cover
Contact Name
Trisnawati Hutagalung
Contact Email
trisnawati.hutagalung@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
trisnawati.hutagalung@yahoo.co.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Asas: Jurnal Sastra
ISSN : 23015896     EISSN : 2580894X     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Asas:Jurnal Sastra merupakan jurnal yang menerbitkan artikel mengenai pendidikan, bahasa dan sastra Indonesia. Jurnal ini juga dihadirkan untuk mendukung pengembangan akademika di Jurusan Bahasa, sastra Indonesia. Jurnal ini terbit sebanyak empat kali dalam setahun pada bulan April, Juni, September dan November.
Arjuna Subject : -
Articles 273 Documents
ANALISIS SEMIOTIKA PADA KUMPULAN PUISI BANTALKU OMBAK SELIMUTKU AINGIN KARYA D. ZAWAWI IMRON Ryan Hidayat
Asas: Jurnal Sastra Vol 7, No 2 (2018): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.764 KB) | DOI: 10.24114/ajs.v7i2.10012

Abstract

Tujuan artikel ini untuk menganalisis kajian semiotika pada kumpulan puisi Bantalku Ombak Selimutku Angin Karya D. Zawawi Imron. Dalam mengapresiasi puisi sering kali menyebabkan kecenderungan pendekatan dalam mengkaji karya sastra. Kecenderungan pertama akan memperhatikan kesadaran dan ketidaksadaran pengarang, serta seluruh lingkungan sosial, politik, dan intelektualnya sebagai penentu makna puisi. Kecenderungan kedua beranggapan bahwa makna puisi yang sesungguhnya merupakan hasil atau akibat dari interaksi antara pembaca dan puisi yang dibaca. Kata Kunci : Analisis, Semiotika, Puisi 
Makna (Pangrokat) dalam Tradisi Petik Laut Muncar di Dusun Kalimati Banyuwangi Annisa Annisa; Iim Khoiria; Juwinda Juwinda
Asas: Jurnal Sastra Vol 7, No 2 (2018): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.552 KB) | DOI: 10.24114/ajs.v7i2.10013

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang makna Doa Pangrokat dalam tradisi Petik Laut Muncar di Desa Kalimati, Banyuwangi. Makna yang terdapt dalam Doa Pangrokat dibedakan menjadi dua makna yaitu makna denotatif dan makna konotatif. Penelitian ini merupakan penelitian etnografi dengan menggunakan pendekatan semiotika.Sumber data dalam diperoleh dari dua informan. Hasil penelitian ini terdapat perbedaan makna. Perbedaan yang ditemukan dalam Doa Pangrokat yaitu berada pada kepercayaan masyarakat setempat pada tokoh-tokoh yang diyakini. Padahal secara denotatif arti yang terdapat dalam Doa Pangrokat tentang hal-hal yang berkaitan dengan islami. Kata-kata kunci: Doa Pangrokat, Makna, Petik Laut. 
MAKNA DAN FUNGSI TEMBHANG MAMACAH DALAM TRADISI MASYARAKAT BESUKI, SITUBONDO Putri Kurnia Handayani; Intan Maula Rifada; Aprilia Fridatami
Asas: Jurnal Sastra Vol 7, No 2 (2018): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.227 KB) | DOI: 10.24114/ajs.v7i2.10014

Abstract

Abstrak Penilitian ini membahas mengenai salah satu sastra lisan yakni Tembhang Mamacah yang menjadi salah satu tradisi masyarakat desa Besuki, Kabupaten Situbondo. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang didukung oleh pendekatan semiotika, dengan teori milik Roland Barthes sebagai pisau bedahnya. Teori tersebut menejelaskan tiga hal yaitu tanda, penanda, penanda dalam mitos yang ada di dalam suatu tradisi maupun kebudayaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna dan fungsi Mamacah pada tradisi masyarakat Besuki.Tehnik pengumpulan data yakni dokumentasi dan wawancara. Analisis data menggunakan tehnik analisis isi dan sumber data diperoleh dari narasumber tersebut yang berupa teks tembhang Mamacah.  Hasil dari penelitian ini diantaranya ialah (1)peneliti mampu memaknai Tembahng Mamacah yang menjadi tradisi dalam msayarakat Besuki Kabupaten Situbondo, (2) Penelitian ini mampu memaparkan fungsi sesungguhnya tradisi lisan Mamacah ini bagi masyarakat yang menjalankannya khususnya masyarakat Besuki. Kata-kata kunci: sastra lisan ,Mamacah, fungsi, makna. 
MAKNA CINTA DALAM KUMPULAN PUISI W.S RENDRA Heni Pujiati; Khurothul Firdha Usia; Ineda Ayuni Herdianti
Asas: Jurnal Sastra Vol 7, No 2 (2018): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.377 KB) | DOI: 10.24114/ajs.v7i2.10015

