cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik PWK
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 55 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013" : 55 Documents clear
KAJIAN BENTUK LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERDASARKAN SENSE OF COMMUNITY DI KELURAHAN DADAPSARI SEMARANG Melody Kinanti Kristiani; Nany Yuliastuti
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.649 KB)

Abstract

Kelurahan Dadapsari merupakan salah satu pusat permukiman yang terletak di Kecamatan Utara, Kota Semarang yang berupa kampung lama dan kampung baru. Permasalahan berupa heterogenitas penduduk yang memicu terjadinya percampuran nilai-nilai budaya dan sosial menjadikan rasa kebersamaan sebagai modal sosial sangat dibutuhkan dalam komunitas masyarakatnya. Talen (1999) mengungkapkan bahwa dibutuhkan sebuah lingkungan yang terencana untuk menciptakan sebuah rasa kebersamaan sementara kampung merupakan lingkungan tidak terencana dan tidak memiliki banyak ruang publik yang mendukung interaksi. Sehingga dari permasalahan diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kontribusi bentuk lingkungan kampung pada rasa kebersamaan sebagai modal sosial di Kelurahan Dadapsari. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat perbedaan mendasar pada lingkungan dengan tingkat rasa kebersamaan tinggi dan rendah pada indikator lebar jalan, ukuran rumah, fungsi bangunan dan kelengkapan dalam fasilitas lingkungan permukiman. Lingkungan dengan tingkat kebersamaan tinggi memiliki lebar jalan yang lebih sempit (2-4 m), ukuran rumah kecil (12-74 m2), fungsi bangunan yang bersifat campuran dan kelengkapan fasilitas lingkungan permukiman yang lebih lengkap terutama dalam ketersediaan ruang bersama. Hal ini mengindikasikan bahwa bentuk lingkungan kampung memberikan kontribusi dalam terbentuknya rasa kebersamaan di masyarakat Kelurahan Dadapsari.
PENGARUH KAWASAN WISATA SENDANG ASRI WADUK GAJAH MUNGKUR TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN DAN ASPEK SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT Ratika Tulus Wahyuhana; Mohammad Muktiali
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2714.118 KB)

Abstract

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan andil besar terhadap proses pembangunan dan pengembangan wilayah. Kondisi tersebut dapat dilihat dari kontribusi melalui tingkat kunjungan wisata yang akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap pemerintah dan masyarakat lokal. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata, kawasan wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri, mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi terhadap pengembangan wilayah. Jumlah pengunjung tiap tahunnya juga cenderung mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2008-2012. Yang menjadi pertanyaan studi di sini adalah: Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh keberadaan kawasan wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur terhadap perubahan guna lahan dan aspek sosial-ekonomi masyarakat? Permasalahan yang timbul dalam perkembangan kawasan wisata Sendang Asri yaitu masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga peneliti ingin menjadikan penelitian dengan  tujuan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan kawasan wisata terhadap perubahan guna lahan dan aspek sosial-ekonomi masyarakat setempat. Berdasarkan hasil analisis dihasilkan beberapa temuan studi yaitu dengan adanya pengaruh kawasan wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur terjadi perubahan guna lahan untuk pengembangan atraksi dan juga usaha pendukung sektor wisata yaitu perdagangan dan jasa dari tahun 2004-2012. Selanjutnya, pengaruh wisata terhadap aspek sosial yaitu terjadi peningkatan pengetahuan dan peran dari masyarakat dalam mengembangkan kawasan wisata Sendang Asri melalui pelatihan pembuatan produk kuliner dan memperkenalkan kesenian dan budaya asli. Kemudian pengaruh kawasan wisata Sendang Asri terhadap aspek ekonomi yaitu terjadinya perubahan kesempatan kerja yaitu dapat menyerap 33% pelaku usaha yang awalnya belum memiliki pekerjaan serta memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat di kawasan wisata meskipun pendapatan yang diperoleh masih cukup rendah.
KAJIAN PENENTUAN BENTUK PENGEMBANGAN WILAYAH KURIMA KABUPATEN YAHUKIMO PAPUA Simson Harefa Hesegem; Samsul Ma’rif
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.744 KB)

