cover
Contact Name
Suci Megawati
Contact Email
sucimegawati@unesa.ac.id
Phone
+6281342706458
Journal Mail Official
publika@unesa.ac.id
Editorial Address
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNESA Kampus Ketintang Jalan Ketintang Gedung I3 Lantai 1 Postal Code: 60231
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Publika
ISSN : -     EISSN : 2354600X     DOI : https://doi.org/10.26740/publika.v9n2
Core Subject : Social,
PUBLIKA is available for free (open access) to all readers. The articles in PUBLIKA include developments and researches in Public Policy, Public Management, and Local Administration (theoretical studies, experiments, and its applications).
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 2 (2020)" : 15 Documents clear
EVALUASI PROGRAM BANK SAMPAH JW (JETIS WETAN) PROJECT DI RW 01 KELURAHAN MARGOREJO KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA AFRILITA RUSI; WENI ROSDIANA
Publika Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n2.p%p

Abstract

Abstrak Program bank sampah sangatlah penting untuk membantu pemerintah dalam menangani pengelolaan sampah di Indonesia. Dengan adanya program ini masyarakat terutama mereka yang tinggal didaerah kumuh akan terbantu dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang sehat, rapi dan bersih. Pada pengelolaan program bank sampah ini bagian dari upaya untuk menjalankan kegiatan Reduce, Reuse and Recycle (3R) melalui program bank sampah yang berbasis pada masyarakat. Sehingga Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 660.1/422/436.7.12/2017 tentang Pendirian Bank Sampah JW Project di Jalan Jetis Wetan VI/15 RW 01 Kelurahan Margorejo Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Evaluasi Program Bank Sampah Jetis Wetan (JW) Project di RW 01 Kelurahan Margorejo Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya. Fokus dari penelitian ini adalah menggunakan Teori Evaluasi William N.Dunn, yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas, ketetapan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatakan kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara, dokumentasi. Bank Sampah JW Project merupakan salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang lingkungan dan merupakan suatu himbauan dari pemerintah. Hasil dari Evaluasi Program Bank Sampah JW Project ini dikatakan bahwa tujuan dari pogram tersebut tercapai dilihat dari meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan 3R melalui bank sampah sekitar 20% dalam pelaksanaan Program Bank Sampah JW Project sebagai salah satu upaya untuk mengurangi sampah dalam memanfaatkan sampah sebagai barang yang bernilai ekonomi dan menjadikan lingkungan tetap sehat, bersih dan rapi. Kata Kunci : Evaluasi, Pengelolaan Sampah, Program Bank sampah Abstract The Waste Bank Program is very important to assist the government in managing waste management in Indonesia. With this program, the community, especially those living in slums, will be helped and increase public awareness of a healthy, neat and clean environment. In managing the waste bank program, it is part of an effort to carry out Reduce, Reuse and Recycle (3R) activities through a community based waste bank program. So the Head of the Surabaya City Environmental Agency issued a Decree (SK) Number 660.1 / 422 / 436.7.12 / 2017 concerning the Establishment of the JW Project for Garbage Bank on Jalan Jetis Wetan VI / 15 RW 01 Margorejo Sub-District, Wonocolo Sub-District, Surabaya City. The purpose of this study is to describe the Evaluation of the Jetis Wetan Waste Bank Program (JW) Project at RW 01 Margorejo Sub-District, Wonocolo District, Surabaya City. The focus of this study is to use the William N.Dunn Evaluation Theory, namely effectiveness, efficiency, adequacy, equity, responsiveness, determination. This type of research is descriptive with a qualitative approach. Data collection used observation, interview, documentation. JW Project Waste Bank is one of the organizations engaged in the field of environment and is an appeal from the government. The results of the JW Project Trash Bank Program Evaluation said that the objective of the program was achieved as seen from the increasing public awareness about the management of the 3R through the waste bank about 20% in the JW Project Trash Bank Program implementation as an effort to reduce waste in utilizing waste as an item has economic value and keeps the environment healthy, clean and neat. Key Words : Evaluation, Waste Management, Waste Bank Program.
MANAJEMEN STRATEGI DALAM PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT KAPUR JEDDIH MADURA (Studi pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangkalan) RADEN AJENG ALDILA FEBRYANDANI; MEIRINAWATI
Publika Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n2.p%p

