cover
Contact Name
Shita Dewi
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jkki.fk@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
ISSN : 2089 2624     EISSN : 2620 4703     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2016)" : 8 Documents clear
Dampak Keterlibatan BAPPEDA dalam Rangka Pengembangan Kapasitas SKPD Lintas Sektor bagi Perencanaan dan Penganggaran Program Kesehatan Ibu dan Anak di Provinsi Papua Deni Harbianto; Laksono Trisnantoro; Tiara Marthias; Muhammad Faozi Kurniawan; Likke Prawidya Putri; Deswanto Marbun
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.697 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i2.30786

Abstract

ABSTRACTBackground: Maternal and child mortality rate in Indonesia is still high. Indonesia is also expected not to reach the target of MDG 4 and 5 in 2015. In an effort to improve the health status of mothers and children in the context of decentralization, planning and budgeting at the district health is an important element of the health system. Evidence-Based Budgeting Planning Approach (EBP/PPBB), is a planning approach models that use data and academic health evidence in the framework of program decision-making as a references. Objectives: Describe the impact results of the PPBB KIA implementation in order to analyze, the impact of BAPPEDA involvement in maternal and child health planning advocacy through coordination across sectors.Research Methods: This study is a descriptive-correlative study that analyze the impact of BAPPEDA involvement in cross- sectoral planning for MCH programs, that are carried out in accordance with bottleneck analysis of the existing health system, using 66 interventions based continuum of care.Results: Cross-sectoral involvement in the planning and budgeting for MNCH brings a positive impact on the district health work plan. Bappeda involvement is crucial to coordinate cross-sectoral program for MNCH.Conclusions: Capacity of district planning staff is limited and should be improved, lack of evidence in planning is due to lack of health data, and the cross sector advocacy for health budgeting is insufficient. PPBB approach can improve capacity on planning on evidence-based and integrated planning for MNCH across-sectoral. Key Word: Planning, Maternal and Child Health, Cross Sectoral ABSTRAKLatar Belakang: Angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih tinggi. Indonesia juga diprediksi tidak dapat mencapai target MDG 4 dan 5 pada tahun 2015. Dalam upaya peningkatan status kesehatan ibu dan anak dalam konteks desentralisasi, perencanaan dan penganggaran kesehatan di kabupaten merupakan elemen sistem kesehatan yang penting. Pendekatan Perencanaan Penganggaran Berbasis Bukti (PPBB) KIA, merupakan bentuk model perencanaan yang menggunakan bukti data dan referensi akademis dalam rangka pengambilan keputusan program kesehatan.Tujuan: memaparkan hasil implementasi PPBB-KIA dalam rangka melihat hubungan keterlibatan Bappeda dalam advokasi perencanaan perencanaan kesehatan ibu dan anak melalui koordinasi lintas sektor.Metode Penelitian: Kajian ini secara deskriptif-korelatif keterlibatan Bappeda dalam perencanaan lintas sector untuk progam KIA yang dilakukan sesuai dengan sumbatan sistem kesehatan yang ada dan berdasarkan 66 intervensi berbasis continuum of care.Hasil: Keterlibatan lintas sektor dalam perencanaan dan penganggaran KIA membawa dampak positif terhadap rencana kerja. Peran Bappeda semakin kuat dan memberikan kontribusi positif dalam kegiatan ini. Keterlibatan Bappeda terlihat berpengaruh dalam koordinasi program KIA untuk lintas sektor. Kesimpulan: Peningkatan kapasitas staf perencanaan kabupaten yang masih terbatas, kurangnya data kesehatan, peran advokasi lintas sektor ke Pemda yang belum kuat untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan. Pendekatan PPBB dapat meningkatkan kapasitas perencanaan KIA secara berbasis bukti nyata terpadu dan terintegrasi dan lintas sektor di daerah. Kata Kunci: Perencanaan, Kesehatan Ibu dan Anak, Lintas Sektor
Pengembangan Model Pencegahan Resiko Tinggi Kehamilan dan Persalinan yang Terencanadan Antisipatif (REGITA) Wayan Aryawati
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.756 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i2.30791