Abstract

Tujuan pemekaran wilayah adalah sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam perkembangnnya, setelah beberapa tahun berjalan ada indikasi bahwa pembangunan di Kabupaten Yahukimo yang dimekarkan pada tahun 2002 dari Kabupaten Jayawijaya oleh sebagian masyarakat dianggap tidak bisa memenuhi aspirasi menjawab tujuan dari pemekaran. Hal ini diindikasikan oleh  munculnya kesenjangan pembangunan antar-distrik yang dekat dengan pusat pemerintahan dengan distrik yang jauh dari pusat pemerintahan. Salah satu wilayah dalam Kabupaten Yahukimo yang mengalami stagnasi pembangunan adalah Kurima. Sampai saat ini, masyarakat yang berdomisili di distrik Kurima belum merasakan dampak pemekaran kabupaten Yahukimo. Hal tersebut terlihat dari belum adanya pembangunan berupa pembangunan fasilitas fisik seperti fasilitas kesehatan yang tidak memadai, kantor pemerintahan tidak layak dipakai dan fasilitas pendidikan yang sangat memprihatinkan. Kondisi ini kemudian memicu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan munculnya aspirasi pembentukan kabupaten baru yang terpisah dengan Kabupaten Yahukimo, bergabung kembali dengan Kabupaten Jayawijaya dan tetap berada dalam lingkup Kabupaten Yahukimo. Berdasarkan ketiga alternatif upaya pengembangan wilayah Distrik Kurima yang mengemuka ini, maka penelitian ini kemudian dilakukan. Metode yang digunakan adalah dengan deskriptif didukung teknis analisis proses hierarki analitik (PHA) dan didukung oleh analisis kualitatif. Hasil analisis PHA yang melibatkan beberapa narasumber terkait sebagai pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Yahukimo, khususnya di Distrik Kurima memperlihatkan bahwa alternatif terpilih adalah Pembentukan Kabupaten Baru yang terpisah dari Kabupaten Yahukimo. Implikasi dari terpilihnya pembentukan kabupaten baru adalah penentuan ibukota kabupaten sebagai pusat pemerintahan dan cakupan wilayah kabupaten. Berdasarkan analisis pusat pemerintahan dengan beberapa kriteria, skor tertinggi terletak di Distrik Kurima diikuti oleh Tangma, dan Silimo. Adapun cakupan wilayah meliputi distrik-distrik yang tergabung dalam konfederasi lima suku yaitu, Yali, Hubla, Kimyal, Momuna dan Me. Upaya mewujudkan sebagai kabupaten baru berdasarkan analisis kesiapan yang dilihat dari aspek kependudukan dan lahan, infrastruktur fisik, kelembagaan SDM pemerintahan, mananjemen konflik dan demokrasi serta kapasitas ekonomi sumber daya dan sektor unggulan menunjukkan bahwa Kurima memiliki kapasitas yang kuat menjadi daerah otonom. 
PREFERENSI TETAP TINGGAL ATAU PINDAH MASYARAKAT SEKITAR PETEMPEN TERHADAP PEMBANGUNAN APARTEMEN MUTIARA GARDEN Santi Antasia Dewi; Ragil Haryanto
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.043 KB)

