cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Prima Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek Nuklir
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Prima Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek Nuklir, Jurnal ilmiah diterbitkan oleh Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN Alamat Rekaksi: Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) - BATAN
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 10 (2008): Nopember 2008" : 8 Documents clear
SISTEM MONITORING DAN KENDALI DENSITAS ALIRAN FLUIDA P20S MENGGUNAKAN RADIOAKTIF GAMMA Rony Djokorayono; Arjoni Amir
PRIMA - Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek Nuklir Vol 5, No 10 (2008): Nopember 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2740.181 KB)

Abstract

SISTEM MONITORING DAN KENDALl DENSITAS ALIRAN FLUIDA P20s MENGGUNAKAN RADIOAKTIF GAMMA. Telah dikonstruksi sistem monitor dan pengendali densitas aliran fluida dengan teknik absorpsi radiasi gamma untuk mengendalikan konsentrasi P20S pada proses produksi pupuk SP36, dengan ketelitian ukur antara 0,5gr/dm3sampai 5.0 grldm . Data pengamatan selama dua tahun terpasang, sangat diperlukan untuk aplikasi lain di bidang industri. Selain untuk monitoring dan kendali P20S, sistem ini dipakai untuk pengendali perangkat operasionallainnya yang terkait. Metode pengendalian Proporsional-Integral (PI) dan etoda pengukuran menggunakan absorpsi radiasi gamma terhadap densitas aliran P20S di dalain pipa proses dapat mempercepat proses analisa dan pengendalian secara cepat dan akurat yang akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dalam penggunaan bahan baku. Keunggulan metoda ini, dapat digunakan untuk pengendalian proses kimia secara on-line, dimana proses pengukuran dan proses pengendalian dapat dilakukan hanya dengan beberapa menit. Hasil pengendalian Proporsional-Integral dan metoda pengukuran menggunakan absorpsi radiasi gamma terhadap densitas aliran P20Sdi dalam pipa proses mempunyai kesalahan pengendalian maksimum 4,8 gramldm3 dan koefisien korelasi r = 0,985 MONITORING SYSTEM AND CONTROL FOR P20SFLUID FLOW BY USING GAMMA RADIOAKTIVE. Monitoring system and control for flow density of P20S in SP36 fertilizer process production has been constructed by using gamma absorPtion technique, which the accuracy required for mesurement of density amounting is 0,5 gr/dm to 5,0 grldm3. The colected data and experiences during two years of the operation are indispensable for the other aplication in industry also for the related control instrumentation in the system. Method for Proportional-Integral (PI) controller and measurement uses the gamma radiation absorption technique to P20S flow density inside the pipe can accelerate the analysis process and control accurately and increase the efficiency in using raw material. This method can be used for controlling of chemistry process in on-line condition which measurement process and control process can be done in any minutes. The result of proportional-Integral (PI) controller and. and measurement uses the gamma radiation absorption technique to P20S flow density inside the pipe has maximum error 4.8 gramldm3 and correlation coeficient r= 0.985
BUDAYA KESELAMATAN DALAM INSTALASI NUKLIR Benar Bukit
PRIMA - Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek Nuklir Vol 5, No 10 (2008): Nopember 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1887.249 KB)