Abstract

AbstrakBukit Kapur Jeddih Bangkalan merupakan objek wisata dengan jenis perpaduan antara wisata alam dan wisata buatan. Hal ini dikarenakan yang menjadi daya tarik utamanya adalah sebuah ornamen-ornamen sisa penambangan yang dapat dikategorikan sebagai buatan manusia, serta keindahan panorama bukit kapur dan pemandangan disekitarnya yang tergolong sebagai keindahan alam. Tujuan dari penelitian ini ada untuk mendeskripsikan tentang manajemen strategi dalam pengembangan obyek wisata. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ada teori proses pengembangan pariwisata menurut Suwontoro (2004) yang memiliki 5 indikator yaitu Objek atau Daya Tarik Wisata, Sarana Wisata, Prasarana Wisata, Tata Laksana atau Infrastruktur, dan Masyarakat. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,observasi dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan adalah reduksi data,penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi proses pengembangan pariwisata yang sudah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangkalan adalah adanya pengembangan desa Jeddih. Pada desa Jeddih sendiri juga mengembangkan wisata Bukit Kapur Jeddih sebagai salah satu icon Kabupaten Bangkalan. Dengan adaya objek wisata Bukit Kapur Jeddih ini yang kemudian memotivasi dan memunculkan ide-ide baru terhadap masyarakat sekitar desa Jeddih untuk membuka suatu peluang usaha seperti membuka warung atau kios pusat oleh-oleh di sekitar objek wisata Bukit Kapur Jeddih. Saran dan masukan yang diberikan salah satunya adalah dengan dibangunnya sebuah pos keamanan sehingga pengunjung yang datang tidak merasa khawatir pada saat melintasi akses tersebut dan Perlu adanya penambahan fasilitas umum demi kenyamanan pengunjung wisata Bukit Kapur Jeddih yang sangat perlu diperhatikan.Kata Kunci : Manajemen Strategi,Pengembangan Objek Wisata, Bukit Kapur Jeddih AbstractKapur Bukit Jeddih Bangkalan is a tourist attraction with a blend of nature and artificial tourism. This is because the main attraction is an ornament from mining which can be categorized as man-made, as well as the beauty of the limestone hill panorama and the surrounding scenery that is classified as natural beauty. The purpose of this study is to describe the management of strategies in the development of attractions.This type of research is descriptive with a qualitative approach. The theory used in this research is the theory of the process of tourism development according to Suwontoro (2004) which has 5 indicators namely Tourism Objects or Attractions, Tourism Facilities, Tourism Infrastructure, Governance or Infrastructure, and Society. Data collection techniques are done through interviews, observation and documentation. Data analysis was performed by data reduction, data presentation and conclusion drawing.The results showed that the tourism development process strategy that had been carried out by the Bangkalan District Culture and Tourism Office was the development of the Jeddih village. In the village of Jeddih itself also develops Japurih Kapur Hill tourism as one of the Bangkalan Regency icons. With this Bukit Kapur Jeddih attraction, this then motivates and brings up new ideas for the community around the Jeddih village to open a business opportunity such as opening a stall or souvenir center stalls around the Bukit Kapur Jeddih attraction. One of the suggestions and suggestions given is the construction of a security post so that visitors who come do not feel worried when crossing the access and the need for additional public facilities for the convenience of visitors to the Bukit Kapur Jeddih tour that really needs to be considered.Keywords: Strategy Management, Tourism Object Development, Japurih Limestone
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DI PUSKESMAS PANGARENGAN KABUPATEN SAMPANG MADURA LILIK MAISAROH; WENI ROSDIANA
Publika Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n2.p%p

