cover
Contact Name
Saputro Edi Hartono
Contact Email
padmaedihartono@gmail.com
Phone
+6282121211075
Journal Mail Official
jurnal.pelitdharma@stabn-sriwijaya.ac.id
Editorial Address
Jalan Edutown BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 15339
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Pelita Dharma
ISSN : 24426482     EISSN : 29628512     DOI : -
Jurnal Pelita Dharma merupakan jurnal yang dikelola oleh Program Studi Kepenyuluhan Buddha yang terbit dua kali dalam setahun yakni bulan Juni dan Desember. Artikel yang masuk dalam jurnal ini merupakan hasil penelitian dan kajian pustaka yang mencakup kajian agama dan keagamaan Buddha.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019" : 8 Documents clear
Potret Kerukunan Antarumat Beragama di Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen Tri Amiro
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was aimed to describe the portrait of inter-religious harmony in Purwodadi, Kuwarasan sub-district, Kebumen district, Central Java. This study was a descriptive qualitative study. The data were collected through observations, interviews, and documents. Research shows that portrait of harmony among religious communities in Purwodadi, Kuwarasan Subdistrict, Kebumen District, was illustrated by the conducive conditions of the community and environment, and the tradition of habits that can grow and develop optimally. This harmony is also reflected in the existence of three adherents of Islam, Buddhism, and Christianity who are able to live side by side. The factors that support the creation of harmony are as follows: (1) background, (2) mutual need, (3) human resources, (4) social interaction, (5) festivity, (6) community service, and (7) other activities that reflect harmony. Efforts are made to overcome the obstacles that arise in the framework of maintaining harmony among religious believers in Purwodadi such as: (1) mutual love, (2) not discriminating, (3) attending invitations to religious activities, (4) securing religious activities, not selfish, (5) family approach, (6) arts and culture, (7) not being provocateurs, (8) cooperating, and (9) carrying out dialogue or communication. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan potret kerukunan antarumat beragama di Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potret kerukunan umat beragama di Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, diilustrasikan oleh kondisi masyarakat dan lingkungan yang kondusif, serta tradisi kebiasaan yang dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Keharmonisan ini juga tecermin dalam keberadaan tiga penganut Islam, Buddha, dan Kristen yang mampu hidup berdampingan. Faktor-faktor yang mendukung terciptanya harmoni adalah: (1) latar belakang, (2) kebutuhan bersama, (3) sumber daya manusia, (4) interaksi sosial, (5) perayaan, (6) pelayanan masyarakat, dan (7) kegiatan lain yang mencerminkan harmoni. Upaya dilakukan untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama di Purwodadi, seperti: (1) saling cinta, (2) tidak membeda-bedakan, (3) menghadiri undangan untuk kegiatan keagamaan, (4) mengamankan kegiatan keagamaan, tidak egois, (5) pendekatan keluarga, (6) seni dan budaya, (7) tidak menjadi provokator, (8) bekerja sama, dan (9) melakukan dialog atau komunikasi.
Peran Dharmaduta dalam Upaya Membentuk Perilaku Keberagamaan Umat Buddha melalui Metode Pembiasaan Sukarti Sukarti
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The low belief of Buddhists can be seen from the indicators of religious behavior. Indicators of religious behavior appear in the activities carried out by people both in the temple and at home. The purpose of coaching in the context of Buddhist education is to improve the quality of saddha (faith) and devotion to Buddhists in various aspects of life. This study aims to describe the role of Dharmaduta in shaping religious behavior in fostering people through the habituation method. This research is a qualitative research with descriptive method. The research was carried out in the Madiun Residency area, on the grounds that there were Buddhists and Buddhist formation by Dharmaduta. Data is collected through observation, interviews and documentation. The test for the validity of the data uses triangulation techniques and data source methods. A dharmaduta is an intelligent servant in Buddhism, which means providing services to the people based on their competence and intellect. Religious behavior that is formed in Buddhists is a reflection of the implementation of Buddhist teachings. Habits that are formed will have an effect on increasing Buddhist faith and morality. The religious behavior of Buddhists refers to the ten ways of doing good (dasa puññakiriyavatthu). Habit on behavior that arises based on role models, and special experiences of leaders who in this case are dharmaduta. Rendahnya keyakinan umat Buddha dapat ketahui dari indikator perilaku keberagamaan. Indikator perilaku keberagamaan tampak pada kegiatan yang dilakukan umat baik di vihara maupun di rumah. Tujuan pembinaan dalam konteks penyuluhan agama Buddha adalah meningkatkan kualitas saddha (keyakinan) dan bakti umat Buddha dalam berbagai segi kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Dharmaduta dalam membentuk perilaku keberagamaan pada pembinaan umat melalui metode pembiasaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan di wilayah Karesidenan Madiun, dengan alasan, terdapat umat Buddha dan pembinaan umat Buddha oleh Dharmaduta. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber data. Seorang dharmaduta merupakan pelayan yang intelek dalam agama Buddha, artinya memberikan pelayanan kepada umat dengan berlandaskan pada kompetensi dan intelektualitas yang dimiliki. Perilaku keberagamaan yang terbentuk pada umat Buddha merupakan cerminan dari pelaksanaan ajaran Buddha. Pembiasaan yang terbentuk akan memberikan efek pada meningkatnya keyakinan dan moralitas umat Buddha. Perilaku keberagamaan umat Buddha mengacu pada sepuluh cara berbuat baik (dasa puññakiriyavatthu). Pembiasaan pada perilaku yang muncul berdasarkan teladan, dan pengalaman khusus dari para pemimpin, yaitu para dharmaduta.
