cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal YIN YANG
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 13 No 2 (2018)" : 10 Documents clear
Upaya Guru dalam Menumbuhkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Prima, Ellen
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.118 KB)

Abstract

Perilaku prososial penting untuk ditumbuhkan pada anakusia dini agar anak dapat beradaptasi dan melatih sosioemosionalnya.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis upaya guru dalam menumbuhkanperilaku prososial anak usia dini di TK Khalifah Purwokerto. Oleh karenaitu, penelitian ini menggunakan metode kualitatif jenis deskriptif. Hasil daripenelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa upaya yang dilakukan olehguru untuk menumbuhkan perilaku prososial anak usia dini di TK KhalifahPurwokerto antara lain menanamkan rasa empati dengan bercerita dan Perilaku prososial penting untuk ditumbuhkan pada anakusia dini agar anak dapat beradaptasi dan melatih sosioemosionalnya.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis upaya guru dalam menumbuhkanperilaku prososial anak usia dini di TK Khalifah Purwokerto. Oleh karenaitu, penelitian ini menggunakan metode kualitatif jenis deskriptif. Hasil daripenelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa upaya yang dilakukan olehguru untuk menumbuhkan perilaku prososial anak usia dini di TK KhalifahPurwokerto antara lain menanamkan rasa empati dengan bercerita dan
Pendidikan Literasi Keuangan pada Anak Usia Dini di TK Khalifah Purwokerto Ariyani, Dewi
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.132 KB) | DOI: 10.24090/yinyang.v13i2.2100

Abstract

Literasi keuangan merupakan salah satu bentuk literasi dasar abad 21. Pemahaman Literasi keuangan diperlukan untuk mendidik manusia yang sadar dan paham tentang bagaimana cara mengelola keuangan secara bijak dan sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan literasi keuangan sebaiknya diberikan sedini mungkin, yaitu pada anak usia pra sekolah atau anak usia dini. Pengenalan terhadap pengetahuan literasi keuangan semenjak dini akan membuat anak-anak terbiasa mengelola keuangan dengan baik dan benar di masa yang akan datang. TK Khalifah Purwokerto merupakan TK yang berupaya menjadikan muridnya bercita-cita menjadi moslem entrepreneur dengan berlandaskan ketauhidan. Dalam pelaksanaan pendidikan literasi keuangan di TK Khalifah Purwokerto mencakup beberapa ruang lingkup yaitu pengenalan transaksi, sumber daya ekonomi, konsep belanja, konsep menabung, konsep berbagi dan konsep praktik tidak baik dalam finansial. Karakter khas dari pelaksanaan pendidikan literasi di TK Khalifah adalah dengan mengintegrasikannya dengan ketauhidan.
Persepsi dan Implementasi Jilbab dalam Kegiatan Keagamaan dan Sosial-Keagamaan Asmaya, Enung
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.128 KB)

