cover
Contact Name
Warseto Freddy Sihombing
Contact Email
asafremel@gmail.com
Phone
+6281361742074
Journal Mail Official
asafremel@gmail.com
Editorial Address
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung Kampus II : Jalan Raya Tarutung-Siborongborong KM 11 Silangkitang Kec.Sipoholon Kab. Tapanuli Utara
Location
Kab. tapanuli utara,
Sumatera utara
INDONESIA
Nabisuk: Jurnal Teologi dan Pelayanan
ISSN : 30309999     EISSN : 30314194     DOI : -
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Kata Nabisuk berasal dari bahasa daerah Batak Toba yang artinya "yang berakal budi atau bijaksana." Jurnal Nabisuk terbit dua (2) kali dalam setahun, Juni dan Desember yang dikelola oleh Program Studi Teologi - Fakultas Ilmu Teologi, Institut Agama Kristen Negeri Tarutung. Jurnal Nabisuk mempublikasikan hasil kajian ilmiah dan penelitian dalam bidang rumpun Ilmu Teologi dan Pelayanan Kristen.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2023): Desember" : 5 Documents clear
Penerapan Electic Method Terhadap Frasa “Epi Abiathar Archiereos” dalam Markus 2:26 Wahyu Triwira Tarigan
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 1 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebingungan dan perbedaan kesimpulan atas berbagai tafsiran para ahli terhadap penggunaan frasa “ἐπὶ Ἀβιαθὰρ ἀρχιερέως” oleh Yesus Markus dalam Injil Markus 2:26 berakar dari ketidaktersediaan autograph atau teks yang asli dari injil Markus, yang tersedia hanyalah berbagai salinan yang memuat beberapa perbedaan dalam teks, oleh sebab itu, sebelum memberikan sebuah kesimpulan atas sebuah teks, langkah yang tepat adalah memastikan apakah teks tersebut tepat, varian frasa “ἐπὶ Ἀβιαθὰρ ἀρχιερέως” akan dikaji berdasarkan penerapan ilmu Kritik Teks melalui pendekatan Electic Method yang pada proses evaluasi akan dilakukan secara objektif, sehingga akan terbukti bahwa varian tersebut adalah varian yang asli.
Ritual 'Erpangir Ku Lau' Berdasarkan Perspektif Teologi Kesucian Diri (Studi Etnografi Terhadap Tradisi Lokal di Desa Semangat Gunung) Tasya Salonika Ginting; Hanna Dewi Aritonang; Warseto Freddy Sihombing
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 1 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan persepsi masyarakat mengenai ritual erpangir ku lau, membersihkan diri dengan menggunakan media air dan ritual erpangir ku lau berdasarkan perspektif Teologi Kesucian Diri. Penelitian ini menggunakan metode kulitatif etnografi yaitu pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan dengan menghasilkan data informan tertulis maupun lisan dari objek yang diamati. Persepsi masyarakat terhadap ritual erpangir ku lau yaitu suatu ritual membersihkan diri dengan menggunakan media air, masyarakat Karo yang melakukan ritual erpangir ku lau mempercayai bahwa ritual ini dapat membersihkan diri yang bertujuan untuk meminta berkat, meminta hasil panen yang melimpah, dan dapat menyembuhkan penyakit. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa air memiliki sifat eliminatoris, retoratoris, kreatoris yang bersifat mencuci, membersihkan, memurnikan kotoran, noda dan juga mengusir bala dan penyakit, termasuk roh-roh jahat yang artinya mengeliminasi kejahatan dan menyembuhkan tatanan. Memulihkan atau mengembalikan apa yang sudah hilang dari hidup sempurna sediakala. Pengutuhan lewat air akan sanggup memulihkan hidup sempurna menjadi bahagia. Oleh kekuatan dari iblis, hidup dilemahkan, digerogoti dan akhirnya, setelah layu akan menjadi mati. Daya ajaib air akan meresapkan dan dengan itu memulihkan hidup semula (sembuh) dalam keselarasan hubungan dengan Allah. Air sanggup melahirkan pengada dan status mengada yang baru. Air bukan saja menyucikan, tetapi juga mengandung potensialitas, yang dikomunikasikannya. Ini menjadi air kehidupan. Perlambangan air adalah statusnya yang tetap pada potensi dan berlaku bagi setiap ritus air, baik percikan, penyentuhan, pencelupan, maupun pembasuhan, pemandian dan penceburan.