Abstract

ABSTRACTBackground. Complications during pregnancy can cause direct maternal death, and occur to about 20% pregnant women (Kemenkes, 2012). Factors that contribute to maternal mortality can be divided into direct and indirect causes. The direct causes of maternal death are factors associated with complications during pregnancy, childbirth and post-partum such as bleeding, pre-eclampsia / eclampsia, infection, obstructed labour and abortion. (Kemenkes, 2010).Method. This is case control study design. Population in this research are all pregnant, and post partum women in Bandar Lampung city by 2015. The number of sample is 820 for each case and control group taken 410 sample by using random sampling method. The dependent variables are: Complications during pregnancy, complication during childbirth. The independent variables are: Maternal Health Status, Reproductive Status, Health Care Access, Health Service user’s behavior, mother status in the family and communnity, family status in community, community status. Instruments that are used in this research are questionnaires to collect primary data and patient’s medical record, maternal and child health hand book, maternal cohort to collect secondary data. Data will be analyzed descriptively and Chi Square with a 95% degree of confidence will be used for bivariate analysis. The logistic regression will be used for multivariate analysis.Results. This research will divided into three stage : stage 1: data collection and processing, stage 2 : data analysis, development of REGITA prevention models, model application and stage 3 : expert workshop, trials of prevention models to find the weakness. The result of this research will show risk factors associated with the incidence of complications during pregnancy and childbirth and the relationships among these factors in the both groups. The results will be represented in simulator program to generate REGITA Model for complication prevention that can be used to predict the risk of pregnancy and childbirth faced by pregnant mother. Key words: Complication, Pregnancy, Delivery ABSTRAKLatar belakang: Komplikasi pada ibu hamil dapat menyebabkan kematian langsung pada ibu, dan dapat terjadi sekitar 20% dari ibu hamil (Kemenkes RI 2012). Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklamsi/eklamsi, infeksi, persalinan macet dan abortus. (Kemenkes, 2010).Metode: Jenis penelitian merupakan penelitian kasus kontrol. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil dan melahirkan yang mengalami komplikasi kehamilan dan persalin- an di Kota Bandar Lampung tahun 2015. Jumlah sampel seba- nyak 820 yang terdiri dari kelompok kasus sebanyak 410 dan kelompok kontrol 410 yang diambil secara random sampling. Variabel dependent penelitian: Komplikasi kehamilan, Komplikasi persalinan. Variabel independent penelitian: Satus Kesehatan Ibu, Status Reproduksi, Akses Pelayanan Kesehatan, Perilaku kesehatan pengguna pelayanan kesehatan. Status ibu dalam keluarga dan masyarakat, status keluarga dalam komunitas, status komunitas. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk data primer dan catatan rekam medis pasien, buku kia, kohort untuk data sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan untuk analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi Square dengan derajat kepercayaan 95 %. Sedangkan untuk analisis multivariat digunakan uji regresi logistik.Hasil: Penelitian ini akan dibagi dalam 3 tahap yaitu tahap 1 pengumpulan data, tahap 2 pengembangan model pencegahan REGITA, dan tahap 3 uji coba model pencegahan. Dari hasil penelitian ini nantinya akan diketahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian komplikasi pada ibu hamil dan bersalin dan hubungan antar faktor-faktor tersebut pada kelompok kasus dan kontrol. Hasil tersebut akan dituangkan dalam Pemograman simulator untuk menghasilkan suatu model pencegahan komplikasi Regita yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan resiko kehamilan dan persalinan yang akan dihadapi oleh seorang ibu yang hamil. Kata kunci: komplikasi, kehamilan, persalinan
Pembiayaan Kesehatan dan Efektifitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Kalimantan Timur Krispinus Duma
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.078 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i2.30787

