cover
Contact Name
Saputro Edi Hartono
Contact Email
padmaedihartono@gmail.com
Phone
+6282121211075
Journal Mail Official
jurnal.pelitdharma@stabn-sriwijaya.ac.id
Editorial Address
Jalan Edutown BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 15339
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Pelita Dharma
ISSN : 24426482     EISSN : 29628512     DOI : -
Jurnal Pelita Dharma merupakan jurnal yang dikelola oleh Program Studi Kepenyuluhan Buddha yang terbit dua kali dalam setahun yakni bulan Juni dan Desember. Artikel yang masuk dalam jurnal ini merupakan hasil penelitian dan kajian pustaka yang mencakup kajian agama dan keagamaan Buddha.
Articles 49 Documents
Pembiasaan Pembacaan Pali Wacana Paritta di Pusat Pendidikan Dan Latihan Sikkhadama Santibhumi Iin Suwarni
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 1 Edisi Desember 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem examined in this study was the Habit of Pāli Wacana Paritta at the Sikkhadama Santibhumi Training Center in Tangerang. Beginning to hear the Pāli paritta discourse in several monasteries/cetiya there were differences caused by the local dialect. In fact, the difference in reciting the paritta in Pāli wacana is not a mistake as the dialect of each person cannot be forced. However, actually this can be attempted so that uniformity occurs in the context of the paritta discourse, because actually there is the same Pāli grammar. So the purpose of this study was to describe the habituation of the paritta discourse at the Sikkhadama Santibhumi Training Center in Tangerang.This research is a qualitative descriptive study. The subjects of this study were Sangha Bhikkhu, Romo/Ramani, administrators, SMB supervisors and Sikkhadama Pusdiklat Santibhumi people. The object in this study was the habituation of the discourse at the Sikkhadama Santibhumi Training Center in Tangerang. Data collection techniques by means of interviews, documentation and observation. Qualitative data analysis using the Miles and Huberman models. Through this research, the researcher described the phenomenon of the habituation of the paritta discourse at the Sikkhadama Santibhumi Training Center in Tangerang.The results of this study indicate that the process of habituation of the paritta discourse went smoothly with the guidance of the Sangha Bhikkhu. Even though the process is always given the procedure for reading. This is because the people who come from different Buddhist backgrounds. The determinants of the level of success in the implementation of the pitta of the paritta discourse include the guidance of the devotional service. With good worship leaders, the people will follow the parish discourse well. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini  adalah pembiasaan Pāli Wacana Paritta di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Sikkhadama Santibhumi Tangerang. Berawal dari mendengar pembacaan Pāli wacana paritta di beberapa wihara/cetiya ternyata terdapat perbedaan yang disebabkan oleh dialek setempat. Sebenarnya perbedaan cara membaca Pāli wacana paritta bukan merupakan kesalahan karena memang dialek tidak dapat dipaksakan. Namun, sebenarnya hal tersebut dapat diupayakan agar terjadi keseragaman dalam Pāli wacana paritta, karena sesungguhnya terdapat tata bahasa Pāli yang sama. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan pembiasaan pembacaan Pāli wacana paritta di Pusdiklat Sikkhadama Santibhumi Tangerang.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Bhikkhu Sangha, Romo/Ramani, pengurus, pembimbing Sekolah Minggu Buddha (SMB), dan umat Pusdiklat Sikkhadama Santibhumi. Objek penelitian ini adalah pembiasaan pembacaan Pāli wacana di Pusdiklat Sikkhadama Santibhumi Tangerang. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis data kualitatif menggunakan model Miles Hubberman. Melalui penelitian ini, peneliti mendeskripsikan fenomena pembiasaan pembacaan Pāli wacana paritta di Pusdiklat Sikkhadama Santibhumi Tangerang.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembiasaan pembacaan Pāli wacana paritta berjalan dengan lancar atas bimbingan Bhikkhu Sangha. Meskipun dalam prosesnya selalu diberikan arahan tata cara pembacaannya. Hal tersebut dikarenakan umat yang hadir dari latar belakang Agama Buddha yang berbeda. Penentu tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan pembiasaan pembacaan Pāli wacana paritta di antaranya oleh pemandu puja bakti. Dengan pemimpin puja bakti yang baik maka umatnya akan mengikuti pembacaan Pāli wacana paritta dengan baik.
