cover
Contact Name
MAYA KHAIRANI
Contact Email
jimpsi.fk@usk.ac.id
Phone
+6285261502720
Journal Mail Official
jimpsi.fk@usk.ac.id
Editorial Address
Jl. Tgk. Tanoh Abee, Darussalam Banda Aceh, Banda Aceh, Provinsi Aceh, 23111
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
SKPJ
ISSN : -     EISSN : 3030976X     DOI : 10.24815/skpj
Syiah Kuala Psychology Journal (SKPJ) is an online academic journal and interested in empirical studies in psychological area. SKPJ is a peer-reviewed journal. Syiah Kuala Psycology Journal receives manuscripts that focused on psychological research and applied psychology. Humanities studies related to psychological science are the scope that also considered in Syiah Kuala Psycology Journal. Every published article will go through a peer-review process by experts who have experience in managing journals and publishing articles in prestigious journals. Every published article has met the requirements set by the SKPJ Editorial Board. SKPJ accepts and publishes psychology student research articles which are published twice a year in April and October.
Articles 12 Documents
Regulasi Diri Dan Perilaku Cyberloafing Pada Pegawai Negeri Sipil Di Banda Aceh Indah Ayu Pertiwi; Mirza Mirza
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i2.28437

Abstract

Regulasi diri adalah bentuk pengendalian diri dimana individu bisa dapat fokus dengan tujuannya. Salah satu perilaku yang sering dilakukan seseorang saat bekerja adalah perilaku cyberloafing. Cyberloafing adalah perilaku pegawai yang menggunakan akses internet instansi selama jam kerja untuk keperluan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan regulasi diri dengan perilaku cyberloafing pada Pegawai Negeri Sipil di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling dengan total keseluruhan sampel adalah 176 responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur Self-Regulation Scale untuk mengukur regulasi diri dan Skala Cyberloafing untuk mengukur perilaku cyberloafing. Analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson dengan r=-263,  (p 0.05) yang menunjukkan adanya hubungan negatif yang terjadi antara regulasi diri dan perilaku cyberloafing pada Pegawai Negeri Sipil di Banda Aceh. Hal ini berarti semakin tinggi regulasi diri yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil maka semakin rendah perilaku cyberloafing yang dilakukan. Self-regulation is a form of self-control where individuals can focus on their goals. One of the behaviors that is often done by someone while working is cyberloafing behavior. Cyberloafing is the behavior of employees who use agency internet access during working hours for purposes not related to work. This study aims to determine the relationship between self-regulation and cyberloafing behavior in Civil Servants in Banda Aceh. This study uses a quantitative approach with incidental sampling sampling technique with a total sample of 176 respondents. Data collection in this study used a self-regulation scale measure to measure self-regulation and cyberloafing scale to measure cyberloafing behavior. Data analysis using Pearson correlation technique that shows the value of the correlation coefficient (r) -263 with a significance value (p) = 0,000 (p 0.05) which indicates a negative relationship that occurs between self-regulation and cyberloafing behavior on Civil Servants in Banda Aceh. This means that the higher the self-regulation owned by Civil Servants, the lower the cyberloafing behavior that is carried out.
Perbedaan Fear of Failure Pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi Rina Hartati; Mirza Mirza
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i1.29994