Abstract

Abstrak : Karya sastra yang berupa puisi dapat menyampaikan pikiran-pikiran dari pengarang itu sendiri. Puisi banyak membahas tentang kehidupan sehari-hari seperti, cinta, sosial, politik, ekonomi dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna cinta menurut W.S Rendra. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika yang mengacu pada teori Ferdinand de Saussure tentang penanda (signified) dan petanda (signifier). Jenis penelitian ini berupa deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah puisi W.S Rendra yang berjudul Telah Satu, Optimisme, Surat Cinta, Nota Bene (Aku Kangen) dan Mata Hitam. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui makna dari setiap puisi W.S Rendra dan mengartikan makna melalui tanda-tanda, simbol dari sebuah kata maupun kalimat. Setiap puisi cinta W.S Rendra memiliki makna cinta yang berbeda-beda tidak selalu berakhir bahagia.
ANALISIS BAHASA RAKYAT MASYARAKAT PESISIR Amnur Rifai Dewirsyah
Asas: Jurnal Sastra Vol 7, No 2 (2018): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.708 KB) | DOI: 10.24114/ajs.v7i2.10016

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem sapaan yang digunakan oleh penutur bahasa Melayu Asahan pada zaman dahulu dan sekarang dan pertimbangan penggunaan kata sapaan yang digunakan dahulu dan sekarang, serta faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan sistem sapaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan melalui teknik wawancara dan observasi. Dari hasil wawancara terhadap 6 orang informan (4 orang informan berusia 75 -110 tahun, dan 2 informan berusia 20-45 tahun) dan hasil observasi, peneliti menemukan ada banyak variasi kata sapaan yang digunakan oleh para penutur bahasa Melayu Asahan dahulu dan sekarang. Pilihan kata sapaan yang digunakan untuk menyapa kekerabatan berdasarkan garis keturunan dan garis perkawinan. Masyarakat Asahan khususnya di kecamatan Teluk Nibung menganut garis keturunan patrilineal atau garis keturunan ayah. Maka dari faktor tersebut yang menjadi kerabat ayah keluarga ayah, pada masa lalu kata sapaan bisa digunakan untuk melihat tingkatan seseorang dalam keluarga. Sedangkan pada masa sekarang kata sapaan yang digunakan sebagiannya tidak bisa lagi digunakan untuk melihat tingkatan seseorang dalam keluarga. Adapun faktor yang memperngaruhi perubahan penggunaan kata sapaan tersebut adalah adanya faktor gengsi (mengganggap kata sapaan dari bahasa lain lebih bernilai dan modern), pernikahan campuran. Pada akhirnya jika perubahan ini terus terjadi maka bisa saja pada masa yang akan datang orang Melayu Asahan asli tidak akan mengenal sistem sapaan yang ada dalam bahasa Melayu Asahan Kata kunci: Bahasa rakyat, sistem sapaan, kekerabatan, Asahan
PENGARUH KONVENSI PUISI SUPRAKATA TERHADAP MAKNA PUISI Fathin Najla; Irfan Efendi; Dwi Wahyu Pria K
Asas: Jurnal Sastra Vol 7, No 2 (2018): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.731 KB) | DOI: 10.24114/ajs.v7i2.10017

