cover
Contact Name
Nur Aini
Contact Email
nurainipati87@gmail.com
Phone
+6285226443168
Journal Mail Official
jalsah@jurnalannur.ac.id
Editorial Address
Kantor LPPM IIQ An Nur. Gedung Timur Lt. 1 Kampus IIQ An Nur Yogyakarta. Jalan KH. Nawawi Abdul Aziz, Ngrukem Pendowoharjo Sewon Bantul DI. Yogyakarta Indonesia 55186
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
The Journal of Al-quran and As-sunnah Studies
ISSN : -     EISSN : 28090594     DOI : https://doi.org/10.37252/jqs
The focus is to provide readers with a better understanding of Quranic studies and interpretation, hadith and Prophetic tradition, religious studies, and mysticism and present developments through the publication of articles and book reviews. Jalsah specializes in Quranic and sunnah studies and interpretation, hadith and prophetic tradition, religious studies, and mysticism.
Articles 25 Documents
PEMBELAAN TERHADAP SAHIH AL-BUKHARI: Telaah Kitab Tagliq al-Ta'liq Karya Ibn Hajar al-Asqalani Muhammad
Jalsah : The Journal of Al-quran and As-sunnah Studies Vol. 3 No. 2 (2023): 2023
Publisher : Faculty of Ushuludin Institute of Al-Qur’an Science (IIQ) An Nur Yogyakarta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/jqs.v3i2.439

Abstract

Artikel ini membahas kitab Taglig al-Ta’liq karya Ibn Hajar al-Asqalani yang berisi pembelaan terhadap Sahih al-Bukhari. Kitab Sahih al-Bukhari yang selalu dinarasikan sahih seluruh hadisnya ternyata tidak mutlak disepakati oleh sebagian ulama. Beberapa dari mereka melakukan telaah terhadap sejumlah hadis dalam Sahih al-Bukhari dan menghasilkan kesimpulan yang menyelisihi narasi kesahihan yang selama ini beredar. Secara khusus, terdapat tiga pertanyaan yang diajukan: pertama, apa saja kritik yang ditujukan pada Sahih al-Bukhari? Kedua, bagaimana Ibn Hajar membela Sahih al-Bukhari dari kritik yang ada? Ketiga, bagaimana implikasi dari pembelaan Ibn Hajar terhadap Sahih al-Bukhari? Dengan analisis kondensasi, penyajian, serta verifikasi data secara bersamaan, tulisan ini menunjukkan adanya kritik yang ditujukan pada Sahih al-Bukhari di abad pertengahan lebih ditekankan pada aspek kritik sanad yang memproblematisasi beberapa aspek seperti pribadi rawi, kredibilitas rawi, ketersambungan sanad, dan lain sebagainya. Pembelaan Ibn Hajar terhadap Sahih al-Bukhari cukup komprehensif sebab dapat diidentifikasi melalui kekayaan data dan argumentasinya, sehingga kitab Taglig al-Ta’liq  sendiri sangat referensial kaitannya dengan pembelaan terhadap Sahih al-Bukhari. Kehadiran kitab Taglig al-Ta’liq mampu mempertahankan otoritas hadis-hadis dalam Sahih al-Bukhari.
STRATEGI DAKWAH MUHAMMAD FAIZAR DI YOUTUBE: Analisis Kontruksi Hadis dalam Konten Pendakian Gunung Slamet Taufikquraman; Irwansya
Jalsah : The Journal of Al-quran and As-sunnah Studies Vol. 3 No. 2 (2023): 2023
Publisher : Faculty of Ushuludin Institute of Al-Qur’an Science (IIQ) An Nur Yogyakarta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/jqs.v3i2.546

