cover
Contact Name
Nur Priyanto P
Contact Email
jurnal@tni-au.mil.id
Phone
+6221-8709989
Journal Mail Official
jurnal@tni-au.mil.id
Editorial Address
Skomlek-Cilangkap Gedung B1 Lantai 7, Jakarta Timur
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal TNI Angkatan Udara
ISSN : 28095464     EISSN : 28095723     DOI : 10.62828/jpb
Jurnal TNI Angkatan Udara (Jurnal Patriot Biru, JPB) is a multidisciplinary journal in science and technology applications in various aspects. JPB publishes original research articles, review articles (only selected/invited authors), as well as short communication. JPB covers the following topics, but it is not limited to: 1. Applied Natural sciences (Chemistry, Physics, Biology) in all aspects 2. Applied formal sciences (Mathematics, statistics, actuarial) in all aspects 3. Frontier technology (especially air space technology) 4. Material science for military and defense 5. Research about STEM JPB is published four times a year in February, May, August, and November.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga" : 9 Documents clear
1. SELIMUTANTIPELURUPERLINDUNGANDIRI(PRESIDEN)KAJIANAPLIKATIF MATERIALTAHANBALISTIK NHM. Silalahi; Linus Y; Wawan; Arief N. Pratomo; AH. Fauzi; M. Ferry Fadri; Seto Bayu Aji L
TNI Angkatan Udara Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v2i3.69

Abstract

Material anti peluru merupakan salah satu keperluan utama dalam bidangpertahanan. Sampai saat ini, Indonesia masih minim akan kemandirian produksi material antipeluru, dan kebutuhan material anti peluru di Indonesia masih di impor dari negara lain. Padapenelitian ini penulis merancang material komposit dengan menggunakan serat rami (Bohmeria Nivea)dan karet ban bakar/compound rubber. Serat rami dipilih karena memiliki nilai kekuatan tarik yangbesar, yakni berkisar antara 400-1586 MPa. Serat rami yang digunakan dalampenelitian inimerupakan hasil anyaman yang selanjutnya akan disatukan dengan matriks karet banbakar/compound rubber, sehingga sifat material yang tahan peluru dapat didapat. Penulismengaplikasikan material ini untuk membuat tirai pengamanan yang digunakan oleh presidenatau orang orang penting, untuk dapat melindungi dari tembakan peluru dan senjata tajam.
2. PENGARUH AIRPORT SURFACE CONGESTION TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PESAWAT UDARA (STUDI KASUS BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA JAKARTA) Ivan Yusri mahardika; Muchammad Furqon Muchaddats
TNI Angkatan Udara Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v2i3.70

Abstract

Kepadatan lalu lintas penerbangan di bandar udara menyebabkan pening katanyang signifikan terhadap waktu taxi di bandar udara yang besar. penelitian bertujuan untukmemperoleh gambaran tentang apakah airportsurfacecongestion mempengaruhi konsumsi bahanbakar pesawat udara di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta dan mencari seberapabesar pengaruh tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Air Traffic Service Centre (JATSC)dan proses pengolahan data dilaksanakan di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI)Curug, Tangerang sejak bulan Desember 2018 sampai bulan Agustus 2019. Metode yangdigunakan adalah metode penelitian kuantitatif korelasi. Populasi penelitian adalah waktupelayanan aerodrome control tower perum LPPNPI cabang JATSC bulan Januari sampaidengan Juni 2019. Dari populasi tersebut kemudian peneliti menentukan sampel menggunakanteknik purposive sampling yaitu pada saat libur Hari Raya Idul Fitri dari tanggal 22 Mei sampaidengan 20 Juni 2019 yang merupakan peak season periode tersebut. Teknik pengumpulan datayang digunakan adalah studi dokumentasi yang berisikan data EXOT, data taxi out, juga datapesawat (seperti ACID). Selanjutnya, teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakanstatistik parametris berupa korelasi Product Moment yang dilanjutkan dengan uji hipotesis dan t-test.Hasil penelitian yang didapatkan adalah terdapat hubungan yang sangat kuat antara airportsurface congestion dan konsumsi bahan bakar pesawat udara di Bandar Udara InternasionalSoekarno-Hatta Jakarta dengan koefisien korelasi dan determinasinya sebesar 0,9001 dan 0,81. Halini juga dapat diartikan bahwa pengaruh airport surface congestion terhadap konsumsi bahan bakarsebesar 81. Dengan hasil tersebut diatas, maka peneliti memberikan alternative pemecahanmasalah yaitu perlu adanya pengkajian penerapan sistem DMAN dan strategi Pushback RateControl untuk mengatasi permasalahan airport surface congestion dan mengurangi pemakaiankonsumsi bahan bakar yang tidak diinginkan ketika fase taxi 4. Justru hasil pengkajian ini yangdikemukakan.
3. SATUAN REKONSTRUKSI DINAS KONSTRUKSI ANGKATAN UDARA DALAM MELAKSANAKAN OPERASI REKONSTRUKSI PANGKALAN UDARA Aprizal Zulham Efendi; Medi Rachman; Tikno Riyanto
TNI Angkatan Udara Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v2i3.71