Abstract

Seiring perkembangan pembangunan Kota Semarang, bisnis properti mulai dikembangkan oleh sejumlah investor melalui pembangunan gedung berorientasi komersial di pusat kota (CBD) seperti hotel berbintang lima, perkantoran, apartemen dan mall. Kampung Petempen merupakan kawasan pemukiman padat yang berada di kawasan Gajahmada Semarang yang mulai diminati developer sebagai pembangunan bisnis properti berupa Apartemen Mutiara Garden. Pembebasan lahan dilakukan secara bertahap dengan cara penawaran ganti rugi tanpa bentuk desakan. Oleh karena itu kini sebagian besar rumah telah dijual pemiliknya dan menjadi area pembangunan apartemen. Sebagaimana kehadiran pembangunan Apartemen Mutiara Garden pastinya menimbulkan dampak dan perubahan secara lingkungan dan sosial. Tetapi dengan kondisi tersebut beberapa warga masih tetap bertahan meskipun telah terhimpit bangunan apartemen. Fenomena tersebut menjadi suatu masalah yang menarik untuk diteliti sebagai obyek penelitian mengingat harga penawaran apartemen terbilang lebih tinggi dari harga dasar tanah di lokasi tersebut. Munculah pertanyaan penelitian mengenai bagaimana preferensi tinggal masyarakat sekitar Petempen akibat pembangunan Apartemen Mutiara Garden dan faktor apakah yang mempengaruhi preferensi tetap bertahan tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini mengaplikasikan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan mencakup kegiatan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas masyarakat memiliki preferensi untuk tetap bertahan tinggal di Petempen. Faktor lokasi tinggal yang strategis menjadikan masyarakat memiliki keinginan untuk mempertahankan diri di kawasan ini. Persepsi yang terbentuk dari dampak pembangunan juga terbukti mampu mempengaruhi preferensi tinggal masyarakat. Persepsi negatif yang muncul seiring perubahan lingkungan dan sosial disekitarnya akan mendesak masyarakat bertahan untuk pindah. Hal ini mengindikasikan adanya fenomena gentrifikasi di kawasan Petempen yang secara perlahan membuat masyarakat kaum marginal akan terdepak keluar dari kawasan. Kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah mengakibatkan ketidakmampuan masyarakat mengakses lingkungan. Oleh karena itu preferensi tetap tinggal masyarakat mengalami perubahan untuk pindah baik akibat keadaan mulai terdesak atau keinginan yang telah terpenuhi. 
IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN DAN EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK KAWASAN INDUSTRI DI KOTA SEMARANG Izzan Arif Hutomo; Sri Rahayu
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1151.615 KB)

Abstract

Kota Semarang merupakan salah satu kota yang perekonomiannya ditunjang oleh sektor perindustrian. Hal tersebut dapat dilihat dari data PDRB Kota Semarang tahun 2010 yang menjelaskan bahwa sektor industri merupakan sektor terbesar kedua dengan angka mencapai 24,16 % dari hasil pendapatan kota secara keseluruhan. Bertambahnya jumlah penduduk serta berkembangnya kawasan industri di Kota Semarang menyebabkan terganggunya beberapa aktivitas lain yang ada di sekitar kawasan industri. Hal ini dikhawatirkan dapat memberikan berbagai dampak negatif seperti alih fungsi lahan pertanian, terganggunya penataan kota, baik dari segi fisik maupun kenyamanannya, dan pencemaran limbah yang menimbulkan keresahan sosial yang pada akhirnya dapat memicu konflik sosial (Dirdjojuwono, 2004). Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu dilakukan suatu penelitian yang dapat mengetahui perkembangan kawasan industri dan mengevaluasi kawasan industri yang ada di Kota Semarang dengan kesesuaian lahannya untuk kawasan industri, sehingga nantinya akan diketahui bagaimana perkembangan kawasan industri di Kota Semarang dari tahun 1991-2011 dan kawasan industri mana sajakah yang ada pada tahun 2011 yang lahannya telah sesuai dengan keseseuaian lahan untuk kawasan industri yang dapat dibantu dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang mengembangkan teori-teori dan model matematis yang didasarkan pada data kuantitatif dan statistik deskriptif. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kawasan industri di Kota Semarang terus mengalami perkembangan di setiap tahunnya yang dapat dilihat dari peningkatan luas lahan terbangunnya dari tahun 1991 sebesar 204 Ha, tahun 2001 sebesar 554 Ha, dan tahun 2011 sebesar 929 Ha. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa ternyata hanya 20 % saja dari luas keseluruhan lahan terbangun kawasan industri yang lahannya sesuai dengan kesesuaian lahan untuk kawasan industri di Kota Semarang yang terletak di Kawasan Industri Tugu Wijayakusuma (106 Ha), Kawasan Industri Guna Mekar (61 Ha), dan Kawasan Industri Terboyo (19 Ha). Oleh karena itu, pemerintah harus lebih mempertegas perizinan pembangunan kawasan industri serta membuat peraturan yang mewajibkan setiap kawasan industri harus memiliki sistem pengolahan limbah yang baik agar dapat menghindari berbagai dampak negatif yang diakibatkan oleh kawasan industri. 
ANALISIS UPAYA MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KAMPUNG HIJAU (STUDI KASUS : KELURAHAN GAYAMSARI, KOTA SEMARANG) Astrini Ayu Puspita; Nany Yuliastuti
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.642 KB)

