cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Majalah Ilmiah Pengelolaan Instalasi Nuklir "PIN" yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN, menerima dan mempublikasikan naskah berupa hasil penelitian, kajian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan instalasi nuklir
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "No 13 (2014): April 2014" : 7 Documents clear
FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1 Iwan Setiawan
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.613 KB)

Abstract

FMEA SEBAGAI  ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1. Salah satu tahapan dalam proses perakitan elemen bakar nuklir adalah pengelasan. Kualitas hasil las sangat ditentukan oleh keterampilan operator las dan  keandalan alat las Magnetic Force Welding (MFW). Pemeliharaan yang berfokus pada keandalan atau Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah pemeliharaan untuk mencegah kerusakan dengan mengeliminasi penyebab kerusakan. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) merupakan salah satu metode penting dalam RCM. FMEA bertujuan untuk mengetahui keandalan sistem, mengidentifikasi moda kegagalan, penyebab kegagalan, serta dampak kegagalan yang ditimbulkan untuk masing-masing komponen. Metoda yang digunakan adalah dengan memasukkan hasil perincian sampai pada tingkat komponen (breakdown) dari sub sistem Magnetic Force Welding Machine ME-27.1 ke dalam FMEA Worksheet. Kemudian dihitung RPN-nya (Risk Priority Number) sehingga dalam analisa risiko moda kegagalannya diperoleh antara 2 sampai dengan 6, yaitu risiko rendah. Dapat disimpulkan bahwa dalam skala risk ranking rating, risiko ≤ 10 adalah risiko kegagalan rendah, dan ini menyatakan bahwa Magnetic Force Welding Machine ME-27.1 cukup handal sebagai alat proses  perakitan pin elemen bakar nuklir dalam proses pabrikasi elemen bakar nuklir. Kata kunci: Pengelasan, Pemeliharaan, Kualitas, Pin
ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MESIN LAS TITIK ME-25 Triarjo Triarjo; Sugeng Rianto; Dedi Haryadi
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.521 KB)

Abstract

ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MESIN LAS TITIK ME-25. Mesin las ME-25 adalah jenis Resistance Spot Welding (RSW) yang digunakan untuk perakitan kelongsong bahan bakar nuklir PLTN di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) – BATAN. Mesin las titik ( ME-25 ) berfungsi untuk pengelasan end plate dari pin menjadi bundle elemen bakar nuklir. Mesin las ME-25 telah mengalami kerusakan akibat kondisi ruangan dan suplai udara tekan yang banyak mengandung air. Analisis kerusakan dilakukan pada tiga sistem, antara lain: Sistem Elektrik Power Suplai, Sistem Elektro Pneumatik, dan Sistem Kontrol Elektronik. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis kerusakan adalah dengan cara melakukan pengukuran  langsung pada bagian input dan output komponen. Setelah dilakukan pengukuran maka dapat diketahui bahwa kerusakan suplai daya listrik terdapat pada sistem emergensinya dan kerusakan pada Sistem Elektro Pneumatik. Setelah dilakukan perbaikan pada sistem emergensi dan penggantian unit elektro pneumatik, mesin las tetap tidak dapat bekerja. Kemudian dilakukan pemeriksaan pada modul kontrol arus pengelasan, ternyata modul kontrol arus mengalami kerusakan. Perbaikan dilakukan dengan cara modifikasi pada modul kontrol arus pengelasan. Setelah dimodifikasi kemudian dilakukan uji fungsi dan proses pengelasan dapat bekerja dengan baik, akan tetapi perlu dilakukan pengujian arus pengelasan pada sistem kontrol  elektronik  untuk  mendapatkan parameter pengelasan yang baik.
PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Noviarty
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.027 KB)