Pengaruh Kegiatan Bagi-Bagi Takjil Patria Vihara Dhammamukti terhadap Kerukunan Umat Beragama di Dusun Sidomukti Desa Yosomulyo Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi Rakyan Paranimmita Sappusari Kamanitra; Titis Agnes Ariana
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The existing pluralism often triggers social conflicts, especially in matters relating to religion. Tolerance is a way out for every issue of social conflict and the life of religious people in the community. One effort that can be done is to carry out social religious activities, one of which is takjil sharing activities. This research was conducted with the aim to find out the process of implementing takjil sharing activities by Patria, the Dhamma Mukti monastery directly, learned the perceptions of the residents of Sidomukti Hamlet on takjil sharing activities, and in order to know the influence of takjil sharing activities by Patria in Dusun Sidomukti religion. The approach used in this study is quantitative research. Quantitative research is research based on positivist philosophy, used to examine certain populations or samples, collecting data using research instruments, analyzing quantitative or statistical data, and aiming to test established hypotheses. This research was conducted by Hamlet Sidomukti, Yosomulyo Village, District of Gambiran, Banyuwangi Regency. Based on the research conducted, it was found that the Patria takjil sharing activities of the Dhamma Mukti Temple had a positive influence on the harmony of the religious community in Sidomukti Hamlet with a value of 0.602 or 60.2% and significant with a value of 0,000. This shows that there is a significant influence between takjil sharing activity variables on religious harmony in Dusun Sidomukti.Pluralisme seringkali menjadi pemicu timbulnya konflik sosial terutama pada hal yang berkaitan dengan agama. Toleransi menjadi jalan keluar bagi setiap permasalahan konflik sosial maupun kehidupan umat beragama yang ada di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan sosial keagamaan, salah satunya adalah kegiatan bagi-bagi takjil. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan bagi-bagi takjil yang dilakukan oleh organisasi Pemuda Theravada Indonesia (Patria) Vihara Dhamma Mukti secara langsung, mengetahui persepsi warga Dusun Sidomukti terhadap kegiatan bagi-bagi takjil yang dilakukan, dan mengetahui pengaruh kegiatan bagi-bagi takjil Patria Vihara Dhamma Mukti terhadap kerukunan umat beragama yang ada di Dusun Sidomukti. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan Dusun Sidomukti, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa kegiatan bagi-bagi takjil oleh Patria Vihara Dhamma Mukti mempunyai pengaruh yang positif terhadap kerukunan umat beragama di Dusun Sidomukti dengan nilai 0,602 atau 60,2% dan signifikan dengan nilai 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel kegiatan bagi-bagi takjil terhadap kerukunan umat beragama di Dusun Sidomukti.