Abstract

Berjilbab menjadi fenomena masyarakat muslimah dewasa ini. Seiring dengan perkembangan model fashion dunia dan kesadaran untuk berhijab mendorong muslimah untuk berjilbab. Fenomena ini menunjukkan kuantitas muslimah berjilbab semakin banyak. Namun sisi lain realitas prilaku muslimah berjilbab bertabaruj dengan lawan jenis yang bukan muhrim. Pada aspek sifat, sikap dan perilaku keagamaan dan sosial tidak menggembirakan. Kondisi ini dipengaruhi oleh persepsi muslimah atas jilbab yang dikenakan. Karena itu meneliti persepsi dan prilaku keagamaan dan sosial muslimah menjadi menarik untuk dilakukan penelitian. Metode penelitian yang dilaksanakan bersifat kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research) dan instrumen pencarian data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dengan subjek mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Bimbingan Konseling Islam(BKI) yang dipilih secara purposive (berdasar tujuan penelitian) dengan memilih tampilan mahasiswa dengan model muslimah yang “berjilbab” dan “berjilbob”. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa berjilbab merupakan perintah dari Allah SWT untuk kaum perempuan, menjadi pakaian yang berfungsi untuk menutupi aurat perempuan, menjadi identitas diri sebagai seorang muslimah (wanita yang beragama Islam), dan sebagian dari mereka menyampaikan sebagai media dakwah Islam (syiar Islam). Dalam perilaku keagamaan muslimah belum memiliki kemampuan untuk patuh dan taat pada perintah Allah SWT secara penuh (jarang dilaksanakan) seperti sholat lima waktu dan sholat sunnah, membaca al-Qur’an puasa sunnah dan mujahadah kepada Allah SWT. Dalam kegiatan-kegiatan sosial masih berfokus pada tugas di kampus untuk belajar dan kuliah. Ada beberapa sikap yang terpuji yang muncul dari pikiran mereka bahwa akan memperbaiki diri dengan berjilbab yang berhijab agar menjadi seorang yang taqwa (muttaqin) serta membatasi diri pada persebayaan untuk berfoya-foya, bebas, maksiat, boros dan konsumtif.
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Keyakinan Matematika Ditinjau dari Konteks Berdasarkan Kesetaraan Gender Novikasari, Ifada
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.03 KB)

Abstract

Banyak peneiltian telah mengkaji pemecahan masalah dan gender. Namun hanya sedikit penelitian yang mengkaji bagaimana konteks kesetaraan gender disajikan di dalam pemecahan masalah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kemampuan pemecahan masalah dan keyakinan matematika dalam konteks kesetaraan gender dan perbandingan variabel tersebut ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling, sebanyak 41 mahasiswa calon guru SD/MI terpilih setelah mengikuti perkuliahan matematika dalam konteks kesetaraan gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kemampuan pemecahan masalah matematika dan keyakinan matematika (KM) antara mahasiswa laki-laki dan perempuan; tidak ada perbedaan yang signifikan KM antara mahasiswa laki-laki dan perempuan; namun terdapat perbedaan pandangan tentang kesetaraan gender yang signifikan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan.
(ARTICLE RETRACTED) Strategi Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Janda Cerai Mati Mawardi, Kholid; Ma’sumah, Siti; Yulizar, Faradiena
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article is RETRACTED, because has been publish before at JPA (Jurnal Penelitian Agama) on Vol. 18 no. 2, 2017. if you want to read and cite this article, please visit http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/jpa/article/view/2309.
Fenomena Perceraian dan Perubahan Sosial Junaedi, Mahfudz
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1176.941 KB)

Abstract

Di tengah perubahan sosial yang terus terjadi saat ini, perceraian di Wonosobo meningkat cukup tinggi, bahkan dapat dikatakan terjadi dalam skala besar. Secara umum, incedence of cererce adalah akar penyebab faktor ekonomi adalah kemampuan suami dalam rumah tangga yang berevolusi dalam perselisihan dan perselisihan yang tidak pernah berhenti. Perceraian lebih dominan dari istri karena faktor ekonomi dan perselisihan. Faktor lain adalah pihak ketiga (selingkuh), dan kurangnya kedewasaan, sedangkan peran KUA sebagai lembaga belum dioptimalkan. Fenomena perceraian dapat diubah jika ada upaya sistematis melalui pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memelihara cinta (sakinah, mawaddah, rahmah) dalam kehidupan rumah tangga, karena prototipe saat ini terletak pada kehidupan rumah tangga yang didasarkan pada mencintai, toleran, menghargai perbedaan.
Fenomena Fashion dalam Pertarungan Identitas Muslimah Muridan, Muridan
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1176.926 KB)

