuf Umardani
JURNAL FOUNDRY Vol. 1 No. 1 (2011): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Material ADI adalah perlakuan panas dari besi cor nodular yang mempunyai struktur mikro yaitu ausferrite, terdiri dari austenit karbon tinggi dan ferit bainitic grafit nodul yang menyebar. Struktur mikro unik ini menghasilkan sifat unggul ADI: kekuatan tinggi, ketangguhan, tahan aus dan machinability yang baik. Besi cor nodular yang dipadu dengan 0,5% dan 1,0% tembaga, diaustenitisasi pada temperatur 850°C selama 120 menit dan di-austemper pada salt bath (KNO3 + NaNO2) temperatur 300°C selama 1, 2 dan 4 jam. Lingkup dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh waktu austempering terhadap sifat mekanis (kekuatan tarik dan kekerasan) dan struktur mikro ADI. Kekuatan tarik dan kekerasan sangat dipengaruhi oleh struktur mikro, matrik yang terbentuk dan komposisi paduan. Dari pengujian dapat diambil nilai kekuatan tarik dan kekerasan material uji yang akan semakin meningkat apabila waktu austempering diberikan selama 4 jam dengan penambahan 1,0% Cu yaitu sebesar 995,87 Mpa dan untuk HBN 335,57 dan akan semakin menurun pada waktu austempering 1 jam material non paduan sebesar 263,07 Mpa dan untuk HBN 205,23. hal ini dikarenakan pembentukan bainit yang terjadi lebih banyak pada waktu austempering yang tinggi.
KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH WAKTU PENAHANAN CAIR TERHADAP PEMBENTUKAN GRAFIT BULAT PADA PROSES PENGECORAN BESI COR NODULAR 700 R Widodo
JURNAL FOUNDRY Vol. 1 No. 1 (2011): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Unsur karbon didalam besi cor nodular, sebagian besar terbentuk menjadi grafit bulat, dimana pembulatan ini dapat terjadi bila didalam material terkandung unsur sulfur (S) sebanyak maksimum 0.01% 3] serta unsur magnesium (Mg) sebanyak 0.02%-0.05%. Dengan demikian pada proses produksi besi cor nodular disyaratkan penggunaan bahan baku dengan kandungan S rendah. Konsentrasi Mg didalam cairan dikenal dengan Mg-rest, akan menurun sebagai akibat dari reaksi-reaksinya dengan sisa sulfur, oksigen maupun lining berbasis silika. Penurunan konsentrasi Mg-rest akan berakibat terhadap pemudaran grafit bulat yang secara langsung akan menurunkan mampu tarik material, sehingga penahanan cairan besi cor nodular didalam ladel penuang pada penuangan jumlah banyak dibatasi oleh waktu dimana pemudaran grafit bulat masih memenuhi syarat mampu tarik material tersebut.
PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG Khairul Anwar; Yusuf Umardani
JURNAL FOUNDRY Vol. 1 No. 1 (2011): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hammer mill merupakan alat yang dipakai PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Semarang untuk menggiling jagung. Komponen yang utama dari alat tersebut adalah pisau hammer mill. Pisau hammer mill akan menjadi cepat aus karena bergesekan langsung dengan jagung. Pada Tugas Akhir ini, dilakukan pengujian sifat mekanis, struktur mikro dan komposisi unsur-unsur pada pisau hammer mill. Dengan melakukan pengujian pada pisau hammer mill, maka diharapkan dapat diketahui sifat-sifatnya dan menganalisa sifat-sifat tersebut dengan teori yang telah ada. Pengujian ini menggunakan uji keras Rockwell untuk mengetahui nilai kekerasan, konversi nilai kekerasan ke nilai UTS guna mengetahui kekuatan tarik, pengujian komposisi (spektrometer) dan pengujian mikrogafi untuk mengetahui struktur mikro dari pisau hammer mill. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai kekerasan dari pisau hammer mill, nilai UTS, komposisi unsur-unsur dan struktur mikronya.
HOT DOUBLE BLAST CUPOLA TANUR PELEBUR LOGAM HEMAT ENERGI Sumeru Yoso
JURNAL FOUNDRY Vol. 1 No. 1 (2011): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hot Double Blast Cupola, adalah perbaikan system peleburan konvensional yang saat ini masih banyak dipergunakan pada industry pengecoran logam terutama logam ferro di Sentra Industri Pengecoran Logam Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Pada tugas ini dilakukan perbaikan design pada tanur Cupola sebagai tanur pelebur logam Ferro Casting konvensional, agar penggunaan energy cokes yang semakin mahal dapat dihemat pemakaiannya, namun dituntut pula untuk menghasilkan kualitas cairan logam ferro yang lebih baik dalam industry pengecoran logam, dari polutan berupa gas yang dihasilkan oleh tanur cupola dapat dimanfaatkan pada proses peleburan itu sendiri, sehingga pencemaran lingkungan karena adanya gas hasil proses peleburan dapat dikurangi tanpa tambahan investment pengolah limbah akhir. Dari perbaikan design yang dilakukan dapat diperoleh penurunan cokes ratio sehingga didapat nilai tambah tanpa investment tambahan untuk pengolahan limbah gas, dan juga kualitas cairan logam yang lebih baik, juga menurunkan reject ratio.