Abstract

Salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan pada semua Universitas di Indonesia adalah dengan mengerjakan skripsi. Banyak hal yang dirasakan oleh mahasiswa saat pengerjaan skripsi salah satunya adalah perasaan takut gagal dalam menyelesaikan skripsi dan takut tidak memenuhi berbagai harapan yang ada. Bagi mahasiswa yang menganggap skripsi sebagai tantangan maka akan mampu menghadapi skripsi dengan baik, sebaliknya bagi mahasiswa yang menganggap skripsi sebagai hambatan maka akan kesulitan dalam proses pengerjaannya. Fear of Failure adalah kepercayaan atau antisipasi seseorang bahwa ada konsekuensi yang tidak menyenangkan saat mengalami kegagalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Fear of Failure pada Mahasiswa yang menyusun skripsi berdasarkan jenis kelamin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling dengan jumlah 144 mahasiswa yang menyusun skripsi yang terdiri dari 72 laki-laki dan 72 perempuan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan skala adaptasi dari The Performance Failure Appraisal Inventory (PFAI) yang disusun oleh Conroy (2001) dengan nilai koefisien reliabilitas penelitian sebesar (α) = 0,893. Uji hipotesis yang telah dilakukan menggunakan independent sample t-test menunjukkan nilai signifikasi sebesar 0,000 (p0,05) dan nilai t sebesar -6,292. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan Fear of Failure antara laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki memiliki tingkat Fear of Failure lebih rendah dibandingkan perempuan. One of the conditions for obtaining a degree scholarship at all universities in Indonesia is to work on a thesis. A lot of things perceived by the student when the working thesis is the feeling of Fear of Failure in completing the thesis and the fear of not meeting the various expectations. For students who think categorization as a challenge will be able to deal with a thesis properly, otherwise for students that consider the thesis as the barriers it will be difficult in process work. The fear of Failure is the belief or the anticipation of a person that there is an unpleasant consequence if it fails. This research aims to know the difference of the Fear of Failure on the Students that make up the thesis. The technique of sampling used for quota sampling with a total of 144 students who devised a thesis consisting of 72 men and 72 women who comply with the criteria specified. The technique of data collection by using the scale of adaptation The Performance Appraisal Inventory Failure (PFAI) compiled by Conroy (2001) with the value of the coefficient of reliability research of (α) = 0.893. Test the hypothesis has been done using independent sample t-test demonstrated the significance rating of 0.000 (p 0.05) and the value of t-6.292. Based on these results it can be concluded that there is a difference of the Fear of Failure among both men and women, where men have a Fear of Failure rate lower than women.
Dinamika Pengambilan Keputusan Etis pada Oditur di Pengadilan Militer Banda Aceh Zakiatul Hasanah Tanjung; Kartika Sari
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i2.28433

Abstract

Konflik antara hukum dan nilai-nilai etika yang terjadi terkadang dianggap hanyalah masalah pribadi individu, terutama jika konflik tersebut bersinggungan dengan nilai-nilai etika yang dianut individu tersebut dan standar kode etik tidak menjelaskan dengan baik keadaan tersebut. Pada saat konflik tersebut muncul, individu harus terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang etis (ethical decision making) untuk mengevaluasi alternatif dari pemecahan masalah yang mungkin dipilih dan menentukan pilihan yang terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dinamika pengambilan keputusan etis pada Oditur di Pengadilan Militer Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Prosedur pengambilan responden menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden dua orang. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kedua responden dalam mengambil keputusan untuk menuntut lamanya hukuman yang akan diberikan kepada terdakwa telah melalui enam langkah-langkah yang sama yaitu mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan makna dari keadaan dan peraturan, mengindentifikasi dan menggunakan sumber-sumber etika dan hukum, mempertimbangkan keyakinan dan nilai-nilai pribadi, mengembangkan solusi yang dapat menyelesaikan masalah dan menetapkan serta memilih waktu bertindak. Penelitian ini juga menemukan adanya dilema dan konflik batin didalam pengambilan keputusan serta faktor emosi dan asal suku yang sama memengaruhi pengambilan dalam menuntut. Conflict between the law and ethical values that occur is sometimes considered just a personal problem of individuals, especially if the conflict intersects with the ethical values embraced by the individual and ethical standards did not explain well the situation. When conflict arises, the individual must engage in an ethical decision making process to evaluate alternatives of solving problems that may have and determine the best option. This study aims to determine the dynamics of decision-making at the Military Court Prosecutor in Banda Aceh. This study used a qualitative method with case study approach. Making procedures of respondents using purposive sampling with the number of two respondents. Data were collected through interviews and observations. The results showed that the decision made by the two respondents in the decision to prosecute the length of the punishment that will be given to the accused have been through the same six steps that identify the problem, consider the significance of the context and setting, identify and use ethical and legal resources, consider personal beliefs and values, develop possible solutions to the problem, choose and implement a course of action and assess the outcome. The study also found their dilemmas and inner conflicts in decision-making as well as emotional factors and the same ethnic origin in a decision affecting prosecution
Kesepian Dan Cyberloafing Pada Tenaga Perpustakaan Universitas Di Banda Aceh Nazhira Sabrina; Risana Rachmatan
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i2.28438

