cover
Contact Name
syukurman zebua
Contact Email
info@sttpa.ac.id
Phone
+6281388000204
Journal Mail Official
info@sttpa.ac.id
Editorial Address
jakarta
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
jurnal pokok anggur
ISSN : 27153851     EISSN : 30315212     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
JURNAL POKOK ANGGUR merupakan jurnal yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Pokok Anggur untuk mempublikasikan penelitian para dosen dan peneliti yang terbit di setiap akhir semester atau dua kali dalam setahun. JURNAL POKOK ANGGUR adalah Jurnal peer-review yang merupakan media bagi peneliti dan dosen-dosen untuk mempublikasikan setiap hasil penelitiannya. Adapun penelitian yang dipublis pada jurnal ini adalah penelitian yang berfokus pada kajian biblika, kajian teologis dan dogmatis, kajian teologi praktis dan etis, serta isu-isu terbaru dalam dunia Pendidikan Kristen. Secara spesifik setiap penelitian yang dipublis dalam jurnal ini adalah sebagai berikut: Studi Biblika (Eksegesis PL dan PB) Kajian Teologis dan Dogmatika Kajian Teologi Praktika Etis Dinamika Pendidikan Kristen Misiologi
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019" : 5 Documents clear
KRITIK KRISTEN TERHADAP KEHIDUPAN BERPOLITIK DI INDONESIA syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam realitas dewasa ini, keterlibatan orang Kristen dalam kehidupan berpolitik di Indonesia seringkali dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Ada juga kecurigaan terhadap orang Kristen yang terlibat dalam bidang politik ataupun batas-batas ideologi yang dapat menimbulkan ketenggagan politik yang bernuansa SARA. Menurut Alhummi “ideologi menjadi garis pembatasan yang telah mengkotak-kotakkan manusia ke dalam kelompok-kelompok politik yang berbeda-beda”.1 Disamping itu banyak orang-orang Kristen yang tidak memahami persoalan- persoalan politik itu sendiri dan hubungannya dengan persoalan-persoalan teologis. Untuk itu kesadaran tipis menyangkut bentuk maupun isi dari kehadiran kekristenan di Indonesia, terutama dalam bidang pelayanan politik merupakan keharusan yang terus menerus dibangun. Pengakuan gereja ketika memasuki dunia berbunyi: “Kristus itu Tuhan.” Dalam pengakuan dan kesaksian itu gereja menyatakan bahwa Kristus yang disalibkan, mati dikuburkan dan bangkit dari antara orang mati itu adalah TUHAN dan Juruselamat serta penebus hidup manusia dan dunia.2 Pembahasan menyangkut politik dalam bagian ini dimulai dari dua identitas yang berbeda, yakni pengertian mengenai politik pada satu sisi dan etika pada satu sisi yang lain. Hal yang paling dibutuhkan saat ini bagi gereja-gereja di Indonesia adalah perubahan paradigma menuju suatu tatanan yang berangkat dari sudut pandang Alkitab.
PANGGILAN DAN VISI KEPEMIMPINAN KRISTEN PACE APRISEL SINAH
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dasar kepemimpinan adalah kasih sehingga terjalinlah hubungan antara Tuhan dan manusia, manusia dan manusia. Maka pemimpin yang berhasil harus memulai memimpin dari dirinya sendiri dan memancarkan kasih dalam memimpin. Visi perlu tercapai dan menjadi kenyataan maka perlu adanya tindakan iman yaitu ketaatan kepada Allah Pemberi visi. Kepemimpinan adalah menyangkut integritas, karakter, kepribadian dan kapasitas diri secara utuh dari seorang pemimpin. Dasar dari kepemimpinan yang kuat dan teguh adalah menjunjung tinggi kebenaran Allah. Kebenaran itu harus dipribadikan di dalam diri. Maka pemimpin dan kepemimpinannya memerlukan kebenaran sejati dari Allah menjadi sumber pengetahuan tentang Dia untuk memimpin manusia mencapai tujuan-tujuan Allah di dalam dunia bagi hormat dan kemuliaanNya. Dengan demikian seseorang yang menerima panggilan harus benar-benar yakin keselamatan di dalam Yesus Kristus itu pasti dan sungguh-sungguh bertobat dari dosa dan menerima Dia dengan iman yang hidup. Kesadaran ini membuatnya yakin bahwa Allah Bapa memanggilnya melalui Kristus Yesus dan Yesus Kristus memanggil melalui Roh Kudus. Jikalau seseorang dengan yakin akan panggilan bahwa ia sudah diselamatkan maka dasar imannya semakin kokoh. Kepemimpinan Kristen bukan perhatian utamanya kepada organisasi atau unit usaha tetapi perhatiannya kepada iman organism yang mereka dirikan untuk bertahan hidup ditengah-tengah situasi yang beraneka ragam dan melewati ujian utama yang Tuhan berikan saat Ia kembali ke dunia.