Abstract

Satrekons Diskonsau merupakan satu-satunya satuan zeni di TNI AngkatanUdara yang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai satuan yang melaksanakan pemeliharaanpangkalan TNI Angkatan Udara. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya tersebut maka Satrekons Diskonsau perlu melaksanakan strategi-strategi, baik strategidalam pelaksanaan operasi rekonstruksi pangkalan udara ataupun strategi untuk meningkatkankemampuannya. Atas dasar tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan danmenganalisis strategi Satuan Rekonstruksi Dinas Konstruksi Angkatan Udara dalammelaksanakan Operasi Rekonstruksi Pangkalan Udara. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik analisis data yangdigunakan adalah teknik analisis data interaktif. Teknik pengumpulan data dilakukan denganwawancara mendalam, observasi, serta studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknikkeabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Saran dari penelitian ini adalahDiskonsau dapat memprioritaskan untuk melengkapi Satrekons sehingga Satrekons dapatdijadikan sebagai satuan model untuk pembangunan dan pengembangan satuan zeni TNI AUselanjutnya, meningkatkan kemampuan personel Satrekons khususnya dalam melaksanakanORPU, melaksanakan sinergitas dengan Skadik 304 Wingdiktek, dan Binprof.
4. ANALISIS PEMILIHAN LOKASI SATUAN RADAR BERDASARKAN KRITERIA YANG DITENTUKANTNIAU Soni Sahat H H; Zendra Mawan; Yusa Djuandi
TNI Angkatan Udara Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v2i3.72

Abstract

Satuan Radar Pertahanan Udara merupakan salah satu unsur dari KomandoPertahanan Udara Nasional yang mempunyai tugas sebagai pendeteksi dini terhadap semuaancaman udara yang melintas di cover area yang menjadi tanggung jawabnya. Masih adanya blankspot area yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran wilayah udara terutama di wilayahAlur Laut Kepulauan Indonesia III (ALKI III) oleh pesawat asing baik pesawat negaramaupun pesawat sipil yang dapat menimbulkan kerawanan. Sebagai langkah awalKosekhanudnas IV telah melaksanakan survei tiga lokasi untuk penempatan Satuan Radar diAmbon. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kriteria-kriteria yang berpengaruh signifikan dalampemilihan lokasi Satuan Radar dengan menggunakan metode pendekatan multi kriteria yangrelevan dengan permasalahan pengambilan keputusan pemilihan lokasi Satuan Radar.Setiap alternatif lokasi memiliki dominasi kriteria yang berbeda yang mengakibatkan konflikantar alternatif. Untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan kombinasi metode Borda,Promethee dan Brown Gibson. Pada penelitian ini metode Borda digunakan untuk menentukanbobot terhadap 12 kriteria yang telah dirangking oleh 12 orang expert, sedangkan metodePromethee dan metode Brown Gibson digunakan untuk merangking 3 alternatif lokasiberdasarkan hasil penilaian data survei. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungandengan menggunakan metode Borda terhadap 12 kriteria pemilihan lokasi Satuan Radar, kriteriaRadar Shadow Contour memiliki nilai bobot tertinggi yaitu sebesar 16,9 % dan untuk nilai bobotkriteria terendah diduduki oleh kriteria sosial masyarakat sebesar 0,8 %. Dari perangkinganterhadap alternatif menggunakan metode Promethee dan metode Brown Gibson, diperolehhasil Gunung Siwang menempati rangking pertama, sehingga alternatif lokasi di Gunung Siwangsangat direkomendasikan untuk dibangun Satuan Radar
5. DISTRIBUASI PENGADAAN SENJATA DAN AMUNISI BADAN PEMBEKALAN TNI Aldi I.A.; Ricky Ichsan; Adiwinata
TNI Angkatan Udara Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v2i3.73

