cover
Contact Name
PAIR BATAN
Contact Email
pair@batan.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
pair@batan.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop Radiasi
ISSN : 19070322     EISSN : 25276433     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi terbit dua kali setahun setiap Bulan Juni dan Desember. Penerbit khusus dilakukan bila diperlukan
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010" : 7 Documents clear
EVALUASI KERAGAMAN GALUR MUTAN ARTEMISIA HASIL IRADIASI GAMMA Ragapadmi Purnamaningsih; E.G. Lestari; M. Syukur
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.595 KB) | DOI: 10.17146/jair.2010.6.2.518

Abstract

Serangan penyakit malaria di Indonesia terus meningkat. Di lain pihak, penyebab penyakit ini yaitu Plasmodium falciparum telah resisten terhadap obat malaria yang selama ini digunakan. Artemisinin, dari tanaman artemisia telah diteliti dapat mengendalikan malaria. Permasalahan yang dihadapi adalah kandungan artemisinin dari Artemisia annua yang ditanamdi Indonesia masih sangat rendah, yaitu berkisar 0.1 — 0.5 %. Peningkatan keragaman genetik artemisia dengan menggunakan iradiasi sinar gamma merupakan metode alternative untukmengatasi masalah tersebut. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan induksi mutasi pada biji artemisia dengan dosis 10-100 Gy. Planlet hasil iradiasi yang mempunyai perakaran yang baik, diaklimatisasi di rumah kaca dan galur mutan yang didapatkan ditanam di Kebun Percobaan Gunung Putri, Balittro dengan ketinggian 1545 m dpl. Sebagai pembanding digunakan tanaman yang berasal dari biji (kontrol biji) dan tanaman dari kultur in vitro yang tidak diradiasi (kontrol in vitro). Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur-galur mutan nmemperlihatkan keragaman morfologi, antara lain tinggi tanaman, bentuk daun, umur berbunga. Galur mutan umumnya berbunga lebih lambat dibandingkan tanaman kontrol. Sepuluh galur mutan telah terseleksi berdasarkan bobot basah dan bobot kering tanaman yang kemudian di analisis kandungan artemisininnya. Hasil penelitian menunjukkan kandungan artemisinin dari galur mutan bervariasi antara 0.44 — 1.41%, sedangkan kandungan artemisinin dari tanaman kontrol in vitro adalah 0.43%.
SINTESIS HIDROGEL SUPERABSORBEN POLI (AKRILAMIDA-KOKALIUM AKRILAT) DENGAN TEKNIK RADIASI DAN KARAKTERISASINYA Erizal .
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.785 KB) | DOI: 10.17146/jair.2010.6.2.514

Abstract

Satu seri hidrogel superabsorben telah disintesis menggunakan teknik radiasi gamma pada suhu ruangan dari akrilamida (AAm) dan kalium akrilat (KA). Larutan yang mengandung 15% kalium akrilat dengan beragam konsentrasi AAm (10-16%) diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 20-40 kGy. Hidrogel hasil iradiasi dikarakterisasi dengan fourier transform infra red spectroscopy (FTIR). Pengaruh dosis iradiasi dan konsentrasi AAm terhadap fraksi gel, kinetika swelling dan equilibium degree of swelling (EDS) dievaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada dosis 20 kGy dan konsentrasi AAm 10 % diperoleh fraksi gel optimum 99,08 % dan swelling maksimum 420 g/g. Pengujian kemampuan adsorpsi hidrogel terhadap ion logam Cu 2+ dan ion logam Fe3+ juga dilakukan. Hidrogel poli (AAm-ko-KA) dapat mengadsorpsi 95 % ionlogam Cu 2+ dalam waktu 10 menit dan hingga 55 % ion Fe3+ dalam waktu 80 menit. Hidrogel tersebut sangat potensial untuk dipakai sebagai soil conditioner dan absorben ion logam.
KARAKTERISTIKA KOPOLIMER LATEKS KARET ALAM-METIL METAKRILAT DALAM MINYAK LUMAS DASAR MINERAL Meri Suhartini; Rahmawati .
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.57 KB) | DOI: 10.17146/jair.2010.6.2.519

