cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014" : 12 Documents clear
PENGARUH PENAMBAHAN KAYU MANIS TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KADAR GULA TOTAL MINUMAN FUNGSIONAL SECANG DAN DAUN STEVIA SEBAGAI ALTERNATIF MINUMAN BAGI PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Hastuti, Andriana Murdi; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.423 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6595

Abstract

Latar Belakang: Penatalaksanaan diet diabetes melitus tipe 2 dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan antioksidan serta memperhatikan jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Kayu manis, secang, dan daun stevia merupakan bahan alami tinggi antioksidan dan rendah gula total yang dapat dijadikan bahan minuman fungsional sebagai alternatif minuman untuk penderita DM tipe 2.Tujuan: Menganalisis pengaruh penambahan kayu manis terhadap pH, tingkat kecerahan (L*), aktivitas antioksidan, gula total dan organoleptik yang meliputi warna, aroma, dan rasa minuman fungsional secang dan daun stevia.Metode: Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap satu faktor yaitu penambahan kayu manis (0%; 0,5%; 1,5 % and 2,5%) pada pembuatan minuman fungsional secang dan daun stevia. Analisis statistik nilai pH, tingkat kecerahan (L*), aktivitas antioksidan, dan gula total menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey, sedangkan analisis organoleptik menggunakan uji Friedman dilanjutkan uji Wilcoxon. Hasil: Minuman dengan penambahan kayu manis 1,5% paling disukai panelis dengan penilaian sangat suka untuk parameter warna dan suka untuk aroma dan rasa. Minuman ini memiliki nilai pH 6,39; tingkat kecerahan (L*) 37,10; aktivitas antioksidan 38,43%; dan kadar gula total 4,77%. Simpulan: Penambahan kayu manis pada minuman fungsional secang dan daun stevia menurunkan aktivitas antioksidan dan menaikkan kadar gula total namun tidak bermakna secara statistik.
KADAR PRO-INFLAMATOR SITOKIN INTERLEUKIN (IL) – 18 PADA REMAJA OBESITAS DENGAN SINDROM METABOLIK Rodriques, Regina Anggraini; Sulchan, Muhammad
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.368 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6604

Abstract

Latar Belakang: Sindrom metabolik (SM) diawali dengan kejadian obesitas pada remaja, terutama obesitas sentral, akan meningkatkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular ketika remaja menjadi dewasa. Faktor komorbiditas keadaan obesitas yang diikuti sindrom metabolik adalah adanya peningkatan proinflamator sitokin yaitu interleukin (IL) – 18. Penelitian mengenai IL-18 pada remaja obesitas dengan SM belum pernah dilakukan di Indonesia.  Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan kadar IL-18, dan melihat hubungan faktor risiko SM dengan kadar IL-18 pada remaja obesitas.Metode: Jenis penelitian cross sectional yang dilakukan di SMA Negeri 2 Semarang. Keadaan Pra SM ditentukan dari 1 atau 2 faktor risiko sedangkan SM ditentukan dari > 3 faktor risiko: lingkar pinggang dan tekanan darah > persentil ke-90, HDL < 40 mg/dL, trigliserida > 110 mg/dL, dan glukosa darah puasa > 100 mg/dL. Perbedaan kadar IL-18 antara kelompok Pra SM dan kelompok SM menggunakan independent t-test, dan hubungan antara faktor risiko SM dengan kadar IL-18 dideskripsikan dengan uji Spearman.Hasil: 47 subjek remaja usia 15 -17 tahun,  37 subjek Pra SM dan 10 subjek SM. Rerata kadar IL - 18 pada remaja obesitas dengan SM sebesar 482.40 pg/mL, sedangkan rerata kadar IL-18 pada remaja obesitas dengan Pra SM sebesar 358.41 pg/mL (p=0.048). Faktor risiko SM: tekanan darah sistolik dan diastolik (p=0.001 dan p=0.003), lingkar pinggang (p=0.048), dan HDL (p=0.006) memiliki korelasi dengan kadar IL-18.Simpulan: Kadar IL- 18 pada remaja obesitas dengan SM lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan Pra SM. Tiga dari lima faktor risiko SM yaitu tekanan darah, lingkar pinggang, dan HDL memiliki korelasi yang bermakna dengan kadar IL-18 pada remaja obesitas.
KADAR PROTEIN, GULA TOTAL, TOTAL PADATAN, VISKOSITAS DAN NILAI PH ES KRIM YANG DISUBSTITUSI INULIN UMBI GEMBILI (DIOSCOREA ESCULENTA) Astuti, Indah Mega; Rustanti, Ninik
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.019 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6584