PENTINGNYA SOSOK DHARMADUTA YANG BERINTEGRITAS DAN BERKARAKTER DALAM PEMBINAAN UMAT BUDDHA yuriani yuriani
Jurnal Pelita Dharma Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 2014
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peuelitiau  iui bertujunn merekoustruksi aktivitas keagnmaan Buddha pada nbad4  -  6 Mnselri  di Situs  Bntujayn Karouumg.  Penelitian  ini bersifat  arkeologi lristoris dengan  pendekaian  arkeologi  kontekstual  interpretative.  Toltapan  penelitian  dengan pengumpulan data, anausis data, da11  eksplanasi.   Hasil  peneiitian ini adalah  bahum perbedaan strukiur  ba11gu11a11 candi dipengaruhi oleh fimgsi ba11g1111a11 tidak of.ehpendiri atm,  pe11y1mda11g  dana  pembangnnan  ya11g  betbeda.  Fu11gsi  situs Batujm;a  adalah sebagai kompleks  rirama  ata11  viluirn  yang dibatasi tembok; memiliki stiip«; stamblra (pilar); memiliki [asilitns  b1111g1111a11  sakral berupa candi serta bangu11nn pro/an  berupa tempat tinggal (k11ti)  bltikkhu,  tempat pemandian,  dan tem.bok batas  bn11g1111.m1 caudi. Kompleks  ini   memiliki  batas  simii.   Aktivitas  keagamaan ya11g   dilakukan  meliputi sanghnknmma  di uposatlraglrara  (Segaran VU!); pusat  ritual puja  di Segaran  V dan ritual penghormatan,  prndaksimi ataupun  meditasi  di situs lain.  Aktivitas keagamaa11 diaumli dengan persiapau di Segaran II; menuju Segaran V 1111tuk  pradaksirui, meditasi dengan objek mandala votive tablet serta pembacaan pmtityasanwtpiuin,  dan.  diaklun denga« pradaksina dan meditnsidi  Segarn11 I atm, sebalilazya
Pengelolaan Rancangan Organisasi Umat Buddha di Padepokan Dhammadipa Arama Batu Jawa Timur I Ketut Damana
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 1 Edisi Desember 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem raised in this study is that he has not yet known Management in the design of the Buddhist organization in the Padepokan Dhammadipa Arama Batu East Java. The purpose of this article is to find out the design of the management Buddhist organizations in the Padepokan Dhammadipa Arama Batu East Java.This study included a type of discrete qualitative research, informants in this study were Buddhists in Padepokan Dhammadipa Arama, data collection techniques used were interviews, observation, and documentation, with instruments in the form of observation guidelines and interview guidelines. The data analysis technique uses the Miles and Hubermen models which consist of four stages, data collection, data reduction, data presentation and conclusion or verification.The results of this study are (a) Forms of Buddhist Organizational Design in the Padepokan Dhammadipa Arama in the form of training and collaboration aimed at obtaining debriefing, adding knowledge and more planned planning. (b) Factors that influence the Design of Buddhist Organizations in Padepokan Dhammadipa Arama Batu East Java. In the form of human resources and technology. The aim is to increase motivation in designing Buddhist organizations. (c) Strategies that influence the Design of Buddhist Organizations in the Padepokan Dhammadipa Arama East Java. The form of financial management and management of cooperatives is intended to develop the design of Buddhist organizations. (d) Constraints in implementing the Design of Buddhist Organizations in Padepokan Dhammadipa Arama is lack of time, lack of readiness and lack of supervision. (e) Response that affects the Draft Organization of Buddhists in Padepokan Dhammadipa Arama is there are satisfied and dissatisfied, the purpose of the response responded to by Buddhists by correcting bad behavior and adding more performance designs. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya pengelolaan dalam rancangan  organisasi umat Buddha di Padepokan Dhammadipa Arama  Batu  Jawa Timur. Tujuan artikel ini untuk mengetahui  pengelolaan rancangan organisasi umat Buddha di Padepokan Dhammadipa Arama Batu Jawa Timur.Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah umat Buddha di Padepokan Dhammadipa Arama. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi, serta dokumentasi, dengan instrumen berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara. Teknik analisis data menggunakan model Miles Hubermen yang terdiri dari empat tahapan, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.Hasil penelitian ini adalah: (a) bentuk-bentuk rancangan organisasi umat Buddha di Padepokan Dhammadipa Arama berupa adanya pelatihan dan kerja sama tujuannya untuk memperoleh pembekalan, menambah pengetahuan dan perencanaan lebih terencana; (b) faktor-Faktor yang mempengaruhi rancangan organisasi umat Buddha di Padepokan Dhammadipa Arama Batu Jawa Timur, yaitu adanya sumber daya manusia dan teknologi yang bertujuan menambah motivasi dalam merancang organisasi umat Buddha; (c) strategi yang mempengaruhi rancangan organisasi umat Buddha di Padepokan Dhammadipa Arama Jawa Timur berupa pengelolaan keuangan dan koperasi yang tujuannya untuk berkembangnya rancangan organisasi umat Buddha; (d) kendala dalam pelaksanaan rancangan organisasi umat Buddha di Padepokan Dhammadipa Arama adalah kurang waktu, kurang siap, dan  kurang pengawasan; (e) respons yang mempengaruhi rancangan organisasi umat Buddha di Padepokan Dhammadipa  Arama adalah ada yang puas dan tidak puas, yang ditanggapi oleh umat Buddha dengan memperbaiki perilaku yang tidak baik dan menambah lagi rancangan kinerja.