Abstract

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA. Telah dilakukan pengukuran isotop 152Eu dalam sampel uji  menggunakan  spektrometer gamma  dalam rangka mengikuti kegiatan uji profisiensi dilaboratorium IRM yang diadakan oleh Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR).  Kegiatan Uji profisiensi ini diikuti dengan melakukan pengukuran isotop 152Eu terhadap 2 sampel uji yang dikirim oleh PTKMR. Dari pengukuran tersebut diperoleh besar aktivitas sampel uji 1 rerata sebesar 2,59E+04 Bq dengan standar deviasi 2,78E+02, dan untuk sampel uji 2 diperoleh aktivitas rerata sebesar 4,10E+04 dengan standar deviasi 6,12E+02. Hasil pengukuran dapat diterima karena penyimpangan hasil pengukuran yang digambarkan dengan nilai standar deviasi cukup kecil yaitu 1,07% untuk sampel uji 1 dan 1,49% untuk sampel uji 2, Penyimpangan yang diperoleh dibawah 5 %, sehingga pengukuran dapat diterima dengan tingkat kepercayaan 95%. Sesuai dengan laporan hasil uji profisiensi oleh PTKMR hasil perhitungan aktivitas sampel tersebut dinyatakan inlier. Kata kunci : 152Eu,  uji profisiensi, Spektrometer-γ
PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI Eric Johneri
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.958 KB)

Abstract

PENERAPAN Pengelolaan (Treatment) Air Untuk Pencegahan Korosi Pada Pipa Aliran Sistem Pendingin Di Instalasi Radiometalurgi. Sistem pendingin ruangan di gedung Instalasi Radiometalurgi (IRM) dipasok oleh Central Air Conditioning System (CAS) yang menggunakan air sebagai media pendingin dengan sistem sirkulasi tertutup. Pengelolaan (treatment) terhadap air dingin dalam pipa sirkulasi bertujuan untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran akibat korosi dan pengotor. Treatment dilakukan dengan cara mencampurkan zat kimia yang disebut Scale and Corrosion Inhibitor ke dalam sistem aliran air dingin sehingga terjadi reaksi kimia yang dapat mengikat unsur unsur pemicu terjadinya korosi pada pipa aliran serta membentuk fouling dan scaling yang sekaligus melapisi permukaan dalam pipa. Terikatnya secara kimia impuriti yang terbawa dalam aliran dengan berat jenis lebih berat dari air akan mengendap pada jalur pipa pengendapan. Dapat disimpulkan bahwa dengan mengendalikan fouling dan scaling serta pengotor lainnya maka pH air akan meningkat diatas 8,5, sehingga air tidak lagi bersifat korosif. Kata kunci : Air, korosi, pipa.
PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM Torowati Torowati; Banawa Sri Galuh
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.756 KB)

Abstract

PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM. Telah dilakukan kegiatan untuk menentukan nilai limit deteksi dan kuantisasi terhadap alat titrasi potensiometri yang digunakan untuk analisis uranium.  Penentuan  nilai limit deteksi dan kuantisasi dilakukan dengan cara   melakukan analisis terhadap larutan blanko secara titrasi potensiometri. Larutan blanko  merupakan larutan tanpa adanya  analit dalam hal ini uranium. Metode yang digunakan dalam analisis larutan blanko sama seperti untuk melakukan analisis uranium menggunakan potensiometer Mettler Toledo T-90 yang mengacu ASTM C 799. Hal ini dikarenakan penentuan nilai limit deteksi dan kuantisasi dilakukan untuk menentukan limit deteksi dan kuantisasi terhadap alat potensiometer yang digunakan untuk analisis uranium. Dalam kegiatan ini analisis dilakukan terhadap larutan blanko secara titrasi potensiometri  dengan pengulangan analisis sebanyak 15 kali setiap hari dan selama 3 hari.  Tujuan dari kegiatan ini adalah  menentukan nilai limit deteksi dan limit kuantisasi dari potensiometer Mettler Toledo T-90 yang digunakan untuk analisis uranium.  Harapan dari kegiatan ini adalah  dapat mengetahui konsentrasi atau  jumlah analit uranium terkecil/terendah  dalam sampel yang masih mampu dideteksi oleh  potensiometer  mettler toledo T-90.  Dari hasil kegiatan   diperoleh nilai  limit deteksi (LoD) dan limit kuantisasi (LoQ) potensiometer mettler toledo T-90 masing-masing sebesar 0,0144 g/L dan 0,0439 g/L.
PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI Junaedi Junaedi; Darma Adiantoro; Saud Maruli Tua
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.432 KB)