Abstract

AbstrakProlanis adalah program yang diluncurkan oleh BPJS Kesehatan yang dilaksanakan di Faskes Tingkat Pertama yaitu Puskesmas. Puskesmas Pangarengan diwajibkan untuk melaksanakan program dari BPJS Kesehatan. Progran ini merupakan wujud dari kebutuhan masyarakat yang menderita penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan dan menganalisis Implementasi Prolanis di Puskesmas Pangarengan Kabupaten Sampang Madura. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Fokus penelitian menggunakan enam indikator yaitu Ukuran da Tujuan Kebijakan, Sumberdaya, Karakteristik Agen Pelaksana, Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Agen Pelaksana dan Lingkungan Ekonomi, Sosial dan Politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dan tujuan kebijakan belum tercapai secara maksimal karena kunjungan dari masyarakat Kecamatan Pangarengan yang menderita penyakit hipertensi dan diabetes mellitus belum berpatisipasi dalam program ini. Karakteristik agen pelaksana sudah cocok untuk melaksanakan program. Sikap dan kecenderungan pelaksana sudah baik dan tidak ada penolakan terhadap program. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana sudah berjalan dengan baik dan lancar. Sumberdaya manusia untuk pelaksanaan sosialisasi masih mengalami kendala yaitu kurangnya pelaksana promkes dari program prolanis, sedangkan sumberdaya anggaran masih terbatas dan sumberdaya waktu yang sudah baik dan konsisten sesuai dengan benutuhan masyarakat. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik masih menghambat program yaitu kondisi ekonomi masyarakat yang menengah kebawah dan persepsi masyarakat mengenai kesadaran akan pentingnya menjaga dan mencegah timbulnya penyakit kronis masih kurang sedangkan lingkungan politik untuk agen pelaksana sangat mendukung semetara masyarakat masih antusias tinggi. Saran yang diajukan peneliti sebagai berikut Perlu adanya penambahan sumber daya manusia untuk promkes, Perlu adanya sosialisasi rutin setiap bulan untuk mengajak masyarakat agar dapat berpartisipasi dan menerima manfaat dari program, Mengelola antrian peserta dengan menambahkan jumlah pelaksana prolanis sehingga, peserta tidak perlu menunggu lama untuk mengikuti aktivitas dari kegiatan tersebut. Mengajukan peningkatan anggaran dana yang diberikan BPJS Kesehatan agar dapat mencukupi kebutuhan program prolanisKata Kunci : Implementasi, Prolanis, LansiaAbstractProlanis is a program launched by BPJS Health that is implemented at the First Level Health Center, namely the Puskesmas. The Pangarengan Community Health Center is required to carry out programs from the Health BPJS. This program is a manifestation of the needs of people who suffer from hypertension and diabetes mellitus. The purpose of this research is to describe and analyze the implementation of Prolanis in the Pangarengan Health Center, Sampang Madura Regency. This research is a descriptive study with a qualitative approach. Data were collected using interview, observation and documentation techniques. The focus of the study uses six indicators namely Size and Policy Objectives, Resources, Characteristics of Implementing Agencies, Inter-Organizational Communication and Activities of Implementing Agencies and the Economic, Social and Political Environment. The results showed that the size and objectives of the policy had not been maximally reached because visits from Pangarengan Subdistrict people suffering from hypertension and diabetes mellitus had not participated in this program. The characteristics of the implementing agency are suitable for implementing the program. The attitude and inclination of the executor is good and there is no rejection of the program. Communication between organizations and implementing activities has been going well and smoothly. Human resources for the implementation of socialization are still experiencing problems, namely the lack of health promotion implementers from the prolanis program, while the budget resources are still limited and the time resources are good and consistent with the needs of the community. The economic, social and political environment is still hampering the program, which is the economic condition of the middle class people and the communitys perception of the importance of maintaining and preventing the emergence of chronic diseases is still lacking while the political environment for implementing agents is very supportive while the community is still highly enthusiastic. Suggestions proposed by researchers as follows There is a need for additional human resources for health promotion, There is a need for regular socialization every month to invite the community to participate and receive benefits from the program, Manage the queue of participants by adding the number of prolanis implementers so that participants do not have to wait long to follow activities of these activities. Propose an increase in the budget of funds provided by BPJS Health to meet the needs of the prolanis program Keywords: Implementation, Prolanis, Elderly
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI SENTRA PKL GAJAH MADA KABUPATEN SIDOARJO RIKO DWI RESTIANTO; TJITJIK RAHAJU
Publika Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n2.p%p

