cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Swara Bhumi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 3 (2020)" : 5 Documents clear
ANALISIS TINGKAT KERAWANAN BANJIR DI KABUPATEN LAMONGAN EKA PRATIWI, HENNY; PRASETYO, KETUT
Swara Bhumi Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakLamongan merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang menjadi langganan bencana banjir setiap tahun. Lamongan adalah salah satu kabupaten yang dilalui oleh Sungai Bengawan Solo sehingga membuat Lamongan rawan terhadap bencana banjir. Faktor lain yang menjadi penyebab kerawanan banjir adalah kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, ketinggian tempat, serta pengguan lahan yang kurang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran tingkat kerawanan banjir di Kabupaten Lamongan.Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuntitatif. Metode pembutan peta menggunakan overlay dan scoring antara variabel. Setiap variabel akan di berikan skor dengan pemberian bobot dan nilai yang sesuai dengan pengklasifikasian. Variabel yang sudah melalui tahap scoring akan dilakukan tahap overlay dengan variabel lainnya menggunakan aplikasi QGIS 3.6.0, sehingga menghasikan peta tingkat kerawanan banjir. Teknik analisis data menggunakan metode deskriptif .Hasil dari penelitian berupa peta tingkat kerawanan banjir dengan dua batasan analisis wilayah yaitu wilayah Sub-DAS Bengawan Solo hilir dan Sub-DAS Kali Lamong. Persebaran kawasan sangat rawan banjir di wilayah Sub-DAS Bengawan Solo hilir jauh lebih luas di bandingkan di wilayah Sub-DAS Kali Lamong yaitu sebesar 69.235 ha dan 2.242 ha. Kawasan sangat rawan banjir mengelompok di kecamatan Glagah, Karangbinangun, Kalitengah, Karanggeneng, Maduran, Laren, Sekaran, Babat, Sukodadi, Turi, Deket, Lamongan, dan Sarirejo. Faktor dominan yang menjadi penyebab banjir di Kabupaten Lamongan adalah kemiringan lereng dan penggunaan lahan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Lamongan memiliki kemiringan lereng 0-8% dengan presentasi 51,57% dari luas total kabupaten, dan 59,3 % penggunaan lahan berupa tambak serta sawah.Kata Kunci: Kerawanan Banjir, Overlay, Kabupaten Lamongan.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN DI JALAN RAYA ARTERI PACET KECAMATAN PACET KABUPATEN MOJOKERTO SETIA NOVIKA PUTRI, DHARWINDA; , KUSPRIYANTO
Swara Bhumi Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPacet merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Mojokerto yang menjadi destinasi wisata alam paling unggul. Pacet terletak di kaki Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan, menjadikan Pacet memiliki permukaan jalan berupa tanjakan, turunan, serta tikungan. Kondisi inilah yang menyebabkan banyak terjadinya kecelakaan di Pacet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas jalan, volume lalu lintas, dan faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di Jalan Arteri Pacet.Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sampel penelitian ini adalah empat lokasi yang menjadi tempat kecelakaan tertinggi di Pacet antara lain; ruas jalan Pandanarum, Warugunung, Petak, dan Kemiri. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengukuran, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kapasitas jalan di Jalan Arteri Pacet berkategori tinggi yaitu memiliki kapasitas sebesar 2289,33 smp/jam untuk kedua lajur jalan. Volume lalu lintas di Jalan Arteri Pacet berkategori sedang, dengan rata-rata di ruas jalan Pandanarum sebesar 743,81 smp/jam, ruas jalan Warugunung sebesar 716,92 smp/jam, ruas jalan Petak sebesar 723,87 smp/jam, dan ruas jalan Kemiri sebesar 747,96 smp/jam, yang masing-masing tidak melebihi kapasitas jalan. Penyebab kecelakaan pada pagi hari disebabkan oleh volume lalu lintas dengan didukung oleh faktor kondisi lingkungan jalan yang baik, selain itu disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri dimana masih banyak pengendara yang memacu kecepatan tinggi, tidak memakai helm dan kurangnya kewaspadaan saat berkendara. Kecelakaan pada malam hari disebabkan oleh kondisi penerangan yang kurang dibeberapa titik jalan.Kata Kunci: Kapasitas jalan, volume lalu lintas, lingkungan jalan.