Abstract

Mahasiswi IAIN Purwokerto merupakan bagian dari civitas akademika yang berjumlah sekitar tujuh ribu lebih berasal dan dari golongan status sosial yang beragam. Mahasiswi IAIN Purwokerto telah menampilkan berbagai identititas sosial, kelas sosial, dan seksual, dalam menggunakan busana muslimah, saat pergi ke kampus, untuk kuliah atau aktifitas terkait kegiatan kampus. Pakaian muslimah bagi mahasiswi IAIN Purwokerto bukanlah sekedar menutup aurat tapi lebih penting dari itu, Busana merupakan jati diri sebagai mahasiswi. Berbusana selain untuk menutup aurat, juga untuk menunjukkan kewibawaan, kehormatan, feminitas, dan kecantikan, tubuh secara fisik. Berangkat dari hal tersebut berbusana muslimah bagi mahasiswa, tentunya memiliki motif, persepsi atau cara pandang tersendiri yang bersifat individual. Untuk menggali hal tersebut maka peneliti akan mengungkap Fashion bagi mahasiswa IAIN purwokerto sebagai identitas social dan seksual. Dari hasil peneitian ditemukan fakta bahwa dalam berbusana muslimah, mahasiswa IAIN purwokerto memiliki tiga motif, yaitu masa lalu, kini dan akan datang. Pada motif masa lalu, ditemukan bahwa, motif berbusana muslimahdidasarkan atas, keterpaksaan dan alasan agama. Pada motif masa kini, diketemukan alasan bahwa berbusana muslimah merupakan trend masa kini. Untuk motif yang akan datang, mahasiswa ingin tetap dapat istiqomah dalam berbusana muslimah, bahkan hinggaanak keturunannya nanti. Konsep busana muslimah yang mahasiswa kenakan, sudah memenuhi unsur syari, karena menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan. Berbusana syar’i tidak harus meninggalkan gaya, mode dan model yang modern. Intinya tetap berbusana syar’i tapi tetap modern.
Perempuan sebagai Agen Kedaulatan Pangan di Pesantren Ekologi Ath-Thaariq Garut Qori’ah, Sityi Maesarotul
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.144 KB)

Abstract

Kebijakan revolusi hijau merupakan akar dimana negara mempunyai legitimasi untuk mengendalikan pangan apa yang harus dikonsumsi oleh warganya. Kebutuhan atas pangan merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan kebutuhan manusia paling mendasar. Hak atas pangan harus bebas dari diskriminasi gender.Tulisan ini hendak menawarkan ide yang berkaitan dengan kehidupan perempuan sebagai agen kedaulatan pangan. Wacana ini penting, karena perempuan sebagai salah seorang yang senantiasa dilekatkan dengan sektor domestik. Namun, apa yang kemudian terjadi apabila kebutuhan pangannya tidak terpenuhi? serta bagaimana upaya perempuan untuk mewujudkan kedaulatan pangan? Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan relasi sosial (Social Relations Approach). Pendekatan relasi sosial sebagai alat analisis ketidaksetaraan (inequality) gender dalam distribusi sumber daya, merancang program dan kebijakan yang memungkinkan perempuan menjadi agen. Pendekatan relasi sosial didasarkan pada tujuan dari pembangunan yaitu kesejahteraan manusia (human well-being). Pendekatan ini akan melihat bagaimana hubungannya dengan lembaga lainnya yang saling memotong ketidaksetaraan tersebut. Penelitian ini dilakukan di Pesantren Ekologi Ath-Thaariq Garut. Di pesantren ini, perempuan memiliki kekuatan untuk mewujudkan kedaulatan pangan dari skala yang paling kecil, skala rumah tangga. Salah satunya adalah dengan menerapkan revolusi meja makan dan pertanian kebun pekarangan berbasis ekologi. Perempuan mempunyai peluang untuk menjadi agen kedaulatan pangan.
Trend Busana Muslimah dan Perilaku Keagamaan di Kalangan Karyawati Supriyanto, Supriyanto
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1176.9 KB)