Abstract

Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Indonesia menjadi problematika yang cukup besar terutama dalam segi ketentraman dan ketertiban umum. Sehingga perlu adanya upaya pemerintah untuk menata dan mengatur keberadaan PKL. Kabupaten Sidoarjo juga memiliki problem PKL yang cukup banyak meskipun persoalan PKL sudah diatur dalam Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 84 Tahun 2017. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemkab Sidoarjo adalah melakukan relokasi ke Sentra PKL Gajah Mada pada awal tahun 2019. Tujuannya adalah untuk menata, mengatur, dan memperdayakan para PKL ke tempat yang lebih nyaman, dan tertata. Ditambah dengan fasilitas pendukung yang diberikan oleh pemerintah di Sentra PKL Gajah Mada. Setelah relokasi dilakukan, PKL di Sentra PKL Gajah Mada tampak sepi dari para pedagang. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana Implementasi Kebijakan Relokasi Pedagang Kaki Lima di Sentra PKL Gajah Mada, Sidoarjo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi yang selanjutnya dianalisis menggunakan teori Richard Matland tentang keefektifan implementasi antara lain Ketepatan Kebijakan, Ketepatan Pelaksanaan, Ketepatan Target, dan Ketepatan Lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan apabila dilihat dari Ketepatan Kebijakan telah terlaksana dengan baik dengan berkurangnya PKL yang ada di trotoar, Ketepatan Pelaksanaan berjalan kurang optimal meskipun kerja sama yang dilakukan oleh beberapa instansi telah berjalan dengan baik namun dari segi penarikan iuran atau retribusi masih belum ditetapkan, Ketepatan Target juga berjalan kurang optimal karena masih adanya PKL yang meninggalkan sentra dan tingkat promosi sentra PKL yang kurang, dan Ketepatan Lingkungan sudah berjalan dengan baik dari sisi internal sumber otoritas kebijakannya namun dari sisi eksternalnya terlihat kurang baik yakni minimnya keterlibatan PKL dalam pelaksanaan relokasi tersebut. Kata Kunci : Implementasi, Relokasi, Pedagang Kaki Lima
EFEKTIVITAS PELAYANAN GERAKAN TENGOK BAWAH MASALAH KEMISKINAN (GERTAK) DI KABUPATEN TRENGGALEK RIZKI ROUDLOTUL JANNAH; EVA HANY FANIDA
Publika Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n2.p%p

Abstract

Abstrak Pelayanan yang memuaskan menjadi salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam mengakomodasi kebutuhan masyarakat, termasuk pelayanan di bidang kesejahteraan sosial. Gerakan Tengok Kebawah Masalah Kemiskinan menjadi salah satu program pelayanan dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, pelayanan ini bertujuan untuk melayani dan mengakomodasi keluhan masyararakat miskin dan rentan miskin Kabupaten Trenggalek sehingga akan memudahkan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan efektivitas dari pelayanan GERTAK di Kabupaten Trenggalek. Kelompok sasaran dari penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Trenggalek yang pernah atau sedang menjalani pelayanan di GERTAK. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dari peneltian ini adalah masyarakat Kabupaten Trenggalek yang pernah dan sedang menjalani pelayanan di GERTAK yang berjumlah 1.849 orang dan sampel yang menjadi target penelitian sejumlah 82 orang dengan teknik accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui kuesioner (angket), observasi dan wawancara. Hasil penelitian menyatakan bahwa efektivitas pelayanan GERTAK di Kabupaten Trenggalek berjalan efektif dengan persentase 80,7%. Indikator efektivitas tertinggi terdapat pada sarana dan prasarana dengan persentase 84,4% dan apabila di klasifikasi menurut kelas interval efektivitas masuk pada nilai 81,00%-100% atau sangat efektif. Sedangkan indikator terendah adalah pengelolaan pengaduan pelayanan yang mendapat persentase 72,1% atau efektif. Saran yang diberikan oleh peneliti adalah selain mempertahankan performa yang baik, tetapi juga lebih menggiatkan sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat Kabupaten Trenggalek, dibuatkannya skema pelayanan yang ditaruh di titik-titik tertentu di seluruh wilayah kabupaten serta menambah beberapa fasilitas seperti parkir mobil dan AC. Kata Kunci: Efektivitas, Pelayanan Publik, GERTAK Abstract Satisfactory services are one indicator of the success of the government in accommodating the needs of the community, including services in the field of social welfare. Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan (GERTAK) is one of the service programs of the Trenggalek Regency Government to improve the welfare of its people, this service aims to serve and accommodate complaints from the poor and vulnerable poor people of Trenggalek Regency so that it will facilitate the government to alleviate poverty in the region. The purpose of this research is to find out and describe the effectiveness of GERTAK services in Trenggalek Regency. The target group of this research is the people of Trenggalek Regency who have or are currently serving in GERTAK. This research is a descriptive study with a quantitative approach. The population of this research is the people of Trenggalek Regency who have and are currently undergoing services at GERTAK, amounting to 1,849 people and the sample of the research target is 82 people with accidental sampling technique. Data collection techniques used were through questionnaires, observation and interviews. The results of the study stated that the effectiveness of GERTAK services in Trenggalek was effective with a percentage of 80.7%. The highest indicator of effectiveness is found in facilities and infrastructure with a percentage of 84.4% and when classified according to class the effectiveness interval is entered at a value of 81,00% -100% or very effective. While the lowest indicator is the management of service complaints that gets a percentage of 72.1% or effective. The advice given by the researchers is not only to maintain good performance, but also to intensify overall socialization to the people of Trenggalek Regency, to create a service scheme that is placed at certain points throughout the district and to add some facilities such as car parking and air conditioning. Keywords: Effectiveness, Public Services, GERTAK
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kabupaten Sidoarjo ELLA NUR AINI; MUHAMMAD FARID MARUF
Publika Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n2.p%p