Abstract

Latar Belakang : Diare merupakan salah satu penyakit infeksi penyebab kematian terbesar pada anak. Diare dapat disebabkan oleh ketidakstabilan mikroflora usus terutama pada anak. Ketidakstabilan mikroflora dapat diperbaiki dengan pemberian prebiotik berupa inulin. Inulin hasil ekstraksi dari umbi gembili dapat disubstitusi pada produk es krim sebagai alternatif makanan untuk meningkatkan sistem imun anak.Tujuan : Menganalisis perbedaan kadar protein, gula total, total padatan, viskositas dan nilai pH es krim dengan substitusi inulin.Metode: Merupakan penelitian eksperimental dengan satu faktor yaitu konsentrasi inulin (2%, 3%, dan 4%). Analisis yang dilakukan adalah kadar protein, kadar gula total, total padatan, viskositas dan nilai pH. Kadar protein, kadar gula total, viskositas dan nilai pH diuji menggunakan One Way Anova dilanjutkan uji LSD (Least Significance Different). Hasil : Es krim dengan substitusi inulin 4% dapat menurunkan kadar protein sampai 6,86%. Es krim dengan substitusi inulin 4% dapat menurunkan kadar gula total sampai 16,4%. Tidak ada perbedaan antar kelompok perlakuan pada total padatan es krim (p=0,198). Es krim dengan substitusi inulin 4% dapat meningkatkan viskositas sampai 7,28 dPas. Es krim dengan substitusi inulin 4% dapat menurunkan nilai pH sampai 6,4.Simpulan : Substitusi inulin berpengaruh terhadap penurunan kadar protein, kadar gula total, nilai pH, peningkatan viskositas es krim, dan tidak berpengaruh terhadap total padatan es krim.
DENSITAS ENERGI MAKANAN DAN LINGKAR PINGGANG SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENINGKATAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA REMAJA OBESITAS DENGAN SINDROM METABOLIK Mayasari, Santi; Sulchan, Muhammad
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.857 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6596

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi sindrom metabolik pada remaja semakin meningkat karena peningkatan prevalensi obesitas pada remaja. Remaja lebih memilih mengkonsumsi makanan dengan densitas energi tinggi. Lingkar pinggang merupakan salah satu faktor risiko sindrom metabolik menunjukkan adanya inflamasi ringan. Kadar C-Reactive Protein (CRP) meningkat dengan adanya inflamasi. Densitas energi makanan dan lingkar pinggang merupakan faktor risiko peningkatan kadar CRP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya risiko faktor densitas energi makanan dan lingkar pinggang terhadap peningkatan kadar CRP.Metode: Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Semarang. Desain penelitian cross sectional dengan jumlah subyek 38. Data sindrom metabolik diperoleh dengan melakukan pengukuran antropometri, tekanan darah dan pemeriksaan lipid darah. Sindrom metabolik dinyatakan apabila memenuhi ≥3 kriteria sebagai berikut: trigliserid ≥110 mg/dl, HDL ≤40 mg/dl, glukosa darah puasa ≥110 mg/dl, tekanan darah dan atau lingkar pinggang ≥ persentil ke-90. Data densitas energi diperoleh dengan wawancara menggunakan food frequency questionaire.Hasil: Prevalensi obesitas sebesar 7,9%. Prevalensi sindrom metabolik pada remaja obesitas 15,2%. Ditemukan hubungan bermakna antara densitas energi (r: 0,506; p: 0,004)dengan lingkar pinggang. Tidak ada hubungan antara densitas energi (r: 0,240; p: 0,430) dan lingkar pinggang (r: 0,433; p: 0,139) dengan peningkatan kadar CRP.Simpulan: Dalam penelitian ini lingkar pinggang terbukti merupakan faktor risiko terhadap peningkatan kadar CRP. Densitas energi makanan tidak terbukti sebagai faktor risiko terhadap peningkatan kadar CRP.
HUBUNGAN KEJADIAN KARIES GIGI DENGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Pada Anak Kelas III dan IV SDN Kadipaten I dan II Bojonegoro) Kartikasari, Hana Yuwan; Nuryanto, Nuryanto
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.35 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6605