Abstract

Cyberloafing merupakan segala bentuk perilaku karyawan yang menggunakan akses internet instansi untuk tujuan pribadi saat jam kantor. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hadirnya cyberloafing. Kesepian adalah salah satu faktor internal individu yang dapat menyebabkan munculnya perilaku tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dengan cyberloafing pada tenaga perpustakaan di Universitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode nonprobability sampling melalui teknik Purposive Sampling dengan total keseluruhan sampel adalah 113 tenaga perpustakaan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan alat ukur skala Cyberloafing untuk mengukur perilaku cyberloafing dan Loneliness at Work Scale untuk mengukur kesepian. Data pada penelitian ini tidak terdistribusi secara normal sehingga analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Spearman Brown Formula dengan nilai (r=0,420 dan p=0,000) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara kesepian dengan cyberloafing pada tenaga perpustakaan di Universitas. Hal ini berarti semakin tinggi kesepian maka semakin cenderung pula cyberloafing pada tenaga perpustakaan di Universitas. Cyberloafing is any behavior of employees who use their company's internet access for personal purposes during work time. There are many factors that influence the presence of cyberloafing. Loneliness is one of the individual internal factors that can cause the emergence of cyberloafing. This study aimed to determine the relationship between loneliness and cyberloafing among library staff at the University. This research uses a quantitative approach with a nonprobability sampling method through a purposive sampling technique with a total sample of 113 library personnel. Data collection in this study uses a Cyberloafing scale to measure cyberloafing behavior and a Loneliness at Work Scale to measure loneliness. The data in this study were not normally distributed so the data analysis used Spearman-Brown Formula correlation analysis with values (r = 0.420 and p = 0,000) which showed a positive relationship between loneliness and cyberloafing on library staff in the University. This means that the higher the loneliness, the more likely cyberloafing on library staff at the University.
Hubungan Antara Self Esteem dengan Compulsive Buying Pada Remaja Ida Rayyani; Mirza Mirza
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i1.29995

Abstract

Perkembangan fashion yang silih berganti mendorong remaja melakukan pembelian berulang, ini karena remaja tidak ingin dianggap ketinggalan zaman oleh teman sebayanya, sehingga menjadikan remaja berbelanja pakaian dengan berulang-ulang atau berlebihan. Kegiatan berbelanja tersebut merupakan compulsive buying. Remaja melakukan compulsive buying untuk meningkatkan self esteem pada dirinya dan penerimaan di lingkungannya. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara self esteem dengan compulsive buying pada remaja. Terdapat 60 subjek pada penelitian ini dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu incidental sampling dan snowball sampling. State Self-Esteem Scale dan Edward Compulsive Buying Scale digunakan sebagai alat pengumpulan data. Analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson yang menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) -0,382 dengan nilai signifikansi (p) = 0,003 (p 0.05) sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara self esteem dengan compulsive buying pada remaja. Hal ini menunjukkan semakin tinggi self esteem maka semakin rendah compulsive buying pada remaja. Successive fashion developments encourage adolescents to make repeat purchases, this cause adolescents to not want to be considered out of date by peers and making adolescents shop for clothes repetitively or excessively. These shopping activities are called compulsive buying. Adolescents do compulsive buying to increase self-esteem in themself and environmental acceptance. This study aims to determine the relationship between self-esteem with compulsive buying in adolescents. 60 subjects were used as the sample of the study that was selected using snowball sampling. The measuring instruments used were the State Self-Esteem Scale and Edward Compulsive Buying Scale. The results of the analysis with Pearson correlation technique showed correlation coefficient (r) -0,382 with significance value (p) = 0,003 (p 0.05) so that it can be interpreted that there is a negative relationship between self-esteem with compulsive buying in adolescent. This shows that higher self-esteem will lead to lower compulsive buying in adolescents.
Grit dan Work Life Balance Pada Mahasiswa Berstatus Menikah Nida Afifah; Eka Dian Aprilia; Lely Safrina; Marty Mawarpury
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i2.28434