Metode Penanaman Nilai-Nilai Antikorupsi pada Remaja melalui Praktik Ariya Atthangika Magga Niken Wardani
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research are to describe the method to raise the value of anti-corruption to youth generation and to describe the implication of that method through Ariya Atthangika Magga practice at Vihara Buddha Prabha, Yogyakarta. This research uses a qualitative research mothod with a descriptive approach. Research data collection through observation and interviews with research subjects consisting of Buddhist leaders, adolescents, and teenage parent. The method to raise the value of anti corruption to the youth generation through Ariya Atthangika Magga practice is by method of verbal, nonverbal and simulation (SEMAI) the comprehension nine value of anti corruption through Atthangika-magga to the example of cases in a daily life that presented. The implication of raising the value of anti-corruption to the youth generation through Ariya Atthangika Magga practice are: (1) the deep comprehension about attitude and action of anti-corruption; (2) the comprehension about the effect and the consequence of doing corruption; (3) the change of perception of self confidence not to do a corruption even in a small number; and (4) the commitment to apllicate the value of anti corruption by using sīla, samādhi, and paññā in daily life. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode penanaman nilai-nilai antikorupsi pada remaja dan untuk mengetahui implikasi penerapan metode penanaman nilai-nilai antikorupsi pada remaja melalui praktik ariya atthangika magga di Vihara Buddha Prabha Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dengan subjek penelitian yang terdiri dari tokoh agama, remaja, dan orang tua remaja. Metode penanaman nilai-nilai antikorupsi pada remaja melalui praktik ariya atthangika magga adalah dengan metode verbal, nonverbal, dan metode simulasi (SEMAI) pemahaman sembilan nilai-nilai antikorupsi melalui pengembangan Atthangika-magga terhadap contoh-contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan. Implikasi penerapan metode penanaman nilai-nilai antikorupsi pada remaja melalui praktik ariya atthangika magga adalah: (1) pemahaman yang lebih mendalam tentang sikap dan tindakan antikorupsi; (2) pemahaman tentang dampak dan akibat dari melakukan tindakan korupsi; (3) perubahan persepsi kepercayaan diri untuk tidak melakukan tindakan korupsi lagi dalam bentuk sekecil apapun; dan (4) komitmen untuk menerapkan nilai-nilai antikorupsi dengan mengembangkan sīla, samādhi, dan paññā dalam kehidupan seharihari.