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pendekatan dakwah Muhammad Faizar dalam konten pendakian Gunung Slamet, dengan fokus pada aspek mistik yang terkait dengan aktivitas pendakian gunung. Kemistikan ini berangkat dari keyakinan yang telah berkembang selama berabad-abad, mewujudkan gunung sebagai tempat keramat, pusat meditasi, dan tempat pertemuan dengan dunia spiritual. Sumber utama penelitian ini adalah akun YouTube Muhammad Faizar dengan berupaya menelaah empat part video konten terkait dengan dakwah, termasuk hadis yang disebutkan dalam pendakian Gunung Slamet. Metode penelitian adalah kualitatif  dengan pedekatan yang dikembangkan oleh Teun A. Van Dijk, yang memungkinkan pemahaman mendalam tentang bahasa, ideologi, dan konteks sosial dalam konten dakwah tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Muhammad Faizar menerapkan strategi dakwah yang mendalam dalam mengedukasi penggemarnya mengenai ajaran Islam dalam konteks pendakian gunung, dengan penekanan pada aspek akidah, ruqyah syar'iyyah, dan penolakan terhadap praktik kesyirikan. Dakwah ini juga berusaha menjelaskan nilai-nilai mistik yang melekat pada gunung dan bagaimana hal tersebut dapat diintegrasikan dalam pemahaman hadis, menghasilkan dimensi spiritual yang dalam aktivitas pendakian. Namun, penting bagi dakwah ini untuk memperhatikan aspek budaya lokal agar tidak menimbulkan polarisasi negatif di masyarakat setempat. Penelitian ini menjadi kontribusi penting dalam memahami dinamika dakwah dalam era digital, terutama dalam konteks aktivitas pendakian gunung yang memiliki dampak mistik yang signifikan.
MENGKAJI QS. AL A'RAF AYAT 80-84 DENGAN PENDEKATAN MA'NA CUM MAGHZA SAHIROH SYAMSUDDIN Alimuddin Hasibuan
Jalsah : The Journal of Al-quran and As-sunnah Studies Vol. 3 No. 2 (2023): 2023
Publisher : Faculty of Ushuludin Institute of Al-Qur’an Science (IIQ) An Nur Yogyakarta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/jqs.v3i2.550

Abstract

Artikel ini akan membahas tentang makna pokok (maq??id al-syar?’ah) mengenai LGBT, yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan, tidak terkecuali di Indonesia. Pembahasannya bukan pada ranah normatif secara esensial tentang takdir Tuhan, namun akan dibawa dalam konteks universalitas al-Qur’an. Yang menjadi fokus utama dalam artikel ini adalah Q.S. al-A’r?f ayat 80-84, menggunakan pendekatan ma’n? cum maghz? Sahiron Syamsuddin, dengan mun?sabah beberapa ayat yang membahas mengenai kisah Nabi Luth. Bagi peneliti, ada beberapa hal penting yang perlu dibahas terlebih dahulu, pertama, bahwa di dalam al-Qur’an, hanya terdapat kisah tentang liwath (hubungan sesama laki-laki), sedangkan sekarang ditemui ada beberapa kejadian tentang hubungan sesama perempuan (lesbi), menyukai dua gender sekaligus (biseksual), dan kecenderungan perilaku gender yang tidak sesuai dengan keadaan fisik (transgender). Kedua, untuk membahas mengenai bagaimana cara untuk merespon hal tersebut, karena jika melihat soal hasrat seksual yang murni dari Tuhan, tentu tidak ada yang bisa menolak, artinya, hal itu adalah sebuah keniscayaan. Sedangkan, hal semacam itu nampaknya banyak ditemui di masa sekarang. Walhasil, jika LGBT dipahami hanya sebatas seperti yang tertuang dalam kisah Nabi Luth, tentu sudah final. Namun, dalam artikel ini, akan mencoba membahas lebih universal.
PELESTARIAN DAN PERKEMBANGAN NAGHAM AL-QURAN: Kajian Resepsi Estetis Al-Quran Di Pondok Pesantren Baitul Qurra Tangerang Selatan Jimmy Lukita
Jalsah : The Journal of Al-quran and As-sunnah Studies Vol. 3 No. 2 (2023): 2023
Publisher : Faculty of Ushuludin Institute of Al-Qur’an Science (IIQ) An Nur Yogyakarta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/jqs.v3i2.562