Abstract

Mahasiswa berstatus menikah memiliki peran sebagai mahasiswa, pendamping dan orangtua, oleh karena adanya peran dan tanggung jawab yang harus dijalani dalam satu waktu mahasiswa harus memiliki semangat dan konsistensi tinggi sehingga mampu menyeimbangkan waktu dan tanggung jawab di kedua peran tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan grit dengan work life balance pada mahasiswa yang berstatus menikah di Banda Aceh. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode non probability sampling dan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 60 mahasiswa yang berstatus menikah di Banda Aceh. Pengambilan data menggunakan alat ukur grit-s (α=0.782) dan work life balance scale (α=0.880) menggunakan analisis korelasi Spearman-Brown Formula. Hasil menunjukkan koefisien r=0,040 (p=0,759, p0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara grit dan work life balance pada mahasiswa berstatus menikah, dengan tinjauan kategorisasi grit berada pada tingkat sedang (48%) dan work life balance berada pada tingkat rendah (75%). Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor yang dialami oleh mahasiswa berstatus menikah. Married students have roles as students, companions and parents, because there are roles and responsibilities that must be carried out at one time, students must have high enthusiasm and consistency so that they are able to balance time and responsibility in both roles. The purpose of this study was to see the relationship with the work life balance of students who are married in Banda Aceh. Using an approach with non-probability sampling methods and purposive sampling techniques. The sample in this study were 60 married students in Banda Aceh. Retrieval of data using a measuring instrument, grit-s (α=0.782) and a work life balance scale (α=0.880) and using the Spearman-Brown Formula feature analysis. The results show the coefficient of r=0.040 (p=0.759, p0.05), which means that there is no relationship between grit and work life balance in married students, with a review of the grit categorization being at a moderate level (48%) and the work life balance being at a low level (75%). This can occur due to various factors that support married students.
Dyadic Stress Dan Kepuasan Perkawinan Pada Perempuan Muda: Studi Di Aceh Selatan Ziyan Zarena Mukhtiqal; Maya Khairani
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i2.28439

Abstract

Pernikahan tidak hanya terjadi pada usia dewasa, namun pernikahan pada usia remaja juga masih terjadi termasuk di Aceh Selatan.Salah satu faktor yang diduga berkaitan dengan kepuasan pernikahan adalah stres yang dialami individu terhadap pasangannya (dyadic stress).Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara stres terhadap pasangan dengan kepuasan pernikahan pada perempuan yang menikah muda di Aceh Selatan. Data dikumpulkan menggunakan Multidimensional Stress Questionnaire for Couples (MDS-Q) dan ENRICH (Evaluation and Nurturing Relationship Issues, Communication and Happiness) Marital Satisfaction (EMS) Scale melalui teknik purposive sampling. Sebanyak 60 perempuan terlibat dalam penelitian ini (usia =19,75). Hasil analisis data menggunakan teknik korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara dyadic stress dengan kepuasan pernikahan pada perempuan muda yang menikah dengan pria dewasa (rs=-0,777; p0,001). Hal ini mengindikasikan semakin tinggi stress yang dialami dengan pasangan, maka semakin rendah kepuasan pernikahan, demikian juga sebaliknya.  Marriage doesn’t occur only in adulthood, but marriage in adolescence is still going on, including in South Aceh. One of the factors that may compromise marital satisfaction is stress that individuals experience in a marriage (dyadic stress). The aim of this study was to look into the correlation between dyadic stress and marital satisfaction in young married women in Aceh Selatan. Data were collected using the Multidimensional Stress Questionnaire for Couples (MDS-Q) and ENRICH (Evaluation and Nurturing Relationship Issues, Communication and Happiness) Marital Satisfaction (EMS) Scale through purposive sampling technique. As many as 60 female adolescents were involved in this study (x ̅=19.75). Data were analyzed using the Spearman correlation technique showing that there was a significant and negative correlation between dyadic stress and marital satisfaction in young women married to adult men (rs=-0,777; p0,001). This indicates that the higher the dyadic stress, therefore, the lower the marital satisfaction, and vice versa.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Agresif Pada Remaja di Kota Banda Aceh Dinda Dwi Putri Nasution; Farhati M. Tatar
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i1.29996