KARAKTERISASI MATERIAL REFRAKTORI BASA BERBAHAN DASAR MAGNESIA (MgO) GUNA LINING TUNGKU INDUKSI PENGECORAN BAJA PT SUYUTI SIDO MAJU CEPER KLATEN Yusuf Umardani
JURNAL FOUNDRY Vol. 1 No. 2 (2011): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian karakterisasi refraktori dilakukan terhadap gabungan material terdiri dari agregat besar dan kecil yang digunakan untuk tungku induksi peleburan baja PT Suyuti Sido Maju Ceper Klaten. Material tersebut dicetak dengan tekanan 240 MPa dengan diameter cetakan 17,8 mm dan tinggi 50 mm. Proses pembuatan spesimen melalui proses sintering dengan variasi temperatur 1200 C, 1250 C, 1300 C, 1350 C, 1400 C, dan 1450 C dan waktu penahanan 2 jam. Sedangkan laju kenaikan temperatur 10 C/menit dan laju pendinginan 20 C/menit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan ukuran butir dengan cara pengayakan komposisi kimia dari senyawa penyusun refraktori dengan X-RD densitas dan porositas yang merupakan sifat fisis dari refraktori. Hasil yang didapat untuk material refraktori yang agregat besar memiliki ukuran butir lebih besar dari 0,150 mm sedangkan agregat kecil berukuran lebih kecil dari 0,150 mm. Komposisi kimia utama penyusun material refraktori adalah magnesia (MgO) dengan fraksi berat ~95%. 1200 C, 1250 C, 1300 C,1350 C, 1400 C dan 1450 C diperoleh nilai densitas yaitu 3,04 g/cm3, 3.05g/cm3, 3,07 g/cm3, 3.08 g/cm3,3,11 g/cm3, 3.12 g/cm3 Secara teori, nilai densitas untuk refraktori magnesia adalah 3,58 g/cm3. Dan untuk porositasnya bernilai 15.7%, 12.9%, 12.4%, 11.6%, 9.2%, 6.8%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya temperatur sintering akan berpengaruh terhadap kenaikan densitas dan menurunkan porositas dari refraktori.
STUDI DEVIASI DARI HUKUM HOOKEPADA BESI COR NODULAR FERITIK DAN PERLITIK Agus Yulianto
JURNAL FOUNDRY Vol. 1 No. 2 (2011): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini meliputi: pengujian tarik, kekerasan, struktur mikro dan komposisi kimia adalah untuk mengetahui kekuatan tarik dan batas penyimpangan dari teori hukum Hooke pada pengujian tarik, harga kekerasan, struktur mikro dan komposisi kimia dari besi cor nodular sebelum annealing dan setelah annealing. Produk pengecoran tersebut spesimen dari besi cor nodular dibuat dengan rincian sebagai berikut (untuk pengujian sebelum dan sesudah annealing), yaitu: benda uji tarik 3 buah, benda uji struktur mikro 1 buah, benda uji kekerasan 1 buah dan benda uji tanpa heat treatment (benda uji komposisi kimia 1 buah). Dari hasil penelitian diperoleh beberapa hasil kesimpulan. Dari pengujian struktur mikro pada spesimen sebelum annealing memiliki perlit yang lebih banyak yang menyebabkan kekerasan dan kekuatan tarik yang lebih tinggi. Sedangkan pada spesimen sesudah annealing memiliki ferit dan grafit yang lebih banyak tetapi perlit lebih sedikit sehingga terjadi penurunan kekerasan dan kekuatan tarik. Dari data hasil pengujian kekerasan didapat nilai kekerasan rata-rata spesimen sebelum annealing sebesar 170 kg/mm2 dan setelah di annealing sebesar 150,3 kg/mm2. Dari hasil uji tarik diperoleh berdasarkan data dari uji tarik menunjukkan bahwa Berdasarkan data dari uji tarik menunjukkan bahwa nilai kekuatan tarik rata-rata antara spesimen sebelum dan sesudah annealing mengalami penurunan yaitu dari 380,93 N/mm2 menjadi 346,54 N/mm2. Setelah terjadi tegangan luluh yang harganya 315,65 N/mm2 pada spesimen sebelum annealing 295,72 N/mm2 setelah annealing Hukum Hooke tidak berlaku lagi karena penambahan tegangan tidak sebanding dengan pertambahan regangannya maka terjadi penyimpangan atau deviasi dari Hukum Hooke. Dari pengujian komposisi kimia didapat hasil sebagai berikut :Fe = 87,63 %; C = 3,51 %, Si =2,116 %; Mn = 0,256 %, P = 0,029 %, Cu = 0,013 %, Ni = 0,018 % dan Mg = 0,038 %. Dari hasil pengujian komposisi kimia tersebut dapat diketahui bahwa benda uji tersebut termasuk dalam besi cor nodular.
METODE PENGECORAN LOST FOAM MENJAWAB TANTANGAN DUNIA INDUSTRI PENGECORAN LOGAM Sutiyoko Sutiyoko
JURNAL FOUNDRY Vol. 1 No. 2 (2011): JURNAL FOUNDRY
Publisher : LPPM Politeknik Manufaktur Ceper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lost foam casting is a method of metal casting using polystyrene foam pattern. The pattern is glued with gating system, coated and embedded in unbounded sand. The mold is vibrated and liquid metal is poured on the gating system. Polystyrene foam will escape and is relpaced with liquid metal. The lost foam casting has many advantages. This method is capable to product a complex-shape object that difficult in sand mold casting. The mold does not require cup, drag and cores to make holes in casting. This method suitable in production of prototype product. The sand can be reused directly because the sand without a binder. The lost foam casting also has disadvantages. Porosity is higher than sand casting because of gas that resulted in decomposition of poltstyrene foam. Unbounded sand can fall into the liquid metal. Quality of the casting with the lost foam casting method is influenced by many factors. Temperature and filling speed, density of polystyrene foam, time of mold vibration, thickness of coating, size of sand and level of vacuum. The mold will be more solid if it is vibrated for longer time. The casting surface will besmoother if use the smaller size of sand.