Abstract

Keberhasilan suatu operasi udara sangat dipengaruhi oleh proses perencanaan.Peran munisi dan senjata sangatlah penting bagi operasi TNI dimana salah satunya adalah operasiudara yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Udara. Praktik yang terjadi pada Babek TNI belumoptimal dengan adanya keterlambatan dan kesalahan pada proses pengadaan. Penelitian inibertujuan untuk menghasilkan distribusi yang optimal dengan menganalisis optimasi distribusisenjata dan munisi yang berkaitan dengan pengadaan, penyimpanan dan pengirimanmenggunakan manajemen rantai pasok pada Badan Pembekalan TNI guna mendukung operasiudara. Penelitian ini menggunakan teori /konsep manajemen rantai pasok, sumber data diperolehdengan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan datanya. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa Manajemen rantai pasok distribusi senjata dan munisi pada BadanPembekalan TNI guna mendukung operasi udara sudah berjalan, akan tetapi terdapat beberapakendala dalam pelak sanaannya diantaranya adalah data pemeriksaan maupun kontrak danpanitia yang kurang menguasai akan senjata dan munisi yang sedang di periksanya. Selain ituterdapat permasalahan pada kondisi sarana pergudangan dan prasarana pendukungnya belummemiliki kriteria standar pergudangan. Keterlambatan pengiriman senjata dan munisi ke satuanpengguna yang disebabkan oleh keterbatasan sarana angkutan baik forklift maupun truk jugamenjadi permasalahan mendasar. Saran penelitian ini adalah mengadakan pelatihan gunameningkatkan SDM serta melakukan konektivitas antar gudang.
6. PENGARUH ADVERSITYQUOTIENTTERHADAP RESILIENCE TARUNA AKADEMI ANGKATAN UDARA Andre; Lenny Iryani; Ridwan; T. Riyanto
TNI Angkatan Udara Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v2i3.74

Abstract

Mekanisme perkuliahan di Akademi Angkatan Udara (AAU) memiliki perbedaandengan mekanisme penyelenggaraan perkuliahan di universitas pada umumnya termasukjuga pada perguruan tinggi kedinasan lainnya (non militer). Di AAU mereka dilatih, dididik, dandibina secara kemiliteran, sehingga secara psikologis memerlukan daya tahan terhadap stresyang tinggi. Untuk menghadapi hambatan dalam pendidikan, para taruna AAU memerlukankemampuan psikologi tertentu agar dapat bertahan dan menyesuaikan diri di bidang akademismaupun kemiliterannya. Kemampuan tersebut disebut adversity quotient dan resilience. Metodepengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Skala Adversity Quotient (26 aitem, α=0,904)dan Skala Resilience (38 aitem, α=0,960). Skala yang digunakan adalah skala likert serta analisisstatistiknya menggunakan SPSS versi 26. Hasil analisis data dengan metode analisis regresi liniersederhana mendapatkan rxy = 0,853 dengan ρ = 0,000 (ρ <0,05). Berdasarkan hasil penelitian,terdapat hubungan positif dan peran yang signifikan antara adversity quotient terhadap resiliencetaruna Akademi Angkatan Udara. Arah hubungan positif menunjukkan bahwa semakin tinggiadversity quotient maka tingkat resilience taruna Akademi Angkatan Udara akan semakin tinggi.Adversity quotient berperan sebesar 72,7% terhadap tingkat resilience taruna Akademi AngkatanUdara. Namun demikian, terdapat faktor lain sebesar 27,3% yang menentukan resilience selaindari adversity quotient.
7. PERANCANGAN MEJA PENGELASAN YANG ERGONOMIS BERDASARKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI DAN RULA“RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT” Riki Kurniadi; Basuki Arianto; Indramawan; W.Tedja Bhirawa
TNI Angkatan Udara Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v2i3.75

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk merancang meja pengelasan yang ada di bengkel las.Fasilitas meja pengelasan ini digunakan oleh operator las untuk membantu aktivitas pengelasanagar memiliki posisi tubuh yang nyaman, sebelum adanya meja pengelasan ini para operatorlas memiliki postur kerja yang mengharuskan operator las untuk jongkok dan membungkukkanbadan, sehingga postur tubuh operator las yang tidak nyaman pada saat melakukan prosespengelasan tersebut membuat postur punggung, lengan dan leher menjadi tidak nyaman. Alatini dirancang untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada operator las saat melakukan aktivitaspengelasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran postur kerja denganmenentukan penilaian level ketidaknyamanan postur tubuh. Gambaran postur kerja padaoperator las di bengkel las pada saat proses pengelasan menggunakan RULA. Mejapengelasan juga menggunakan metode antropometri dimana data yang dihasilkan dalampenelitian ini dilakukan dengan pengukuran dari 30 sampel masyarakat sekitar yang terdiri dariukuran panjang tangan (pt), tinggi pinggul (tp), rentang siku (rs), tinggi lutut (tl), setelahpengumpulan sampel data kemudian diolah untuk mendapatkan hasil yang sesuai denganantropometri pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa postur kerja tubuh operator las padasaat melakukan proses pengelasan berada pada postur kerja tidak ergonomis pada saatmengelas, sehingga posisi badan mengharuskan untuk berjongkok dan membungkukan badan.Level ketidaknyamanan penilaian pada saat melakukan proses pengelasan berada pada levelketidaknyamanan tinggi (high). Pengukuran data antropometri untuk penggunaan mejapengelasan yang ergonomis dilakukan untuk membuat operator las pada saat melakukanaktivitas pengelasan memiliki posisi yang nyaman. Ukuran dimensi meja pengelasan yang diukur sebagai berikut: Tinggi meja pengelasan 92,2 cm, lebar meja pengelasan 78,2 cm, dan panjangmeja pengelasan 92,4 cm.
8. PERANCANGAN TANGGA LIPAT SEBAGAI ALAT BANTUSERVICE BODY MOBIL YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN REBA (RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT) Dea Hamdallah; Basuki Arianto; Erwin Wijayanto; W. Tedja Bhirawa
TNI Angkatan Udara Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v2i3.76

