Claim Missing Document
Check
Articles

Dampak dari Kebangkitan Yesus Kristus (Studi Analisis Yohanes 20:19-23) Sihombing, Warseto Freddy
KERUGMA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : STT Injili Indonesia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2500/kerugma.v2i2.51

Abstract

Abstract: Fear is caused by many things and makes everyone not dare to do anything and prefer to lock himself up. This’s what happened to Jesus' disciples after the story of crucifixion. An analytical study of the text in John 20:19-23 provides an evidence of the condition of the disciples and how Jesus, after rising from the dead, came to meet them. In their case, Jesus preached and gave peace to His disciples. They also breathed with the Holy Spirit and given a commission as apostles that they should preach forgiveness of sins’ news in the only begotten Son of God to the world.Keywords: fear, peace, forgiveness of sinsAbstrakRasa takut disebabkan oleh banyak hal dan menjadikan seseorang tidak berani bertindak apa-apa dan lebih memilih mengurung diri. Hal ini lah yang terjadi pada murid-murid Yesus setelah peristiwa penyaliban. Studi analisis terhadap teks dalam Yohanes 20:19-23 memberikan sebuah bukti keadaan para murid waktu itu dan bagaimana Yesus, setelah bangkit dari antara orang mati datang menemui mereka. Dalam ketakutan mereka, Yesus memberitakan dan emberikan damai sejahtera kepada murid-murid-Nya. Mereka juga diembusi dengan Roh Kudus dan diberikan sebuah amanat sebagai para rasul yang harus memberitakan berita tentang pengampunan dosa dalam Anak Tunggal Allah kepada dunia.Kata kunci: takut, damai sejahtera, pengampunan dosa
Keunggulan Kurikulum Holistik Integratif dalam Pembentukan Kepribadian Anak di PPA Cluster Medan – Pancur Batu Tiur Imeldawati; Yefta Nainggolan; Warseto Freddy Sihombing
PEADA': Jurnal Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/peada.v2i2.47

Abstract

The holistic curriculum is a character-based curriculum that encourages students to find their potential, identity, and abilities until finally forming the personality of students as God wants. The purpose of this study is to see the advantages of a holistic curriculum in the formation of children's personality which is applied in PPA Cluster Medan-Pancur Batu. The research method used is a quantitative method, by taking samples from children who are members of several PPAs who are members of the Medan Pancur Batu Cluster. The findings of this study are that the advantages of the holistic integrative curriculum that are applied include: being able to encourage the exploration of children's intellectual abilities through the implementation of the curriculum, in addition to intellectual abilities, this curriculum also encourages children's socio-emotional abilities and skills related to physical abilities, other advantages. is that children are given the freedom to explore and find their superiority through screening their talents or interests, and in the end children can become individuals who can actualize themselves who are spiritually educated in the guidance of the truth of God's word. Kurikulum holistic nerupakan kurikulum berbasis karakter yang mendorong peserta didik menemukan potensi diri, jati diri, kemampuan yang dimiliki sampai pada akhirnya membentuk kepribadian peserta didik sebagaimana yang Tuhan kehendaki. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keunggulan kurikulum holistic dalam pembentukan kepribadian anak yang diterapkan di PPA Cluster Medan-Pancur Batu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, dengan mengambil sampel dari anak-anak yang merupakan anggota dari beberapa PPA yang tergabung dalam Cluster Medan Pancur Batu. Adapun temuan penelitiian ini bahwa keunggulan kurikulum holistic integrative yang diterapkan antara lain adalah: mampu mendorong eksploarasi kemampuan intelektual anak melalui implementasi kurikulum yang dilakukan, selain kemampuan intelektual, kurikulum ini juga mendorong kemampuan sosio-emosional anak dan kemampuan skill yang berkaitan dengan fisik, keunggulan lainnya adalah anak-anak diberikan kebebasan untuk menggali dan menemukan keunggulan diri melalui penjaringan bakat atau pun minat mereka, dan pada akhirnya anak-anak bias menjadi pribadi-pribadi yang dapat mengaktualisasikan diri mereka yang dididik secara spiritual di dalam tuntunan kebenaran firman Allah.
Dampak Profesionalisme Guru Pak Terhadap Disiplin Dan Prestasi Belajar Siswa Rida Gultom; Marlinawati Situmorang; Warseto Freddy Sihombing
Jurnal Christian Humaniora Vol 6, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v6i1.1489

