cover
Contact Name
Eko Pramudya Laksana
Contact Email
publisher@um.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jih.journal@um.ac.id
Editorial Address
Jl. Jalan Semarang 5 Malang 65145 Malang, East Java, Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmu Hayat
ISSN : -     EISSN : 25494686     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Ilmu Hayat (J. Ilmu Hayat) is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research from all area of biosciences fields such as ecology, conservation, biodiversity, biosystematics, structure and development, physiology, genetics and biotechnology. All life forms (microbes, fungi, plants, animals, and human, including virus) are covered by J. Ilmu Hayat.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2018)" : 5 Documents clear
Efektivitas Ekstrak Minyak Atsiri Bawang Tunggal terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa berdasarkan Profil Scanning Elektron Mikroskop Soeyati Poejiani; Sri Rahayu Lestari; Agung Witjoro
Jurnal Ilmu Hayat Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v2i12018p21-33

Abstract

Infeksi nosokomial yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa menjadi sulit dalam terapi pengobatan, hal ini disebabkan karena penularan infeksi yang begitu cepat dan sifat resistensinya terhadap antibiotik, sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu pengembangan pengobatan alternatif yang berkhasiat sebagai antibakteri yang berasal dari bahan alami yaitu tumbuh-tumbuhan salah satunya adalah bawang tunggal. Bawang tunggal mengandung senyawa organosulfur salah satunya adalah minyak atsiri yang di dalamnya terdapat allisin, alliin dan ajoene (Lestari dan Rifai., 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur daya hambat ekstrak minyak atsiri bawang tunggal terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa secara in vitro dengan metode difusi cakaram dan kerusakan bakteri diamati berdasar profil scanning elektron mikroskop. Konsentrasi ekstrak minyak atsiri yang digunakan yaitu 100mg/ml, 75mg/ml, 50mg/ml, 25mg/ml, Ceftazidime 30µg/ml. Hasil uji ANAVA tunggal diketahui (p < 0,05) yang menunjukkan adanya nilai yang signifikan pada masing-masing perlakuan ekstrak minyak atsiri bawang tunggal dalam menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Kerusakan bakteri diamati dengan Scanning Elektron Mikroskop menunjukkan bakteri mengalami pengerutan, sel menipis dan lisis. Simpulan penelitian yaitu ekstrak minyak atsiri bawang tunggal dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan kriteria kuat yaitu pada konsentrasi 100mg/ml.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Kulit Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill.) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis secara In Vitro Nazilatul Khoiroh; Betty Lukiati; Sitoresmi Parabaningtyas
Jurnal Ilmu Hayat Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v2i12018p34-44

Abstract

Limbah kulit apel manalagi belum banyak dimanfaatkan. Limbah kulit apel memiliki kandungan senyawa aktif yang lebih banyak dari pada  buahnya (Wolfe, 2003). Kandungan senyawa aktif  limbah kulit apel manalagi dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (Albertoet al., 2006). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak metanol kulit buah apel manalagi (Malus sylvestris Mill) dan menentukan konsentrasi ekstrak metanol kulit buah apel manalagi (Malus sylvestris Mill) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis berdasarkan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 kelompok control dan 5 kelompok perlakuan yang masing-masing 4 ulangan. Kontrol negatif tanpa pemberian ekstrak dan kontrol positif menggunakan kloramfenikol50 µg/ml. lima perlakuan konsentrasi ekstrakyaitu: 20.000 µg/ml, 40.000 µg/ml, 60.000 µg/ml, 80.000 µg/ml, dan 100.000 µg/ml. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) bakteriStaphylococcus epidermidis. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan program pengolah data uji non parametrik Krusskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah apel manalagi mengandung senyawa aktif diantaranya flavonoid, terpenoid, polifenol, tanin,dan saponin. Konsentrasi ekstrak metanol kulit buah apel manalagi yang paling efektif dalam menghambat dan membunuh bakteri Staphylococcus epidermidis pada konsentrasi 60.000 µg/ml.
Prevalensi dan Intensitas Telur Cacing Parasit Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) di Anoa Breeding Center, Manado, Sulawesi Utara dan Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) di Bontomaranu Education Park, Gowa, Sulawesi Selatan sebagai Upaya Menunjang Konservasi Aji Pramono; Sofia Ery Rahayu
Jurnal Ilmu Hayat Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v2i12018p45-53

