cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Paduraksa: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa
Published by Universitas Warmadewa
ISSN : 23032693     EISSN : 25812939     DOI : -
Core Subject : Social, Engineering,
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa (P-ISSN: 2303-2693)is civil engineering journal of engineering faculty, Warmadewa University which is published twice a year in June and December. The purpose of this journal is as sharing center of research, scientific communication and information that related to civil engineering. PADURAKSA is a structure column that has head, body and foot section which is exist in the corner of traditional house wall (penyengker), each penyengker in the house yard consist of 4 paduraksa. Based on philosophies, paduraksa has each name in each corner of the location such as sari raksa (located in northeast), aji raksa (located in southeast), rudra raksa (located in southwest), and kala raksa (located in southwest).
Arjuna Subject : -
Articles 185 Documents
KARAKTERISTIK DAN METODE PENATAAN PANTAI LOVINA BULELENG BERBASIS LINGKUNGAN PARIWISATA Putu Eryani
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 5 No. 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.427 KB) | DOI: 10.22225/pd.5.1.238.10-19

Abstract

Pulau Bali memiliki panjang pantai 437,7 km. Pantai yang terdapat di Bali sebagian besar berpanorama indah, serta merupakan aset yang tidak ternilai harganya. Pantai adalah daerah di tepi perairan sebatas antara surut terendah dan pasang tertinggi. Pantai adalah jalur yang merupakan batas antara darat dan laut, diukur pada saat pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh fisik laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan ke arah darat dibatasi oleh proses alami dan kegiatan manusia di lingkungan darat.Untuk mengidentifikasi karakteristik pantai Lovina dan memberikan gambaran metoda penataan kawasan pantai Lovina, temperature di Pantai Lovina 28,80 C sampai 29,60 C, dengan kondisi air lautnya memiliki salinitas 31,0 %, Ph sebesar 8,68. Pantai Lovina di Kabupaten Buleleng memiliki kawasan yang sepanjang garis pantainya ditanami penghijauan dengan hamparan pasir berwarna abu-abu kehitaman. Kualitas air lautnya untuk DO sebesar 7,16 mg/L, BOD sebesar 0,95 mg/L, COD sebesar 7 mg/L dengan warna agak keruh dengan nilai kekeruhan sebesar 1,58 (NTU). Karakteristik pantai Lovina adalah pantai hasil proses sedimentasit, ermasuk kategori ini adalah beach. sandy beach, Karakteristik gelombang pecahnyaSurging, Metode pengelolaan Pantai Lovina dalam rencana pengembanganlingkungan wisata bahari dapat dilakukan dengan :menyediakan fasilitas pendukung sepertifasilitas kesehatan, dan pos keamananpantai. Penerapan peraturan dan regulasi dengan baik untuk menjaga kondisi lingkungan Pantai Lovina. Peningkatan mutu daya tarik wisata yang representative dengan tetap menjaga kultur adat istiadatdan budaya masyarakat. Peningkatan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam usaha pengembangan dan promosi wisata. Meningkatkan pemahaman terhadap masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan muara sungai dan pantai. Peningkatan mutu daya tarik wisata yangrepresentatif dengan tetap menjaga kultur adat istiadat dan budaya masyarakat. Memperkuat pencitraan (brand image) daerah wisata. Kata kunci: pantai, lingkungan pariwisata, wisata bahari
PERENCANAAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN YEH PANAHAN DI KABUPATEN TABANAN Ketut Nudja
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 5 No. 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.49 KB) | DOI: 10.22225/pd.5.1.239.20-30