Abstract

Latar Belakang :  Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai di masyarakat, dimana diantaranya adalah golongan anak. Mengkonsumsi makanan kariogenik berlebih dapat meningkatkan risiko karies gigi. Anak yang mengalami karies gigi dalam kurun waktu yang lama akan berpengaruh terhadap asupan zat gizi dan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan kariogenik dan status gizi pada anak sekolah dasar Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Besar subjek yang dibutuhkan sebanyak 63 responden. Subjek diambil secara random sampling.  Data yang dikumpulkan meliputi tingkat karies gigi menggunakan indeks DMF-T, asupan makanan kariogenik diperoleh menggunakan Food Frekuensi Question (FFQ) dan kuesioner, dan status gizi dengan cara antropometri. Analisis data menggunakan uji korelasi rank Spearman.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan tingkat karies gigi sedang 23.8% dengan indeks DMF-T rata-rata 4.0 . Frekuensi konsumsi makanan kariogenik sebanyak 73% mengkonsumsi 3-6x sehari. Terdapat 15.8% anak memiliki status gizi sangat kurang. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa: ada hubungan antara kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan karieogenik (p=0.009 ; r=0.298) ,ada hubungan antara karies gigi dengan status gizi (p=0.008 ; r=0.303).Simpulan : Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan antara kejadian karies gigi dengan konsumsi makanan karieogenik, dan ada hubungan antara karies gigi dengan status gizi 
ASUPAN LEMAK DAN KADAR HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENINGKATAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA REMAJA OBESITAS DENGAN SINDROM METABOLIK Rachmawati, Sani; Sulchan, Muhammad
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.053 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6586

Abstract

Latar belakang: Peningkatan prevalensi obesitas pada remaja yang diikuti dengan peningkatan kejadian sindrom metabolik, salah satunya dipengaruhi oleh pemilihan makanan tinggi lemak. Remaja dengan kelainan metabolik berisiko mengalami peningkatan kadar C-Reactive Protein yang merupakan indikator terhadap gangguan metabolik dan berisiko mengalami penyakit kardiovaskuler saat dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko asupan lemak dan kadar HDL terhadap peningkatan kadar CRP pada remaja obesitas dengan sindrom metabolik.Metode : Desain penelitian ini adalah belah lintang yang dilakukan pada populasi siswa SMA Negeri 2 Semarang. Subyek dipilih berdasarkan kriteria inklusi dengan jumlah sampel minimal 38 orang. Penentuan sindrom metabolik apabila terdapat sedikitnya 3 dari faktor risiko berikut:  lingkar pinggang ≥persentil ke -90, tekanan darah ≥persentil ke -90, trigliserida ≥110 mg/dl, HDL ≤40 mg/dl, dan glukosa darah puasa ≥110 mg/dl. Data asupan asam lemak jenuh dan asupan kolesterol diperoleh melalui Food Frequency Questionnaire (FFQ). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Pearson dan Spearman untuk mengetahui hubungan antara asupan lemak dan kadar HDL dengan kadar CRP, sementara untuk menguji besar risiko dihitung dengan nilai rasio prevalensi (RP)Hasil : Dari 835 remaja, 80 (9,58%) overweight, 66 (7,9%) obesitas, dan 61 (7,3%) obesitas sentral. Prevalensi sindrom metabolik pada remaja obesitas adalah 15,2%. Ditemukan hubungan yang signifikan antara asupan asam lemak jenuh dan asupan kolesterol dengan kadar CRP.Simpulan : Asupan tinggi asam lemak jenuh, asupan tinggi kolesterol, dan kadar HDL yang rendah merupakan faktor risiko terhadap peningkatan kadar CRP pada remaja obesitas dengan sindrom metabolik, dengan besar risiko 3,6 kali; 7,6 kali; dan 1,2 kali.
KANDUNGAN SERAT, VITAMIN C, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK AMPAS BROKOLI (Brassica oleracea var . italica) PANGGANG Sari, Kristanti Novita; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.723 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6599