Abstract

BUDAYA KESELAMATAN DALAM INSTALASI NUKLIR. Tujuan budaya keselamatan adalah agar seluruh personil berkonstribusi dan bertanggungjawab atas keselamatan instalasi dimana personil tersebut melakukan kegiatan. Budaya keselamatan ini penting karena banyak kecelakaan yang terjadi akibat kurangnya kepedulian terhadap keselamatan, seperti kejadian pada kecelakaan instalasi nuklir three Mile Island (1979) dan Chernobyl (1986), kejadian seperti ini memunculkan kesadaran bahwa faktor manusia memberikan konstribusi signifikan terhadap kegagalan suatu pengoperasian suatu sitem yang berpengaruh terhadap keselamatan. Batan adalah salah satu institusi yang mempunyai instalasi nuklir wajib menerapkan budaya keselamatan untuk menjamin pengoperasian instalasi nuklir yang aman, selamat dan handal, sehingga personil, masyarakat dan Iingkungan terlindung dari bahaya radiasi dari zat radioaktif yang dihasilkan. Budaya keselamatan mempunyai dua komponen utama, komponen yang pertama adalah kerangka kerja yang diperlukan dalam suatu organisasi, hal ini merupakan tanggungjawab manajemen. Komponen yang kedua adalah sikap personil pada semua tingkat dalam merespon dan memanfaatkan kerangka kerja tersebut Culture safety in the Nuclear instalation. Culture safety is aimed to empower all the personnels to contribute and responsible to the instalation safety where they work in. Culture safety is important as there were so many accidents happened due to the little attention given to the safety, take as examples of what happened in Three Mille Island instalation (1979) and Chernobyl (1986). These remind us that human factor gives a significant contribution to the failure of operational system which influences the safety. Therefore, as one of intitutions which has nuclear instalation. National Nuclear Energy Agency must apply the culture safety to guarantee the safety operation of nuclear instalation to protect- the personnels, community and environment from the hazard of radioactive radiation. Culture safety has two mian components. The first component under the management responsiblity is a framework needed in an organisation. The second component is the personnels attitude in al/ levels to respond and optimize those framework.
PENENTUAN JENIS DAN TEBAL BAHAN PERISAI MENGGUNAKAN SUMBER GAMMA Cs-137 Tukiman Tukiman
PRIMA - Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek Nuklir Vol 5, No 10 (2008): Nopember 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1917.926 KB)

Abstract

ABSTRAK PENENTUAN JENIS DAN TEBAL BAHAN PER/SA/  MENGGUNAKAN SUMBER GAMMA Cs-137. Telah dilakukan penentuan jenis  bahan penahan radiasi dengan menggunakan sumber gamma Cs-137 aktivitas 74 GBq.  Pemilihan bahan perisai radiasi  diperlukan untuk mendapatkan bahan  yang  tepat,   karena  setiap  bahan  mempunyai  tebal  paruh  yang berbeda. Tebal paruh  merupakan tebal bahan yang  dapat menyerap setengah intensitas paparan radiasi sehingga paparan yang tersisa menjadi setengah dari intensitas awalnya. Sampel yang digunakan unfuk pengujian adalah beton,  kayu dan timbal dengan ketebalan bervariasi. Dari  data  percobaan dan hasil perhitungan didapatkan kesimpulan,  bahwa jenis bahan perisai dari timbal mempunyai daya serap radiasi dan nilai HVT yang tepat untuk penahan radiasi gamma : tebal paruh  timbal  0.732 cm.  Dibandingkandengan bahan   dari kayu  dengan tebal  paruh: 11. O cm dan beton  3.164 cm. Kata kunci:   Jenis bahan, tebal paruh, ,  bahan perisai.  ABSTRACTDETERMINATION OF MATERIAL AND ITS THICKNESS FOR Cs-137 GAMMA SOURCE SHIELDING. Its has been determined the shielding material and its thickness necessarily conducted due to every material will have different half-thickness characteristics, and by the selection a suitable material and its thickness  will be obtained. Half-thickness of any material is the ability of the material  at a certain thickness to absorb any radiation intensity-so that the intensity becomes half of its source. Sample materials to be used are concrete,  wood, and lead with their thickness varied. From experiment data and theoretical computation can be concluded that lead is the suitable material for shielding with the value of HVT for gamma radiation 0.732 cm. For wood and concrete will give half-thicknessof 11.0 cm and 3.164 cm respectively. Keywords: shielding  material, half-thickness, shielding
RANCANGAN PENYANGGA DETEKTOR Nal(TI) DAN KOLIMATOR PERANGKAT RIA Riswal Nafi Siregar; Hendra Prihatnadi
PRIMA - Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek Nuklir Vol 5, No 10 (2008): Nopember 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2084.366 KB)

Abstract

Telah dilakukan perancangan penyangga detektor pada perangkat Radioimmunoassay (RIA). Rancangan penyangga detektor merupakan penentu rancangan awal seluruh sistem mekanik sample changer. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan fungsi deteksi serta pemilihan jenis detektor yang digunakan. Rancangan tersebut meliputi bentuk penyangga detektor, sistem pemasangan penyangga yang menunjang sistem elektronik Sample Changer secara keseluruhanHave been done by scheme of prop of detector at peripheral Radioimmunoassay (RIA). Device of Prop of detector represent determinant of device early entire/all system of mechanic of sample changer. This matter have done to fulfill requirement of function detect and also the election type of used detector. The device cover form of detector prop, system of installation of prop supporting system of electronic of Sample Changer as a whole
ANALISA STRESS PIPELINE BAWAH LAUT PADA SETURIAN OFFSHORE Syamsurijal Ramdja
PRIMA - Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek Nuklir Vol 5, No 10 (2008): Nopember 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3922.521 KB)