Abstract

Pada waktu proyek memasuki tahap pelaksanaan (construction), maka pekerjaan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana sehingga memenuhi variabel Biaya-Mutu-Waktu-KuPuas. Untuk dapat memenuhi tolok ukur seperti tersebut diatas, maka sebagai pengelola proyek harus memahami kegiatan bidang utama manajemen proyek dan melaksanakan serta menerapkan unsur-unsur manajemen dari tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (do), kontrol (check) dan tindakan (action) yang sering disingkat dengan PDCA. Adapun tujuan dari perencanaan metode pelaksanaan proyek adalah untuk mendapatkan gambar kerja dan urutan pelaksanaan setiap aktivitas yang akan dikerjan berdasarkan metode yang direncanakan dengan harapan bermafaat dalam mengambil setiap keputusan. Berdasarkan data dan gambar pada jembatan Tukad Panahan berupa “box girder with post tension prestressing“ dengan system balance cantilever, dengan bentuk memanjang melengkung sehingga tiap segmen girdernya akan memiliki dimensi yang berbeda sehingga akan dibutuhkan modul perancah yang berbeda disetiap segmennya untuk melakukan pengecoran. Dengan mempertimbangkan hal diatas, maka untuk bentang antara pilar dengan abutmen digunakan sistem perancah, sedangkan untuk bentang antara pilar dengan pilar digunakan sistem formwork traveller, sistem form work terdiri dari side formwork, inner form work dan diafragma formwork. Kata kunci: jembatan, metode perancah , sistem formwork traveller
EVALUASI KINERJA PENGOPERASIAN ANGKUTAN PENGUMPAN (FEEDER) TRANS SARBAGITA TP 02 KOTA DENPASAR Nyoman Sriastuti
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 5 No. 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.425 KB) | DOI: 10.22225/pd.5.1.240.1-9

Abstract

Denpasar sebagai ibukota Propinsi Bali menjadi pusat segala sektor kehidupan yang mengundang minat masyarakat luar kota untuk turut menikmati segala fasilitas dan kemudahan yang ada baik untuk tujuan mencari pengidupan maupun untuk tujuan lain seperti melanjutkan pendidikan, rekreasi dan sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan terpusatnya peningkatan jumlah kependudukan di kota Denpasar, Pemerintah Provinsi Bali telah menyediakan transportasi publik Trans Sarbagita yang merupakan program penataan angkutan umum di wilayah penyangga kota Denpasar yaitu Badung, Gianyar dan Tabanan. Transportasi publik Trans Sarbagita Sarbagita direncanakan beroperasi secara bertahap, dimana salah satu trayek yang sudah beroperasi sejak tahun 2012 adalah Koridor I trayek GOR Ngurah Rai – GWK dengan beberapa trayek cabang/pengumpan (feeder) di masingmasing kabupaten dan kota. Trayek cabang/pengumpan (feeder) merupakan trayek pendukung trayek utama yang dilayanan oleh angkutan pengumpan (feeder). Angkutan pengumpan (feeder) adalah angkutan yang bertugas mengumpulkan penumpang untuk disalurkan khusus ke angkutan trayek tertentu. Di kota Denpasar terdapat empat trayek cabang/pengumpan (feeder) yang melayani beberapa rute di kota Denpasar, diantaranya adalah angkutan pengumpan (feeder) Trans SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar. .Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pengoperasia angkutan pengumpan (feeder) Trans SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar berdasarkan Standar Departemen Perhubungan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data pada instansi terkait dan survai langsung dilapangan. Berdasarkan hasil analisis evaluasi kinerja pengoperasian angkutan pengumpan (feeder) Trans SARBAGITA TP 02 Kota Denpasar yang meliputi indikator waktu tempuh, kecepatan, waktu antara dan faktor muat diperoleh indikator waktu tempuh dan kecepatan memenuhi syarat standar kualitas pelayanan angkutan umum sedangkan indikator waktu antara dan faktor muat tidak memenuhi syarat standar kualitas pelayanan angkutan umum. Kata kunci: Trans SARBAGITA, Kinerja, Evaluasi.
TEGANGAN PORI NEGATIF SEBAGAI PARAMATER STABILITAS LERENG TANAH TAK JENUH (SOIL MECHANICS ON UNSATURATED SOIL) Nengah Sinarta
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 5 No. 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.383 KB) | DOI: 10.22225/pd.5.1.242.31-42