Abstract

Kampung yang mulai mencoba mengedepankan aspek ekologi adalah Kelurahan Gayamsari, Semarang. Pemerintah kelurahan mencanangkan program green-village menuju permukiman yang berkelanjutan. Upaya yang dilakukan masyarakat Kelurahan Gayamsari menuju kampung hijau atau permukiman green-village adalah gerakan penghijauan dan optimalisasi ruang terbuka hijau, penerapan teknologi ramah lingkungan, peningkatan kenyamanan, dan pengolahan sampah secara mandiri. Partisipasi masyarakat juga muncul dengan pembentukan kelompok-kelompok peduli lingkungan. Namun, adanya implementasi Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau belum terwujud secara optimal, karena masih adanya permasalahan seperti banjir, peningkatan pencemaran udara, dan minimnya kulitas ruang terbuka hijau. Maka muncul research question penelitian ini yaitu “Seberapa Besar Upaya Yang Dilakukan Masyarakat Kawasan Permukiman Kelurahan Gayamsari Dalam Mewujudkan Kampung Hijau ?”. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menilai upaya-upaya yang dilakukan masyarakat Kelurahan Gayamsari dalam mewujudkan kampung hijau. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa upaya masyarakat dalam mewujudkan kampung hijau secara umum sudah cukup baik yaitu dengan nilai indeks 1,99, hal ini dilihat dari upaya keterlibatan masyarakat tinggi (nilai indeks 2,43) pemanfaatan ruang permukiman yang cukup (nilai indeks 1,99, dan perilaku ramah lingkungan cukup (nilai indeks 1,91). Namun pada upaya kegiatan ekonomi masih rendah (nilai indeks 1,56). Hal ini disebabkan oleh kurangnya motivasi masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu rekomendasi untuk masyarakat yaitu agar lebih meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan terutama dalam mempertahankan ruang terbuka hijau sebagai area resapan dan meningkatkan fungsi rumah secara ekologi. Rekomendasi untuk pemerintah yaitu agar lebih mengoptimalisasi program Gayamsari Green-village melalui sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih sadar terhadap permasalahan lingkungan.
PENGARUH AKTIVITAS KAWASAN TERHADAP SIRKULASI LALU LINTAS DI KAWASAN JALAN PANDANARAN Shifa Fauzia; Anita Ratnasari Rakhmatulloh
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.196 KB)

