cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Majalah Ilmiah Pengelolaan Instalasi Nuklir "PIN" yang diterbitkan oleh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) - BATAN, menerima dan mempublikasikan naskah berupa hasil penelitian, kajian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan instalasi nuklir
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
FMEA SEBAGAI ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1 Iwan Setiawan
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 13 (2014): April 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.613 KB)

Abstract

FMEA SEBAGAI  ALAT ANALISA RISIKO MODA KEGAGALAN PADA MAGNETIC FORCE WELDING MACHINE ME-27.1. Salah satu tahapan dalam proses perakitan elemen bakar nuklir adalah pengelasan. Kualitas hasil las sangat ditentukan oleh keterampilan operator las dan  keandalan alat las Magnetic Force Welding (MFW). Pemeliharaan yang berfokus pada keandalan atau Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah pemeliharaan untuk mencegah kerusakan dengan mengeliminasi penyebab kerusakan. Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) merupakan salah satu metode penting dalam RCM. FMEA bertujuan untuk mengetahui keandalan sistem, mengidentifikasi moda kegagalan, penyebab kegagalan, serta dampak kegagalan yang ditimbulkan untuk masing-masing komponen. Metoda yang digunakan adalah dengan memasukkan hasil perincian sampai pada tingkat komponen (breakdown) dari sub sistem Magnetic Force Welding Machine ME-27.1 ke dalam FMEA Worksheet. Kemudian dihitung RPN-nya (Risk Priority Number) sehingga dalam analisa risiko moda kegagalannya diperoleh antara 2 sampai dengan 6, yaitu risiko rendah. Dapat disimpulkan bahwa dalam skala risk ranking rating, risiko ≤ 10 adalah risiko kegagalan rendah, dan ini menyatakan bahwa Magnetic Force Welding Machine ME-27.1 cukup handal sebagai alat proses  perakitan pin elemen bakar nuklir dalam proses pabrikasi elemen bakar nuklir. Kata kunci: Pengelasan, Pemeliharaan, Kualitas, Pin
EVALUASI PENANGANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL (IEBE) Susanto .; Sunardi .; Bening Farawan
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 7, No 14 (2014): Oktober 2014
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.001 KB)

Abstract

ABSTRAK EVALUASI PENANGANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL (IEBE). Telah dilakukan evaluasi penanganan limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) di IEBE. Penelitian di laboratorium IEBE menghasilkan limbah B3 berupa berupa botol botol bekas, zat kimia tidak terpakai yang berupa cairan, padatan dan serbuk yang dapat membahayakan pekerja, daerah kerja dan lingkungan. Limbah B3 tersebut setiap tahunnya berubah dari segi jumlah, jenis dan potensi bahayanya. Kegiatan evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah penanganannya sudah sesuai dengan peraturan pemerintah dan juga untuk mengetahui jumlah limbah B3 yang dihasilkan selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Metoda yang dilakukan adalah dengan mempelajari peraturan pemerintah, mengamati cara melakukan penanganan yang meliputi reduksi, pengemasan, penyimpanan, pengumpulan dan pengangkutan. Setelah mengadakan pengamatan dilapangan kemudian dibandingkan dengan aturan pemerintah dan selanjutnya dievaluasi. Dapat disimpukan bahwa penanganan limbah B3 di IEBE secara umum sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Diketahui pula bahwa jumlah limbah B3 dengan volume tertinggi sebesar 695,5 liter terjadi pada tahun 2011 yang terdiri dari 252 liter limbah beracun, 335 liter limbah korosif dan 108,5 liter limbah bersifat iritasi, sedangkan volume limbah B3 terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 43,8 liter yang terdiri dari 6,4 liter limbah beracun, 28,8 liter limbah korosif, 2,6 liter mudah terbakar dan 6 liter mudah iritasi. Kata Kunci: Evaluasi, penanganan, limbah B3.
PEMROSESAN AWAL DATA RUNTUN WAKTU HASIL PENGUKURAN UNTUK IDENTIFIKASI SISTEM TUNGKU SINTER DEGUSSA Dede Sutarya . .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 9, No 16 (2016): April 2016
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.344 KB)