Abstract

Tegangan air pori negatif atau suction. Suction maksimum terjadi dekat permukaan tanah pada akhir musim kering sehingga kapasitas infiltrasi maksimum terjadi didekat permukaan tanah selama kering, sebaliknya suction minimum terjadi pada akhir musim penghujan sehingga keruntuhan lereng sering terjadi pada saat itu karena kapasitas infiltrasinya juga mencapai minimum. Matric suction dalam tanah tak jenuh memainkan peran penting dalam mengendalikan kekuatan geser tanah dan sifat hidrolik tanah seperti soil-water characteristic curve (SWCC) dan fungsi permeabilitas tak jenuh. Oleh karena itu, suction tanah memberikan kontribusi signifikan terhadap perubahan volume, dan stabilitas lereng tanah. Tekanan normal (σ – ua), dan matric suction (ua – uw), dimana σ adalah total tegangan normal, ua adalah tekanan udara, dan uw tekanan air pori adalah merupakan dua parameter independen pada variabel stress state untuk tanah tak jenuh, perilaku ini adalah kontrol mekanika tanah dalam kuat geser tanah dan volume change untuk tanah tidak jenuh. Pengujian matric suction berdasarkan ASTM D 5298, disarankan untuk mencapai periode keseimbangan di peram 3 sampai 5 hari. Jika kedua matric dan total suction dilakukan pada sampel yang sama dalam botol kaca, maka waktu penyeimbangan akhir, setidaknya 7 hari dari total periode hisap penyeimbangan. Kata kunci: tegangan pori, stabilitas lereng, tanah tak jenuh
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN TIANG PANCANG SISTEM HIDRAULIC JACK IN (STUDI: PROYEK KCU BCA SUNSET ROAD BALI) Wayan Jawat
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 5 No. 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.719 KB) | DOI: 10.22225/pd.5.1.243.43-52

Abstract

Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan waktu. Aspek teknologi, sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat, dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan akan dapat tercapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :Untuk mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan tiang pancang sistem hidraulic jack in. Hidrolik Sistem adalah suatu metode pemancangan pondasi tiang dengan menggunakan mekanisme hydraulic jacking foundation system. Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan pararel dengan tiang yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut ditempatkan sebuah mekanisme berupa plat penekan yang berada pada puncak tiang dan juga ditempatkan sebuah mekanisme pemegang (grip) tiang, kemudian tiang ditekan ke dalam tanah. Dengan sistem pemancangan hidraulik dinilai efektif karena lebih ramah lingkungan (tidak menimbulkan suara bising, tidak menimbulkan asap dan tidak menimbulkan getaran pada tanah). Pengerjaan relatif lebih cepat dan dalam pelaksanaanya lebih mudah. Dapat langsung diketahui daya dukung tiang pancangnya. Kata kunci: metode, hidrolik sistem, tiang pancang
KAJIAN PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD PAKERISAN Putu Aryastana, S.T., M.Eng., M.Si
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 5 No. 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.099 KB) | DOI: 10.22225/pd.5.1.244.53-60

Abstract

Sempadan sungai merupakan suatu kawasan yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan kegiatan perlindungan, penggunaan dan pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai. Tukad Pakerisan merupakan salah satu sungai yang memiliki kearifan lokal yang sudah diakui dunia. Kawasan Tukad Pakerisan memiliki banyak situs arkeologi bersejarah, seperti kawasan Gunung Kawi dan Tirta Empul. Pelestarian sepanjang DAS Tukad Pakerisan dibagi tiga zona yakni, zona inti yang berjarak 100 m dari bibir sungai (kanan-kiri), zona penunjang berjarak 200 M dari sungai dan zona pengembangan berjarak 300 M dari sungai, yang secara tidak langsung sudah memenuhi kriteria batas daerah sempadan yang ditetapkan dalam PP No.38 Tahun 2011. Untuk mengetahui lebar minimal sempadan sungai di Tukad Pakerisan dilakukan analisa terhadap peraturan-peraturan yang terkait dengan sempadan sungai. Untuk mengetahui pemanfaatan daerah sempadan sungai dilakukan dengan penelusuran alur sungai Tukad Pakerisan dari hilir menuju hulu sejauh 10 km dengan menggunakan GPS dan melakukan analisa citra satelit google earth. Hasil menunjukkan bahwa lebar sempadan sungai di Tukad Pakerisan antara 5 meter sampai dengan 100 meter yang disesuaikan dengan kriteria dan kondisi daerahnya. Pemanfaatan lahan pada daerah sempadan sungai Tukad Pakerisan adalah tegalan/vegetasi sebanyak 42%, sawah sebanyak 33%, lahan kosong sebanyak 15% dan permukiman sebanyak 10%. Kata kunci: pakerisan, sungai, sempadan
IDENTIFIKASI PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD PETANU Putu Aryastana, S.T., M.Eng., M.Si
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 4 No. 2 (2015)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.394 KB) | DOI: 10.22225/pd.4.2.245.1-12