Abstract

Latar Belakang: Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan rendah serat, vitamin dan antioksidan merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Brokoli  mengandung vitamin C, serat, senyawa fenolik, glukosinolat, dan  tinggi antioksidan. Brokoli dapat dikonsumsi dalam bentuk sari dan  seringkali ampasnya dibuang. Ampas brokoli masih mengandung serat pangan , senyawa fenolik  dan vitamin C yang dapat dimanfaatkan menjadi keripik. Pembuatan keripik dengan ampas brokoli dapat mempengaruhi kandungan gizi seperti vitamin C, serat dan antioksidan.Tujuan: Menganalisis kandungan serat, vitamin C, aktivitas antioksidan dan organoleptik keripik ampas brokoli (Brassica oleracea var.italica) panggang Metode: Merupakan penelitian dengan rancangan acak lengkap satu faktor, yakni variasi jumlah  ampas brokoli  50%, 70% dan 85%. Analisis kadar protein dengan metode Kjeldahl, lemak dengan metode Soxhlet, karbohidrat dengan metode by difference, serat dengan metode termogravimetri, vitamin C dengan metode titrasi yodium dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH serta uji organoleptik meliputi tingkat kesukaan aroma, warna, tekstur dan rasa.Hasil: Pengolahan brokoli segar menjadi ampas mengakibatkan kandungan vitamin c menurun dari 68,53mg menjadi 13,38mg dan aktivitas antioksidan menurun dari 78,20% menjadi 8,18%. Pengolahan ampas brokoli menjadi keripik mengakibatkan kandungan vitamin C menurun menjadi 2,25- 4,64 mg dan aktivitas antioksidan meningkat menjadi 30,61- 45,49%.Kandungan gizi keripik yakni protein 2,41-3,05 g; lemak 5,63-5,95g; karbohidrat 78,38-82,27g; serat 1,73-2,74 g; vitamin C 2,25-4,64 mg; aktivitas antioksidan 30,61-45,49%. Keripik yang paling disukai panelis adalah keripik dengan penggunaan ampas 85%.Simpulan: Kandungan serat, vitamin C dan aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada keripik dengan penggunaan ampas brokoli 85%, yakni serat 2,74g; vitamin c 4,64 gr dan aktivitas antioksidan 45,9%.
INAKTIVITAS FISIK, HYPERTRIGLYCERIDEMIC-WAIST (HTW) PHENOTYPE SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENINGKATAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN PADA REMAJA SINDROM METABOLIK Lestari, Desy Prima; Sulchan, Muhammad
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.44 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6606

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi obesitas di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2013 mengalami peningkatan dari 1,4% menjadi 1,6%. Obesitas memiliki hubungan dengan kejadian sindrom metabolik, inflamasi dan penyakit degenartif seperti penyakit jantung dan diabetes melitus tipe 2. Aktivitas fisik memiliki hubungan dengan obesitas dan sindrom metabolik. Aktivitas fisik yang rendah dapat menyebabkan kenaikan lingkar pinggang dan trigliserida yang juga berhubungan dengan status pro-inflamatori seperti C-Reactive Protein (CRP)Metode: Desain penelitian ini adalah cross-sectional yang melibatkan 835 siswa laki-laki dan perempuan yang berusia 15-18 tahun. Dengan teknik pengambilan sampel secara random didapatkan sampel sejumlah 38 orang. Pengukuran yang dilakukan terhadap responden adalah pengukuran antropometri, pemeriksaan kadar trigliserida. High Density Lipoprotein Cholestrol (HDL-c), gula darah puasa (GDP) dan CRP. Kategori penentuan sindrom metabolik berdasarkan kriteria NCEP-ATP III. Kategori HTW adalah peningkatan serum trigliserida ≥ 100 mg/dL dan lingkar pinggang ≥persentil 90. Data aktivitas fisik didapatkan melalui kuisioner Quantification de L‘ Activite Physique en Altidue ches les Enfants (QAPACE) Inaktivitas fisik dan HTW akan ditelusuri nilai faktor resikonya terhadap peningkatan kadar CRP.Hasil: Prevalensi obesitas 7,9% dan prevalensi sindrom metabolik sebesar 15,2%. Aktivitas fisik merupakan faktor risiko peningkatan CRP (1,12). Peningkatan kadar trigliserida dan lingkar pinggang meningkatkan resiko sindrom metabolik (RP: 3,85) namun tidak terbukti sebagai faktor risiko terhadap peningkatan CRP.Simpulan: Prevalensi obesitas di SMAN2 semarang lebih tinggi dibandingkan Riskesdas 2013. Telah terjadi sindrom metabolik pada remaja obesitas. Inaktivitas fisik merupakan faktor risiko peningkatan CRP dan HTW merupakan faktor resiko terjadinya Sindrom metabolik.
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN DENGAN KESEGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI PADANGSARI 02 BANYUMANIK Ethasari, Rossa Kurnia; Nuryanto, Nuryanto
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.625 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6587