Abstract

Keberhasilan dan kemandirian pengelolaan keuangan daerah tidak hanya dilihat dari perwujudan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) yang baik, tetapi dilihat juga dari kemampuan penyerapan anggaran yang baik sehingga tidak memicu adanya sisa lebih perhitunggan anggaran (SiLPA) karena penyerapan yang tidak optimal. Adapun SiLPA Kabupaten Sidoarjo pada tahun anggaran 2018 mencapai 1,028 T. Adanya SiLPA tersebut mengindikasi belum optimalnya pemanfaatan dana APBD oleh Pemda dalam penyediaan layanan publik dan pembangunan ekonomi di daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya sisa lebih perhitunggan anggaran (SiLPA) di Kabupaten Sidoarjo pada tahun anggaran 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus dalam penelitian ini mengunakan empat faktor yang mempengaruhi SiLPA oleh Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan (2017), yang terdiri dari penetapan pagu PAD yang relatif moderat (terdapat senggangan), penetapan pagu belanja yang optimis, realisasi PAD yang melebihi target dan penyerapan yang terkonsentrasi pada akhir tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang dilakukan adalah dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulann. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kurang maksimalnya penyerapan anggaran merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap SiLPA, hal tersebut dapat dilihat dari penyerapannya yang terkonsentrasi pada triwulan ke IV dan secara keseluruhan penyerapnnya masih dibawah 90%. Selain itu realisasi PAD dan DHB yang melampaui dari yang ditargetkan, hal ini dikarenakan adanya senggangan pada penetapan target PAD dan kurang akuratnya data untuk potensi PAD yang dimiliki Kabupaten Sidoarjo. Dalam meningkatkan kinerja perencanaan dan pelaksanaan APBD Kabupaten Sidoarjo untuk mengurangi SiLPA perlu adanya perecanaan penyusunan yang akurat dalam pengalian data terkait potensi PAD dari Tim Anggaran tidak hanya menerima data tetapi turut mengkaji data tersebut secara internal maupun kerjasama dengan universitas atau pihak yang memahi terkait potensi PAD, agar data yang dijadikan pertimbangan lebih akurat dan valid Kata kunci : SiLPA, PAD, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KAMPUNG UNGGULAN DI KOTA SURABAYA (STUDI KASUS KAMPUNG KUE DI RUNGKUT LOR GANG II, KELURAHAN KALI RUNGKUT, KECAMATAN RUNGKUT, KOTA SURABAYA) SANYEN PASARIBU; GALIH WAHYU PRADANA
Publika Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n2.p%p