Abstract

Abstrak:Peran guru merupakan satu dari beberapa faktor penentu bagi kemajuan suatu lembaga Pendidikan (sekolah), di mana guru sebagai pemimpin yang harus mengatur, mengawasi, membina, dan mengelola seluruh kegiatan proses pembelajaran serta tinggi rendahnya mutu pendidikan; guru berada dalam lingkungan formal adalah sebagai pelaksana pendidikan dan pencipta Sumber Daya Manusia. Guru secara langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai positif yang bersifat kristiani melalui pengajaran, bimbingan, keteladanan. Dengan metode kualitatif-deskriptif penelitian ini menjabarkan bahwa terdapat dampak profesionalisme guru dalam menghasilkan disiplin dan prestasi siswa di sekolah.Katakunci: profesionalisme; guru PAK; disiplin; prestasi Abstract:The teacher’s role is one of several determining factors for the progress of an educational institution (school), where the teacher as a leader must regulate, supervise, foster, and manage all activities of the learning process as well as the high and low quality of education; teachers who are in a formal environment are as implementers of education and creators of Human Resources. Teachers directly deal with students to transfer knowledge and positive Christian values through teaching, guidance, and example. Using a qualitative-descriptive method, this research describes that there is an impact of teacher professionalism in producing discipline and student achievement in schools.Keywords: professionalism; PAK teacher; discipline; achievement
Hubungan Integritas Guru PAK Dalam Melaksanakan Tugas dan Tanggungjawab Terhadap Motivasi Belajar Siswa Andrianus Nababan; Warseto Freddy Sihombing
Jurnal Christian Humaniora Vol 5, No 1 (2021): Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v5i1.619

Abstract

This study aims to determine the relationship and magnitude of Christian religious teacher’s integrity in carrying out their duties and responsibilities to students of SMP Negeri 2 Lintongnihuta. The number of samples here was 129 students. Data was collected by means of a questionnaire using descriptive analysis. The results showed that there was an effect of Christian religious teacher integrity in carrying out duties and responsibilities to students. This research was analyzed using descriptive and inferential statistical data analysis techniques with the following steps: (1) The relationship test found that rcount r table was 0.621 0.349. It can be concluded that there is a positive relationship between the Integrity of Christian religious Teachers with Duties and Responsibilities, (2) The significant test of the relationship shows that tcount t table is 4.338 2.042. Based on the results of this study, teachers of religious education must have integrity that greatly influences a person in carrying out their duties and responsibilities regularly, consistently, honestly, in accordance with the professional ethics code for Christian religious teachers. As result, student interest and motivation will increase. 
Penderitaan Orang Percaya dalam Surat 1 Petrus Warseto Freddy Sihombing
KERUGMA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : STT Injili Indonesia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (926.329 KB) | DOI: 10.2500/kerugma.v1i2.12

Abstract

There are two general views held by believers relating to suffering. There are God’s people who believe that suffering as a Christian is a curse that God does not want. This was appeared because of the reason that Jesus came to bring recovery in all things. For those who have that view, be a success person is the goal of the Christian life. Another view holds that God wants us to suffer. This suffering is the only way to experience the glory of Christ. The author in this case argues that both views are not entirely true. The firstletter who Peter wrote alludes to the suffering of believers. Based on the Peter’s theology, the author want to explain about suffering of believers biblically.Abstraksi: Ada dua pandangan umum yang dipegang oleh orang percaya berkaitan dengan penderitaan. Ada orang percaya yang berpandangan bahwa penderitaan sebagai orang Kristen merupakan suatu kutuk yang tidak dihekendaki oleh Allah. Hal ini dikemukan karena alasan bahwa Yesus datang membawa pemulihan dalam segala bidang. Bagi mereka yang berpandangan demikian kesuksesan adalah tujuan hidup orang Kristen. Pandangan lain berpendapat bahwa Allah menghendaki kita menderita. Penderitaan ini adalah satu-satunya cara untuk mengalami kemuliaan Kristus. Penulis dalam hal ini berpendapat bahwa kedua pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar. Surat 1 Petrus banyak menyinggung mengenai penderitaan orang percaya. Berdasarkan teologi surat 1 Petrus, penulis berusaha untuk menjelaskan perihal penderitaan orang percaya secara alkitabiah.
Retensi dan Memori Dalam Kaitannya Dengan Kinerja Praktisi Pendidikan Agama Kristen Sarah Erwati; Warseto Freddy Sihombing
KERUGMA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2022): April 2022
Publisher : STT Injili Indonesia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2500/kerugma.v4i1.73