Abstract

Abstrak:                  Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh bentuk puisi suprakata terhadap makna puisi yang diambil dari pengarang yang berbeda, untuk membuktikan  bahwa setiap pengarang memiliki gaya kepenulisan yang berbeda terkait dengan bentuk dan gaya bahasa puisi suprakata. Penelitian ini menggunakan  penelitian kualitatif dengan metode analisis isi. Penelitian ini dikaji dengan pendekatan stilistika yang mengkaji bentuk dan gaya bahasa puisi suprakata dari pengarang Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, dan Sides Sudyarta. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa konsep kepenulisan puisi suprakata berbeda anatara pengarang satu dengan pengarang yang lainnya, 1) Sapardi Djoko Damono menggunakan gaya dan bentuk bahasa yang cenderung imajinatif dan menggunakan pengulangan kata pada awal kalimat, Pengaruh bentuk puisi terhadap makna puisi adalah memberikan penekanan terhadap permasalahan dalam hidup yang berusaha disampaikan pengarang. Kata siapa dalam puisi sonnet x yang terus diulang memberikan penekanan bahwa manusia adalah objek yang melakukan dan nantinya yang akan mendapatkan akibat dari yang dilakukan 2) Joko Pinurbo menggunakan gaya dan bentuk bahasa yang nyata dan bersifat rasional serta pengulangan kata pada akhir kalimat, Pengaruh bentuk puisi terhadap makna dalam puisi berjudul Naik Bus karya Joko Pinurbo dimaknai sebagai kejamnya kehidupan yang ada di perkotaan demi sesuap nasi bahkan nyawa pun akan dipertaruhkan dengan  uang.  3) Sides Sudyarta  menggunakan gaya dan bentuk bahasa yang cenderung konseptual terhadap konsep puisi suprakata yaitu cenderung menjungkirbalikkan kata-kata konvensional sehingga memunculkan kosa kata baru yang belum pernah ada. Kata ya dalam puisinya adalah sebagai penekanan bahwa upacara ini dilakukan untuk orang-orang yang masih percaya bahwa laut mamiliki bahaya dan perlu disucikan.
REPRESENTASI SIKAP TOKOH UTAMA DALAM MITOS NOVEL SIMPLE MIRACLES DOA DAN ARWAH KARYA AYU UTAMI TERHADAP MASYARAKAT IRFAN EFENDI
Asas: Jurnal Sastra Vol 7, No 2 (2018): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.06 KB) | DOI: 10.24114/ajs.v7i2.10018

Abstract

Abstrak Karya sastra memiliki banyak hasil karya yang memiliki identitas yang berbeda-beda, novel merupakan salah satu karya sastra yang banyak dijadikan pengarang atau sastrawan untuk mengejawantahkan sebuah makna, budaya, atau cerita kehidupan dengan mengemasnya dalam sebuah bahasa yang berbentuk cerita. Setiap novel yang ditulis pengarang pasti memiliki pesan-pesan tersendiri yang mampu dimaknai pembaca. Di dalam novel simple miracles doa dan arwah karya Ayu utami, pembawaan aspeknya ke ranah social dan budaya. Dengan menggunakan tokoh “aku” Ayu utami membahas beberapa kebudayaan yang mengacu kepada ritual-ritual di dalam lingkungan masyarakat. Tokoh “aku” yang di tulis Ayu utami memeliki sikap yang unik dalam memaknai sebuah ritual-ritual dalam kebudayaannya. Tujuan daripada penelitian ini ialah untuk menjelaskan dan menggungkapkan makna yang di maksud dalam novel juga sebagai bentuk penggungkapan karya sastra terhadap realita kehidupan di dalam masyarakat yang mana pengarang memilih topik untuk di jadikan konflik dalam karyanya, sekaligus karya sastra mempunyai peran penting untuk menyampaikan ke adaan sosial masyarakat. Teori dan metode yang di gunakan adalah hermeneutika. Metode ini di gunakan untuk penelitian teks-teks yang sifatnya otoritatif. Hasil dari pembahasan ini adalah atas terdapat nilai moral dan pembelajaran bahwasannya mempercayai bukan sekedar percaya akan tetapi harus ada keyakinan dalam diri manusia sehingga akan mendapatkan ke bahagiaan setelah manusia mempunyai akhlak yang baik.Kata Kunci:tokoh utama, novel, lokalitas karya sastra
Makna Pupuh (tembang) dalam Tradisi Ritual Sandingan Masyarakat Jawa Kabupaten Kediri Dhea Istiqomah; Dian Agung Isnanto
Asas: Jurnal Sastra Vol 7, No 2 (2018): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.07 KB) | DOI: 10.24114/ajs.v7i2.10019