Peran Penatua Dalam Layanan Pastoral Konseling Terhadap Pemuda yang Pasif Dalam Kegiatan Penelaahan Alkitab dan Paduan Suara di Gereja Punguan Kristen Batak (GPKB) Lumban Tongatonga Philadelpia Sitanggang
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 1 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan memaksimalkan peran penatua dalam memberikan layanan konseling pastoral kepada pemuda yang pasif dalam kegiatan penelaahan Alkitab dan paduan suara di Gereja Batak Kristen Punguan (GPKB) Lumban Tongatonga, karena konseling pastoral merupakan hal yang mendesak, yaitu sangat perlu dan hendaknya dilaksanakan dengan bimbingan dan arahan, untuk meningkatkan keaktifan generasi muda dalam mengikuti kegiatan gereja. Menurut teori E.P Ginting, konseling pastoral adalah suatu pelayanan bimbingan yang meliputi kehadiran, mendengarkan, kehangatan dan dukungan praktis dari gembala sebagai pendamping yaitu pendeta/penatua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana dipilih 10 subjek penelitian untuk mengumpulkan informasi dilapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penatua kurang maksimal memberikan konseling pastoral karena penatua kurang memahami konseling pastoral. Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan kepada para pelayan gereja khususnya para “penatua” untuk melakukan pendekatan dan kunjungan langsung kepada pemuda untuk mengetahui alasan mengapa generasi muda tidak aktif dalam kegiatan gereja, sehingga pemuda merasa diakui dan diperhatikan. Selain itu, para penatua hendaknya mendapatkan pelatihan konseling pastoral agar konseling pastoral dapat dilaksanakan secara maksimal di tengah-tengah jemaat dan menciptakan suasana baru dalam penelaahan Alkitab, paduan suara dan retret.
Pesan Transformatif Keesaan Gereja dalam Sakramen Perjamuan Kudus Erman Sepniagus Saragih; Warseto Freddy Sihombing
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 1 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Doktrin gereja-gereja tentang Perjamuan Kudus (PK) sangat beragam dan memunculkan perdebatan dalam hal Teologi dan praksisnya. Berbagai aliran gereja memiliki klaim kebenarannya masing-masing tentang substansi sakramen PK sehingga, kondisi ini menarik untuk dikaji dan didialogkan untuk menemukan sintesa kritis terhadap konsep-konsep teologi layanan PK demi mewujudkan keesaan gereja. Metode penelitian menggunakan kualitatif pendekatan studi literatur dengan teori dialektika tentang ragam konsep tentang layanan PK dengan paradigma kritis dan konstruktif. Sumber-sumber data disadur dari literatur tentang PK dalam bentuk cetak dan elektronik. Semua prinsip teologis dan praksis ditelaah dengan prinsip dialektis untuk mengemukakan kontruksi layanan PK yang menunjang pewujudan keesaan gereja. Kesimpulan dari hasil kajian ini adalah ragam cara dan ajaran layanan PK adalah keniscayaan sebab kondisi ini adalah kebutuhan konteks dimana gereja berada. Layanan PK secara teologis dan praksis tidak terletak pada objek materinya, tetapi objek forma yaitu mencakup pesan spritual dan konstruksi formula teologi yang termaktub di dalamnya. Substansialitas layanan PK adalah terletak pada tubuh dan darah Kristus yang adalah satu dan tidak terpisah-pisahkan dan inilah suara penting untuk pewujudan keesaan gereja.
Superioritas Injil Dalam Surat Galatia Cansui Siregar
NABISUK : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol. 1 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Prodi Teologi IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hidup sebagai orang kristen merdeka adalah hak setiap orang percaya. Istilah ‘kemerdekaan’ atau ‘merdeka’ adalah suatu harapan akan kehidupan yang terbebas dari beban dan tekanan hidup dari pihak asing. Tidak ada keuntungan dan kenikmatan dalam hidup manusia jika hidup serasa dijajah, ditekan, dibebani oleh hal-hal yang seharusnya tidak perlu menjadi beban; apalagi jika hal tersebut berlangsung selama berpuluh tahun. Menjadi orang kristen sejati adalah menjadi orang kristen merdeka. Yesus Kristus adalah Sang Pembebas setiap orang yang datang kepada-Nya. “Kemerdekaan kristen terletak pada kebebasan seorang kristen yang telah diubahkan oleh Kristus menjadi manusia baru sesuai dengan kehendak Allah untuk hidup berbuah, berdampak dan berkenan kepada Allah.” Dengan metode kualitatif dan pendekatan studi kepustakaan, penulis menggali tujuan surat Galatia ditulis kepada orang kristen Galatia, yakni agar mereka menjadi orang merdeka. Hal ini berarti hidup yang terbebas dari beban dan kutuk dosa. Menjadi kristen merdeka adalah menghidupi suatu hidup yang baru, hidup yang dipimpin dan digerakan oleh Roh Kudus sesuai dengan kehendak Allah. Tidak ada tekanan dan tuntutan dari pihak asing yang pada akhirnya menjadikan hidup orang kristen merdeka membosankan dan kaku. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa orang kristen merdeka adalah orang yang ‘benar-benar merdeka’ karena Kristus sudah memerdekakan semua orang percaya. Menjadi orang kristen merdeka tidak sama dengan menjadi seorang kristen-legalis. Menjadi orang kristen merdeka tidak sama dengan menaati semua peraturan sesuai dengan peraturan “keagamaan kristen.”

Page 1 of 1 | Total Record : 5