Abstract

Abstrack:God made man or women very unique. Humans are given a set of organs with each function. Some of them are vital organs in the human body. Humans also have retency and memories, this can all happen because of processes that have occurred in the human brain, then humans can remember every important moment in the past, humans can remember something, of course there are images, shapes, sounds, so they are able to remember back every memory. How long will it last in the human brain? In this research, the authors observe retention and memory in relation to brain performance, because the brain is a vital organ in human life. Even for teachers of Christian Religious Education, and for lecturers or other practitioners of Christian Religious Education, this organ is also as important as all people from various professional backgrounds. What is meant by retention and memory and what does this have to do with the task as a Christian Religious Education practitioner who must also use his brain to work? Through the research methods that have been determined, the author believes that this research is useful for the readers. Keywords: retention, memory, brain, education practitionerAbstrak:Allah menjadikan manusia itu sangat unik. Kepada manusia diberikan seperangkat organ tubuh dengan masing-maisng fungsinya. Beberapa di antaranya merupakan organ vital dalam tubuh manusia. Manusia juga memiliki ingatan dan memori, ini semua dapat terjadi karena adanya proses yang telah terjadi di dalam otak manusia, lalu manusia dapat mengingat setiap moment penting di masa lampau, manusia dapat mengingat sesuatu itu tentu adanya gambar, bentuk, suara, sehingga mereka mampu meingat kembali setiap memori. Berapa lamakah itu akan bertahan dalam otak manusia?  Dalam riset ini penulis mengamati perihal retensi dan memori dalam kaitannya dengan kinerja otak, karena memang otak merupakan organ vital dalam kehidupan manusia. Bahkan bagi para guru Pendidikan Agama Kristen, dan bagi para dosen atau pun praktisi Pendidikan agama Kristen lainnya, organ ini juga sama pentingnya dengan semua orang dari berbagai latar belakang profesi. Apakah yang dimaksud dengan retensi dan memori dan apa kaitannya dengan tugas sebagai praktisi Pendidikan Agama Kristen yang harus menggunakan otak juga untuk berkarya? Melalui metode penelitian yang telah ditetapkan, penulis yakin bahwa riset ini bermanfaat bagi para pembaca.Kata Kunci: retensi, memori, otak, praktisi pendidikan
Posisi Israel dalam Pandangan Allah Berdasarkan Roma 9 – 11 Warseto Freddy Sihombing
KERUGMA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 1 (2019): April 2019
Publisher : STT Injili Indonesia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.496 KB) | DOI: 10.2500/kerugma.v1i1.5

Abstract

Beberapa pandangan negatif dari telah dilontarkan berkenaan dengan Israel. Penolakan Israel (orang Yahudi) terhadap Yesus menjadi salah satu penyebab penilaian negatif tersebut. Bagaimana mungkin ada jutaan bahkan milyaran orang sejak abad pertama sampai sekarang yang telah percaya kepada Yesus yang adalah Tuhan, sementara Israel sendiri secara mayoritas masih menolak pengakuan tersebut. Apakah yang menjadi masalah utamanya dan bagaimanakah masa depan Israel yang masih menolak Yesus? Diperlukan sebuah pandangan yang benar untuk dapat memberikan penilaian yang benar terhadap Israel. Paulus sangat menaruh perhatian yang besar kepada Israel yang terlihat dari isi surat-suratnya. Setelah pelayanan Yesus selesai di bumi (setelah kenaikan-Nya ke surga) perhatian dunia tertuju kepada Israel. Peristiwa Pentakosta (Kis. 2) dan kesaksian para rasul pada awal gereja berdiri menimbulkan tanda tanya besar bagi setiap orang yang mendengarnya. Injil secara secara cepat menyebar ke seluruh kekaisaran Romawi. Dimanakah posisi Israel dalam pandangan Allah? Apakah Gereja telah menggantikan posisi Israel sebagai bangsa/orang pilihan Allah? Panjang lebar Paulus menjelaskan mengenai posisi Israel dalam pandangan Allah khususnya yang terdapat dalam Roma 9 – 11. Tujuan Paulus menjelaskan perihal keselamatan bangsa Israel secara panjang lebar dalam bagian ini adalah supaya orang percaya yang ada di Roma memliki pandangan yang benar terhadap Israel. Hal ini menjadi semakin penting karena iman Kristen berakar pada kepercayaan monotoisme Israel (Yahudi).
Sikap Waspada Terhadap Ketamakan Akan Kekayaan (Lukas 12:13-21) Tiur Imeldawati; Iwan Setiawan Tarigan; Warseto Freddy Sihombing
Areopagus : Jurnal Pendidikan Dan Teologi Kristen Vol 19, No 1 (2021): Maret
Publisher : IAKN Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/ja.v19i1.608