Abstract

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya yang dilakukan pemerintah untuk melepaskan masyarakat dari jeratan kemiskinan dan keterbelakangan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Upaya pemberdayaan dapat ditempuh melalui berbagai macam cara salah satunya dengan pembinaan kampung yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Kampung Kue yang berlokasi di Rungkut Lor Gang II Kelurahan Kali Rungkut merupakan kampung yang dipilih oleh Disperdagain Surabaya untuk diberi pembinaan. Hal ini dikarenakan kampung kue memiliki potensi untuk dikembangkan yang dapat dilihat dari karakteristik masyarakatnya yang kebanyakan menggantungkan kehidupannya dengan berjualan kue. Mereka sudah memiliki usaha kue turun-temurun dari orang tuanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengolahan kue di Kampung Kue pada program Kampung Unggulan binaan Disperdagin Surabaya. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus pada penelitian ini adalah proses pemberdayaan masyarakat menurut (Suharto, 2010) yang meliputi pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan dan pemeliharaan. Dalam menentukan subyek penelitian menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, triangulasi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan pengrajin kue di Kampung Kue Rungkut Lor Gang II, Kelurahan Kali Rungkut, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya apabila dilihat dari aspek proses pemungkinan menunjukkan adanya pemberian bantuan alat-alat dalam proses pembuatan kue, proses penguatan yakni diberikan pelatihan keterampilan dan manajemen pembukuan namun partisipasi dari para pengrajin kue masih cukup minim, proses perlindungan berupa pemberian legalitas usaha, HAKI dan pemberian label halal, namun masih sedikit para pengrajin kue yang memilikinya dikarenakan para pengrajin kue ada yang berpandangan bahwa legalitas usaha, HAKI dan pemberian label halal tidak dibutuhkan dan alasan kesibukan, proses penyokongan yakni diadakannya pameran di sejumlah Mall Surabaya, proses pemeliharaan adalah membantu mencarikan pasar penjualan bagi para pengrajin kue. Sehingga peneliti memberikan saran yaitu perlu diberikan sosialisasi terus menerus untuk masyarakat terkait pentingnya memiliki legalitas usaha, HAKI dan pemberian label halal, membuat terobosan baru guna meningkatkan partisipasi para pengrajin kue dalam pelatihan maupun keterampilan dalam pembuatan kue, mengatasi permasalahan bahan pokok pembuatan kue yang cenderung tidak stabil yang berdampak pada meruginya para pengrajin kue dan perlu diciptakannya inovasi pemasaran kue secara online yang dapat diakses masyarakat luas. Kata Kunci: Proses, Pemberdayaan Masyarakat, Kampung Kue
KERJASAMA PEMERINTAH KOTA SURABAYA DAN PT. SUMBER ORGANIK PADA PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS SAMPAH DI TPA BENOWO KOTA SURABAYA GYOVANY MANALU; MUHAMMAD FARID MARUF
Publika Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n2.p%p

Abstract

Abstrak Penerapan dan pengelolahan sampah menjadi isu penting di banyak negara termasuk Indonesia. Pengelolahan sampah di kota-kota besar seperti Surabaya juga dihadapkan pada keterbatasan tempat pembuangan. Masalah lingkungan yang paling dapat dilihat adalah permasalahan sampah tersebut. Terkait dengan masalah lingkungan, pemerintah perlu mengupayakan adanya kerjasama dari pihak pihak yang terkait dalam penanggulangan sampah tersebut. Surabaya menjadi salah satu kota di Indonesia yang dinilai mampu mengelola sampah dengan baik, melalui program 3R (reduce, reuse, recycle). Keterlibatan pihak ketiga dalam pengelolahan sampah di Surabaya menjadi penting untuk membantu pemerintah kota dalam mengelolah sampah yang bervolume sangat besar. Salah satu permasalahan sampah dan bekerjasama dengan pe yang paling menonjol terdapat di TPA Benowo. Penanganan persampahan Kota Surabaya menjadi tanggung jawab dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbua Hijau Kota Surabaya dengan PT. Sumber Organik. Pihak Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau selaku perwakilan dari Pemerintah Kota SurabayaUntuk mengetahui pelaksanaan kerjasama tersebut, peneliti akan menggunakan prinsip-prinsip dalam kerjasama menurut Keban (2009:9) diantaranya transparansi, akuntabilitas, partisipatif, efesiensi, efektivitas, konsensus, saling menguntungkan dan menghargai. Kata Kunci : Kerjasama, Pemerintah Kota, Sampah Abstract The application and management of waste has become an important issue in many countries including Indonesia. Waste management in big cities like Surabaya is also faced with limited landfills. The most visible environmental problem is the waste problem. Related to environmental problems, the government needs to seek cooperation from the parties involved in tackling the waste. Surabaya is one of the cities in Indonesia which is considered capable of managing waste properly, through the 3R (reduce, reuse, recycle) program. The involvement of a third party in managing waste in Surabaya is important to assist the city government in managing large volumes of waste. One of the problems of waste and collaboration with the most prominent people is found in the Benowo landfill. The handling of solid waste in the city of Surabaya is the responsibility of the Department of Cleaning and Green Space of the City of Surabaya with PT. Organic Sources. The Sanitation Office and Green Open Space as representatives of the Surabaya City Government To know the implementation of the collaboration, researchers will use the principles in cooperation according to Keban (2009: 9) including transparency, accountability, participation, efficiency, effectiveness, consensus, mutual benefit and respect. Keywords: Cooperation, Government, Waste
Kualitas Sistem SIMPEG Online di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sampang NADYA ALVI RIZQA FARADILLA; FITROTUN NISWAH
Publika Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n2.p%p