Abstract

Kopolimer radiasi lateks karet alam-metil metakrilat (LKA-MMA) dilarutkan dalam xilena, kemudian dilarutkan dalam 4 macam minyak lumas dasar pada konsentrasi 0,25%; 1%; 5% dan 10%. Larutan campuran tersebut kemudian ditentukan viskositas kinematik, indeks viskositas, densitas, kadar abu, kadar logam, titik nyala, shear stability dan angka basa totalnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan indeks viskositas contoh minyak lumas dasar meningkat dengan penambahan larutan kopolimer LKA-MMA. Semakin besar kopolimer yang ditambahkan pada minyak lumas dasar, indeks viskositasnya semakin meningkat. Minyak lumas dasar HVI 60 dan campuran HVI 60 : HVI 650 memberikan indeks viskositas optimal. Hasil uji shear stability menunjukan bahwa minyak lumas mengalami penurunan viskositas kinematik sebesar 6,5% setelah diberikan perlakuan selama 60 menit.
KARAKTERISTIK SIFAT FISIKA - KIMIA HIDROGEL PVP-MADU-GLISERIN HASIL IRADIASI GAMMA Darmawan Darwis; Lely Hardiningsih; Farah Nurlidar
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.706 KB) | DOI: 10.17146/jair.2010.6.2.516

Abstract

yang mengandung madu dengan konsentrasi 6% dan gliserindengan konsentrasi 0 sampai dengan 5%. Telah dibuat sebanyak 9 macam formula hidrogel PVP dengan berbagai komposisi yang kemudian diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 25 kGy. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan madu dengan konsentrasi 6% dan gliserin hingga konsentrasi 5% menghasilkan hidrogel yang bersifat steril, transparan, berwarna agak kuning, dapat meningkatkan kelenturan/fleksibilitas, kenyamanan pemakaianpada kulit, dan daya tahan terhadap jamur. Hidrogel PVP-madu gliserin juga mempunyai kemampuan penguapan air pada suhu 37 oC yang lebih rendah serta dapat mengabsorbsi air lebih banyak dibandingkan dengan formula basic (tanpa penambahan madu dan gliserin).
POTENSI HASIL DAN KANDUNGAN PATI GALUR MUTAN UBI JALAR SARI PADA LOKASI BERBEDA Aryant .; Marina Yuniawati; M. Jusuf
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.578 KB) | DOI: 10.17146/jair.2010.6.2.517

Abstract

Penelitian mutasi induksi untuk perbaikan sifat tanaman ubijalar varietas sari telah dilakukan di PATIR — BATAN. Telah diperoleh 4 galur mutan generasi M1V5 ( D15.7.5; D15.7.7; D15.7.8; dan D15.7.9 ) hasil iradiasi stek batang cv. Sari dengan dosis 40 Gy. Galur-galur tersebut telah ditanam di 4 lokasi yang berbeda yaitu Propinsi Jawa Barat ( Bogor dan Kuningan ) dan Propinsi Jawa Timur ( Malang dan Mojokerto ). Galur mutan, c.v. Sari dan kultivar lokal sebagai pembanding ditanam pada jarak tanam 0,25 x 1 mpada plot berukuran 4 x 5 m. Panen dilakukan setelah tanaman berumur 4 bulan kemudian dilakukan analisis kandungan gula dan pati dari umbi dengan menggunakan alat Spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi umbi tertinggi 44,11 ton/ha ditemukan pada galur D15.7.5 di lokasi Mojokerto. Galur tersebut juga stabil pada keempat lokasi uji dengan hasil rata-rata 30,04 ton/ha. Mojokerto merupakan lokasi terbaik dibandig 3lokasi lainnya. Kadar pati bahan kering dicapai 96,47 % pada galur D15.7.9, sedang kadar gula tertinggi diperoleh 8,80 % pada galur mutan D15.7.5. Semua galur mutan berproduksi, berkadar pati dan gula lebih tinggi dibanding tanaman induknya.
2-METOKSIETILAMIN SEBAGAI ALTERNATIF ABSORBER CO2 UNTUK ANALISIS 14C DALAM TANAH DAN AIR TANAH Satrio .; Paston Sidauruk
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2010.6.2.515