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk merancang tangga lipat sebagai alat bantu servicemobil yang ada dibengkel. Fasilitas tangga lipat sering digunakan para montir untuk memudahkanpara montir melakukan aktivitas pekerjaan. Sebelum adanya tangga lipat ini mengharuskan paramontir menopang dengan kedua kaki dan jangkauan tangan yang tinggi saat melalukakan servicebody mobil, sehingga montir yang melakukan aktivitas perbaikan memiliki postur kerja yang tidaknyaman. Permasalahannya adalah bagaimana dapat dirancang suatu Alat untuk mengurangirasa tidak nyaman pada montir saat melalukan aktivitas perbaikan. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui gambaran postur kerja dengan menentukan penilaian level ketidaknyamananpostur tubuh. Gambaran postur kerja pada montir di bengkel pada saat sedang melakukanaktivitas perbaikan menggunakan REBA. Tangga lipat juga menggunakan metode antropometridimana data yang dihasilkan dalam penelitian ini dilakukan dengan penggukuran dari 30 sampelmahasiswa yang terdiri dari ukuran tinggi tubuh dalam posisi tegak (ttpt), lebar bahu (tb), tinggi lutut(tl), diameter genggaman tangan (dgt), setelah pengumpulan sampel data kemudian diolah untukmendapatkan hasil yang sesuai dengan anthropometri pengguna. Berdasarkan perhitungan data,persentil yang digunakan dalam perancangan tangga lipat yaitu P5, P50, P95. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa postur kerja tubuh montir pada saat melakukan aktivitas perbaiakan beradapada postur kerja tidak ergonomis seperti posisi tangan menjangkau keatas dan posisi kakimenopang ujung jari jangkauan sehingga posisi badan mengharuskan untuk menopang. Levelketidaknyamanan penilaian pada saat melakukan perbaikan berada pada level ketidaknyamanantinggi (high). Rancangan Tangga Lipat yang tepat untuk mengatasi ketidaknyaman para montiradalah dengan pengukuran data antropometri untuk penggunaan tangga lipat dilakukan untukmembuat para montir pada saat melakukan aktivitas perbaikan agar montir memiliki posisi yangnyaman. Ukuran dimensi tangga lipat yang di ukur sebagai berikut: Tinggi tangga 169,4 cm, lebartangga 41,40 cm, jarak tiap anak tangga 43,2 cm, dan pegangan tangga 4,97 cm.
9. TEKNOLOGI KOMUNIKASI SELULER BERBASIS GENERASI (G) Yoseph Rasiman; Ketty; Novie
TNI Angkatan Udara Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Patriot Biru Triwulan Ketiga
Publisher : TNI Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62828/jpb.v2i3.77

Abstract

Penggunaan istilah 'teknologi' (bahasa Inggris: technology) telah berubah secarasignifikan lebih dari 200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini merujuk pada pengkajian ilmuterapan. Kemudian pengertian technology berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwanAmerika, yang dimulai oleh Thorstein Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsepJerman, Technik, menjadi technology. Teknologi tidak harus berwujud benda, seperti Alat, danmesin, tetapi juga dapat berupa teknologi virtual, seperti perangkat lunak. Dalam konteks ini,teknologi merupakan pengetahuan tentang bagaimana cara memadukan sumber-sumber, gunamenyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan keinginan. "Teknologi stateof-the-art" (teknologi termutakhir, sekaligus tercanggih) merujuk pada teknologi tinggi yangtersedia bagi kemanusiaan di ranah manapun. Selain itu, teknologi juga merupakan terapanmatematika (applied mathematics), sains, dan berbagai seni untuk faedah kehidupan. Sebuahcontoh adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan interaksi sesamamanusia, yang berbasis pada perkembangan Internet dan komputer.

Page 1 of 1 | Total Record : 9