Abstract

Abstrak Besarnya angka pelayanan di bidang kepegawaian yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sampang melalui SIMPEG manual sering kali mengalami kesulitan karena kurangnya tenaga dalam proses pengolahan data pegawai. Banyaknya pegawai yang akan melakukan pembaharuan data tidak sebanding dengan jumlah operator yang menangani sehingga ketika memasukkan data sering terjadi kesalahan. SIMPEG manual juga dirasa kurang efektif karena banyak data pegawai yang hilang, tertukar, maupun data yang dihasilkan terkadang tidak up to date. Dengan adanya permasalahan tersebut dan didukung oleh kemajuan teknologi, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) mencoba untuk menerapkan SIMPEG berbasis online. Namun, setelah diterapkannya SIMPEG berbasis online ini dilapangan masih mengalami kendala, sehingga hal ini menarik bagi peneliti untuk mengukur tingkat kualitas sistem dari SIMPEG berbasis online di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sampang. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dengan teknik pengambilan samplel menggunakan purposive sampling serta melakukan wawancara ke beberapa responden untuk mendukung hasil data yang didapat. Fokus penelitian dalam penelitian ini menggunakan teori menurut DeLone and McLean yang telah diperbaharui (2003) tentang analisis kesuksesan sistem informasi, namun peneliti hanya mengambil variabel “Kualitas Sistem” yang terdiri dari Easy of Use, Response Time, Reliablity, Flexibility, dan Security. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas sistem SIMPEG online di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sampang mencapai persentase 78,22% dan masuk dalam interval 61%-80% dengan kategori baik. Adapun rincian kualitas sistem dari setiap indikator antara lain indikator easy of use dengan persentase sebesar 79,87%, kemudian indikator response time dengan persentase sebesar 77,43%, indikator reliability dengan persentase sebesar 75,38%, indikator flexibility dengan persentase 78,45%, dan indikator security dengan persentase sebesar 80%. Kata Kunci: Kualitas sistem, aplikasi, SIMPEG online Abstract The amount of service in field of staffing which is conducted by Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sampang District via SIMPEG manual often have difficulty because lock off man power in the process of processing employee data. the number of employees who will perform data update not comparable with amount of operators who handle it, so when uploading data often an error occurs. SIMPEG manual is also considerd less affective, because lot of employee data lost. With the existence of these problems and support by technology advance Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) try to apply SIMPEG online based. But after the application of this online-based SIMPEG on the field still having problems. So this case interesting for researchers for measure quality system level from SIMPEG online-based in Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sampang district. Types of research which use by researcher is descriptive research with using quantitave approach. Data collection technique carried in away by distributing questionnaries to 100 respondent with sampling technique use purposive sampling and conducting interviews to some respondent to support the result of the data obtained. The focus of research of this study uses theory of deLone and McLean which is have been updated 2003 about system success analysis information, but researcher just choose the variable “quality system” which consist of easy of use, response time, reliablity, flexibility, and security. The result of this research is showing that SIMPEG based online quality level in Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sampang district reach a percentage of 78,22% and enter the interval 61%-80% with a good category. As for the details of the quality of system form every indicator is easy of use indicator with percentage by 79,87% then response time indicator with percentage by 77,43%, reliablity indicator with percentage by 75,38%, flexibility indicator with percentage by 78,45%, and security indicator with percentage by 80%. Keywords: Quality system, application, SIMPEG online-based
STRATEGI DALAM PENGEMBANGAN WISATA WATU RUMPUK DI DESA MENDAK KECAMATAN DAGANGAN KABUPATEN MADIUN REZAVELLINA INDAH SAPUTRI; MEIRINAWATI
Publika Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v8n2.p%p