Abstract

Perilaku agresif merupakan suatu perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya menyakiti orang lain baik secara fisik maupun secara psikologis, dalam hal ini pola asuh orang tua menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku agresif pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku agresif pada remaja di Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel cluster-random sampling yang berjumlah 339 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah adaptasi Parental Authority Questonnaire (PAQ) oleh Buri (1991) dan instrumen adaptasi Aggression Questionnaire (AQ) oleh Buss dan Perry (1992). Analisis data menggunakan teknik analisa data Spearman Correlation yang menunjukkan koefisien korelasi pola asuh demokratis ayah dengan perilaku agresif sebesar r = -0,207 dengan (p 0,05), koefisien korelasi pola asuh demokratis ibu sebesar r = -155 dengan (p 0,05), koefisien korelasi pola asuh otoriter ayah sebesar r = 0,225 dengan (p 0,05), koefisien korelasi pola asuh otoriter ibu sebesar r = 0,253 dengan (p 0,05), koefisien korelasi pola asuh permisif ayah sebesar r = 0,206 dengan (p 0,05) dan koefisien korelasi pola asuh permisif ibu sebesar r = 0, 194 dengan (p 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku agresif pada remaja di Kota Banda Aceh. Aggressive behavior is a behavior or behavioral tendency of his intention to hurt other people both physically and psychologically, in this parenting parents became one of the factors that influence aggressive behavior adolescents. This research aims to look at the relationship of parenting parents with aggressive behavior in teenagers in the city of Banda Aceh. This research uses a quantitative approach method with cluster sampling techniques-random sampling of 339 students. Research instrument used is an adaptation of the Parental Authority Questonnaire (PAQ) by Buri (1991) and an instrument of Aggression Questionnaire adaptation (AQ) by Buss and Perry (1992). Data analysis data analysis techniques using the Spearman Correlation coefficient which shows the correlation of democratic parenting dad with the aggressive behavior of r =-0.207 with (p 0.05), the coefficient of correlation of democratic parenting mom of r =-155 (p 0.05), the coefficient of correlation of authoritarian parenting father of r = 0.225 with (p 0.05), the coefficient of correlation of authoritarian parenting mom of r = 0.253 with (p 0.05), the coefficient of correlation of permissive parenting father of r = 0.206 with (p 0.05) and correlation coefficients permissive parenting mom of r = 0, with 194 (p 0.05). This shows that there is a significant relationship between parenting parents with aggressive behavior in teenagers in the city of Banda Aceh.
Karakteristik Kepribadian Ditinjau Dari Preferensi Musik Pada Mahasiswa Di Banda Aceh Sarbulis Sarbulis; Afriani Afriani; Marty Mawarpury; Syarifah Faradina
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i2.28435