Abstract

ABSTRACTBackground: Financing is one of the main factors in improving health care in general and maternal and child health services in particular. East Kalimantan area, which has an abundant source of revenue, ideally has either adequate financing on health care costs and the costs associated with health managed by other agencies. Improved health status can not be handled only by health institutions but needs to be strongly supported the role of other institutions, such as the maternal and child health services to reduce maternal mortality and child according to MDG targets. But the effectiveness of health care services in addition to financing is also determined by the commitment, cooperation and cross-sectoral health policy.Purpose: To determine the effectiveness of the financing of provincial health and maternal and child health services with indicators of maternal and child mortality rates according to the MDG targets in eastern Kalimantan.Methods: This research is descriptive using secondary data from East Kalimantan health profile and health-related financing in other institutions 2013-2013 period. Results: Health financing in the province of East Kalimantan varies widely each year, the health budget in 2013 amounted to Rp. 1.875 trillion, in 2012 amounted to Rp. 1.421 trillion, and in 2011 amounted to Rp. 148.731 billion, with per capita health budgets consecutive are Rp. 572 632, Rp. 385 130 and Rp. 47,581,888. Financing associated with other health institutions in 2013 amounted to Rp. 26 632, in 2012 amounted to Rp. 21 630 and in 2011 amounted to Rp. 11 338 per person. Maternal mortality, maternity and postpartum in 2013 as many as 113, in 2012 as many as 147, and in 2011 as many as 87. The death of infants and toddlers in 2013, 2012 and 2011 as many as 623, 648 and 971.Conclusion. The number of health financing does not determine the effectiveness of maternal and child health services, but a more important thing is the commitment and collaboration services and inter-sectoral programs that support maternal and child health services to achieve the MDGs. Keywords. Financing health, maternal and child health services. ABSTRAKLatabelakang: Pembiayaan salah satu faktor utama dalam meningkatkan pelayanan kesehatan secara umum dan pelayanan kesehatan ibu dan anak secara khusus. Kalimantan timur daerah yang mempunyai pendapatan asli daerah (PAD) yang tinggi idealnya mempunyai pembiayaan yang memadai baik biaya pada pelayanan kesehatan maupun biaya yang terkait dengan kesehatan yang dikelolah oleh instansi lain. Peningkatan derajat kesehatan tidak dapat ditangani hanya oleh institusi kesehatan tetapi sangat didukung peranan institusi lainnya, seperti dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak sesuai target MDGs. Tetapi efektifitas pelayanan kesehatan selain adanya pembiayaan juga ditentukan oleh komitmen, kerjasama lintas sektoral dan kebijakan kesehatan.Tujuan: untuk mengetahui pembiayaan kesehatan provinsi dan efektifitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan indikator angka kematian ibu dan anak menurut target MDGs di Kalimantan timur.Metode: Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan menggunakan data sekunder berupa profil kesehatan Kalimantan Timur dan pembiayaan yang berkaitan dengan kesehatan di institusi lain periode 2011-2013. Hasil. Pembiayaan kesehatan di provinsi Kalimantan Timur sangat bervariasi setiap tahun, anggaran kesehatan pada tahun 2013 sebanyak Rp. 1,875 Triliun, tahun 2012 sebesar Rp. 1,421 triliun dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 148,731 triliun dengan anggaran kesehatan perkapita berturut-turut Rp. 572.632, Rp. 385.130 dan Rp. 47,581,888. Pembiayaan yang terkait dengan kesehatan di institusi lainnya pada tahun 2013 sebesar Rp. 26.632, tahun 2012 sebesar Rp. 21.630 dan tahun 2011 sebesar Rp. 11.338 per orang. Kematian ibu hamil, bersalin dan nifas pada tahun 2013 sebanyak 113, tahun 2012 sebanyak 147 dan tahun 2011 sebanyak 87. Kematian bayi dan balita pada tahun 2013, 2012 dan 2011 sebanyak 623, 648 dan 971.Kesimpulan: Banyaknya pembiayaan kesehatan tidak menentukan efektifitasnya pelayanan kesehatan ibu dan anak namun yang terpenting adalah komitmen pelayanan dan kerjasama lintas program dan sektoral yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai target MDGs. Kata Kunci: Pembiayaan kesehatan, pelayanan KIA.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Partisipasi Ibu Balita untuk Menimbang Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang Bandar Lampung Tahun 2010 Reihana Reihana; Artha Budi Susila Duarsa
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.818 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i2.30788