Abstract

Sempadan sungai merupakan suatu kawasan yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan kegiatan perlindungan, penggunaan dan pengendalian atas sumber daya yang ada pada sungai. Tukad Petanu merupakan sungai yang melintasi Kabupaten Gianyar yang memiliki fungsi sebagai sumber air untuk daerah irigasi, areal tempat suci, areal pariwisata air terjun dan tetap sebagai fungsi utama yaitu saluran pembuangan limbah rumah tangga dan industri rumah tangga disekitar sungai.Untuk mengetahui lebar minimal sempadan sungai di Tukad Petanu dilakukan analisa terhadap peraturan-peraturan yang terkait dengan sempadan sungai. Untuk mengetahui pemanfaatan daerah sempadan sungai dilakukan dengan penelusuran alur sungai Tukad Petanu dari hilir menuju hulu sejauh 10 km dengan menggunakan GPS dan melakukan analisa citra satelit google earth. Hasil menunjukkan bahwa lebar sempadan sungai di Tukad Petanu antara 10 meter sampai dengan 100 meter yang disesuaikan dengan kriteria dan kondisi daerahnya. Pemanfaatan lahan pada daerah sempadan sungai Tukad Petanu didominasi oleh lahan kosong, sawah. Namun ada beberapa pemanfaatan lain seperti penambangan batu paras, permukiman, villa, resort, tempat hunian, tempat ibadah. Kata kunci: sempadan, sungai, petanu
RENCANA WAKTU YANG PALING MUNGKIN PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN BANTUAN PROGRAM @RISK Ketut Nudja
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 4 No. 2 (2015)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.201 KB) | DOI: 10.22225/pd.4.2.246.13-21

Abstract

Prosedur penjadwalan dengan metode CPM (Critical Path Method) digunakan estimasi waktu aktivitas yang deterministik atau diasumsikan bahwa durasi kegiatan dianggap diketahui dengan pasti. Namun dilapangan padahal banyak aktivitas yang sifatnya tidak tentu (uncertainly), sehingga tidak dapat ditetapkan secara pasti berapa lama total durasi proyek tersebut. Cara yang umum digunakan untuk memasukkan ketidakpastian pada penjadwalan adalah dengan menganalisis penjadwalannya secara probabilistik (probabilistic sheduling). Teknis analisis itu antara lain adalah PERT, dimana Waktu optimis dan pesimis diasumsikan berpeluang terjadi sekali dalam seratus kejadian yang hampir sama dan waktu paling mungkin merupakan waktu yang paling sering terjadi, yaitu Optimistic Time = a (Waktu yang paling optimis), Most Likely Time = m (Waktu yang paling mungkin), Pessimistic Time = b (Waktu yang paling pesismis). Program @Risk merupakan salah satu program komputer yang berfungsi sebagai alat bantu dalam analisis risiko. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka saya melakukan kajian tentang Perencanaan Jadwal waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi dengan metode PERT dan dengan bantuan Program @Risk. Berdasarkan pembahasan, didapat total durasi proyek yang paling mungkin yang dihasilkan dari simulasi Monte Carlo ini adalah = 104.479 hari atau 105 hari, ini berarti probalitas proyek tersebut dapat dilaksanakan dengan sukses sekitar = 50%. Jika durasi proyek ditetapkan = 112.807 hari atau 113 hari, ini berarti probalitas proyek tersebut dapat dilaksanakan dengan sukses sekitar = 75%. Semua keputusan ada ditangan pemilik proyek, apakah menginginkan probalitas proyek 50%, atau 75% Kata kunci: waktu paling mungkin, durasi kegiatan, program @risk
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI (STUDI: PROYEK FAVE HOTEL KARTIKA PLAZA) Wayan Jawat
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 4 No. 2 (2015)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.928 KB) | DOI: 10.22225/pd.4.2.247.22-34