Abstract

Akhlak berpakaian seorang Muslimah adalah manakalan ia mengenakan pakaian dengan rapi, menutup aurat dan tanpa berlebih-lebihan sesuai dengan apa yang telah digariskan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dilakukan atas kehendak atau kemauan sendiri, mendarah daging dan berjalan secara kontinyu atau terus menerus sehingga mentradisi dalam kehidupannya. Terbentuknya perilaku beragama ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang disadari oleh pribadi setiap orang, kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku, artinya bahwa apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa yang akan diajarkan. Dalam konteks ini peneliti melakukan riset terhadap karyawati Pabrik Bulu mata di Kabupaten Purbalingga terhadap perilaku keberagamaan dikaitkan dengan tren busana muslimah. Menggunakan metode kombinasi ini pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap berikutnya menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada dua Pabrik Bulu yakni PT Shinhan Creatindo Cabang Kedungmenjangan Purbalingga Jawa Tengah (Pabrik A) dan PT Royal Korindah Cabang Poultry Desa Pasunggingan Purbalingga Jawa Tengah (Pabrik B). Pabrik A sebagai sampel pabrik di perkotaan. Pabrik B sebagai sampel pabrik di pedesaan. Hasil dari peneitian ini adalah Sikap karyawati terhadap busana muslimah menunjukkan sikap positif, menunjukkan adanya rasa senang dan nyaman terhadap busana muslim yakni 71,4% karyawati Pabrik A menyatakan setuju atau sangat setuju senantiasa berbusana muslim dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan 88,5% karyawati Pabrik B yang menyatakan setuju atau sangat setuju senantiasa berbusana muslim dalam kehidupan sehari-hari. Untuk Trend berbusana muslim pada dari Pabrik A dan Pabrik B secara umum dapat disimpulkan bahwa model busana yang dipergunakan sudah menutup aurat dengan baik dan tidak ketat atau transparan. Adapun implikasi dari kebiasaan berbusana muslim dengan perilaku keagamaan karyawati secara umum memberikan dampak yang positif.
Interaksi Sosial Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Pasca Pembubaran Uswatusolihah, Uus; Sangidun, Sangidun
Yinyang: Jurnal Studi Islam Gender dan Anak Vol 13 No 2 (2018)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1177.015 KB)

Abstract

Penelitian ini memfokuskan pada masalah bagaimana interaksi dan komunikasi Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Kabupaten Banyumas pasca pembubaran organisasi HTI. Pembubaran HTI ditandai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Nomor AHU-30.AH.01.08 tahun 2017 tentang Pencabutan Keputusan Kementerian Hukum dan HAM nomor AHU-0028.60.10.2014 tentang pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan HTI pada hari Rabu pada 19 Juli 2017 oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM. Penelitian ini menemukan bahwa Muslimah Hizbut Tahrir Indoensia Kabupaten Banyumas mempersepsi bahwa pembubaran organisasinya merupakan sebuah tindakan sewenang-wenang pemerintah. Mereka menilai diri mereka sebagai kelompok yang terdzalimi, dan korban ketidakadilan penguasa, yang menurut penilaian mereka telah melakukan tindakan sewenang-wenang dan memandang segala permasalahan berdasarkan pemikiran dan sudut pandangnya sendiri. Kondisi ini justru membuat mereka menjalin hubungan yang semakin erat dengan sesama pengurus dan anggota mereka dengan tetap melakukan kegiatan namun tidak bersifat terbuka. Interaksi sosial para muslimah HTI Kabupaten Banyumas memiliki dua bentuk, yakni interaksi sosial sebagai pengurus organisasi atau dalam hal ini komunikasi organisasi dan interaksi sosial sebagai pribadi. Secara organisatoris, pihak MHTI merasakan ada perbedaan pola interaksi dan komunikasi dari beberapa organisasi lain terhadap organisasi HTI. Namun secara individual dan pribadi hampir seluruh anggota MHTI Kabupaten Banyumas tetap berinteraksi sosial dengan warga mayarakat lain, baik dilingkungan tempat tinggalnya, maupun tempat kerjanya. Interaksi yang dilakukan adakalnya dalam bentuk kerja sama dan akomodasi. Para anggota muslimah HTI berusaha tidak membawa-bawa organisasi dalam interaksi sehari-hari.

Page 1 of 1 | Total Record : 10