Abstract

ABSTRAK─Pemrosesan awal data merupakan langkah penting dan kritis serta memiliki dampak besar pada keberhasilan analisis atau penggunaan selanjutnya dari data. Data hasil pengukuran yang terbebas dari noise tidak pernah dapat diperoleh dalam pengukuran menggunakan sensor dilaboratorium proses kimia atau fisika karena adanya noise yang timbul dari efek termodinamika dan kuantum. Selain itu noise juga terjadi karena kesalahan transmisi, lokasi memori yang rusak, dan kesalahan timing pada konversi analog ke digital. Pada makalah ini dilakukan penelitian dan eksperimen untuk mencari parameter optimal penapisan noise spike (outlier) menggunakan median filter pada data runtun waktu input-output hasil akuisisi proses sintering. Dari hasil eksperimen diperoleh parameter optimal median filter untuk data runtun waktu input–output proses sintering adalah dengan lebar jendela pergeseran N=25. Parameter tersebut menghasilkan rasio sinyal terhadap noise (SNR) yang cukup tinggi dengan rerata 3,6685 dan rerata kesalahan kuadrat (MSE) rendah dengan rerata 0,0352 dengan tetap mempertahankan bentuk asli puncak sinyal. Dengan demikian data hasil pemrosesan awal data dapat digunakan pada proses selanjutnya yaitu identifikasi sistem menggunakan teknik cerdas dengan efisien dan akurat.   Kata Kunci – Pemrosesan awal data, runtun waktu, median filter, sintering     ABSTRACT─Data preprocessing is an important and critical step and have a huge impact on the success of the analysis or the subsequent use of the data. Measurement data with free of noise can never be obtained from the sensor measurement in chemical or physical process laboratory due to the noise arising from thermodynamics and quantum effects. In addition, noise also occurs because of a transmission error, faulty memory location, and timing errors at the analog to digital conversion. In this paper carried out research and experiments to find the optimal parameters for filtering spikes noise (outliers) using a median filter on input-output time series data that obtained from the data acquisition of the sintering process. From the experimental results obtained that median filter optimal parameter is using moving windows size N=25. These parameters produce sufficiently high Signal to Noise Ratio (SNR) with the average of 3.6685 and a low Mean Square Error (MSE) with the average of 0.0352 while maintaining the shape of the original signal peaks on the data. Thus the results of data preprocessing can be used in the next step of the data usage i.e. for system identification using intelligent technique efficiently and accurately.   Keywords – Data preprocessing, time series, median filtering, sintering
IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM Junaedi Junaedi; Darma Adiantoro; Saud Maruli Tua
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 8 (2011): Oktober 2011
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.927 KB)