Abstract

Musik adalah salah satu bentuk seni yang sangat dekat dengan keseharian manusia. Preferensi musik yang dimiliki seseorang dapat digunakan untuk mengungkapkan karakteristik-karakteristik dari kepribadiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara preferensi musik dengan kepribadian pada mahasiswa di kota Banda Aceh. Sampel penelitian ini adalah 352 mahasiswa (18-25 tahun) di kota Banda Aceh yang dipilih menggunakan teknik cluster dan proportionate stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Short Test of Music Preference (STOMP) untuk mengukur preferensi musik dan skala Ten Item Personality Inventory (TIPI) untuk mengukur kepribadian. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara preferensi musik upbeat and conventional (r=0,10, p0,05), energetic and rhythmic (r=0,11, p0,05), intense and rebellious (r=0,16, p0,01) dengan trait kepribadian extraversion; preferensi musik upbeat and conventional dengan trait kepribadian agreeableness (r=0,14, p0,01); preferensi musik upbeat and conventional (r=0,15, p0,01) dengan trait kepribadian conscientiousness; preferensi musik reflective and complex (r=0,12, p0,05), upbeat and conventional (r=0,14, p0,01), intense and rebellious (r=0,11, p0,05) dengan trait kepribadian emotional stability; preferensi musik reflective and complex (r=0,11, p0,05), upbeat and conventional (r=0,11, p0,05), intense and rebellious (r=0,12, p0,05) dengan trait kepribadian openess to experience. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa preferensi musik berkaitan dengan karakteristik kepribadian seseorang. Music is one of art that very near to everyday human life. A person's music preference can be used to reveal the characteristics of his personality. The aimed of this study was to determine the relationship between music preferences with personality among students in Banda Aceh. The sample were 352 students (18-25 years old) in Banda Aceh that selected using cluster technique and proportionate stratified random sampling. The data were measured using Short Test of Music Preference (STOMP) to measure the music preferences and Ten Item Personality Inventory (TIPI) to measure the personality. The results of analysis found that there were significant relationships between upbeat and conventional (r=0,10, p0,05), energetic and rhythmic (r=0,11, p0,05) intense and rebellious (r=0,16, p0,05) music preferences with extraversion personality trait; upbeat and conventional music preference (r=0,14, p0,05) with agreeableness personality trait; upbeat and conventional music preference (r=0,15, p0,05) with conscientiousness personality trait; reflective and complex (r=0,12, p0,05), upbeat and conventional (r=0,14, p0,05), intense and rebellious (r=0,11, p0,05) music preferences with emotional stability personality trait; reflective and complex (r=0,11, p0,05), upbeat and conventional (r=0,11, p0,05), intense and rebellious (r=0,12, p0,05) music preferences with openess to experience personality trait. In conclusion, the study showed that music preferences are related to one’s personality.
Pengaruh Adversity Quotient Terhadap Stres Akademik Mahasiswa Akhir Sri Nuri Walfitri; Nur Aisyah Yusri; Widia Sri Ardias
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 1, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v1i2.28440

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang dirasakan oleh mahasiswa akhir Jurusan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Al-Qur’an (STAI-PIQ) Sumatera Barat, terkait banyaknya tuntutan yang dirasakan baik berupa tuntutan akademik maupun non akademik. Tuntutan tersebut menjadi beban hingga menyebabkan sebagian besar mahasiswa mengalami stres akademik. Berdasarkan permasalahan tersebut tentunya perlu kemampuan atau cara dalam mengatasi dan mencegah stres akademik tersebut diantaranya yaitu dengan meningkatkan adversity quotient pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh adversity quotient terhadap stres akademik mahasiswa akhir. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif asosiatif kausal dengan analisis regresi sederhana. Populasi berjumlah 74 mahasiswa akhir angkatan 2017 dan 2018 Jurusan Pendidikan Agama Islam. Teknik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan cara Nonprobability sampling dengan jenis sampel jenuh atau yang disebut total sampling, dengan demikian sampel dalam penelitian seluruh mahasiswa akhir Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2017 dan 2018 di STAI-PIQ sebanyak 74 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adversity quotient memiliki pengaruh terhadap stres akademik dengan signifikansi sebesar 0.04. Selanjutnya nilai koefisien determinan (R square) sebesar 0,054, artinya adversity quotient memiliki pengaruh sebesar 5,4% terhadap stres akademik, sedangkan 94,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. This research is motivated by the problems experienced by final students of the Department of Islamic Religious Education at the Islamic College for Development of Al-Qur'an Studies (STAI-PIQ) West Sumatra.  The number of demands that are felt are academic demands and non-academic demands. This makes students feel burdened and makes final students tend to experience academic stress.  Based on these problems, of course, skills or ways to overcome and prevent academic stress are needed, including by increasing the adversity quotient for students.  This study aims to determine the effect of adversity quotient on final student academic stress.  This study uses a causal associative quantitative method with simple regression analysis.  The population is 74 end-of-2017 and 2018 students majoring in Islamic Religious Education.  The sampling technique for this research was carried out by means of nonprobability sampling with a saturated sample type or so-called total sampling, thus the sample in the study was all final students of the Department of Islamic Education class of 2017 and 2018 at STAI-PIQ with as many as 74 students. The results showed that adversity quotient has an influence on academic stress with a significance of 0.04.  Furthermore, the value of the determinant coefficient (R Square) is 0.054, meaning that the adversity quotient has an effect of 5.4% on academic stress, while 94.6% is influenced by other variables not examined in this study.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2023 2023