Potret Kerukunan Antarumat Beragama di Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen Tri Amiro
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was aimed to describe the portrait of inter-religious harmony in Purwodadi, Kuwarasan sub-district, Kebumen district, Central Java. This study was a descriptive qualitative study. The data were collected through observations, interviews, and documents. Research shows that portrait of harmony among religious communities in Purwodadi, Kuwarasan Subdistrict, Kebumen District, was illustrated by the conducive conditions of the community and environment, and the tradition of habits that can grow and develop optimally. This harmony is also reflected in the existence of three adherents of Islam, Buddhism, and Christianity who are able to live side by side. The factors that support the creation of harmony are as follows: (1) background, (2) mutual need, (3) human resources, (4) social interaction, (5) festivity, (6) community service, and (7) other activities that reflect harmony. Efforts are made to overcome the obstacles that arise in the framework of maintaining harmony among religious believers in Purwodadi such as: (1) mutual love, (2) not discriminating, (3) attending invitations to religious activities, (4) securing religious activities, not selfish, (5) family approach, (6) arts and culture, (7) not being provocateurs, (8) cooperating, and (9) carrying out dialogue or communication. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan potret kerukunan antarumat beragama di Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potret kerukunan umat beragama di Desa Purwodadi, Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, diilustrasikan oleh kondisi masyarakat dan lingkungan yang kondusif, serta tradisi kebiasaan yang dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Keharmonisan ini juga tecermin dalam keberadaan tiga penganut Islam, Buddha, dan Kristen yang mampu hidup berdampingan. Faktor-faktor yang mendukung terciptanya harmoni adalah: (1) latar belakang, (2) kebutuhan bersama, (3) sumber daya manusia, (4) interaksi sosial, (5) perayaan, (6) pelayanan masyarakat, dan (7) kegiatan lain yang mencerminkan harmoni. Upaya dilakukan untuk mengatasi hambatan yang muncul dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama di Purwodadi, seperti: (1) saling cinta, (2) tidak membeda-bedakan, (3) menghadiri undangan untuk kegiatan keagamaan, (4) mengamankan kegiatan keagamaan, tidak egois, (5) pendekatan keluarga, (6) seni dan budaya, (7) tidak menjadi provokator, (8) bekerja sama, dan (9) melakukan dialog atau komunikasi.