Abstract

Latar Belakang : Masih banyak anak sekolah dasar (SD) yang belum  tahu  manfaat  sarapan dan seringnya mengabaikan sarapan. Sarapan berguna untuk kesegaran jasmani dan status gizi yaitu melalui pemenuhan kebutuhan zat gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan sarapan dengan kesegaran jasmani dan status gizi pada anak SD.Metoda : Desain penelitian adalah cross-sectional. Subjek sebanyak 56 anak diperoleh dengan cara random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi kebiasaan sarapan diperoleh dengan metode food recall 3x24 jam, kesegaran jasmani diperoleh dengan Harvard Step Test dan status gizi ditentukan berdasarkan pengukuran z-score IMT/U. Data dianalisis menggunakan uji rank spearman dengan melihat kenormalan data. Hasil : Rerata kebiasaan sarapan subyek yaitu sebesar 4,28±1,84 kali/minggu. Rerata sumbangan energi sarapan subyek yaitu sebesar 34,01±9,09 persen. Rerata kesegaran jasmani subyek yaitu sebesar 73,08±8,81 bpm. Rerata z-score IMT/U subyek yaitu sebesar 0,88±1,45. Hasil penelitian menunjukkan  tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan dengan kesegaran jasmani (p = 0,372, r = 0,045). Tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi (p = 0,080, r = 0,190).Simpulan : Tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan dengan  kesegaran  jasmani dan status gizi. 
ASUPAN GULA SEDERHANA DAN SERAT SERTA KADAR GLUKOSA DARAH PUASA (GDP) SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENINGKATAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN (CRP) PADA REMAJA OBESITAS DENGAN SINDROM METABOLIK Khiqmah, Atika Nurul; Sulchan, Muhammad
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.872 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6600

Abstract

Latar Belakang : Prevalensi sindrom metabolik pada remaja meningkat bersamaan dengan peningkatan prevalensi obesitas. Berdasarkan Riskesdas 2013, obesitas pada remaja usia 16-18 tahun meningkat dibandingkan tahun 2010, yaitu dari 1,4% menjadi 1,6%. Penelitian tahun 2005 di Semarang menunjukkan 31,6% remaja obesitas memenuhi kriteria sindrom metabolik. Sindrom metabolik merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus tipe 2.  Prediktor untuk mengetahui risiko penyakit tersebut adalah peningkatan kadar C-reactive protein (CRP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan gula sederhana dan serat serta kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) sebagai faktor risiko peningkatan CRP pada remaja obesitas dengan sindrom metabolik.Metode : Penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Semarang dengan desain penelitian cross sectional. Subyek dipilih berdasarkan kriteria inklusi, yaitu berusia 15-18 tahun, obesitas dan obesitas sentral. Subyek dikatakan sindrom metabolik jika memenuhi ≥3 faktor risiko dan pra sindrom jika memenuhi ≤2 faktor risiko, yaitu lingkar pinggang ≥persentil ke-90, tekanan darah sistolik dan/atau diastolik ≥persentil ke-90, kadar GDP ≥110 mg/dL, kadar trigliserida ≥110 mg/dL, atau kadar HDL <40 mg/dL. Asupan gula sederhana dan serat menggunakan metode Food Frequency Questionnaire (FFQ), kadar GDP menggunakan metode enzymatic colorimetric, dan kadar CRP menggunakan metode aglutinasi. Uji hubungan menggunakan uji Pearson dan Spearman. Nilai Ratio Prevalens (RP) untuk menghitung besar risiko asupan gula sederhana dan serat serta kadar GDP pada peningkatan kadar CRP.*)Penulis Penanggungjawab Hasil : Prevalensi sindrom metabolik pada remaja obesitas sebesar 15,2%. Sindrom metabolik hanya ditemukan pada subyek laki-laki (21,27%). Frekuensi perempuan dengan kadar CRP tinggi lebih tinggi dibandingkan laki-laki (53,8%).Terdapat hubungan bermakna asupan gula sederhana (p=0,024) dan serat (p=0,034) dengan kadar CRP tinggi. Nilai RP untuk asupan gula sederhana dan serat serta kadar GDP berturut-turut adalah 2,1; 3,7; dan 1,1.Simpulan : Asupan gula sederhana yang tinggi, asupan serat yang rendah, dan kadar GDP >81,5 mg/dL merupakan faktor risiko peningkatan kadar CRP pada remaja obesitas dengan sindrom metabolik, dengan besar risiko berturut-turut adalah 2,1 kali, 3,7 kali, dan 1,1 kali.

Page 1 of 2 | Total Record : 12