cover
Contact Name
Endah Triastuti
Contact Email
endah.triastuti@ui.ac.id
Phone
+622178849018
Journal Mail Official
jki@ui.ac.id
Editorial Address
Gedung Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, Jawa Barat, Indonesia
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Komunikasi Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 23019816     EISSN : 26152894     DOI : https://doi.org/10.7454/jkmi
The aim of the Jurnal Komunikasi Indonesia is to promote and enhance advanced academic discussions, including research development and debates in the field of media and communication. It also serves as a interdisciplinary forum for researchers and industry players who use research as the frame for social awareness, development, and change. We welcome any submission of manuscripts throughout the year. Authors are invited to submit scholarly works on communication such as International Relations, Media Management, Film and Media Arts, Game Studies, Digital Education and Communities, Communication and Policies, Globalization and Social Impact, Youth and Media, Audience and Perception Analysis, Democracy and Integration, Media Literacy and Education, Media and Development, Health Communication, Political Communication, Hegemony and the Media, Gender and Sexuality, Queer and Media, Social Media and Subcultures, Popular Culture and Society, Media and Religion, Media and Identity, War/Peace Journalism, Conflict and Crisis Communication, Strategic Communication and Information Management, Digital Media, Advertising and Persuasive Management, Public Relations and Crisis Management, Global Journalism and relevant areas from the standpoint of media and communication.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 1, No. 1" : 6 Documents clear
Peran Gender Perempuan Militer dalam Majalah Korps Wanita Angkatan Darat "Melati Pagar Bangsa" Putriana, Ika
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 1, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas tentang bagaimana peran gender perempuan militer yang tergabungdalam institusi Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) digambarkan melalui majalah MelatiPagar Bangsa. Penulis membongkar ideologi dominan di balik penggambaran tersebut dengan standpoint theory, didukung kajian feminisme eksistensialis untuk memperkuat dasar pemikiran peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam memproduksi sebuah wacana tentang peran gender, perempuan masih terpengaruh oleh ideologi dominan, patriarki. Di sisi lain, mereka juga mencoba untuk membebaskan diri dari belenggu budaya patriarki dengan berusaha untuk menjadi subjek atas dirinya sendiri. This article discusses about the gender role played by female military officers members of the Army Women’s Corps (Korps Wanita Angkatan Darat/Kowad) represented by the magazine Melati Pagar Bangsa. The writer reveals the dominant ideology behind such representations by employing standpoint theory supported by existentialist feminism to strengthen the basic assumptions of this article. The research findings show that to produce a discourse on gender roles, women are still influenced by dominant ideology, being patriarchy. On the other hand, they also try to emancipate themselves from the binds of patriarchic culture by being subjects for themselves.
Resistensi Pekerja Perempuan terhadap Dominasi Pekerja Laki-Laki dalam Film North Country Tumakaka, Nur Aini
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 1, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas resistensi pekerja perempuan terhadap dominasi pekerja lakilakidalam film North Country, bertujuan untuk menjelaskan bagaimana ideologi patriarki berperan dalam menentukan identitas serta mitos kehidupan perempuan pekerja yang muncul lewat tanda dan bahasa dalam film. Pertama, penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja perempuan mengalami ketidakadilan gender seperti kekerasan dalam rumah tangga, stereotip, dan marginalisasi. Kedua, industri Hollywood bukan hanya mewacanakan persamaan hak gender, tetapi juga sebagai media sosialisasi mengenai masa depan ekonomi tanpa batas dalam sistem kapitalisme. Ketiga, diskriminasi terhadap perempuan dalam pekerjaan disebabkan karena peran biologis dan peran ‘masyarakat’ yang dilekatkan pada perempuan. Penilaian peran yang berbeda diantara laki-laki dan perempuan tidak terlepas dari masalah relasi kekuasaan yang timpang antara laki-laki dan perempuan, yang dikukuhkan dalam sebuah tatanan sosial (budaya). This research discusses the resistance of female workers against male workers in the film North Country. This research tries to explain how patriarchy ideology plays a role in identity shaping as well as the life myth of female workers that emerge through signs and language in film. Research findings show that, firstly, female workers experience gender inequality such as domestic violence, stereotyping, andmarginalization. Secondly, it is revealed that the Hollywood industry both shapes a discourse on equal gender rights, as well as becomes a socialisation media for borderless economy within a capitalistic system. Thirdly, discrimination against women’s equality in the work space is caused by biological roles and ‘social’ roles embedded on women. Role assessment that differs between men and women are attached to the unequal power relation between men and women. This unequal power relation is reinforced through a social (cultural) system.