Abstract

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM. Telah dilakukan identifikasi dengan melakukan analisis terhadap kerusakan barrel lifting device dan barrel double lid hotcell 001/102 di Instalasi Radiometalurgi (IRM). Survei lapangan dan dokumen yang berkaitan dengan barrel lifting device dan barrel double lid hotcell 001/102 serta gambar wiring diagram digunakan untuk menganalisa dan mengidentifikasi kerusakan. Tujuan dari identifikasi kerusakan alat ini untuk menetapkan ruang lingkup pekerjaan perbaikan dan penggantian suku cadang.  Hasil identifikasi kerusakan diketahui bahwa: Sistem Program Logic Control (PLC), sistem interlock, sistem pompa hidrolik tidak berfungsi, saklar darurat (saklar emergency) rusak dan selang compressed air (udara tekan) untuk barrel double lid hancur (rusak). Dapat disimpulkan bahwa untuk memfungsikan kembali alat ini maka perlu dilakukan perbaikan dan penggantian komponen/suku cadang yang sesuai seperti: sistem modul PLC, sistem interlock, sistem pompa hidrolik dan saklar emergency serta selang udara tekan, karena sistem dan komponen-komponen tersebut telah rusak.   Kata kunci : Identifikasi, perbaikan, sistem dan suku cadang
ANALISA PROSES PENGOPERASIAN ALAT PENGHANCURAN DAN PENGAYAKAN YELLOW CAKE PADA SEKSI 100 DI INSTALASI PEMURNIAN DAN KONVERSI (PCP) Triarjo Triarjo Triarjo; Putra Oktovianto Oktavianto; Edy Muljono Muljono
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 11, No 20 (2018): April 2018
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKInstalasi Pemurnian dan Konversi (Pilot Convertion Plant / PCP) adalah instalasi proses pembuatan yellow cake menjadi serbuk UO2. Pada awal proses instalasi pemurnian dan konversi, bahan baku yellow cake yang digunakan masih berupa batuan padat yang berasal dari hasil tambang. Untuk dapat di proses menjadi serbuk UO2, maka batuan yellow cake harus dihancurkan (crushing) dan diayak (sieving) sampai halus hingga terbentuk serbuk yellow cake dengan ukuran ≤ 5 mm. Penghancuran dan pengayakan batuan yellow cake ini di proses di seksi 100 pada Instalasi Pemurnian dan Konversi (PCP). Proses yang dilakukan semuanya berada didalam Glove Box (GB-101) agar tidak terjadi kontaminasi di ruang kerja. Didalam Glove Box 101 telah diatur tekanannya sesuai batas kondisi operasi (BKO) sebesar -5 mmH2O sampai dengan -15 mmH2O menggunakan pressure switch pneumatic. Penghancuran (crushing) yellow cake pada seksi 100 menggunakan Jaw Crusher (FC-101) dan pengayakan (sieving) menggunakan Vibrosieve (V-101). Hasil dari proses ini adalah sebuk yelow cake berukuran ≤ 5 mm sehingga siap dikirim seksi 300 untuk dilakukan pelarutan menggunakan asam nitrat pekat. Dari analisa proses pengoperasian alat penghancuran dan pengayakan yellow cake, bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan, salah satunya adalah pelannya putaran rotary valve yang menyebabkan pengumpanan yellow cake menjadi sedikit.Kata kunci : crushing, sieving, yellow cakeAbstrackThe Pilot Conversion Plant (PCP) is the installation productions of UO2 powder from yellow cake powder. At the beginning of the process of the refinery and conversion installation of yellow cake, raw material used is still a solid rock that comes from the mine. To be processed until can produce UO2 powder, so yellow cake rock needs to go through crushing and sieving until its powder particle has a size ≤ 5 mm .This yellow cake will be crushing and sieving in section 100 on refinery Installation and conversion (PCP). The all process is done in the Glove box (GB-101) to prevent areal contamination. The pressure inside the glove box is maintained at the level of between -5 mmH2O to -15 mmH2O of used pressure switch pneumatic to fulfil safety requirement suitable at limit of operating conditions (BKO). The crushing of yellow cake at section 100 uses Jaw Crusher (FC-101) and sieving uses vibrosieve (V-101). The resulting fine this process is yellow cake powder with size until ≤ 5 mm and ready to be dissolved with concentrated nitric acid in section 300. An observation on the operation process of yellow cake crushing and sieving tools, that there are several factors that influence the amount of product produced, one of which is the rotary valve rotation too slow that causes yellow cake feeding to be less. Keywords: crushing, sieving, yellow cake
KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK Slamet P; Yatno D.A.S
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir No 12 (2013): Oktober 2013
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.193 KB)

Abstract

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK. Telah dilakukan percobaan karakterisasi paduan U-7Mo-xZr (x = 1%, 2%, 3%) dalam rangka pengembangan bahan bakar dispersi U-7Mo-Zr/Al dengan uranium pengayaan <20% U235. Ingot paduan U-7Mo-xZr yang dikarakterisasi merupakan hasil peleburan menggunakan tungku busur listrik dalam media gas argon. Proses karakterisasi dilakukan dengan cara pengujian strukturmikro menggunakan mikroskop optik digital dan pengujian kekerasan menggunakan alat Vickers. Hasil uji metalografi menunjukkan bahwa pada bagian tepi ingot mempunyai butir berbentuk dendrit yang memanjang dan bercabang, sedangkan pada bagian tengah butiran cenderung bulat dan seragam. Hasil uji kekerasan terhadap paduan U-7Mo-xZr (x = 1%, 2%, 3%) berturut-turut adalah 294,6 VHN, 314,6 VHN dan 334,6 VHN.Kata kunci: ingot, U-7Mo-Zr/Al, tungku busur listrik
PENENTUAN KODUKTIVITAS PANAS KOMPOSIT MATRIKS KERAMIK SILIKON KARBIDA MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL SCANNING CALORIMETRY Sutri Indaryati; Yanlinastuti .; Guswardani .; Triarjo .; Jan Setiawan
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 8, No 15 (2015): April 2015
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.615 KB)