Peran Meditasi Buddhis Center Pa Auk Tawya Vipassana Dhura Hermitage Beji dalam Pelestarian Ajaran Agama Buddha di Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah Dhidit Taruna Putra; Sugianto Sugianto; Saputro Edi Hartono
Jurnal Pelita Dharma Vol. 9 No. 2 Edisi Juni 2023
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah pentingnya pelestarian ajaran agama Buddha di desa Wonoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peran Meditasi Center Pa Auk Tawya Vipassana Dhura Hermitage Beji dalam pelestarian ajaran agama Buddha di desa Wonoharjo.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data teknik non-tes, yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi disertai dengan pedoman wawancara di Pa Auk Tawya Vipassana Dhura Hermitage Beji pada Desember 2021 sampai Mei 2022. Objek penelitian ini terdiri dari guru meditasi, pengurus, peserta meditasi, dan umat sekitar. Teknik keabsahan data penelitian dilakukan dengan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, konfirmabilitas. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pa Auk Tawya Vipassana Dhura Hermitage Beji memberikan peranan aktif dengan pelaksanaan program seperti retret meditasi, dhammatalk, pelatihan meditasi online maupun offline, Dhammayatra, Pindapatta, webinar tentang meditasi dan program lainnya yang bertujuan untuk pelestarian ajaran agama Buddha. Melalui program yang dilaksanakan masyarakat dapat meningkatkan Saddha (keyakinan) terhadap Buddha Dhamma dan menyadari tentang pentingnya melaksanakan meditasi. Pembangunan Pa Auk Tawya Vipassana Dhura Hermitage Beji yang menjadi salah satu pusat untuk belajar meditasi dan Buddha Dhamma memberikan dampak terhadap pelestarian ajaran agama Buddha. Dampak jangka panjang dari hal tersebut juga agama Buddha akan terus lestari hingga ke generasi mendatang.Dari hasil penelitian ini saran ditujukan kepada pengurus Pa Tawya Vipassana Dhura Hermitage Beji dapat menambahkan jadwal meditasi dalam bentuk cetak dan menambahkan buku yang berkaitan dengan Buddha Dhamma, umat sekitar dapat memanfaatkan pusat meditasi untuk berlatih meditasi, penyuluh dapat dijadikan bahan penyampaian kepada masyarakat, STABN Sriwijaya dapat dijadikan bahan pengajaran, dan lembaga pemerintahan dapat dijadikan wawasan atau pedoman dalam membuat program untuk masyarakat umum mengenai manfaat dari melaksanakan meditasi.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Mengimplementasikan Trilogi Kepenyuluhan, Penyuluh Agama Buddha di Provinsi Banten Herlinda Wening Pundarika; Heriyanto Heriyanto; Saputro Edi Hartono
Jurnal Pelita Dharma Vol. 10 No. 1 Edisi Desember 2023
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengimplementasikan trilogi kepenyuluhan, penyuluh agama Buddha di Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Subjek dalam penelitian ini adalah penyuluh agama Buddha yang terdata dan umat Buddha di Provinsi Banten. Teknik pengumpulan data melalui tiga cara, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, serta pengujian kesimpulan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa implementasi trilogi kepenyuluhan sudah berjalan dengan baik dengan adanya bentuk kegiatan dari setiap fungsinya. Penelitian ini juga menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengimplementasikan trilogi kepenyuluhan dilakukan penyuluh agama Buddha dengan menggunakan berbagai media berbasis teknologi, seperti Power Point (PPT), media sosial, dan Zoom Meeting. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan TIK dalam mengimplementasikan trilogi oleh penyuluh agama Buddha mencakup beberapa hal, yakni meningkatkan kepercayaan diri, mempermudah penyebaran informasi dan administrasi, mengetahui permasalahan awal, serta menjadi bahan referensi.
Akulturasi Tradisi Tionghoa dan Agama Buddha di Vihara Karuna Jala Serpong Unima Unima
Jurnal Pelita Dharma Vol. 9 No. 1 Edisi Desember 2022
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem raised in this study is that the acculturation of Chinese and Buddhist traditions is yet know at Vihara Karuna Jala Serpong. The purpose of this study was to describe the acculturation of the Chinese and Buddhist traditions at Vihara Karuna Jala Serpong. Qualitative method is used in this research. The object and scope of this research is the acculturation of Chinese and Buddhist traditions at Vihara Karuna Jala Serpong, while the reseacrh subjects are temple administrators, people, and surrounding community. Data collection techniques using the methods of obsevation, interviews, and documentation. The data analysis used by the reseacrher is the analysis of the MilesHuberman model analysis which includes data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study are: (a) the froms of acculturation of Chinese and Buddhist traditions at Vihara Karuna Jala Serpong, namely the from of acculturations activities between Chinese traditions and Buddhism there are player activities commemorations of Chinese and Buddhist holiday as well as various kinds of activities and training there are even form of altars and buildings that support acculturation between Chinese and Buddhist traditions. (b) the effects of acculturation of traditions and Buddhism are positive and negatif. The positive impacts of acculturation between Chinese traditions and Buddhism are: understanding the teachings of the Buddha, strengthening the situation between Chinese tradition and Buddhism, motivating youth, and providing happiness, while the negative impacts are: people do not understand well, do not care about traditions and consider tradition diffcult and complicated.