Abstract

Tahap konstruksi merupakan tahap yang perlu mendapat perhatian agar tujuan utama menghasilkan proyek yang berkualitas dapat tercapai. Dalam tahap konstruksi, pengelola proyek hendaknya mempertimbangkan aspek positif dan negatif yang akan terjadi pada tahap berikutnya, yaitu tahap operasional.Keuntungan kontraktor akan diperoleh bila tepat dalam menerapkan metode konstruksi di lokasi proyek. Berbeda metode konstruksi pasti berbeda pula kebutuhan sumberdayanya, limbah yang dihasilkan, dan hampir dapat dipastikan berbeda dalam capaian tujuan proyek dalam aspek biaya, mutu dan waktu. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya metode pelaksanaan konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan (dokumen pengadaan), keadaan teknis dan ekonomis yang ada dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor Peranan metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah untuk menyusun cara – cara kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan suatu cara untuk memenuhi, menentukan sarana – sarana pekerjaan yang mendukung terlaksananya suatu pekerjaan misalnya : menetapkan, memilih peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang efektif dan efisien dalam biaya operasi. Cara kerja juga dapat membantu dalam menentukan urutan pekerjaan, menyusun jadwalnya sehingga dapat menentukan penyelesaian suatu pekerjaan. Pondasi adalah bagian terendah dari bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang ada di bawahnya.Terdapat dua klasifikasi pondasi, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal didefinisikan sebagai pondasi yang mendukung bebannya secara langsung, seperti: pondasi telapak, pondasi memanjang. Pondasi yang dipilih untuk gedung ini yaitu pondasi telapak. Metode pekerjaan proyek ini dilakukan dengan membagi dua zone pekerjaan, yaitu zona 1 yang dikerjakan terlebih dahulu kemudian zona 2. Terdapat dua pekerjaan tambah yaitu pekerjaan Sumpit di antara grid 10 dan grid 9 dibuat sumpit dengan ukuran 2 meter x 2 meter dan dalamnya 2,5 meter dari elevasi lantai basement dan pondasi mesin genset yang berada di Grid. Kata kunci: metode, konstruksi, pondasi
BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) SEBAGAI DASAR PENENTUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) Nyoman Sriastuti; Rai Asmani
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 4 No. 2 (2015)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.913 KB) | DOI: 10.22225/pd.4.2.248.35-40

Abstract

Angkutan Umum Penumpang (AUP) merupakan salah satu sarana transportasi yang memerlukan perhatian secara khusus oleh pihak-pihak yang terkait yaitu pihak pemerintah sebagai pembuat kebijakan (regulator), pihak penyelenggara sebagai penyedia jasa (operator) dan masyarakat sebagai pengguna jasa (user). Hubungan antara pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan Angkutan Umum Penumpang (AUP) akan sangat menentukan tujuan terselenggaranya angkutan umum penumpang terutama dari segi tarif. Penentuan tarif angkutan umum penumpang harus dapat mengakomodir pihak-pihak yang terkait sehingga tidak ada pihak yang dirugikan sehingga akan mengganggu operasional angkutan umum penumpang. Biaya operasional kendaraan merupakan salah satu indikator penentuan tarif yang bisa digunakan sebagai dasar penentuan tarif minimal. Berdasarkan tarif minimal ini akan dianalisis lebih lanjut sehingga bisa ditentukan layak tidaknya pengoperasian angkutan umum penumpang. Kata kunci: angkutan, biaya, tarif

Page 1 of 19 | Total Record : 185