Abstract

Di laboratorium hidrologi PATIR BATAN, analisis 14C menggunakan Carbosorb sebagai absorber CO2 telah dikembangkan danditerapkan dalam berbagai penelitian khususnya tanah dan air tanah. Saat ini, keberadaanCarbosorbTM buatan Packard untuk analisis 14C sudah tidak tersedia di pasaran karena tidakdiproduksi lagi, sehingga perlu dicari bahan alternatif sebagai penganti. Salah satu bahan pengganti Carbosorb adalah 2-metoksietilamin yang cukup tersedia di pasaran. Tujuan studiini adalah mengetahui kemampuan 2-metoksietilamin untuk analisis 14C sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif absorber. Dari beberapa kali analisis diperoleh data bahwa untuk larutan 2-metoksietilamin (M)/Sintilator (S) 21 ml memiliki daya serap antara 2,61 - 3,08 gram CO2 atau setara dengan kandungan 14C antara 0,713 — 0,810 gram, temperatur jenuh sekitar 53oC dan terjadi peningkatan massa jenis larutan dari semula 0,866 gram/ml menjadi sekitar 0,974 gram/ml. Hasil pengujian background dan standar yang dilakukan sebanyak tiga kalipengulangan mendapatkan nilai cacahan yang relatif stabil, yang masing-masing 20,36 ± 0,10 cpm dan 32,74 ± 0,06 cpm. Dari hasil analisis beberapa sampel, nilai cacahannya berada diantara cacahan background dan standar yang menunjukkan bahwa sampel tersebut dapat ditentukan umurnya. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa 2-metoksietilamin sangat relevan sebagai absorber untuk analisis 14C tanah maupun air tanah.
THE RATE OF 45Ca UPTAKE BY TWO CORALS SPECIES AT WATERS OF PULAU BURUNG, BANGKA-BELITUNG PROVINCE Zulkifli Dahlan; Gusti Diansyah; T. Zia Ulqodry; Ania Citraresmin Ania Citraresmin
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 6, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2010.6.2.520

Abstract

Coral reefs transplantation is the most technique used for coral reefs rehabilitation, at the present. Recently the 45Ca techniquehas been using for determining growth appearances in corals because of its ability to calculate the calcification process. For this reason, the study on the rate of 45Ca uptake by natural coralsAcropora formosa and Acropora nobilis was carried out between June and December 2009 at the waters of Pulau Burung Island, Bangka-Belitung Province. The coral fragments of about 5cm were harvested and put into a PVC container filled with 2 liters of fresh sea water, then incubated with 45CaCl2 solutions with an activity of 11.04 μCi/ml for 8 hour under fluorescent light. After the incubation, the “labeled” coral fragments were transplanted to where they have been taken from, and after such period will be re-harvested to determine their 45Ca uptake content. The results showed that the 45Ca technique was a reliable method to calculate the rate 45Ca uptake by coral fragments, which were studied in different depths and time periods of light exposure. There was a significant difference in the 45Ca uptake by the twodifferent coral species. A. formosa up took more 45Ca than A. nobilis did. The highest 45Ca uptake was shown by A. formosa at 5 m. This was true for all the lengths of time to light exposure (1, 3, 5 and 7 hours). Different pattern of 45Ca uptake showed by A. nobilis at 10 m depth, where it could be recognized that after a drop of 45Ca the uptake increase continuously until the end of the light exposure (7 hours). The difference in 45Ca uptake between the coral fragments is assumed to be influence by light and the algae species living symbiotically with the coral species that will further influence the CO2-fixation. This process will influence thecalcification process, which is expressed in 45Ca uptake. Further studies should be carried out to exactly gathered data of all the factors which could influence the calcification process by coral reefs, the factors could be CO2-fixation, flow of sedimentation, etc.

Page 1 of 1 | Total Record : 7