Analisis Penggunaan Media Kartu untuk Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris pada Tema Makna Sarana Puja di Sekolah Minggu Buddha Vihara Dhamma Sundara Dwi Maryani Rispatiningsih
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Objectives of this study are (1) to know the teaching learning process of English subject at Vihara Dhamma Sundara Surakarta by using cards media; (2) to identify obstacles by teaching in Buddha Dhamma Virya Sunday school; and (3) to describe how to deal with obstacles. This research is using qualitative research, while the research method used descriptive research. These subjects of this study are 22 students at Vihara Dhamma Sundara Surakarta. The instrument used in this study is a test. The data collection techniques are using observation, interview, and documentation. For the data analysis techniques are using data reduction, data presentation, and conclusion. Based on the description of the data and data analysis, it is known that students of Buddha Sunday School in learning process using cards media are very enthusiastic and also can increase their vocabulary mastery. The obstacles that occur in teaching learning process using cards media are: time constraints, class management, and the last is different age in this class. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui proses pembelajaran Bahasa Inggris di SMB Vihara Dhamma Sundara dengan menggunakan media kartu; (2) mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Sekolah Minggu Buddha; dan (3) mendiskripsikan cara menghadapi hambatan yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswaSekolah Minggu Buddha Dhamma Virya, Vihara Dhamma Sundara Surakarta sebanyak 22 siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes. Berdasarkan deskripsi data dan analisis data yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa Sekolah Minggu Buddha dalam pembelajaran dengan menggunakan media kartu sangat antusias dan dapat meningkatkan kosakatanya. Hal ini didasarkan pada hasil tes yang
Konsep Wajah, Tanggung Jawab Etis, dan Implikasinya terhadap Problem Kemanusiaan: suatu Telaah Pemikiran Etika Emmanuel Levinas Jatayu Jiwanda DL
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article was a philosophical review of Emmanuel Levinas thought which is synthesized with the idea of humanity. Levinas began the ethical thought by discussing the concept of face that has implications for ethical responsibility towards others. This concept gives an understanding to the critique of all forms of totalization to the other or egology in the entire tradition of Western philosophy. Totalization was rooted in egocentrism which ultimately harms humanity. Upholding humanity associated with Levinas’s view was not a problem creating live in order and harmony, but rather it has been an ethical consequence of encountering the others. Ethical responsibility contains sensibility which is root of all solidarity, an attitude of respect for dignity of the others. As an endeavour to understand current humanity situation with linking the context of the present situation with the post-truth climate in social and political space, ethical responsibility and sensibility are important concrete offers that become an awareness in building humanity. Ethical responsibility and sensibility in Levinas’s philosophical thought were concrete insight to become an awareness in building attitude and mentality of humanity. This article used a qualitative method of literature study which theoretically also used interpretation and phenomenology as its content. Artikel ini merupakan suatu tinjauan filosofis mengenai pemikiran etika Emmanuel Levinas yang disintesiskan dengan gagasan kemanusiaan. Levinas memulai pergumulan etis dengan membahas konsep wajah yang berimplikasi pada suatu tanggung jawab etis terhadap orang lain. Tanggung jawab etis menjadi kritik terhadap segala bentuk totalisasi dalam memandang ‘Yang Liyan’ ataupun egologi dalam seluruh tradisi filsafat Barat. Totalisasi yang berakar pada egosentrisme pada akhirnya menciderai kemanusiaan yang merupakan ruang bersama manusia. Menegakkan kemanusiaan dikaitkan dengan pemikiran Levinas bukanlah sebuah problem keinginan untuk hidup teratur dan harmoni, melainkan sudah menjadi konsekuensi etis pertemuan dan berhadapan langsung dengan orang lain. Tanggung jawab etis mengandung sensibilitas yang menjadi dasar dari seluruh solidaritas, sikap penghargaan atas harkat dan martabat orang lain serta sikap respek terhadap cara berada atau mengada dalam kehidupannya. Dengan menghubungkan konteks situasi zaman kini dengan iklim pascakebenaran dalam ruang sosial dan politik, tanggung jawab etis dan sensibilitas adalah tawaran konkrit dalam membangun kesadaran kemanusiaan. Artikel ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka yang secara teoretis juga menggunakan interpretasi dan fenomenologi sebagai muatannya.
Misi dan Tujuan Hidup Manusia Berdasarkan Analisis Teks Tipitaka Sapardi Sapardi
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research was conducted to find out why the Mission and Purpose of Human Life is important? What is the Mission and Purpose of Human Life according to Buddhism? And what are the benefits of Human Life's Mission and Purpose according to Buddhism? Research data were collected by identifying texts from the Tipitaka/Tripitaka scriptures that deal with the subject matter.All collected data was analyzed and dissected using hermeneutic theory and the theory of causal relations (paticcasamuppada). These theories are used to compile the Struggle and Mission of Human Life according to Buddhism.The Mission and Purpose of Human Life is important because it is a guide in running the lives of every individual human being. The implementation begins with hiri and ottapa (shame to do evil and fear of the consequences of the crime committed), increasing to a higher level, namely the implementation of the Pancasila Buddhist for ordinary households/community, increasing to the implementation of ten precepts (Dasa Sila) for the samanera/samaneri (prospective monks/nuns), then the highest is the precepts for the monks/ nuns (Patimokkha Sila). The benefits are to provide guidance on living in the development of human character, the development of tolerance and culture, as a motivation for doing good, the development of a spirit of openness, and building social independence and the highest is leading to perfection. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui mengapa misi dan tujuan hidup manusia itu penting. Rumusan masalah yang diajukan adalah: (a) bagaimanakah misi dan tujuan hidup manusia menurut ajaran Buddha? dan (b) apakah manfaat misi dan tujuan hidup manusia menurut ajaran Buddha? Data penelitian dikumpulkan dengan mengidentifikasi teks-teks dari kitab suci Tipitaka/Tripitaka yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Seluruh data yang terkumpul dianalisis dan dibedah dengan menggunakan teori hermeneutic dan teori hubungan sebab akibat (paticcasamuppada). Teori-teori tersebut digunakan untuk mengompilasi perjuangan dan misi kehidupan manusia menurut ajaran Buddha. Misi dan tujuan hidup manusia menjadi penting karena sebagai panduan dalam menjalankan kehidupan setiap individu manusia. Pelaksanaannya diawali dengan hiri dan ottapa (rasa malu untuk berbuat jahat dan rasa takut akan akibat dari kejahatan yang dilakukan), meningkat ke tingkat lebih tinggi yaitu pelaksanaan Pañcasīla Buddhis untuk perumah tangga/masyarakat biasa, meningkat ke pelaksanaan sepuluh sīla (dasa sīla) bagi para samanera/samaneri (calon bhikkhu/ bhikkhuni), kemudian yang tertinggi yaitu sīla untuk para bhikkhu/bhikkhuni (patimokkha sīla). Adapun manfaatnya adalah memberikan arah pedoman hidup dalam pembangunan karakter manusia, pengembangan toleransi dan budaya, sebagai motivasi berbuat baik, pembangunan spirit keterbukaan, dan membangun kemandirian sosial serta mengarah pada kesempurnaan.
Strategi Digital Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha di Indonesia Heriyanto Heriyanto
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem in this research is how is the digital strategy of the Buddhist Religious College (PTKB) in Indonesia. The focus of the research is directed at the digital strategy of Buddhist Religious College in Indonesia. The research objective is to describe the digital strategy of Buddhist Religious College in Indonesia. This type of research is qualitative research, by using an exploratory approach. The subjects of the research are the policy holders in colleges, which include elements of the leaders and policy holders of information technology and college information systems. The object of research consists of various forms of digital strategies, ways of working, steps in higher education management in addressing the digital era. Data Collection with non-test techniques using an open questionnaire. Data collection is also done by documentation and observation. The research locations were at the Sriwijaya State Buddhist College in Tangerang Banten, Raden Wijaya State Buddhist College, Syailendra Buddhist College, Dharma Widya Buddhist College, and Kertarajasa Buddhist College. Data analysis was performed using the Miles and Huberman model. The results of the study stated that the digital technology planning of Buddhist Religious College in Indonesia is in the Strategic Plan (Renstra), Master Plan for Development (RIP), Work Program, ICT Blueprint, and contained in the Vision, Mission, and Strategy of the college. Barriers to Buddhist Religious College in implementing digital technology-based services are: 1) Low internet connections and bandwidth, 2) Digital and online-based libraries have not been implemented, 3) Information systems have not been integrated, 4) Technology infrastructure is less reliable, 5) Budget constraints in technologyical development, 6) Budget constraints for Information Technology Human Resources Salary, 7) Lack of Information Technology Human Resources, 8) Low Human Resources digital literacy competence, and 9) No follow-up on technological cooperation undertaken. The digital strategy of Buddhist Religious College in Indonesia consists of: 1) Increasing internet bandwidth, 2) Procurement of Digital Libraries, 3) Making ICT Blueprints, 4) Increasing technology development budgets, 5) Recruitment of Information Technology Human Resources, 6) Organizing seminars, workshops, and training in digital literacy competencies, and 7) Redefining technology cooperation. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah strategi digital Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha (PTKB) di Indonesia. Fokus penelitian diarahkan pada strategi digital PTKB di Indonesia. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan strategi digital PTKB di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Subjek penelitian adalah para pemegang kebijakan pada perguruan tinggi, yang meliputi unsur pimpinan serta pemegang kebijakan teknologi informasi dan sistem informasi perguruan tinggi. Objek penelitian terdiri dari berbagai bentuk strategi digital, cara kerja, langkah-langkah manajemen perguruan tinggi dalam menyikapi era digital. Pengumpulan data dengan teknik nontes menggunakan kuesioner terbuka. Pengumpulan data juga dilakukan dengan dokumentasi dan observasi. Lokasi penelitian yaitu pada Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten, Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya, Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra, Sekolah Tinggi Agama Buddha Dharma Widya, serta Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa. Analisis data dilakukan dengan model Miles and Huberman. Hasil penelitian menyatakan perencanaan teknologi digital PTKB di Indonesia tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra), Rencana Induk Pengembangan (RIP), Program Kerja, ICT Blueprint, dan tertuang dalam visi, misi, serta strategi perguruan tinggi. Hambatan PTKB dalam mengimplementasi pelayanan berbasis teknologi digital adalah: (1) koneksi dan bandwith internet rendah, (2) perpustakaan berbasis digital dan online belum terimplementasi, (3) sistem informasi belum terintegrasi, (4) infrastruktur teknologi kurang handal, (5) keterbatasan anggaran dalam pengembangan teknologi, (6) keterbatasan anggaran untuk gaji sumber daya manusia teknologi informasi, (7) kekurangan sumber daya manusia teknologi informasi, (8) kompetensi literasi digital sumber daya manusia rendah, dan (9) tidak adanya tindak lanjut kerja sama teknologi yang dilakukan. Strategi digital PTKB di Indonesia terdiri dari: (1) peningkatan bandwith internet, (2) pengadaan digital library, (3) membuat ICT blueprint, (4) peningkatan anggaran pengembangan teknologi, (5) rekrutmen sumber daya manusia teknologi informasi, (6) mengadakan seminar, workshop, dan pelatihan kompetensi literasi digital, dan (7) pendefinisian ulang kerja sama teknologi yang dilakukan.