ANALISIS KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU TERHADAP KEBUTUHAN OKSIGEN DI KECAMATAN PONOROGO KABUPATEN PONOROGO ELVIAN ANDRYANI, ANGGITA; MURTINI, SRI
Swara Bhumi Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRuang Terbuka Hijau merupakan salah satu kebutuhan yang wajib dimiliki kota, hal ini dikarenakan RTH mempunyai banyak fungsi salah satunya sebagai penghasil oksigen. RTH di pusat Kabupaten Ponorogo semakin berkurang. Penurunan RTH terbukti dari data RTRW Kabupaten Ponorogo luas RTH pada tahun 2012 sebesar 71,64 ha dan luas RTH pada tahun 2016 sebesar 50,50 ha hasil dari penelitian Badan Peneliti Universitas Brawijaya Malang. RTH mengalami penurunan sebesar 21,14 ha dari tahun 2012 hingga tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ketersediaan RTH dan kebutuhan oksigen di Kecamatan Ponorogo tahun 2019.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di Kecamatan Ponorogo. Objek penelitian ini yaitu RTH Kecamatan Ponorogo, sedangkan subjeknya yaitu citra resolusi tinggi google earth Kecamatan Ponorogo tahun 2019 dengan resolusi 15 x 15. Teknik pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan citra google earth. Persebaran dan luas RTH diteliti melalui proses digitasi pada aplikasi quantum GIS serta perhitungan kebutuhan oksigen menggunakan rumus gerarki oleh Muis 1988 dalam Nirmalasari (2013:36).Hasil digitasi citra google earth Kecamatan Ponorogo tahun 2019 menghasilkan luas RTH sebesar 32,83 ha. Tahun 2016 hingga tahun 2019 luas RTH berkurang sebesar 17,67 ha. Luas RTH pada saat ini masih belum mencukupi kebutuhan oksigen di Kecamatan Ponorogo. Hasil perhitungan kebutuhan oksigen pada tahun 2019 sebesar 413.160,51 kg/hari dengan kebutuhan luas RTH penghasil oksigen sebesar 8.161,2 ha. Ruang terbuka penghasil oksigen tahun 2019 sebesar 30,79 hanya mampu menyediakan oksigen sebesar 0,143623125 kg/hari, sehingga kebutuhan oksigen yang dibutuhkan sebanyak 413,0168886875 kg/hari dengan luas RTH sebesar 8.132,83 ha.Kata kunci: Ruang Terbuka Hijau, Oksigen, Google Earth
PEMANFAATAN CITRA LANDSAT 8 OLI UNTUK ANALISIS DESERTIFIKASI BATUAN KARST GUNUNG SEWU BAGIAN TIMUR DI KECAMATAN PONJONG, GUNUNG KIDUL ANGGORO, DIMAS; BUDIYANTO, EKO
Swara Bhumi Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKawasan Karst Gunungsewu memiliki kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik. Hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa sebagian wilayah karst Gunungsewu yang merupakan area penyangga air banyak dialihfungsikan untuk kegiatan pertambangan. Analisis desertifikasi batuan karst menjadi penting diteliti dikarenakan mempengaruhi kerentanan ekosistem karst saat terjadi desertifikasi batuan. Desertifikasi batuan karst dapat diperoleh dari indeks batuan permukaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis desertifikasi dengan (1) mendeskripsikan persebaran tingkat desertifikasi, dan (2) data laju desertifikasi karst Gunungsewu menggunakan data spektral citra Landsat 8 OLI.Penelitian ini menggunakan penginderaan jauh dengan Normalized Difference Rock Index dan Normalized Difference Vegetation Index sebagai parameter menganalisis desertifikasi batuan karst. Jenis penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif menggunakan analisis statistik spasial dan pengambilan sampel penggunaan lahan seperti lahan terbuka, tambang, pemukiman, vegetasi lebat, sawah, badan air dilakukan secara purposive. Pengambilan data dilapangan sebagai ground checking untuk mendapatkan data yang reliable.Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa persebaran tingkat desertifikasi batuan yang terjadi pada tahun 2019 karst Ponjong Gunungsewu didominasi oleh kriteria tingkat terdesertifikasi sedang tersebar dari selatan ke utara. Tingkat desertifikasi sedang memiliki kriteria tutupan vegetasi berkisar 20-40% dan singkapan batuan berkisar 50-70%. Kondisi tersebut mengalami tren laju desertifikasi menaik daripada 6 tahun sebelumnya.Kata kunci: Penginderaan Jauh, Desertifikasi Batuan Karst, Citra Landsat 8 OLI.
KAJIAN TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA KURNIA AMALIA SHOLIHAH, KHOFIFAH; HARIYANTO, BAMBANG
Swara Bhumi Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMeningkatnya jumlah penduduk, tingkat konsumsi masyarakat, dan kemajuan teknologi akan meningkatkan jumlah timbulan sampah. Sampah yang belum terkelola akan menimbulkan banyak masalah seperti; menjadi sumber penyakit, tercemarnya lingkungan, banjir, dan meningkatnya kebutuhan lahan untuk menimbun sampah. Paradigma lama pengelolaan sampah dengan sistem kumpul-angkut-buang hingga saat ini masih diterapkan oleh masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengelolaan sampah yang tepat untuk diterapkan di Indonesia.Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur yang mengidentifikasi dan menganalisis penelitian-penelitian terdahulu tentang pengelolaan sampah. Penelitian ini melalui tahapan pengumpulan dan analisis 36 jurnal terkait yang diperoleh melalui penelusuran web scholar.google.co.id dan elsevier.com. Hasil dari berbagai literatur ini akan digunakan untuk analisis pengelolaan sampah yang sesuai untuk di terapkan di IndonesiaHasil dari penelitian ini diperoleh, (1) regulasi sampah di Indonesia masih lemah dan hal tersebut mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah, (2) partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, (3) program pengelolaan sampah yang tepat untuk diterapkan di Indonesia adalah pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui program komposting, daur ulang, dan bank sampah.Kata Kunci: Sampah, pengelolaan, regulasi sampah, partisipasi, program

Page 1 of 1 | Total Record : 5