Abstract

Nagham merupakan istilah dalam seni membaca al-Quran. Nagham semakin menunjukkan eksistensinya di tengah masyarakat muslim Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan pelbagai pagelaran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang selalu meriah setiap tahunnya. Banyak lembaga hingga instansi yang kini menjadikan nagham sebagai salah satu brandmark unggulan. Salah satunya adalah pondok pesantren Al-Quran Baitul Qurra di Tangerang Selatan. Bisa dikatakan hampir setiap harinya mereka mempelajari nagham al-Quran. Bukan lagi sebagai program pendukung, melainkan program utama yang menjadi banyak alasan para santri memondokkan dirinya di tempat tersebut. Lantas bagaimana para santri memandang dan memaknai nagham tersebut? Apa yang membuat mereka tertarik akan nagham?. Penelitian ini berjenis kualitatif, dan data yang didapat diperoleh dari studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan. Kemudian penelitian ini diolah dengan pendekatan fenomenologi. Alhasil penulis mendapatkan bahwa nagham tidak hanya senandung semata. Arti praktik nagham dalam pembacaan al-Quran lebih dari sekedar keindahan. Berlatih nagham setiap hari menjadikan suatu kebiasaan baik, renungan, dan memperkuat daya ingat (hafalan). Para santri membawa harum banyak nama ketika melantunkan al-Quran dengan keindahan nagham yang dipelajari.
PANDANGAN THABATHABA’I TENTANG IMPLIKASI POTENSI MANUSIA TERHADAP MISI FUNGSIONALNYA Ahmad Zakiy; Rijal Ali
Jalsah : The Journal of Al-quran and As-sunnah Studies Vol. 3 No. 2 (2023): 2023
Publisher : Faculty of Ushuludin Institute of Al-Qur’an Science (IIQ) An Nur Yogyakarta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/jqs.v3i2.564

Abstract

Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi di zaman sekarang ternyata belum benar-benar mampu menjawab mengenai persoalan asal usul kejadian manusia. Salah satu cara untuk mengisi kekosongan tersebut adalah dengan menggali ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan penciptaan. Ayat-ayat tersebut memiliki muatan yang filosofis, sehingga perlu dikaji dengan pendekatan filosofis agar mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan mendalam, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Muhammad Husein Thabathaba’i. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menjelaskan dua hal, yaitu (1) bagaimana penafsiran Thabathabai terhadap QS. al-Baqarah [2]: 30 dan QS. al-Ahzab [33]: 72 (2) bagaimana pandangan Thabathaba’i tentang konsep penciptaan manusia. Ada dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Sumber data primer diambil dari Tafsir al-Mizan karya Thabathaba’i, sedangkan literatur lainnya, seperti buku dan artikel jurnal dijadikan sebagai sumber sekunder. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis, penulis terlebih dahulu memaparkan penafsiran Thabathaba’i terhadap QS. al-Baqarah [2]: 30 dan QS. al-Ahzab [33]: 72. Hasil penafsiran tersebut kemudian dianalisis untuk melihat bagaimana pandangan dan pemahaman Thabathaba’i mengenai potensi manusia dan implikasinya terhadap misi fungsional penciptaan manusia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemilihan manusia sebagai khalifah dan pemegang mandat al-amanah dari Allah Swt. dikarenakan keberadaan potensi dalam dirinya. Potensi ini pula lah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya seperti malaikat, gunung, bumi, dan langit. Adapun mandat tersebut merupakan ibadah yang berupa kehadiran hamba di hadapan Allah, rabb al-‘alamin, dengan penuh kerendahan diri dan penghambaan kepada-Nya, serta kebutuhan sepenuhnya kepada Tuhan Pemilik kemuliaan mutlak.

Page 3 of 3 | Total Record : 25