cover
Contact Name
Putra Afriadi
Contact Email
putraafriadi12@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_imaji@uny.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni
ISSN : 16930479     EISSN : 25800175     DOI : -
IMAJI is a journal containing the results of research/non-research studies related to arts and arts education, including fine arts and performing arts (dance, music, puppetry, and karawitan). IMAJI is published twice a year in April and October by the Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Yogyakarta in cooperation with AP2SENI (Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik se-Indonesia/Association of Drama, Dance, and Music Education Study Programs in Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI" : 8 Documents clear
GAYA HIDUP MODERN DAN IKLAN (Budaya Makan Mi Instan sebagai Identitas) Prayanto Widyo Harsanto
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.942 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6645

Abstract

Ideologi konsumerisme mendorong kebutuhan palsu dan bahwa kebutuhan ini akan bekerja sebagai satu bentuk kontrol sosial. Iklan dengan berbagai macam penampilan dan bentuknya, pada dasarnya berfungsi untuk memberi informasi tentang produk barang atau jasa kepada publik. Tujuannya adalah agar masyarakat tergerak untuk membeli atau mengkonsumsi produk-produk tersebut. Iklan berusaha berlomba-lomba membangkitkan hasrat konsumen untuk berbelanja bahkan lebih ngeri lagi, konsumen menjadi shopholik (gemar sekali belanja). Tidak dapat disangkal bahwa media komunikasi massa turut berperan penting dalam pembentukan pola produksi dan konsumsi. Melalui iklan di media massa orang didorong untuk mengkonsumsi produk yang diiklankan dan membentuk sebuah citra (image) akan sebuah produk Keywords: gaya hidup, mie instan, dan iklan
KAJIAN MUSIKAL PERTUNJUKAN SOLIS BIOLA Fu’adi -
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (656.708 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6640

Abstract

Pertunjukan solis biola yang menjadi bahan kajian ini bukanlah pertunjukan langsung dari sebuah gedung konser namun dari rekaman pertunjukan audio visual (DVD). Dengan mengkaji secara musikal diharapkan dapat menemukan beberapa hal yang berguna untuk menambah wawasan dalam upaya meningkatkan ketrampilan bermain musik. Menjadi musisi yang handal tentu saja membutuhkan ketekunan, kedisiplinan, kerja keras dan melalui proses latihan yang panjang. Penguasaan atas suatu instrumen musik, gitar atau biola misalnya, selain belajar dengan guru musik perlu juga melengkapi referensi dengan buku-buku musik yang memadai, menonton konser-konser, mengikuti workshop maupun seminar tentang musik, mendengar dan melihat kaset-kaset rekaman musik. Beberapa rekaman solis biola kelas dunia seperti Isaac Stern, Itzak Perlman, Henryk Szeryng dan lainnya dapat memberikan gambaran bagaimana seharusnya musik yang bagus itu dipertunjukkan. Berbagai teknik permainan biola, seperti bowing dan fingering yang dipergunakan para solis dalam memainkan komposisi-komposisi terkenal seperti konserto karya Mozart, Beethoven, Mendelssohn akan dibahas dalam tulisan ini walaupun tidak secara utuh dan kiranya dapat menjadi salah satu penunjang dalam proses pembelajaran biola. Kata kunci : pertunjukan musik, solis biola, kajian musikal
PERKEMBANGAN MOTIF HIAS MEDALION PADA BANGUNAN SAKRAL DI JAWA PADA ABAD IX – XVI Iswahyudi -
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.458 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6641

Abstract

Dalam tulisan ini akan disampaikan tentang perkembangan makna simbolik medalion. Sebagai salah satu artefak unsur hias yang terdapat pada seni bangun baik sakral maupun sekuler, ternyata medalion dapat digunakan untuk menganalisis diversifikasi budaya yang berlaku. Gagasan ini dilihat dan digarap secara diakronik-sinkronik-semiotik, yaitu menyangkut pada perkembangan struktur dan analisis visual yang menyertai, sehingga medalion secara spasial temporal momentumnya bertolak dari India dan dikembangkan di Jawa dari abad IX – XVI, kemudian dieksplanasikan dengan tinjauan estetik visual. Apabila ini benar maka dalam tulisan ini secara metodologi historiografi terbayang dapat membuktikan bahwa medalion mengalami perkembangan. Maksudnya ketika agama Hindu dan Budha mendominasi produk budaya, penciptaan medalion juga dipercanggih secara estetik, kemudian ketika beralih ke Islam penciptaan medalion juga tidak berubah bahkan mengalami perkembangan yang signifikan sehingga terjadilah lokal genius dalam perihal penciptaan medalion. Kata kunci: medalion, bangunan sakral, bermakna simbolik dan sebagai unsur hias
RELASI ESTETIKA WAYANG DAN ESTETIKA AGAMA Muh. Mukti
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.993 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6644

Abstract

Keberadaan budaya bangsa untuk sekarang ini, tidak selalu berjalan dengan estetika agama, wayang di antaranya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemikiran bagaimana wayang tersebut berjalan dengan estetika agama. Agar wayang berjalan dengan estetika agama, harus disambungkan dengan dakwah. Untuk keperluan itu, digunakan tasykil, yakni ajakan secara langsung kepada penonton untuk dakwah usai wayang. Wayang setelah disambungkan dengan dakwah, berubah jenisnya menjadi kesenian dakwah, terminologinya ganda: wayang, tasykil, dan dakwah, tuntunannya agama, dan bentuknya sambung. Kata kunci: estetika, estetika wayang, dan estetika agama
TINJAUAN AKUSTIK PERANCANGAN INTERIOR GEDUNG PERTUNJUKAN Dwi Retno Sri Ambarwati
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.91 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6639