Abstract

ABSTRACTBackground: It’s very difficult to find malnourished children in the community because not all mothers are willing to bring their children to integrated service center (Posyandu). Posyandu is one of public facilities in the community to monitor the under five’nutritional status and prevent early nutritional problems. The coverage of under five weighted (D/S) and under five gained weight (N/D) in Bandar Lampung city by 2009 are 79% and 84.90% respectively. Since 2006 until 2009, at Panjang health center, the coverage of D/S show declined trend from 89.2% to 82.6% and still find 2 cases of malnourished children. The pupose of this research is to know the factors associated with the mothers’ participation rate to weigh their under five in Posyandu at Panjang Health Centers by 2010.Methods: This is a quantitative research using cross-sectional study design. The population in this research are all mothers having under five children who live in the area of Panjang Health Centers. The number of sample are 407. The research variables are mothers’ participation to bring their under five to Posyandu, mothers’ age, mother’s education, mother’s occupation, mother’s knowledge, the number of under five in the family, parity, age of under five, husbands’ education, motivation, family support, immunization status, home distance to Posyandu, service provider’s attendance. Data were analyzed by Multiple Logistic Regression prediction model, consisting of univariate, bivariate, and multivariate analysis. Results: The results of this research show that 54.8% mother participate actively to bring their under five in Posyandu. Results of statistical tests reveal that the most dominant factor to encourage mothers’ participation is the interaction among mothers’ knowledge and education OR 4.614 (CI: 3.249-6.551) after controlled variables, mothers’ education OR 0.340 (CI: 0.185-0.625), under five age OR 1.851 (CI: 1.053-3.255),motivation OR 1.037 (CI: 1037-2.780) and family support OR 2.542 (CI: 3.249-4.680).Suggestion: Based on the above research, researcher suggest comprehensive approach to increase Posyandu visit through engaging the team work in Posyandu, promotion and couselling to the mothers who lack of knowledge and education, lack of family support, having under five children and have low motivation. Key words: Integrated Service Center (Posyandu), Participation, Weighing, Under five years. ABSTRAKLatar Belakang: Kasus kurang gizi dan gizi buruk sulit ditemukan di masyarakat karena tidak semua ibu menimbang balitanya ke Posyandu. Posyandu merupakan sarana pelayanan kesehatan di masyarakat untuk memantau keadaan gizi balita dan membantu pencegahan secara dini masalah gizi. Di Kota Bandar Lampung tahun 2009 cakupan D/S dan Cakupan N/D pada balita baru mencapair 79% dan 84,90%. Data cakupan D/S di puskesmas Panjang tahun 2006 – 2009 menunjukkan trend yang menurun dari 89,2% menjadi 82,6% dan masih ditemukan 2 kasus gizi buruk. Tujuan Penelitian diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat partisipasi ibu balita untuk menimbang Balita ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Panjang tahun 2010.Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Populasi adalah ibu yang memiliki balita dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Panjang. Besar sampel sebanyak 407. Variabel penelitian adalah partisipasi ibu yang membawa balita ke Posyandu, umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, jumlah balita dalam keluarga, paritas, umur anak balita, pendidikan suami, motivasi, dukungan keluarga, status imunisasi, jarak rumah ke Posyandu, kehadiran Petugas. Data dianalisis dengan metode Regresi Logistik Ganda model prediksi, terdiri dari analisis univariat, bivariat, dan multivariate.Hasil: Hasil penelitian mendapatkan 54,8% ibu balita mempunyai partisipasi aktif menimbang balitanya. Hasil uji statistik menunjukkan faktor paling dominan pengaruhnya terhadap partisipasi ibu menimbang balita ke Posyandu adalah interaksi antara pengetahuan ibu dengan pendidikan ibu OR 4,614 (CI : 3,249 – 6,551) setelah dikontrol variabel, Pendidikan ibu OR 0,340 (CI : 0,185 - 0,625), umur balita OR 1,851 (CI : 1,053-3,255), motivasi OR 1,037 (CI : 1.037 - 2,780) dan dukungankeluarga OR 2,542 (CI : 3,249 - 4,680).Saran: Berdasarkan hasil tersebut, Peneliti menyarankan untuk dilakukan pendekatan konfrehensif dalam meningkatkan kunjungan Posyandu, melalui pengaktifan pokjanal, penyuluhan dan konseling pada ibu balita yang memiliki pengetahuan dan pendidikan rendah, tidak ada atau kurang dukungan keluarga, memiliki anak balita dan memiliki motivasi yang rendah. Kata Kunci: Posyandu, Partisipasi, Menimbang, Balita.
Gambaran Pelaksanaan Program Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Era JKN Daerah Perbatasan di Puskesmas Ponu Kabupaten Timor Tengah Utara Robertus Tjeunfin; Laksono Trisnantoro; Sitti Noor Zaenab
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.509 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i2.30789