Harmonisasi Keragaman dalam Komunitas Meditasi Kesadaran di Wihara Mendut Waluyo Waluyo
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to describe harmony in the diversity of the Awareness Meditation community at the Mendut Temple. This study uses a qualitative case study model approach. The subjects of the study are participants in the Awareness Meditation retreat held at Mendut Temple, Magelang. The object of the study is the diversity of the retreat participants' spiritual orientations which were explained in three themes namely the relevance of meditation to the problems of life, their impact on participants, and the meaning of diversity in the Awareness Meditation community. Data collection used non-test technique through observation, interviews, and documentation with observation guidance instruments, interview guidelines, and other supporting documents. The validity of the data uses a test of credibility, transferability, dependability, and confirmability. Data were analyzed using the Miles Huberman model. The results showed that: (a) the relevance of meditation with problems of life for participants in the retreat of awareness meditation at the Mendut Temple is closely related to the participant introduction to meditation, interpersonal comparisons, search stages, ability to identify life problems and problems in attending mindfulness meditation, and suggestions for organizers in supporting the implementation of meditation; (b) the impact of meditation on daily life for retreat participants includes the form of the exercise, the training schedule and time, how to respond to the situation, a higher understanding of mindfulness meditation, the requirements of the practice, the meaning of the impact on participants, and the results of meditation; and (c) the views of the participants of the mindfulness meditation retreat have a close relationship with observance of participating in the retreat, the relationship of fellow participants, the perspective of other religions, the nature of diversity, and the sustainability of the community in the future. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keharmonisan dalam keragaman komunitas Meditasi Kesadaran di Wihara Mendut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif model case study. Subjek penelitian adalah peserta retret Meditasi Kesadaran yang dilaksanakan di Wihara Mendut, Magelang. Objek penelitian adalah keragaman orientasi spiritual peserta retret yang dijelaskan dalam tiga tema yaitu relevansi meditasi dengan permasalahan kehidupan, dampaknya bagi peserta, dan makna keberagaman dalam komunitas Meditasi Kesadaran. Teknik pengumpulan data menggunakan nontes melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan instrumen pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumen pendukung lainnya. Keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Data dianalisis menggunakan model Miles Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) relevansi meditasi dengan permasalahan kehidupan bagi peserta retret meditasi kesadaran di Wihara Mendut berkaitan erat dengan permulaan peserta mengenal meditasi, perbandingan antarguru, tahapan pencarian, kemampuan mengidentifikasi permasalahan kehidupan dan problematika dalam mengikuti meditasi kesadaran, dan saran bagi penyelenggara dalam mendukung pelaksanaan meditasi; (b) dampak meditasi dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta retret meliputi bentuk latihan, jadwal dan waktu latihan, cara menanggapi situasi, pemahaman yang lebih tinggi dalam meditasi kesadaran, persyaratan berlatih, makna dampak bagi peserta, dan hasil meditasi; dan (c) pandangan peserta retret meditasi kesadaranmemiliki kaitan erat dengan ketaatan dalam mengikuti retret, hubungan sesama peserta, cara pandang terhadap agama lain, hakikat keberagaman, dan keberlanjutan komunitas di masa mendatang.

Page 1 of 1 | Total Record : 8