Abstract

ABSTRAKANALISA  STRESS   PIPELINE  BAWAH  LAUT  PADA  SETURIAN  OFFSHORE.  Telah dilakukan analisa sistem perpipaan  bawah  laut.     Analisa yang  dilakukan adalah analisa pengaruh beban ekstemal  terhadap  kekuatan  sistem  perpipaan jalur  pipa  bawah  taut.  Beban  ekstemal  berupa beban  angin  dan  beban  gelombang  air  taut. Kedua  beban  ekstemal  tersebut  bekerja  secara simultan dan dapat menimbulkan tegangan, gaya dan momen serta pergeseran sistem perpipaan. Analisa juga menunjukkan  perbedaan  hasil  perhitungan  antara  sistem  perpipaan  yang  tidak ditopang platform dengan sistem perpipaan yang ditopang platform.  Kata kunci: jalur pipa,  beban angin, beban gelombang air taut, platform ABSTRACT ANALYSIS  STRESS OF SUBMARINE PIPELINE AT SETURIAN OFFSHORE. Analysis of piping submarine system has been done. Analyse taken is external load influence analysis to pipe system strength of under sea.  Ekstemal load in the form of wind load and wave load irrigate sea. Both of the eksternal load work by simultance and can generate stress,   force and momen and also friction of pipe system. Analyse also showing difference result of calculation between pipe system which is not sustained by platform with pipe system sustained by platform. Key word : pipeline,  wind load, wave load, platform
ANALISIS POTENSI BAHAYA, DAMPAK DAN PENANGGULANGANNYA TERHADAPPENGGUNAAN PERANGKAT RENOGRAF HASIL LlTBANGYASA BATAN Joko Sumanto
PRIMA - Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek Nuklir Vol 5, No 10 (2008): Nopember 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2459.718 KB)

Abstract

Analisis potensi bahaya, dampak dan penanggulangannya terhadap penggunaan perangkat renograf hasil litbangyasa BATAN telah dilakukan. Setiap pemanfaatan peralatan perlu kepastian bahwa alat aman untuk dioperasikan. Analisis keselamatan tersebut dilakukan terkait dengan keselamatan manusia sebagai pengguna. Cara yang digunakan untuk melaksanakan analisis tersebut menggunakan metode Hazard and Operability Study. Tujuan analisis ini adalah untuk meninjau suatu proses atau operasi pada perangkat renograf yang berhubungan dengan potensi bahaya, dampak, dan penanggulangannya. Dari analisis ini memberi gambaran beberapa kemungkinan terjadinya potensi bahaya baik yang disebabkan oleh kesasahan disain sistim elektronik, mekanik, kesalahan pengoperasian alat serta kekeliruan penanganan isotop yang dapat menimbulkan kecelakaan pada pasien, operator, teknisi, sehingga dapat diantisipasi dengan pemenuhan persyaratan disain, ketaatan terhadap standar produk, ketaatan terhadap prosedur serta kepatuhan pada peraturan dan perundangan yang dikeluarkan pemerintah khususnya dalam pemanfaatan sumber radiasi.
PENENTUAN JENIS DAN TEBAL BAHAN KATODA DETEKTOR GEIGER•MULLER TIPE JENDELA SAMPING BERDASARKAN FAKTOR KOREKSI PENCACAHAN Sri Mulyono Atmojo; Irianto Irianto
PRIMA - Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek Nuklir Vol 5, No 10 (2008): Nopember 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2380.121 KB)