Abstract

Anoa merupakan satwa endemik Pulau Sulwaesi terdiri dari dua jenis, yaitu, Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis) dan Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi). Anoa dikategorikan oleh IUCN dan CITES sebagai hewan yang terancam punah sehingga ditangkarkan secara ex-situ. Parameter keberhasilan penangkaran yaitu keberadaan cacing parasit pada feses anoa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan jumlah telur cacing parasit, serta menganalisis prevalensi dan intensitas jenis telur cacing parasit Anoa. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan memeriksa feses anoa di Laboratorium Jurusan Biologi FMIPA UM, bulan Maret-Mei 2017. Populasi penelitian ini adalah telur cacing Anoa. Sampel penelitian ini adalah telur cacing parasit yang teramati pada sampel feses Anoa. Metode pemeriksaan telur cacing pada tinja anoa secara natif, sedimentasi sentrifuse, dan apung. Data berupa morfologi telur cacing parasit yang teridentifikasi, dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pada tinja Anoa Dataran Rendah dan Pegunungan diperoleh sebanyak 17 genus. 11 ditemukan di kedua jenis anoa diantaranya Moniezia, Dicrocoelium, Paragonimus, Fasciola, Diphyllobothrium, Nematodirus, Taenia, Alaria, Strongyloides, Ascaris (fertile), Paramphistomum. 6 genus lainnya hanya ditemukan pada Anoa Dataran Rendah diantaranya Trichuris, Anoplocehala, Haemonchus, Trichostrongylus, dan Nemtaodirus. Prevalensi telur cacing parasit tertinggi yang menginfeksi B. depressicornis adalah Strongyloides dan terendah yaitu Ancylostoma, Haemonchus, Trichostrongylus, dan Nematodirus  Prevalensi tertinggi telur cacing parasit pada B. quarlesi antara lain Ascaris, Strongyloides, Diphyllobothrium, Monieza, dan terendah dimiliki oleh Paragonimus, Alaria, nematodirus, Taenia. Intensitas tertinggi telur cacing parasit pada B. depressicornis yaitu Ascaris dan Strongyloides, terendah adalah Paragonimus, Nematodirus, Ancylostoma, dan Trichuris. Intensitas telur cacing parasit tertinggi pada B. quarlesi yaitu Ascaris dan Strongyloides, yang terendah  genus Alaria dan Nematodirus.
Pengaruh Ragi Tempe dengan Variasi Substrat Kacang Tunggak (Vigna unguiculata) dan Kacang Kedelai (Glycine max (L) Merill. ) serta Dosis Ragi Tempe terhadap Kualitas Tempe Kedelai Yheni Sapitri; Utami Sri Hastuti; Agung Witjoro
Jurnal Ilmu Hayat Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v2i12018p1-8

Abstract

Tempe adalah makanan alternatif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, terutama kebutuhan protein bagi tubuh. Bahan yang digunakan dalam pembuatan tempe adalah kacang-kacangan, terutama kedelai yang dicampur dengan ragi tempe. Ragi tempe pada umumnya dibuat dengan bahan dasar biji kedelai.  Pembuatan ragi tempe dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan lain sebagai alternatif, selain kacang kedelai. Kacang tunggak merupakan salah satu kacang-kacangan Indonesia yang memiliki potensi untuk dijadikan ragi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk membandingkan ragi dengan perbedaan substrat ragi dari kacang tunggak dan kacang kedelai terhadap kualitas tempe kedelai yang dibuat dengan menggunakan ragi tersebut. Kacang tunggak dan kacang kedelai dibuat dengan proses yang sama dalam membuat ragi yaitu, pencucian, perebusan I, perendaman, perebusan II, pengeringan/penirisan, peragian, pemeraman selama 24 jam, dan pengeringan dibawah sinar matahari. Ragi yang telah dibuat kemudian diaplikasikan untuk membuat tempe kedelai dengan beberapa macam konsentrasi (0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% dari berat bahan), dan kemudian tempe di uji kualitas organoleptik (tekstur, warna, aroma, rasa) dan kadar protein. Hasil analisis menunjukkan  bahwa tempe yang dibuat dengan ragi substrat kacang tunggak menghasilkan kualitas tempe (organoleptik dan kadar protein) sama baiknya dengan tempe yang dibuat dengan ragi substrat kacang kedelai. Konsentrasi yang baik untuk membuat tempe sehingga menghasilkan kualitas tempe yang baik adalah konsentrasi  0,5%, 1%, dan 1,5%.
Perilaku Harian Burung Julang Emas (Aceros undulatus) di Penangkaran Eco Green Park Kota Batu Propinsi Jawa Timur Stefanus Nahas; Sofia Ery Rahayu; Agung Witjoro
Jurnal Ilmu Hayat Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um061v2i12018p9-20

Abstract

Julang Emas (Aceros undulatus) merupakan salah satu jenis Burung rangkong dari familia Bucerotidae yang memiliki nama latin (Aceros undulatus)saat ini menghadapi ancaman kepunahan dan penurunan populasi. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan Burung Julang Emas (Aceros undulatus) adalah dengan usaha konservasi eksitu yakni melalui kegiatan penangkaran. Eco Green Park merupakan tempat penangkaran yang berupaya untuk menangkarkan Burung Julang Emas (Aceros undulatus). Aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan di tempat penangkaran Burung Julang Emas (Aceros undulatus) yaitu: mengamati perilaku harian Burung Julang Emas (Aceros undulatus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku harian Burung Julang Emas (Aceros undulatus), persentase perilaku dan frekuensi harian di penangkaran Eco Green Park. Pengamatan dilakukan pada pukul 07.00-09.00 WIB dan pukul 15.00-17.00 WIB. Objek dalam penelitian ini menggunakan sepasang Burung Julang Emas (Aceros undulatus). Persentase perilaku harian Burung Julang Emas (Aceros undulatus) yang dapat dihitung menggunakan rumus persentase dan frekuensi perilaku harian Burung Julang Emas (Aceros undulatus) yaitu berupa jumlah satu perilaku yang dilakukan dalam waktu pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 jenis perilaku harian yang muncul pada Burung jantan dan betina yaitu perilaku makan, membuang kotoran, bersuara, pembersihan, menyelisik, bertengger, berjemur, pindah tempat, mematuk benda, menyelisik pasangan, dan bercumbu. Perilaku harian Burung Julang Emas (Aceros undulatus) yang memiliki persentase tertinggi adalah perilaku bertengger dan yang memiliki persentase terendah adalah perilaku membuang kotoran. Perilaku harian Burung Julang Emas (Aceros undulatus) yang memiliki frekuensi tertinggi adalah perilaku pindah tempat dan yang memiliki frekuensi terendah adalah perilaku berjemur.

Page 1 of 1 | Total Record : 5