Teori Spiral Kesunyian dan Negara Transisi Demokrasi: Sebuah Pengujian di Indonesia Eriyanto, Eriyanto
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 1, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi berasumsi bahwa teori spiral kesunyian tidak sesuai dalam konteks negara transisidemokrasi karena lahir dalam konteks negara maju yang berasumsi bahwa warganegaranya memiliki akses media dan telah mencapai pendidikan tinggi. Hasil dari tigakasus yang dipelajari, korupsi Bibit-Chandra, meledaknya tabung gas, dan minoritasAhmadiyah, menunjukkan bahwa teori tersebut hanya nyata dalam kondisi tertentu.Beberapa kondisinya adalah pengetahuan politik, muatan moral, dan konformitas.Studi juga menunjukkan bahwa pengetahuan politik dan prediksi opini dominan adalahvariabel penting dalam menjelaskan kesediaan seseorang mengekspresikan opininya. This study assumes that spiral of silence is not suitable in the context of democratictransition countries as it emerged in the context of developed countries that assumesits citizens have media access and have achieved high education. Results fromthe three cases studied, the Bibit-Chandra corruption case, the explosion of gascylinders, and the Ahmadiyah minority, show that the theory is only proven in specificcircumstances. Several of these conditions are political knowledge, moral content, andconformity. The study also shows that political knowledge and prediction of dominantopinion are important variables in explaining one’s willingness to express opinions.
Konstruksi Realitas Keotoriteran Presiden Sukarno dalam Novel: Analisis Framing Teks Novel The Year of Living Dangerously Chrisanty, Priscilla
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 1, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini berargumen bahwa novel The Year of Living mengkonstruksi realitas melalui framing image Sukarno sebagai seorang pemimpin otoriter. Hal ini diteliti melalui analisis dialog yang terjadi antara tokoh-tokoh fiktif dan narasi-narasi yang berkaitan dengan Sukarno dan Indonesia di tahun 1965. Penelitian mengungkapkan bahwa pengarang melakukan framing image otoriter terhadap Sukarno melalui metafora dan julukan negatif sehingga mengarahkan khalayak kepada sudut pandang yang diinginkan pengarang. Exemplars yang menceritakan kondisi Indonesia di tahun 1965 juga turut memperkuat framing image otoriter Sukarno. This article argues that the novel The Year of LivingDangerously constructs reality through framing an image of Sukarno as an authoritarian leader. The means of such are examinedthrough analysing dialogues between fictitious characters and narration regarding Sukarno and Indonesia in 1965. Findings show that the author framed an authoritarian image of Sukarno through emplying metaphors and negative terms that may direct the readers to a standpoint preferred by the author. Exemplars explaining the condition of Indonesia in 1965 also enforces the framing of an authoritarian image of Sukarno.
“Persinggungan yang Riskan”: Bahasa, Permainan Kata, dan Politik Budaya dalam Opera Van Java di Trans7 Prince, Liam Merrifield
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 1, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam acara televisi Opera Van Java (OVJ), sekelompok aktor mementaskan riskyencounters atau “persinggungan yang riskan” (istilah yang dipinjam dari GoenawanMohamad) dengan bahasa dan idiom budaya yang baru. Daya tarik OVJ bagi para penontonIndonesia terpusat pada cara sekelompok aktor yang menjelajahi bahasa dan idiom baruyang --melalui permainan kata dan komedi lisan-- bisa mencapai sebuah rekonsiliasi antaraunsur budaya lama dan unsur budaya baru melalui --misalnya-- dialek. Beberapa dialekini bersaing untuk hadir dan berekspresi di ruang publik. Proses sosio-budaya berupa alihbahasa merupakan sumber ketegangan dan kecemasan sosial di Indonesia sekarang. OVJmerupakan wujud budaya “baru” yang mengizinkan sebuah proses penyesuaian antara unsurbudaya tradisional dengan unsur budaya modern di Indonesia. Beberapa istilah maupungagasan kunci yang digunakan dalam tulisan ini dipinjam dari Mohamad, termasuk istilah“persinggungan yang riskan” dan konsep pokok bahwa panggung teater dapat dijadikansitus, tempat para aktor bereksperimen dengan perpaduan bahasa dan budaya yang baru. The television show Opera Van Java’s (OVJ) performances involve actors on stageengaging in “risky encounters” (to borrow a term from Goenawan Mohamad) with newlanguages and cultural idioms. A key source of OVJ’s appeal for Indonesian audienceshas been the spectacle of actors modelling and indeed discovering, through verbal humourand wordplay, a reconciliation of the old and the new through, for instance, dialects.Several of these dialects compete with each other to exist and express itself in a publicspace. So too does the struggle for public expression of numerous regional variants ofthe national language in a public space. OVJ is the latest incarnation of a process bywhich, through the medium of theatre, tradition is reconciled with modernity in Indonesia.Several terms and key ideas used in this article are borrowed from Mohamad, includingthe term “risky encounters” and key concepts on how the theatre stage can become acite for actors to experiment with the blending between new language and culture.
Ode untuk Seorang Communication Scholar Par Excellence Haryanto, Ignatius
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 1, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 6