Abstract

Suatu kajian bahan tabung katoda detektor Geiger-Muller tipe jendela samping (side window) telah dilakukan dengan tujuan menentukan faktor koreksi pencacahan terhadap serapan radiasi gamma, sehingga dapat ditetapkan jenis dan tebal bahan katoda detektor tersebut. Metoda yang digunakan adalah menetapkan koefisien serapan linier bahan tabung katoda terhadap radiasi gamma (y) yang berasal dari Co-60, CS-137, dan Na-22, dan kemudian menghitung faktor koreksi pencacahannya. Bahan yang dipilih antara lain tembaga, kaca, aluminium, dan stainless-steel (SS), dengan ketebalan masing-masing antara 1 - 4 mm, kecuati aluminium dengan ketebalan antara 0,03 - O,3 mm. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk berkas radiasi y dari Co-60, bahan tembaga, kaca, dan SS, tebal 1 mm, masing- masing mempunyai faktor koreksi pencacahan sekitar 7,92, 4,93, 1,44, dan untuk berkas radiasi y dari Cs-137 masing-masing bahan mempunyai faktor koreksi sekitar 7,33, 8,30, dan 14,82. Sedangkan untuk berkas radiasi dari Na-22, masing-masing bahan mempunyai faktor koreksi sekitar 1,53, 1,11, dqn 1,32. Bahan aluminium dengan tebal O,75 mm mempunyai faktor koreksi untuk radiasi y yang berasal dari Co-60, Cs-137, dan Na-22, masing-masing sebesar 1,07, 1,29, dan 1,20. Dari hasil perhitungan tebal optimal bahan katoda dari tembaga, aluminium, dan SS sebesar O,5 mm dan untuk bahan gelas sebesar 0, 025 mm. A material study for cathode tube of side window Geiger-Muller detector was carried out. Aim of the study is determine the counting correction factor to the absorption gamma radiation, so the type and thickness of materials tube can be settled. The method of this study is calculate the linear absorption coefficient of cathode tube materials to gamma radiation, in that transmitted by Co-60, Cs-137, and Na-22 isotopes, and then determine of the calculation correction factor. The materials choice are copper, glass, SS, aluminum, by O,03-0,3mm thickness. Results of this experiment show that copper, glass, SS, materials by 1 mm thick, have correction factor 7,92, 4,93, 1,44, respectively, in that Co-60 isotope is used in this experiment. The same material correction factors are 7,33, 8,30, 14,82, where Cs-137 isotope is as gamma source. If the Na-22 isotope is used as gamma source, so their correction factors are 1,53, 1,11, 1,32. For the aluminum O,75mm thick, has correction factor 1,07, 1,29, 1,20, in that Co-60, Cs- 137, Na-22 is used in this experiment. Conclusion of this experiment are: the optimum thickness of cathode material of copper, aluminum, SS, is O,5mm, whereas the glass cathode has O,025mm thick.
STUDI KETAHANAN TERHADAP KOROSI PADA MATERIAL BAJA PEGAS DAUN MOBIL RODA 4 DENGAN BERAT 1000 KG YANG TELAH DINITRIDASI DENGAN PLASMA DISKRIT BUATAN BATAN Nurman Nurman; Usman Sudjadi Sudjadi
PRIMA - Aplikasi dan Rekayasa dalam Bidang Iptek Nuklir Vol 5, No 10 (2008): Nopember 2008
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2452.724 KB)

Abstract

Ketahanan terhadap korosi pada material baja pegas daun mobil dengan berat 1000 Kg yang telah dinitridasi dengan plasma diskrit buatan BATAN telah di kerjakan. Beberapa sampel material baja pegas daun mobil dengan berat 1000 Kg telah di nitridasi pada temperatur T = 250°C selama 240 menit. Setelah itu sampel tsb. Dicelupkan dalam HCI pada temperatur ruang selama 60 menit. Kemudian diuji kekerasan dengan Hardness Vickers dan diamati perubahan struktur mikronya dengan mikroskop optik. Hasil-hasilnya menunjukkan kekerasan setelah terkorosi pada sampel awal adalah 340 kgf/mm2 dan pada temperatur T =250 0c adalah 423 kgf/mm2. Matrix setelah terkorosi adalah austenite, ferit, perlit, dan martensit. Staying power toward corrosion on leaf spring steel of 4 wheel car with 1000 Kg heavy, that done nitriding process with discreet plasma fabricated by BATAN were carried out. Some samples were done nitriding process at temperature 250 0C for 240 minutes. After that the samples have immersed in HCI for 60 minutes at room temperature. The hardness of samples has tested with hardness Vickers. Microstructure and staying power toward corrosion have observed with microscope optic. The results show that the hardness after corrosion of as received sample was 340 Kgf/mm2 and after done nitriding process at temperature T = 250°C was 423 Kgf/mm2. Matrixs after corrosion were austenite, ferrite, perlite, and martensite.

Page 1 of 1 | Total Record : 8