Abstract

ABSTRAK - Penentuan konduktivitas panas menggunakan differential scanning calorimetry (DSC) untuk komposit matriks keramik (KMK) SiC yang digunakan sebagai penukar kalor telah dilakukan menggunakan Setaram DSC 92. Untuk menentukan konduktivitas panas dengan DSC menggunakan kurva entalpi bahan sensor yang digunakan adalah Indium dengan titik leleh pada 156,6 o C yang diperhitungkan dengan memperhitungkan adanya hambatan panas dari sampel KMK SiC. Pengukuran yang diperlukan adalah ketebalan KMK SiC dan luasan permukaan bahan sensor yang bersentuhan dengan sampel KMK SiC. Dari kurva entalpi diperoleh nilai hambatan panas sampel KMK SiC yang digunakan sebesar 0,897 K/mW untuk KMK-P dan 0,867 K/mW untuk KMK-PS. Perhitungan konduktivitas panas dari hambatan panas diperoleh nilai 2,919 W/m.K untuk KMK-P dan 3,065 W/m.K untuk KMK-PS. Kata Kunci : komposit matriks keramik SiC, Konduktivitas panas, bahan sensor, differensial calorimetry ABSTRACT - Thermal conductivity of silicon carbide composite matrix ceramic (CMC) was determined by differential scanning calorimetry (DSC) using Setaram DSC 92. Thermal conductivity measurement conducted by DSC was determined by enthalpi curve of sensor material was used Indium with melting point at 156,6 o C which thermal resistance of CMC SiC calculated. Thickness of CMC SiC and area of sensor material that contact to the CMC SiC sample. Thermal resistance of CMC SiC that obtained from enthalpi curve for KMK-P at 0,897 K/mW and KMK-PS at 0,867 K/mW. Thermal conductivity value that calculater from obtained thermal resistance for KMK-P at 2,919 W/m.K and KMK-PS at 3,065 W/m.K. Keywords : composite matrix ceramic SiC, heat conductivity, sensor material, differential calorimetry
ANALISIS PENGGUNAAN LAS TIG PADA ALAT FUEL PILING UNTUK PENGELASAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR Maradu Sibarani; Antonio Gogo; Triarjo .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 1, No 01 (2008): April 2008
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.947 KB)

Abstract

ABSTRAKANALISIS PENGGUNAAN LAS TIG PADA ALAT FUEL PILING UNTUK PENGELASAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR. Telah dilakukan analisis penggunaan las Tunsten Inert Gas (TIG) pada alat fuel piling dengan tujuan peralatan tersebut dapat dipakai untuk mengelas pin bahan bakar jenis PWR (pressurized water reactor) secara semi otomatis. Metode analisis yang digunakan adalah dengan mendata keberadaan alat fuel pilling dan las TIG yang ada di IRM, menganalisis kemungkinan kedua alat untuk dapat digunakan, melakukan pendataan terhadap komponen-komponen yang perlu dimodifikasi/dilengkapi. Dari hasil analisis bahwa alat fuel piling mungkin digunakan untuk mengelas pin bahan bakar yaitu dengan melakukan modifikasi welding chamber yang tersedia dan melengkapi sistim kabel power las TIG.Kata Kunci: las T IG, fuel piling 
KOMPARASI PENGGUNAAN OKSIDAN UDARA DAN N2O PADA ANALISIS BESI DALAM URANIUM OKSIDA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM – FLAME Asminar Asminar Asminar; Deni Mustika Deni Mustika; Rahmiati - -
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 10, No 19 (2017): Oktober 2017
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.338 KB)