Abstract

AbstrakKetamakan akan kekayaandapat dimiliki oleh siapa saja, termasuk oleh orang percaya. Ketamakan dapat mengalihkan fokus orang percaya kepada hal-hal yang bersifat duniawi seperti mencari banyak harta dan menghalalkan segala cara untuk menjadi kaya. Dalam Injil Lukas, Yesus dengan jelas memberikan peringatan akan bahaya ketamakan yang dapat menjerumuskan orang ke dalam kebinasaan. Alkitab tidak melarang orang percaya menjadi kaya—kaya di hadapan Allah, itulah yang dikehendaki-Nya. Kekayaan adalah titipan yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya. Perumpamaan yang Yesus mengajarkan bagaimana mengelola kekayaan untuk kemuliaan Allah,yang jauh lebih berkenan dari pada sekedar mengumpulkan kekayaan dan menikmatinya sendirian.Kata kunci : Ketamakan, mengumpulkan harta, kaya di hadapan Allah Abstract Greed for wealth can be owned by anyone, including Christians. But, greed can shift Christians’ focus to worldly things, like finding a lot of wealth and justifying any means to be rich. In Luke's Gospel, Jesus asserts against the dangers of greed can lead people to God’s destruction. The Bible does not forbid believers to be rich — rich before God, what He wills. Wealth is a gift God has given to His people. Jesus’ parable taught how to manage wealth for glory of God, is more pleasurable than accumulating wealth and enjoying it alone.Keywords: greedy, collect treasure, rich before God
Yesus Hamba TUHAN Yang Dipilih (Penggenapan Yesaya 42:1-4 dalam Matius 12:15b-21) Warseto Freddy Sihombing; Parsaoran Tambunan; Arnol Martumpu Manurung
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 1 (2021): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jtc.v5i1.649

Abstract

Abstract: There are many quotations or allusions in the Gospel of Matthew from the Old Testament (OT). He used to mention in his Gospels quotations from the OT which were undergoing such fulfillment in the events recorded before the quotation. This is also understood in the sense of allowing for a complete fulfillment at a later date. Another feature is that all parts of the scriptures as quoted by Matthew are fulfilled. The long fulfillment quote of Isa. 42:1-4 in Matthew chapter 12 meets both standards. In this article, we explore whether paying attention to Matthew’s redactional emphasis in the preceding narrative (12:14-16) can help explain the citation so that it conforms to Matthew’s normal way of using fulfilled OT quotations. There are new nuances and dynamics in the fulfillment of Isaiah’s prophecy in Jesus as the chosen Servant of LORD. Keywords: Servant of LORD, Matthew, Isaiah, fulfillment Abstrak: Ada banyak kutipan atau alusi dalam Injil Matius dari Perjanjian Lama (PL). Ia biasa dalam Injilnya menyebutkan kutipan dari PL yang sedang mengalami penggenapannya sedemikian rupa dalam peristiwa-peristiwa yang dicatat sebelum kutipan. Ini juga dimengerti dalam arti memungkinkan penggenapan yang lengkap di kemudian hari. Ciri lainnya adalah bahwa seluruh bagian kitab suci seperti yang dikutip oleh Matius digenapi. Kutipan pemenuhan yang panjang dari Yes. 42:1-4 dalam Matius pasal 12 memenuhi kedua standar tersebut. Dalam artikel ini, dieksplorasi apakah perhatian pada penekanan redaksional Matius dalam narasi yang mendahului (12:14-16) dapat membantu menjelaskan kutipan sehingga memenuhi cara normal Matius menggunakan kutipan PL yang digenapi. Terdapat nuansa dan dinamika baru dalam pengenapan nubuatan Yesaya di dalam Yesus sebagai Hamba TUHAN yang terpilih. Kata Kunci: Hamba TUHAN, Matius, Yesaya, penggenapan
Studi Analisis-Teologis Pembenaran oleh Iman dalam Surat Roma Warseto Freddy Sihombing; Marlinawati Situmorang
Jurnal Teologi Cultivation Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jtc.v5i2.909