Abstract

ABSTRACTBackground: The fifth goal of Millennium Development Goals (MDGs) is reducing maternal mortality (AKI) by 75% in 2015. To overcome this problem, the Government of Indonesia through the Ministry of Health has issued a policy approach to health care maternal and newborn quality to the public through the Making Pregnancy Safer (MPS) with one of the key mes- sages that every birth attended by skilled health personnel. Whereas in East Nusa Tenggara Province, launched a pro- gram of Maternal and Child Health Revolution through East Nusa Tenggara Governor Regulation No. 42 in 2009. Based on the profile of department of health of North Central Timor in 2013 and the scope of SPM in 2014, total births assisted by health workers in 2013 were 4.805 or 79,5%. It declined com- pared with 2012 (91,5%). The scope of births by health work- ers in 2014 (semester I) was 36, 10% of the targeted 87% (Scope of SPM of TTU Department of Health 2014). Since January 1, 2014 the Government of Indonesia launched a Uni- versal Health Coverage for all Indonesian people.Purpose: This study aims to evaluate the Governor Decree No. 42 Year 2009 About KIA Revolution and Presidential De- cree No. 12 Year 2013 About the Health Security.Method: This study was an explorative study with qualitative approach and case study design to discover factors influenc- ing the scope of births by health workers in the era of National Health Insurance. The types of collected data included primary data from in-depth interviews and FGD (Focus Group Discus- sion) using interview guides and secondary data from docu- ment study and observation. Data was analyzed qualitatively using open codeResult: Factors influencing the scope of births by health workers in TTU Regency included (1) suboptimal communica- tion developed by BPJS and local Department of Health which only involved particular groups. This made the community/policy implementers at public health center level to not fully under- stand the implementation of JKN. This causes policy imple- menters weren’t consistent with the policies, e.g. midwives still performed actions outside of their authority without the assistance of doctors and existence of fee exceeding the provisions. 2) Resources, in addition, human resources factor is lacking where midwives there are only 4 people in health centers and from 9 villages 1 village not have a midwife. Ponu health center infrastructure is still lacking among them were old enough health center building, delivery equipment just only 2 sets but not complete, do not have an incubator, suction and oxygen and an ambulance was old quite.Conclusion: Implementation of the delivery program of the National Health Insurance era in the border area is very wor- rying. Lack of socialization and lack of facilities such as build- ings, equipment delivery, medicines and medical supplies and human resources lead to health delivery services in the bor- der area is very bad Keywords: Childbirth, Health Worker, Facility, Infrastructure, communication, JKN ABSTRAKLatar Belakang: Tujuan ke lima Milenium Development Goal’s (MDGs) adalah untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 75% pada tahun 2015. Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan pendekatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas kepada masyarakat melalui Making Pregnancy Safer (MPS) dengan salah satu pesan kuncinya yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terampil. Propinsi Nusa Tenggara Timur mencanangkan Revolusi KIA melalui Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur No. 42/2009. Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Timor Tengah Utara Tahun 2013, Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2013 sebanyak 4.805 atau 79,5%, Pencapaian ini menurun dibanding dengan keadaan tahun 2012 (91,5%). Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2014 (semester I) 36, 10% dari target 87% (Cakupan SPMDinkes TTU 2014). Sejak tanggal 1 Januari 2014 Pemerintah Indonesia mencanangkan Universal Health Coverage/jaminan kesehatan semesta bagi seluruh masyarakat Indonesia.Tujuan: penelitian ini bertujuan mengevaluasi Pelaksanaan Peraturan Gubernur No. 42/2009 Tentang Revolusi KIA dan Perpres No. 12/2013 Tentang Jaminan Kesehatan .Metode: Penelitian ini merupakan studi eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan case study, dengan berusaha mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi cakup- an persalinan di era Jaminan Kesehatan Nasional. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer yang diperoleh melalui hasil wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) menggunakan panduan wawancara dan observasi sedangkan data sekunder diperoleh dengan telaah dokumen. Data dianalisis secara kualitatif menggunakan open code.Hasil: Beberapa faktor yang mempengaruhi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di di daerah perbatasan Kabupaten TTU di antaranya 1) Komunikasi yang dibangun baik oleh BPJS dan dinas kesehatan setempat sangat kurang dan hanya melibatkan kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Hal ini mengakibatkan masyarakat/ pelaksana kebijakan di tingkat puskesmas belum memahami tentang pelaksanaan JKN sehing- ga pelaksana kebijakan belum konsisten dalam pemberian pelayanan misalnya bidan masih melakukan tindakan di luar kewenangannya tanpa didampingi dokter, dan adanya iur biaya yang melebihi ketentuan yang telah ditetapkan. 2) Selain itu faktor sumber daya seperti SDM kesehatan masih sangat ku- rang dimana untuk tenaga bidan hanya terdapat 4 orang di puskesmas induk dan dari 9 desa/keluraha, satu desa belum memiliki bidan desa. Sarana prasarana/fasiltas pada Puskes- mas Ponu masih sangat kurang di antaranya gedung puskes- mas terlihat sdh cukup tua, peralatan persalinan hanya terdapat dua set namun tidak lengkap, belum memiliki incubator, suction dan oksigen dan mobil ambulans untuk rujukan buatan tahun 2003 dan tidak layak pakai.Kesimpulan: Pelaksanaan program persalinan era JKN pada daerah perbatasan sangat memprihatikan. Kurangnya sosiali- sasi dan kurangnya fasilitas seperti gedung, peralatan persalin- an, obat dan perbekalan kesehatan serta SDM kesehatan mengakibatkan pelayanan persalinan pada daerah perbatasan sangat buruk. Kata kunci: Persalinan, Tenaga Kesehatan, Sarana Prasarana, Komunikasi, JKN
Prevalensi Rasio Pelayanan Kesehatan Maternal dan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan di ERAJKN/KIS di Indonesia Niniek Lely Pratiwi; Hari Basuki
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.54 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i2.30785

