cover
Contact Name
Bachtiar Effendi
Contact Email
bachtiareaje@gmail.com
Phone
+6222-6030483
Journal Mail Official
jurnaltekmira@gmail.com
Editorial Address
https://jurnal.tekmira.esdm.go.id/index.php/minerba/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
ISSN : 25278789     EISSN : 19796560     DOI : 10.30556/jtmb
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara adalah Jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA). Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara terbit pada bulan Januari, Mei, September, memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan litbang mineral dan batubara mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, ekstraksi, pemanfaatan, lingkungan, kebijakan dan keekonomian termasuk ulasan ilmiah terkait.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017" : 6 Documents clear
PENYIAPAN SERBUK KOMPOSIT KORUNDUM - TITANIUM KARBIDA (AL2O3- TiC) SEBAGAI BAHAN ABRASIF Frank Edwin; Subari Subari
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol13.No3.2017.172

Abstract

Produksi bahan abrasif belum ada di Indonesia dan bahan tersebut masih diimpor. Karena itu penelitian pembuatan komposit korundum - titanium karbida (Al2O3-TiC) sebagai bahan baku abrasif berupa serbuk telah dilakukan menggunakan campuran alumina dan titania melalui reaksi aluminotermik. Komposit dibuat dengan mereaksikan Al(OH)3, Al2O3 dan serbuk logam Al sebagai sumber Al, dan TiO2, Ti(OH)4 sebagai sumber Ti, serta sukrosa sebagai sumber karbon dengan variasi temperatur pembakaran reduksi pada suhu 1000 °C, 1300 °C dan 1450 °C. Secara visual komposisi (K-3) memberikan hasil terbaik dengan homogenitas warna abu-abu tua (indikasi adanya karbon bebas) pada suhu kalsinasi 800 °C. Hasil analisis X-RD terhadap kompositK-3 yang teridentifikasi ada 4 mineral utama yaitu korundum, rutil, anatase dan aluminium titanium oksida. Sedangkan fasa titanium karbida (TiC) pada komposit tersebut muncul dengan intensitas sangat kecil pada sudut 2q sekitar 36,4o dan 42o. Hasil analisis SEM Mapping menunjukkan intensitas dari elemen aluminium, titanium dan karbon yang cukup tinggi pada suhu pembakaran optimum 1450 oC. Komposisi kimia yang diperoleh dari analisis SEM X-Ray secara kuantitatif terhadap komposit K-3 adalah: Al2O3 18,74 %; TiO269,36 %;C 5,56 % dan sisanya sebesar 6,34 % adalah TiC yang diduga bersifat amorf. Komposit (Al2O3-TiC) yang dihasilkan masihbelum memenuhi harapan disebabkan kondisi suhu pembakaran reduksinya sulit dipertahankan sehingga kemungkinan Al2O3-TiC yang terbentuk semakin kecil dan cenderung membentuk Al2O3- TiO2.
PERUBAHAN KOMPOSISI MASERAL DALAM BATUBARA WAHAU SETELAH PROSES PENGERINGAN/UPGRADING Miftahul Huda; Silti Salinita; Nining Sudini Ningrum
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol13.No3.2017.173

Abstract

Sebagian besar sumber daya batubara Indonesia adalah batubara peringkat rendah. Batubara ini dapat ditingkatkan nilai kalornya dengan melakukan proses pengeringan (upgrading). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan komposisi sub-maseral dan reflektan vitrinit setelah proses pengeringan. Penelitian upgrading ini dilakukan menggunakan dua metode, yaitu metode hidrotermal dan oksidasi terhadap percontoh batubara Muara Wahau. Hasil penelitian menunjukkan persentase grup maseral eksinit berkurang dan grup maseral vitrinit bertambah setelah proses pengeringan. Dalam grup maseral vitrinit, akibat proses pemanasan desmokolinit lebih stabil dibandingkan dengan maseral lainnya. Pada suhu pengeringan yang tinggi (>150oC), persentase inertinit lebih tinggi pada kondisi atmosfer teroksidasi dibandingkan persentase inertinit hasil proses hidrotermal. Dalam grup maseral inertinit, sklerotinit lebih stabil oleh proses pemanasan dibandingkan maseral lainnya. Nilai rata-rata reflektan vitrinit meningkat pada proses pengeringan hidrotermal dan konstan setelah proses oksidasi. Perubahan struktur molekul batubara antara lain putusnya ikatan C-C pada senyawa alifatik dan terbentuknya senyawa aromatik terkondensasi diperkirakan sebagai penyebab terjadinya perubahan komposisi maseral dan perubahan nilai rata-rata refelektan vitrinit.
PREDIKSI ZONA JENUH AIRTANAH PADA BATUAN DI AREAL PILOT PLANT UNDERGROUND COAL GASIFICATION, MUSI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Eko Pujianto; Agus Nugroho
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol13.No3.2017.176