Praktik Vegetarian Umat Buddha Theravada (Studi Kasus di Vihara Sasana Subhasita) Nyoto Nyoto
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 1 Edisi Desember 2018
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In Buddha Dharma lesson by Buddha and then progress and known with by people around the world. After Parinibbana, Buddha Teachings In Buddha Dharma lesson by Buddha and then progress and known with by people around the world. After Buddha Parinibbana, Buddha Doctrine began to break and appear many sect in Buddhism. when there are 2 great sect known by buddhists, the sect is Mahayana and Theravada. Mahayana progress with based Buddha Dhamma but the progress followed the local culture and Theravada flourishes on the basis of the Buddha Dhamma. There is 2 difference that easy to known from sect practice, the costum is Mahayana doctrine are emphasize on vegetarian practice and Theravada not praticing vegetarian. Mahayana Sect practicing Bodhisatva moral principle and assume that every creature has the seed of Buddhahood. It is from this view that Mahayana practitioners do not consume food derived from murder. But in Theravada belief it is explained that every human being attain sanctity not seen from the food consumed, but from the effort in perfecting the parami. However there are some Sasana Subhasita Monastery, which is a monastery built by Sangha Theravada that practiced vegetarian diligently. Buddha Dhamma diajarkan oleh Sang Buddha dan kemudianberkembang dan dikenal manusia di seluruh penjuru dunia. Setelah Buddha Parinibbana ajaran Buddha mulai pecah dan muncul berbagai aliran dalam agama Buddha. Saat ada dua aliran besar yang dikenal oleh umat Buddha, yaitu Mahayana dan Theravada. Mahayana berkembang dengan berlandaskan Buddha Dhamma tetapi berkembang mengikuti budaya setempat dan Theravada berkembang dengan berlandaskan Buddha Dhamma. Ada dua perbedaan yang mudah dikenali dari kebiasaan aliran tersebut, yaitu aliran Mahayana menekankan pada praktik vegetarian, sedangkan Theravada tidak melaksanakan vegetarian. Aliran Mahayana menjalankan Bodhisatva Sīla dan menganggap bahwa setiap makhluk memiliki benih Kebuddhaan. Dari pandangan inilah maka para praktisi Mahayana tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari pembunuhan. Akan tetapi, dalam keyakinan Theravada dijelaskan bahwa setiap manusia yang mencapai kesucian bukan dilihat dari  makanan yang dikonsumsi, tetapi dari usaha dalam menyempurnakan parami. Umat Buddha di Wihara Sasana Subhasita  yang merupakan wihara binaan Sangha Theravada Indonesia banyak yang melaksanakan vegetarian dengan tekun.
ESENSI SANGHA SEBAGAI WADAH PEMBINAAN UMAT BUDDHA anwar aman
Jurnal Pelita Dharma Vol. 3 No. 1 Desember 2016
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perception on members of the Sangha or monks, particularly monks of Sangha Theravada Indonesia is very various. A few Buddhists and other religious community have a perception that Sangha today does not correspond to the truth of Buddha' teachings. There are some who argue that the monks of Sangha Theravada Indonesia are selfish, away from society, not concerned with the problems of the people around them. The monks of the Theravada tradition prefer to implement ‘silent' meditation at the monastery or the forest. However, some Buddhist laymen or even religious leaders including Buddhist monks argue that perception is not true. It does not match to reality of Sangha daily-life based on monks point of view. For some people, including researcher interested in observing and analyzing perceptions or assumptions developed in the community. To study this, the researcher used qualitative research method. The results of the research carried out showed that the essence of Sangha is the realization of Tiratana, alike the lush fields where farmers grow and harvest produce good results. From the aspect of worship, Sangha is a place for monks to develop themselves and to serve Buddhist Community. Sangha is a medium for monks as individual, in order to provide guidance and service Buddhist Community to conduct good deed as the teachings of Buddha.