Abstract

Abstrak Wisata Watu Rumpuk adalah wisata di Desa Mendak Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun yang mempunyai konsep wisata alam dengan panorama pegunungan selingkar wilis. Wisata ini dikembangkan melalui Badan Usaha Milik Desa ( Bumdes ) yang masuk pada Usaha Wisata. Pengembangan dilakukan oleh pemerintah Desa Mendak dengan Kelompok Sadar Wisata sebagai pengelola Wisata Watu Rumpuk. Persoalan yang terjadi di Wisata Watu Rumpuk yaitu akses jalan yang rusak dan begeronjal mengakibatkan menurunya minat pengunjung untuk datang ke Wisata Watu Rumpuk. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi desa dalam pengembangan Wisata Watu Rumpuk di Desa Mendak Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan fokus penelitiannya menggunakan teori tentang strategi pengembangan pariwisata menurut Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.35/UM.001/MPEK/2012. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi dalam mengembangkan Wisata Watu Rumpuk di Desa Mendak Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun dilakukan dengan 4 indikator yaitu pertama startegi sumber daya pariwisata dan ekonomi kreatif dengan mengembangkan pedagangn di tempat wisata Watu Rumpuk yang berasal dari masyarakat desa sendiri serta penyediaan sarana dan prasarana bagi pengunjung yang sudah lengkap. Kedua startegi sumber daya manusia dengan memberdayakan masyarakat Desa Mendak sendiri, dengan adanya pelatihan – pelatiahan yang diberikan oleh pemerintah Desa maupun Dinas Pemuda olahraga dan Pariwisata Kabuapten Madiun. Ketiga strategi investasi pemerintah Dsa Mendak berupaya untuk mengoptimalkan potensi masyarakat Desa Mendak Sendiri, yaitu dengan memberikan kesempatan masyarakat Desa Mendak untuk ikut serta menjadi investor dalam pengembangan Wisata Watu Rumpuk. Keempat strategi pengolahan lingkungan yang ramah lingkungan dan hemat energy dengan menjaga Wisata Watu Rumpuk agar tetap bersih dan menjaga ekosistem flora dan fauna yang berada di sekitar Wisata Watu Rumpuk. Kata kunci : Strategi pengembangan, Wisata Watu Rumpuk Abstract Watu rumpuk tourism is a tour in Mendak Village, dagangan district, Madiun Regency, which has a natural tourism concept with a panorama of the wilis mountains. This tour was developed through a village-owned enterprise ( Bumdes ) which entered the tourism business. The development was carried out by the Mendak village government with the tourism awreness group as the manager of Watu Rumpuk Tourism. The problem that occurs in Watu Rumpuk Tourism is the access to damaged roads and chaotic resultng in a decline in the interest of visitors to come to Watu Rumpuk Tourism. The study aims to describe the village trategy in the development of Watu Rumpuk Tourism in Mendak Village, Dagangan District,Madiun Regency. The research method used is desciptive research method with a qualitative approach. While the focus of his research uses theories about tourism development strategies according to the Minister Of Tourism And Creative Economy Regulation Number PM.35/UM.001/MPEK/2012 The results of this study indicate that the strategy in developing Watu Rumpuk Tourism in Mendak Village, Dagangan District, Madiun Regency is carried out with 4 indicator, namely the first strategy of tourism resources and creative economy by developing merchants in Watu Rumpuk Tourism attraction originating from the village communities themselves and the provision of facilities and infrastructure for visitor who are complete. Second, the startegy of human resources by empowering the people of Mendak Village it self, through training provided by the village government as well as the sports and tourism youth office of Madiun Regency. The three investment strategies of the Mendak Village government are trying to optimize the potensial of the Mendak village community, namely by giving the Mendak village community the opportunity to become investors in the development of Watu Rumpuk Tourism. The four environmental managemant strategies that are environmentally friendly and energy efficient by keeping Watu Rumpuk Tourism in order to stay clean and maintain the ecosystem of flora dan fauna that are round Watu Rumpuk Tourism. Keywords: Development strategy, Watu Rumpuk Tourism

Page 1 of 2 | Total Record : 15