Abstract

Aktivitas, transportasi, dan pergerakan merupakan tiga elemen sistem transportasi yang saling berkaitan. Hal ini juga terjadi pada kawasan oleh-oleh di Jalan Pandanaran yang lokasinya berada pada pusat kota dan menghubungkan dua pusat aktivitas di Kota Semarang. Pergerakan kendaraan pada kawasan ini cukup tinggi terlebih adanya tarikan perjalanan pada kawasan komersial. Tarikan perjalanan dapat menimbulkan perlambatan pergerakan sehingga tundaan. Gangguan pergerakan tersebut nantinya juga mempengaruhi keberlangsungan aktivitas ekonomi di dalamnya. Penelitian ini disusun untuk mengetahui pengaruh aktivitas pada kawasan komersial di Jalan Pandanaran terhadap kelancaran sirkulasi lalu lintas di kawasan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan analisis ddeskriptif dengan data hasil survey primer terhadap aktivitas kawasan, transportasi, serta pergerakan lalu lintas di kawasan Jalan Pandanaran. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terjadi perlambatan pergerakan kendaraan saat memasuki kawasan oleh-oleh karena tingginya volume pergerakan, hambatan samping, serta aktivitas parkir di tepi jalan yang mengakibatkan tingginya nilai tingkat pelayanan jalan, penyempitan jalan serta melambatnya pergerakan kendaraan. Perlambatan pergerakan ini menimbulkan tundaan apabila terjadi pada jam puncak yaitu siang hingga sore hari baik pada hari kerja maupun hari libur baik karena tingginya pergerakan maupun tingginya indeks parkir dan tingkat penggunaan ruang parkir.
TIPOLOGI KLASTER PERTANIAN ORGANIK BERDASRKAN AKTIVITAS TRANSFER INFORMASI Muhammad Riza Pahlevi; Holi Bina Wijaya
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.179 KB)

Abstract

Pertanian merupakan salah satu sektor yang memperkuat perekonomian rakyat dan mendominasi sebagian besar wilayah pedesaan. Klaster pertanian merupakan bentuk pengutan ekonomi rakyat yang dapat dikembangkan sebagai katalisator pembangunan wilayah. Kabupaten Semarang merupakan daerah yang berbasis pertanian. Konsep pengembangan ekonomi lokal telah diterapkan dalam pengembangan pertanian organik di Kecamatan Susukan. Pertanian organik yang dirintis klaster Al Barokah sejak akhir periode 1990-an telah semakin berkembang dengan menggunakan potensi lokal yang dimiliki. Permasalahannya adalah belum seluruh petani mengetahui informasi pengembangan potensi lokal. Hal ini yang menjadi tantangan klaster Al Barokah untuk memperluas praktek pertanian organik agar dapat meningkatkan produktivitas di masa depan. Hal ini menarik untuk diteliti karena praktek pertanian organik yang dilakukan klaster Al Barokah mengalami perkembangan yaitu dengan diangkatnya klaster Al Barokah sebagai  pusat pembelajaran (learning center) pertanian organik, namun disisi lain terdapat beberapa permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipologi klaster pertanian organik Al Barokah berdasarkan aktivitas transfer informasi. Keluaran dari penelitian ini adalah tipologi Klaster Padi Organik Al Barokah termasuk dalam tipologi klaster terpadu yang dapat diukur dari beberapa hal yaitu mempunyai fungsi pelengkap tinggi, mempunyai kelompok spesialis, banyak kerjasama, sering terjadi pertukaran informasi antar kelompok dalam klaster, kualitas informasi lebih bervariasi dan produk dirakit atau dikumpulkan oleh aktor sentral.
BENTUK ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP BANJIR DI KAMPUNG PURWODINATAN DAN JURNATAN KOTA SEMARANG Novia Riska; Nany Yuliastuti
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.219 KB)