Abstract

ABSTRAK – Telah dilakukan komparasi penggunaan oksidan udara dan N2O pada analisis besi dalam uranium oksida menggunakan spektrofotometer serapan atom – flame. Besi (Fe) merupakan unsur logam transisi yang dibatasi kandungannya dalam material bahan bakar nuklir karena menurunkan efisiensi dan mempengaruhi rasio bahan bakar nuklir. Spektrofotometer serapan atom metode yang paling banyak digunakan untuk analisis unsur runutan. Jenis oksidan yang dapat digunakan adalah udara dan dinitrogen oksida (N2O) dengan bahan bakar asetilen, sehingga perlu ditentukan oksidan yang tepat untuk menghasilkan data analisis yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan akurasi analisis Fe pada uranium oksida menggunakan oksidan udara dan N2O dengan SSA. Analisis dilakukan terhadap larutan standar dan larutan uranium dari CRM uranium oksida kemudian ditentukan akurasinya. Diperoleh hasil akurasi standar untuk oksidan udara ± 6,1116 dan ± 16,236 %, diluar rentang kesalahan yang diizinkan sedangkan menggunakan oksidan N2O diperoleh ± 3,296 dan ± 4,728 % masuk kedalam rentang kesalahan yang diizinkan. Konsentrasi Fe pada U3O 8 CRM 124 - 2 menggunakan oksidan udara yang diperoleh adalah 94,10544 ± 1,6301 µg/g dan 94,28347 ± 0,3481 µg/g, angka ini diluar kisaran keberterimaan , sedangkan konsentrasi Fe dalam U3O8 CRM 124 – 2 menggunakaan N2O sebagai oksidan diperoleh 100,7778 ± 0,2684 dan 98,3076 ± 0,2677 µg/g, dan masuk kisaran keberterimaan yaitu 110 ± 13 µg/g (sertifikat CRM 124-2). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa oksidan yang terbaik untuk pengujian Fe dalam standar dan dalam U3O8 CRM 124 – 2 adalah N2O karena menghasilkan nilai akurasi terkecil dan hasil analisis CRM masuk ke dalam kisaran keberterimaan. Oksidan N2O menghasilkan suhu nyala yang lebih tinggi daripada udara sehingga mampu menghilangkan interferensi yang ada. Kata Kunci : Besi, SSA-flame, Uranium Oksida, Impuritas ABSTRACT – The comparison between air and nitrous oxide as an oxidant for iron (Fe) analysis in uranium oxide by using flame - atomic absorption spectrophotometer (flame - AAS). Iron (Fe) is a metal in the first transition series that the amount of it is limited in nuclear fuel because it can reduces the efficiency and influences the nuclear fuel ratio. AAS is the most commonly method to analyze micro element. Air and nitrous oxide are oxidants which can be utilized with acetylene as a fuel gas to support combustion in flame – AAS. The aim of this research is to determine the accuracy of Fe analysis in uranium oxide with compared air and nitrous oxide as oxidant by using flame AAS. The analysis of Fe was conducted by using standard solution and uranium solution from uranium oxide certified reference material then determined its accuracy. The measurement results by using air as an oxidant are ± 6.1116 and ± 16.236 %, are not close to the true value, and for the nitrous oxide are ± 3.296 and ± 4.728 %, are close to the true value. The accuracy of Fe analysis in uranium oxide with air oxidant are 94.10544 ± 1,6301 µg/g and 94.28347 ± 0.3481 µg/g, this value are out of acceptance criteria, but with nitrous oxide are 100.7778 ± 0.2684 and 98.3076 ± 0.2677 µg/g, and agree of acceptance criteria 110 ± 13 µg/g (CRM 124-2 certificate). The conclusion of this experiment is nitrous oxide is selected oxidant for Fe analysis in uranium oxide because of giving smaller accuracy and result of the CRM analysis is in acceptance criteria. N2O oxidant have temperature flame higher than air, it can remove all interferences. Keywords: Iron, Flame - AAS, Uranium Oxide, Impurities
PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM Torowati .
PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir Vol 3, No 06 (2010): Oktober 2010
Publisher : PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.771 KB)

Abstract

ABSTRAK PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI  PENGENDAPAN  URANIUM. Setiap aktivitas analisis  di Laboratorium Kendali Kualitas, Bidang Bahan Bakar Nuklir selalu dihasilkan  limbah radioaktif cair. Limbah radioaktif cair di laboratorium  masih mengandung uranium yang cukup besar  ± 0,600 g U/l dengan keasamaan yang cukup besar pula. Karena uranium mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi maka perlu  usaha  untuk mengambil kembali uranium tersebut. Pada  kegiatan ini telah dilakukan upaya untuk menentukan pengaruh kandungan uranium dalam umpan terhadap efisiensi pengendapan uranium. Untuk memperoleh variasi kandungan uranium dalam umpan dilakukan dengan cara penguapan limbah radioaktif cair. Pengendapan dilakukan  menggunakan bahan pengendap amonium  karbonat pada kondisi pengendapan pH 5. Tujuan  kegiatan ini adalah untuk menentukan efisiensi pengendapan yang maksimal dengan variasi kandungan uranium yang berada dalam umpan. Variasi kandungan uranium  yang diendapkan adalah  : 0,569 g/l,  0,713 g/l, 1,179 g/l, 1,340 g/l dan 1,400 g/l.  Dari  kegiatan ini diperoleh  efisiensi pengendapan yang maksimal sebesar (96,86 ± 0,26)%  dengan kandungan uranium sebesar 1,179 g/l. Kata kunci : uranium, pengendapan, amonium  karbonat.

Page 1 of 17 | Total Record : 169