Abstract

Many factors must be considered in the planning of the acoustic ofinterior auditorium according to its function, so that the performance of theartists or actors can be caught better and the quality of the show is able to satisfythe audience. Especial conditions that must be fulfilled in the planning of theacoustic of interior auditorium are: enough loudness by shortening the distanceof the audience with the sound, heightening the source of sound, theaccompaniment of the floor, encircle the source of sound by the voice reflector,the dimension of room must match with the space volume, avoiding parallelsound reflector and locate the audiences in the beneficial area. Other conditionsare the right form of space, energy of sound distribute into whole space, free fromthe handicaps of acoustic and the form treatment of floor, wall and plafond andalso veneering them with the sound absorber material. Financial considerationusually represent the constrictor of the acoustic repair, because getting a goodquality of acoustic cost a lot of money .Keyword: acoustics, auditorium, and interior building
CYBORGASM SEBAGAI PERWUJUDAN HISTERIA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI Bing Bedjo Tanudjaja
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.458 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6638

Abstract

Perkembangan dunia teknologi digital dan media elekronika lainnyaseperti televisi, video, video game, film, komputer, internet adalah dunia yang didalamnya dikembangkan pula citra-citra kekerasan dan agresivitas, yaitu duniarobot, monster, alien, iblis, cyborg, super-hero, bencana nuklir, dan persenjataanhi-tech. Hal ini juga berdampak pada pergeseran pengidolaan terhadap bintangselaku subjek. Jika sebelumnya subjek yang menjadi bintang pujaan berupabenda atau tokoh secara fisik-material-biologis, saat ini bintang itu beruparekayasa teknologi. Kondisi ini membentuk sikap “taken for granted” dalammasyarakat kontemporer terhadap teknologi, suatu sikap yang menerimateknologi dengan mata tertutup. Tragisnya, sikap ini secara perlahan menggalijurang dalam yang dapat menjebloskan manusia ke dalam bencanakemanusiaan.Kata kunci : Perkembangan Teknologi, Citra, Cyborg, Masyarakat Kontemporer.
PERAN WARNA PADA INTERIOR RUMAH SAKIT UNTUK MENCAPAI KENYAMANAN DALAM KAITANNYA PENYEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP Made Ida Mulyati
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.189 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6642

Abstract

Keberhasilan proses penyembuhan pasien merupakan komleksitas yang terjalin antara kondisi fisiologis dengan kondisi psikologis (inner mind). Kedua kondisi tersebut memiliki kontribusi di dalam proses penyembuhan pasien. Untuk mendukung kondisi pisikologis yang baik terhadap pasien, maka harus diciptakan lingkungan interior yang nyaman. Sedangkan yang dapat mendukung kenyamanan ruang salah satunya adalah penerapan warna yang tepat pada ruang-ruang perawatan terutama pada kamar rawat inap. Dengan penerapan warna yang tepat diharapkan dapat mereduksi faktor strees pada pasien terutama pasien rawat inap yang menjalani proses penyembuhan di rumah sakit. Penerapan warna pada desain interior rumah sakit terutama pada kamar rawat inap ditentukan oleh konsep ruang yang dipilih. Untuk menentukan konsep ruang yang dipilih kita harus tahu dimensi besaran ruangnya dan ketinggi plafondnya. Untuk ruang kamar rawat inap tidak terlalu luas dan memiliki ketinggian plafond yang tidak terlalu tinggi, maka kita bias mengambil konsep tenang (calm) atau konsep segar (fresh). Dalam konsep tenang(calm) dapat diterapkan warna-warna lembut yang elegan. Sedangkan untuk konsep segar (fresh) dapat diterapkan warna-warna muda yang mengambil inspirasi dari alam. Tetapi di dalam penerapan konsep ini tidak menutup kemungkinan untuk menerapkan warna-warna hangat sebagai aksentuasi supaya terkesan lebih hidup tidak terlalu moneton. Apabila kamar rawat inap memiliki besaran ruangan yang cukup luas dengan ketinggian plafond yang cukup, maka dapat mengambil konsep hangat (warm). Pada konsep ini diterapkan warna-warna hangat, tetapi tidak menutup kemungkinan dikombinasikan dengan warna-warna lembut dan alam untuk lebih memberikan kesan nyaman. Kata kunci: konsep warna, interior, dan efek kenyamanan
MENGENAL ESTETIKA RUPA DALAM PANDANGAN ISLAM Martono -
Imaji Vol 7, No 1 (2009): IMAJI FEBRUARI
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.793 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v7i1.6643

Abstract

Islam sebenarnya tidak melarang orang berkesenian, justru menganjurkan berseni untuk menuju kebaikan dan keindahan dunia dan akhirat untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Sebagai seorang seniman, pendidik seni bekerja dengan seni, beribadah dengan seni yang sudah geluti selama ini jangan sampai ada karaguan, karena keraguan akan menyesatkan. Untuk mencapai keindahan tertinggi dengan melibatkan latihan spiritual. Sesuai peringkatnya keindahan dapat dibagi menjadi (1) keindahan sensual dan duniawi, yaitu keindahan yang terkait dengan hedonisme dan materialisme, (2) keindahan alam, ciptaan Tuhan (3) keindahan akliah yaitu keindahan yang ditampilkan karya seni yang dapat merangsang pikiran dan renungan, (4) keindahan rohaniah berkaitan dengan ahklak dan adanya pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang atau karya seni, dan (5) keindahan Illahi. Kata kunci: estetika, seni rupa, dan estetika Islam

Page 1 of 1 | Total Record : 8