Abstract

PERBAIKAN CRANE HOTCELL 01 DI IRM. Telah dilakukan perbaikan crane-2 hotcell 01 di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Dokumen crane-2 hotcell 01, gambar wiring diagram dan hasil identifikasi digunakan untuk melakukan perbaikan pada crane-2 hotcell 01. Tujuan dari perbaikan crane ini untuk memfungsikan kembali crane-2 yang telah lama mengalami kerusakan. Perbaikan crane hotcell 01dilakukan meliputi perbaikan sistem operasi, instalasi dan penggantian suku cadang seperti: module driver, relay dan proximity switch yang telah mengalami kerusakan, berdasarkan hasil identifikasi kerusakan pada crane-2 hotcell 01. Setelah dilakukan perbaikan dan penggantian suku cadang, dilakukan uji fungsi dengan hasil baik. Kata kunci:  Perbaikan, crane-2, hotcell 01
EFEK HYDROGEN EMBRITTLEMENT PADA KELONGSONG ZRY-4 AKIBAT PERLAKUAN PANAS Hadijaya Hadijaya
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.971 KB)

Abstract

EFEK HYDROGEN EMBRITTLEMENT PADA KELONGSONG ZRY-4 AKIBAT PERLAKUAN PANAS. Telah dilakukan eksperimen perlakuan panas pada kelongsong Zry-4. Perlakuan panas dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi sebagai pengaruh perapuhan oleh hidrogen (Hydrogen Embrittlement). Pada eksperimen ini kelongsong Zry-4 dipanaskan pada suhu 200-600 oC selama 3-5 Jam. Berdasarkan eksperimen diketahui bahwa perlakuan panas pada suhu tertinggi yaitu 600 oC menyebabkan densitas Zry-4 meningkat dari 6,0983 g/cc hingga mencapai 7,3217 g/cc dengan makin lamanya waktu pemanasan. Hal ini terjadi karena perubahan kisi pada Zry-4 akibat pengaruh panas. Semakin tinggi suhu pemanasan, maka distribusi partikel submikron makin besar. Pemanasan pada suhu 200 oC menghasilkan lapisan oksida setebal 0,005 mm dan kekerasan Zry-4 meningkat dari 220,66 HVN menjadi 247,66 HVN, namun setelah waktu pemanasan diperlama hingga 5 Jam lapisan oksida makin tebal (0,0066 mm) tetapi menyebabkan kekerasan turun menjadi 229,66  HVN. Pemanasan pada suhu 400 oC menghasilkan lapisan oksida setebal 0.0104 mm dan kekerasan meningkat menjadi 258,66 HVN, namun setelah waktu pemanasan diperlama hingga 5 Jam lapisan oksida makin tebal (0.0176 mm) tetapi menyebabkan kekerasan turun menjadi 247 HVN. Sedangkan pemanasan pada suhu 600 oC menghasilkan lapisan oksida setebal 0.0466 mm namun kekerasan mengalami sedikit penurunan yaitu menjadi 214,33 HVN, bahkan setelah waktu pemanasan diperlama hingga 5 Jam lapisan oksida makin tebal (0.0840 mm) tetapi menyebabkan kekerasan terus turun menjadi 197,33 HVN. Fenomena pertumbuhan lapisan oksida sampai ketebalan tertentu disertai peningkatan kekerasan adalah sebagai efek oksidasi. Sedangkan lapisan oksida yang makin tebal karena suhu tinggi dan waktu yang lama disertai penurunan kekerasan adalah sebagai efek hidrogen (hydrogen embrittlement) yang menyebabkan perapuhan.  Kata kunci: Kelongsong Zirkaloy-4, Perubahan massa, Kekerasan, Densitas, Perapuhan oleh hidrogen.

Page 1 of 1 | Total Record : 7