Abstract

 AbstrakTradisi ritual Sandingan merupakan salah satu  kebudayaan yang ada di Indonesia dan dilakukan oleh masyarakat Jawa. Pada ritual Sandingan terdapat Pupuh (tembang) yang dilantunkan sebagai alat komunikasi dan pengingat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membedah makna Pupuh (tembang) yang terdapat dalam tradisi ritual Sandingan. Penelitian ini penting dilakukan  sebab Pupuh (tembang) dalam tradisi ritual Sandingan memiliki makna yang bermanfaat bagi pembaca serta dalam rangka melestarikan tradisi ritual masyarakat Jawa. Metode yang digunakan ialah desktiptif kualitatif dan pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ialah pendekatan semiotik dengan memanfaatkan teori Roland Barthes. Data dalam penelitian ini berupa diksi Jawa yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, sumber data penelitian ini adalah  hasil penuturan seorang informan yang diprediksi memahami tradisi ritual Sandingan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, mekanisme analisis menggunakan analisi isi. Pengecekan keabsaan data peneliti menggunakan teknik diskusi dengan ahli dan teman sejawat. Hasil dari penelitian ini menunjukan Pupuh (tembang) yang ada pada tradisi ritual Sandingan dan terdiri dari sepuluh bait, yang mana setiap baitnya memiliki berbagai kandungan manfaat sebagai pendoman hidup manusia.Kata Kunci: tradisi, pupuh (tembang), makna, Jawa
POTRET PERJUANGAN TOKOH UTAMA MENGHADAPI KONFLIK KEHIDUPAN DALAM NOVEL SIRKUS POHON KARYA ANDREA HIRATA Fathin Najla Najla
Asas: Jurnal Sastra Vol 7, No 2 (2018): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.851 KB) | DOI: 10.24114/ajs.v7i2.10020

Abstract

Abstrak:Penelitian pada novel ini penting untuk dilakukan sebagai pengejawantahan nilai-nilai kehidupan yang ada di dalam karya sastra sehingga masyrakat mampu memahami dengan mudah bahwa nilai-nilai kehidupan yang ada berusaha di trasnsformasikan dalam bentuk karya sastra. Jadi karya sastra bukan hanya keindahan semata. Tetapi ada nilai-nilai yang bisa dijadikan pembelajaran dalam hidup. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Cara-cara inilah yang mendorong metode kualitatif dianggap sebagai multimetode sebab penelitian pada gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan.Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa setiap orang pasti memiliki permasalahan dalam hidupnya dan tidak akan pernah bisa diselesaikan jika tidak ada usaha untuk merubah. Setiap orang pun akan selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Andrea Hirata dengan sangat baik menyampaikan proses kehidupan tersebut dalam sebuah cerita inspiratif yang dikemas dalam novel bertajuk Sirkus Pohon.Kata Kunci: karya sastra, representasi tokoh
MAKNA DAN FUNGSI MANTRA KEJAWEN AJI SEDULURANBAGI KEHIDUPAN KOLEKTIF MASYARAKAT KECAMATAN PAGER REJO KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR Shinta Emilia Ervita; Aulia Intan Dewi; Hanan Nabila
Asas: Jurnal Sastra Vol 7, No 2 (2018): ASAS : Jurnal Sastra
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.874 KB) | DOI: 10.24114/ajs.v7i2.10021

Abstract

 AbstrakPenelitian ini membahas mengenai salah satu mantra Jawa yang masih diyakini oleh  masyarakatDesa Pager Rejo Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan makna dan fungsi Mantra Aji Seduluran yang masih diyakini oleh masyarakat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dua teori, teori Alan Dundes digunakkan sebagai acuan untuk fungsi dari mantra dan teori Roland Barthes digunakkan sebagai acuan untuk makna dari mantra. Beberapa aspek yang akan diteliti adalahuntuk mengungkapkan fungsi dan makna berdasarkan tradisi masyarakat Desa Pager Rejo. Data yang dikumpulkan berupa mantra dan cara pengucapan bagi masyarakat terkait, dan beberapa penjelasan dari masyarakat mengenai asal-usul dan kegunaan mantra tersebut bagi masyarakat terkait. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa mantra yang diyakini oleh masyarakat Desa Pager Rejo. Hasil dari penelitian ini adalah mengungkapkan makna dan fungsi mantra Aji Seduluran bagi masyarakat tersebut. Kata Kunci: Mantra jawa, puisi lisan, masyarakat Jawa

Page 1 of 28 | Total Record : 273