Abstract

Tujuan penyelidikan geofisika ini adalah memprediksi kejenuhan airtanah pada batuan di areal rencana penelitian pilot plant Underground Coal Gasification berdasarkan metode tahanan jenis. Kejenuhan tersebut diinterpretasikan berdasarkan distribusi tahanan jenis (r) batuan di bawah permukaan tanah. Data kejenuhan airtanah pada batuan sangat diperlukan dalam operasional gasifikasi batubara bawah tanah, terutama yang berkaitan dengan proses pembakaran lapisan batubara dan gasifikasinya. Dari hasil pemrosesan data dapat diinterpretasikan bahwa hampir seluruh batuan di bawah permukaan di area rencana penelitian memperlihatkan kondisi jenuh dengan airtanah sampai kedalaman 300 meter, yang ditandai dengan nilai r<100 Ωm. Kondisi ini merupakan hal yang memerlukan perhatian serius,terutama pada proses pembakaran dan gasifikasi yang lapisan batubaranya terletak di kedalaman 250-300 meter dari permukaan. Nilai r>100 Ωm hanya dijumpai pada lintasan tertentu dan pada kedalaman relatif dangkal. Oleh karena itu, sangat disarankan melakukan uji pompa untuk mengetahui potensi akuifer secara kuantitatif. Penyelidikan ini memberikan peringatan dini kemungkinan adanya zona jenuh airtanah yang akan berpengaruh pada proses gasifikasi.
BIOOKSIDASI: TEKNOLOGI ALTERNATIF PENGOLAHAN BIJIH EMAS REFRAKTORI Sri Handayani; Suratman Suratman
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol13.No3.2017.191

Abstract

Sekitar sepertiga produksi emas dunia berupa  bijih emas refraktori. Sifat refraktori umumnya karena   bijih emas berukuran halus  dan terinklusi dalam mineral-mineral sulfida seperti arsenopirit dan pirit sehingga menyebabkan perolehan emas rendah (20-50%) bila diolah dengan proses sianidasi langsung. Teknologi biooksidasi merupakan teknologi alternatif yang menarik sebagai prapengolahan bijih emas refraktori karena desain dan operasinya lebih sederhana,  biaya kapital dan operasi rendah dan tidak menghasilkan bahan pencemar udara sehingga teknologi ini lebih ramah lingkungan. Indonesia mempunyai cadangan bijih emas refraktori yang cukup besar dan sangat berpotensi untuk diolah dengan teknologi biooksidasi karena teknologi ini telah terbukti layak secara teknis dan ekonomis, dan telah diaplikasikan selama 30 tahun terakhir di lebih dari 10 negara di seluruh dunia.Tulisan ini menyajikan informasi dan diskusi mengenai aplikasi teknologi biooksidasi dalam pengolahan bijih emas refraktori, landasan teori dan mekanisme reaksi, aplikasi komersial yang telah ada di dunia, hasil-hasil beberapa penelitian di Indonesia, aspek keekonomian, tantangan dan kendala serta potensi dan prospek aplikasinya di Indonesia. Hasil penelitian biooksidasi bijih emas refraktori Indonesia asal Kalimantan Timur,  menunjukkan pada sianidasi langsung tanpa praolahan, perolehan emasnya hanya mencapai 38,7% dan setelah bijih mengalami pelindian bakteri selama 42 hari, ekstraksi emasnya meningkat menjadi 87,1 %. Pada penelitian biooksidasi selanjutnya menggunakan kultur bakteri campuran Acidithiobacillus  ferrooxsidans dan Acidithiobacillus thiooxidans, perolehan emasnya mencapai 98% dalam waktu proses yang lebih singkat selama 28 hari. Hasil-hasil tersebut memperkuat prospek penerapan teknologi biooksidasi secara komersial di Indonesia.
RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAUAN TERPADU KESELAMATAN KERJA TAMBANG BAWAH TANAH MENGGUNAKAN SISTEM KABEL DAN TELEMETRI Hasniati Astika; Zulkifli Pulungan
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol13.No3.2017.265