Abstract

Kampung Purwodinatan dan Kampung Jurnatan merupakan bagian dari Kelurahan Purwodinatan yang memiliki luas 6,25 Ha dan kepadatan penduduk 209 jiwa/Ha. Kedua kampung tersebut terletak pada Kecamatan Semarang Tengah dan berada tepat  di pinggir Kali Semarang. Menurut RDTR Kota Semarang Tahun 2011-2031  kampung tersebut berada pada BWK 1 yang memiliki fungi sebagai kawasan permukiman, perdagangan dan jasa. Kedua kampung ini terletak di pinggir Kali Semarang yang memiliki kualitas buruk dengan banyaknya tumpukan sampah dan tingginya tingkat sedimentasi. Buruknya kondisi Kali Semarang secara langsung berdampak pada kondisi perkampungan yang rawan akan bencana banjir. Dengan adanya permasalahan tersebut maka menarik untuk dilakukan penelitian yang erat kaitannya dengan adaptasi masyarakat akibat adanya bencana banjir. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan adanya perbedaan bentuk adaptasi antara Kampung Purwodinatan dan Kampung Jurnatan meskipun letak kedua kampung tersebut berdampingan. Kampung Purwodinatan lebih memperhatikan perbaikan terhadap fisik rumah daripada lingkungan dilhat dari hasil bentuk adaptasi renovasi untuk rumah dan maintenance untuk lingkungan. Pada Kampung Jurnatan adaptasi antara fisik rumah dan lingkungan memiliki bentuk yang sama yaitu pada bentuk adaptasi renovasi. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh tingkat kerusakan fisik bangunan dan lingkungan yang berbeda serta tingkat banjir yang lebih tinggi di Kampung Jurnatan. Selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi sosial maupun ekonomi penduduk untuk melakukan adaptasi di dalam perkampungan.
POLA PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR BERSIH OLEH MASYARAKAT SEBAGAI ANTISIPASI DAMPAK SALINISASI DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN JEPARA (STUDI KASUS KELURAHAN BULU, KELURAHAN KAUMAN, KELURAHAN JOBOKUTO DAN KELURAHAN UJUNGBATU) Rahajeng Pramushinto; Samsul Ma’rif
Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota) Vol 2, No 3 (2013): Agustus 2013
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.772 KB)

Abstract

Perubahan iklim telah menjadi fenomena umum yang kian lama menjadi ancaman bagi keberlangsungan lingkungan hidup atau hidup masyarakat (Lapan, 2009). Salah satu akibat dari perubahan iklim di wilayah pesisir yang menjadi permasalahan adalah peningkatan salinitas (meningkatnya kadar garam pada air-air tanah). Salinisasi juga terjadi di Kelurahan Bulu, Kelurahan Kauman, Kelurahan Jobokuto dan Kelurahan Ujungbatu Kecamatan Jepara yang mengakibatkan jumlah air bersih di kawasan ini semakin berkurang disisi lain terdapat  keterbatasan kemampuan masyarakat secara ekonomi sehingga semakin mempersulit akses terhadap air bersih. Atas dasar permasalahan tersebut maka muncul research questions: “Bagaimana pola pemanfaatan sumber daya air bersih oleh masyarakat sebagai antisipasi dampak salinisasi di wilayah pesisir Kecamatan Jepara?”. Mengacu pada research question tersebut kemudian dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengkaji pola pemanfaatan sumber daya air bersih oleh masyarakat sebagai antisipasi dampak salinisasi di wilayah pesisir Kecamatan Jepara dengan aspek fisik, aspek lingkungan dan aspek masyarakat sebagai landasan dalam penelitian.Penelitian dilakukan dengan tahap-tahap analisis meliputi (1) analisis jenis penggunaan dan tipe pemanfaatan sumber daya air wilayah pesisir Kecamatan Jepara, (2) Analisis dampak negatif salinisasi terhadap sumberdaya air, (3) Analisis upaya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih, (4) Analisis alternatif sumber air bersih di wilayah studi, dan (5) Analisis pola pemanfaatan sumber daya air wilayah pesisir. Dari tahapan analisis tersebut ditemukan hasil bahwa terdapat tiga pola pemanfaatan sumber daya air bersih yaitu pola pemanfaatan dengan kondisi kebutuhan air bersih tercukupi, pola pemanfaatan dengan kondisi kebutuhan air bersih tercukupi dengan syarat dan pola pemanfaatan dengan kondisi kebutuhan air bersih belum tercukupi dimana pada masing-masing pola pemanfaatan memiliki upaya dan alternatif dalam mencukupi kebutuhan air bersih. Upaya yang dilakukan antara lain efisiensi dan efektifitas dalam pemanfaatan, pengendalian air tanah berlebih dan upaya konservasi sumber air, sedangkan alernatif yang dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan teknologi reverse osmosis, distilator surya dan pemanenan air hujan.

Filter by Year

2013 2013