Abstract

ABSTRACTBackground: Indonesia is one country that is feared to may not reach the MDG targets by 2015. According to WHO data, as many as 99 percent of maternal deaths due to labor problems or births occured in developing countries. The maternal mortality ratio in developing countries is the highest with 450 maternal deaths per 100 thousand live births compared to the ratio of maternal deaths in nine developed countries and 51 Commonwealth countries.Methods: This study is a further analysis of Riskesdas in 2010, 2013 and Rifaskes in 2011 to assess the magnitude of the prevalence of maternal health ratio in relation to the availability of health facilities.Results: Examination of the first trimester ANC services by doctors has a higher prevalence ratio approaching a value of one, and has statistically significant value compared to ANC by a midwife. A greater tendency prevalence of ANC first examination at the gestational age aging in rural area is observed, compared to the urban areas. Some did not even know the age of their pregnancy when they are getting their first ANC, as high as 10.7% in rural areas.Conclusion: There should be a regional policy regarding the competence of midwives, and systematically involving professional organizations IBI, IDI on improving midwife practice. Empowering people in the village has not been working as expected, shown by the lack of knowledge about the importance of ANC with health workers. Keywords: Midwives, MDGs, Accessibility Maternal of Health ABSTRAKLatar Belakang: Indonesia merupakan salah satu negara yang dikhawatirkan tidak dapat mencapai target sasaran MDGs pada tahun 2015. Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara- negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran.Metode:Penelitian ini merupakan analisis lanjut Riskesdas tahun 2010, 2013 dan Rifaskes tahun 2011 untuk mengkaji besaran prevalensi rasio kesehatan maternal terhadap ketersediaan fasilitas kesehatan.Hasil: Pemeriksaan ANC trimester 1 pelayanan oleh tenaga dokter lebih tinggi prevalensi rasio mendekati nilai satu dan mempunyai nilai yang bermakna secara statistik dibandingkan pelayanan ANC oleh bidan desa. Terlihat kecenderungan semakin besar prevalensi pemeriksaan ANC pertamakali pada umur kehamilan yang semakin tua di pedesaan dibandingkan perkotaan bahkan yang menjawab tidak tahu umur kehamilan saat ANC pertamakali pun di pedesaan 10,7%.Kesimpulan: Perlu kebijakan daerah tentang kompetensi bidan secara konkrit, dan sistematis melibatkan organisasi profesi IBI, IDI tentang bidan layak praktek. Pemberdayaan masyarakat di desa belum berfungsi terbukti dengan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan ANC pada tenaga kesehatan. Kata kunci: Bidan, MDGs, Aksesibilitas Kesehatan Maternal
Evaluasi Pembentukan dan Pelatihan Kelompok Pendukung ASI di Desa Mekargalih dan Cipacing Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Sri Astuti; Tina Dewi Judistiani; Ari Indra Susanti1
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.579 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i2.30790

Abstract

ABSTRACTIntroduction: General health survey in Indonesia reported that in 2010 only around 15.3% mothers gave exclusive breastfeeding. This number was steadily decreasing when reaching district level. This led to increased prevalence of malnutrition until 11.7% among children under 6 months old that in the future will play a role in increasing children mortality rate. The objective of this study was to give counseling and training for breastfeeding support group and evaluate its impact on their knowledge regarding breastfeeding in Mekargalih and Cipacing Village, Jatinangor District, Sumedang Regency.Methods: Questionnaire regarding knowledge of breastfeeding was used prior to counseling and training among 100 mothers selected with purposive sampling. After counseling and training, knowledge was evaluated again using another questionnaire. Additional evaluation for breastfeeding support group was gained through in-depth interview.Result: There was significant increase of knowledge (p<0.05) after counseling and training for breastfeeding support group. Conclusion: Counseling and training for breastfeeding support group could provide better knowledge to encourage mothers to do exclusive breastfeeding. Keywords: exclusive breastfeeding, knowledge, support group ABSTRAKLatar Belakang: Survei kesehatan (Riskesdas) di tahun 2010 melaporkan bahwa hanya sekitar 15,3% ibu di Indonesia yang melakukan pemberian ASI eksklusif. Pada tahun 2013, ASI eksklusif dilakukan oleh 25,4% ibu di wilayah Jawa Barat. Angka ini semakin menurun terutama di tingkat kecamatan. Hal ini berperan dalam peningkatan prevalensi giz iburuk pada anak- anak di bawah 6 bulan yang akhirnya akan berdampak pada peningkatan angka kematian anak. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengetahuan dan pemberian ASI kelompok pendukung ASI yang dihasilkan dari pembentukan dan pelatihan terhadap kelompok pendukung ASI di Desa Mekargalih dan Cipacing, Kecamatan Jatinangor kabupaten SumedangMetode: Pengetahuan tentang pemberian ASI dari 100 orang dinilai menggunakan kuesioner selanjutnya para ibu diberikan pelatihan pemberian ASI serta pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI). Perubahan pengetahuan dinilai kembali menggunakan kuesioner. Evaluasi kelompok Pendukung ASI dalam menyusui dan menilai pelaksanaan pelatihan dalam menyiapkan kelompok pendukung ASI untuk menjadi fasilitator teman sebaya melalui wawacara mendalamHasil: Terdapat peningkatan yang signifikan pada pengetahuan (p<0.05) sebelum dan sesudah pelatihan dan pembentukan KP –ASI.Kesimpulan: Pembentukan dan pelatihan KP-ASI sangat mendukung untu mendorong para ibu melakukan pemberian ASI eksklusif. Kata kunci: ASI eksklusif, pengetahuan, KP-ASI
Edisi Khusus Seri 4 Kesehatan Ibu dan Anak Shita Dewi
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.764 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v5i2.30784