Abstract

Sistem pemantauan terpadu keselamatan kerja tambang bawah tanah dirancang agar dapat menyediakan informasi kondisi di dalam tambang bawah tanah secara langsung (real time) dari permukaan tambang. Sistem pemantauan terdiri dari rangkaian perangkat keras, antara lain: datalogger sebagai penangkap data dari sensor; repeater sebagai penguat data; radio modem sebagai pengirim dan penerima data; dan perangkat lunak pemantauan tambang bawah tanah sebagai pembaca, pengolah dan penyimpan data dalam database. Beberapa sensor seperti sensor gas, sensor pergerakan batuan atap dan sensor temperatur batubara ditempatkan di dekat permuka kerja tambang sebagai alat pendeteksi kondisi di dalam tambang. Ujicoba peralatan dan sistem dilakukan pada salah satu tambang batubara bawah tanah. Perekaman dan penyimpanan data diatur setiap satu menit. Dari hasil ujicoba diperoleh konsentrasi hasil pemantauan kondisi di dalam tambang secara terpadu. Sistem dan peralatan pemantauan telah bekerja dengan baik.
DAMPAK KEBERADAAN USAHA PERTAMBANGAN TEMBAGA DI PAPUA TERHADAP PEREKONOMIAN NASIONAL: ANALISIS INPUT-OUTPUT Ridwan Saleh; Triswan Suseno
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol13.No3.2017.266

Abstract

Sektor Pertambangan tembaga di Papua telah memberikan kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengganda output ke arah belakang sebesar 1,524, artinya bahwa setiap satu juta rupiah nilai penjualan tembaga berkontribusi menambah output perekonomian nasional menjadi 1,524 juta rupiah. Komposisinya terdiri dari satu juta rupiah nilai penjualan tembaga itu sendiri, 0,263 juta rupiah dampak tidak langsung karena mekanisme rantai pasokan dan 0,262 juta rupiah dampak tidak langsung dari belanja rumah tangga yang sumber pendapatannya berasal dari Sektor Pertambangan Tembaga. Angka pengganda output ke arah depan sebesar 1,871 artinya bahwa setiap satu juta rupiah nilai penjualan tembaga, dapat mendorong penciptaan output nasional sebesar 1,871 juta rupiah. Komposisinya terdiri dari 0,762 juta rupiah penambahan output di sektor lapangan usaha lain akibat adanya mekanisme supply-chain, dan 0,109 juta rupiah tambahan output di sektor-sektor lainnya akibat peningkatan belanja rumah tangga, yang sumber pendapatannya berasal dari Sektor Pertambangan Tembaga. Sektor Pertambangan Tembaga memiliki angka dampak pendapatan sebesar 1,753 artinya bahwa setiap satu juta rupiah pendapatan pekerja di sektor pertambangan, akan meningkatkan pendapatan seluruh pekerja secara nasional menjadi sebesar 1,753 juta rupiah. Komposisinya terdiri dari satu juta rupiah diterima oleh pekerja di sektor pertambangan, 0,364 juta rupiah diterima oleh pekerja di sektor lainnya akibat mekanisme keterkaitan intra-industri, dan 0,389 juta rupiah pendapatan pekerja di sektor lainnya akibat mekanisme induksi pendapatan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2024 Vol 19 No 3 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2023 Vol 19 No 2 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2023 Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2023 Vol 18 No 3 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2022 Vol 18 No 2 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2022 Vol 18 No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022 Vol 17 No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021 Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021 Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2021 Vol 16 No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020 Vol 16 No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2020 Vol 16 No 1 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2020 Vol 15 No 3 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2019 Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019 Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019 Vol 14 No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018 Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018 Vol 14 No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018 Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017 Vol 13 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017 Vol 13 No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017 Vol 12 No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016 Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016 Vol 12 No 1 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016 Vol 11 No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015 Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015 Vol 11 No 1 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015 Vol 10 No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014 Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014 Vol 10 No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014 Vol 9 No 3 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013 Vol 9 No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013 Vol 9 No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013 Vol 8 No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012 Vol 8 No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012 Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012 Vol 7 No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011 Vol 7 No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011 Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011 Vol 7 No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011 Vol 6 No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010 Vol 6 No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010 Vol 6 No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010 Vol 6 No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010 Vol 5 No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009 Vol 5 No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009 Vol 5 No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009 Vol 5 No 1 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2009 More Issue