Abstract

Abstract:    Based on the analysis-theology of Romans, no man can be justified before God because he has done a good deed. No matter how good a man is, if he does not believe in Jesus Christ, the Son of God, he will not be saved from wrath of God to come The purpose of this article is to give the correct meaning of men justification before God through faith in the work of Jesus Christ. Based on the theological studies in Romans, Paul's teaching about justification by faith is a doctrine has enormous implications in Christians’ live: to be righteous because of Jesus Christ, to have the peace of God and to have access to fellowship with God. Keywords: faith, justified; Romans Abstrak:Berdasarkan analisis-teologis terhadap surat Roma, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah karena telah melakukan perbuatan baik. Sebaik apa pun manusia, jika dia tidak percaya kepada Yesus Kristus, Anak Allah, maka, ia tidak akan selamat dari murka Allah yang akan datang. Tujuan artikel ini memberikan makna yang benar tentang pembenaran manusia di hadapan Allah melalui iman kepada karya Yesus Kristus. Berdasarkan kajian teologis dalam Surat Roma, ajaran Paulus mengenai pembenaran oleh iman adalah doktrin yang berimplikasi sangat besar dalam kehidupan orang Kristen: menjadi benar karena Yesus Kristus, memiliki damai sejahtera Allah dan beroleh akses untuk bersekutu dengan Allah. Kata kunci: iman; pembenaran; surat Roma.
Co-Authors Adi Sinamo Andrianus Nababan Antonius, Seri Arnol Martumpu Manurung Bernard Lubis Bestian Simangunsong Bestian Simangunsong Betty Putri Irene Hulu Binur Panjaitan Br Sinaga, Rut Yesika Christmas Jonathan Simanugkalit Delima Padang Despriana Rismawati Tumangger Dicky Cibro Donny Paskah Martianus Siburian Elisamark Sitopu Emmi Silvia Herlina Erman Saragih Erman Sepniagus Saragih Ester Novita Lumban Gaol Firman Gani Manik Flesia Nanda Uli Boangmanalu Hanna Dewi Aritonang Haposan Silalahi Helen Angelita Purba Hombing, Herdiana Boru Hondo, Wantri Hutabarat, Eduard H. Icca Berutu Indra Putra Adi Sinamo Irfan Manik Jungjungan Simorangkir Junjungan Simorangkir Junjungan Simorangkir Listrawati Bancin Bancin Liyus Waruwu Lustani Samosir Maria Kristina Simarmata Maria Widiastuti Maria Widiastuti, Maria Marlinawati Situmorang Marlinawati Situmorang May Rauli Simamora Megawati Manullang Merlin Asima Hutagaol Naibaho, Frainskoy Rio Nicolas Sinaga Nurelni Limbong Nurjannah Sintya Sihotang Nursalina Sihombing P., Julita Herawati Parsaoran Tambunan Pelealu Samuel G Raykapoor, Raykapoor Rencan Carisma Marbun Renti Ardina Gajah Rida Gultom Sarah Erwati Sarnita - Seri Antonius Sidabutar, Benny Anton Sigiro, Adi Suhenra Sihombing, Salomo Simorangkir, Junjungan Sinambela, Maringan Sitanggang, Rawatri Sitompul, Arip Surpi SITOMPUL, SABAR RUDI Sri Agustina Manalu TARIGAN, IWAN SETIAWAN Tasya Salonika Ginting Tesdiami Berutu Tifany Tamba Tiffany Tamba Tiur Imeldawati Tiur Imeldawati Veronika Uliarta Sinaga Yan Pratama Tarigan Yefta Nainggolan