PENDETA DAN TUGASNYA DALAM PEMBINAAN ROHANI JEMAAT HARUS BERSUMBER HANYA PADA AKITAB Wartani
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehidupan pendeta sangat mempengaruhi seluruh pengajaran yang disampaikannya kepada jemaat yang digembalakan. Seluruh hidup pendeta perlu mencerminkan pengajaran dalam pembinaan rohani jemaat yang digembalakan. Pengajaran yang disampaikan tanpa ditunjang kegidupan yang riel dalam peminaan hasilnya tidak akan memuaskan, tetapi bila pengajarannya merupakan pengalaman hidupnya dengan Tuhan itu akan mudah dipahami dan dihayati dan diterima oleh jemaat. Selanjutnya, pendeta dalam pengajarannya untuk pembinaan rohani perlu sumber yang alkitabiah sebagai sumber dasar satu-satunya dan tidak ada yang lain, hanya Alkitab itu saja sumber pengajaran dalam pembinaan rohani yang benar. Adapun sifat gembala yang perlu dimiliki adalah: (1) pendeta dalam tugasnya sangat perlu sikap rendah hati dalam melayani jemaat yang dipimpinnya, (2) pendeta harus bersikap sabar, (3) pendeta harus bersikap setia, karena kesetiaan adalah komitmen, (4) pendeta harus rela berkorban demi keselamatan orang lain, (5) pendeta harus bersikap jujur. Syarat menjadi pendeta tidak mudah. Dia harus mampu lahir kembali, artinya ia meninggalkan semua kehidupan masa lalu dan menerima hidup baru dari Allah. Dia juga harus mempunyai disiplin rohani dan disiplin dalam kehidupannya. Selain itu, ia juga harus mengasihi jemaatnya. Sedangkan, tugas pendeta adalah (1) memimpin jemaat dengan tanggung jawab, (2) merawat dan memperhatikan rohani jemaat, (3) memahami Alkitab dan melakukan Pelayanan Sakramen, (4) pendeta sebagai konselor dan pengajar jemaat.
MAKNA UNGKAPAN ANAK KECIL SEBAGAI FIGURASI KERAJAAN ALLAH MENURUT MARKUS 10:13-16 DAN IMPLIKASINYA DI GKKI HARVEST syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seperti diketahui, peran orang tua Kristiani sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak sehingga anak perlu dididik, diarahkan, dibina dan dikenalkan kepada Juru Selamatnya. Dengan demikian, anak-anak sejak dini hingga menginjak dewasa dapat berkembang dan bertumbuh imannya di dalam Tuhan. Menurut Markus 10:13-16 anak-anak adalah gambaran Kerajaan Allah, sebab anak-anak memiliki rendah hati, kepolosan (kejujuran), ketergantungan, menerima dan menirukan apa yang dilihat maupun yang diberikan dan mudah mengampuni orang. Oleh karena itu, anak-anak merupakan bagian dari Kerajaan Allah yang digambarkan Tuhan Yesus kepada orang-orang dewasa. Kitab Injil Markus merupakan kitab yang menekankan kehidupan Tuhan Yesus, sebagai seorang hamba yang setia melayani orang-orang. Firman Tuhan dalam Markus 10:13-16 sebagai berikut: “lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya barang siapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”. Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka. Anak kecil adalah gambaran Kerajaan Allah yang dipakai Yesus buat murid-muridnya.
PELAYANAN DIAKONIA (LANSIA) MENURUT KISAH PARA RASUL 6:1-4 DAN APLIKASINYA DI GEREJA HKBP KRAMATJATI JAKARTA TIMUR syukurman zebua
JURNAL POKOK ANGGUR Vol 1 No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : STT POKOK ANGGUR JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelayanan diakonia khususnya kepada para lansia merupakan pelayanan yang tidak kalah pentingnya dengan bentuk pelayanan diakonia yang lain. Dalam Kisah Para Rasul 6:1-4 memberi suatu catatan penting tentang pelayanan diakonia kepada para janda pada gereja mula-mula. Sangat perlu dipahami bahwa janda bukan satu-satunya orang yang harus mendapat pelayanan diakonia seperti yang terdapat dalam Kis 6:1. Adapun alasannya ialah karena tidak semua janda memerlukan pelayanan diakonia (kahususnya dalam masalah perekonomian) kalau ternyata mereka adalah orang kaya. Pelayanan kepada para lansia telah dilakukan di Indonesia, sebab negara ini memiliki jumlah penduduk lansia yang tergolong cukup besar. Menurut informasi di internet, jumlah mereka terus bertambah. Perkembangan penduduk Lanjut Usia (lansia) di Indonesia menarik diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Pemerintah telah melakukan pelayanan kepada para lansia yaitu dengan memberi bantuan materi, namun selanjutnya juga dikatakan ternyata bantuan tersebut belum tercapai secara merata, dan masih ada lansia yang terlantar. Tugas untuk melayani para lansia seharusnya bukan saja hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi hal itu juga seharusnya dilakukan oleh gereja. Firman Tuhan yang tertulis dalam Yakobus 1:27 Firman Tuhan tersebut merupakan suatu bentuk pernyataan yang ditujukan kepada orang percaya, yaitu agar menyadari bahwa ibadah yang sejati adalah harus dibuktikan dengan menunjukkan perbuatan yang nyata yaitu melayani orang-orang yang hidup dalam kesusahan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5