Abstract

Selamat berjumpa kembaliMembicarakan mengenai kesehatan ibu dan anak memang tidak pernah tuntas. Selalu ada saja masalah klasik dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, terutama bila bercermin pada kinerja kese- hatan ibu dan anak di Indonesia terkait pencapaian target MDGs.Berbagai masalah yang umumnya disoroti ada- lah terbatasnya fasilitas kesehatan dan/atau terbatas- nya ketersediaan dan kemampuan tenaga kesehatan di daerah khususnya daerah terpencil, terbatasnya kesadaran dan pengetahuan para ibu mengenai pe- meriksaan kesehatan sebelum dan sesudah melahir- kan, dan berbagai permasalahan dalam pemelihara- an kesehatan anak usia balita. Masalah-masalah ini menjadi klasik karena memiliki kecenderungan berulang dari waktu ke waktu dan kelihatannya tidak bergeming walau telah ada investasi yang besar dari pemerintah dan pihak-pihak lain untuk mengatasi- nya.Artikel-artikel penelitian yang diangkat kali ini mencoba melihat berbagai penyebab mengapa masalah-masalah ini menjadi masalah klasik. Salah satu yang menjadi kendala awal adalah pembiayaan yang tidak memadai untuk kesehatan ibu dan anak. Hal ini ternyata terjadi tidak hanya di daerah-daerah yang memiliki PAD rendah tetapi juga daerah dengan PAD tinggi. Ini mengindikasikan dua hal: pembiayaan kesehatan ibu dan anak tidak cukup hanya dengan mengandalkan PAD daerah namun harustetap ditun- jang oleh pembiayaan pusat yang cukup. Namun, sebaliknya, pemerintah daerah juga tidak cukup hanya mengandalkan pembiayaan pusat, melainkan harus terus mencari sumber-sumber pembiayaan daerah untuk kesehatan ibu dan anak melalui advo- kasi dan pembiayaan lintas sector. Ini berarti bahwa perencanaan untuk kesehatan ibu dan anak harus ditangani secara lintas sector pula, sebuah bahasan dari artikel lain. Artikel ini menyoroti pentingnya peran BAPPEDA untuk mengkordinasi perencanaan lintas sector ini, sehingga Dinas Kesehatan harus lebih aktif melibatkan BAPPEDA dalam proses peren- canaan mereka. Artikel lain menyoroti peran JKN melalui BPJS sebagai salah satu sumber dana yang potensial, namun harus dioptimalkan dengan komu- nikasi yang lebih baik antara penyedia dana dengan pelaksana dan penerima manfaat. Artikel lainnya menyoroti tentang peran penting dukungan kader dan kelompok masyarakat, selain tenaga kesehatan, un- tuk memberi pengetahuan kepada para ibu yang me- miliki balita untuk meningkatkan pemahaman mere- ka mengenai pentingnya berbagai upaya pemeliha- raan kesehatan untuk bayi hingga balita, misalnya dalam hal ASI eksklusif dan kegiatan Posyandu.Ada sebuah pepatah Afrika mengatakan, “It takes a whole village to raise a child” dan ini ternyata berlaku secara harfiah. Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak adalah upaya dan tanggungjawab bersama sehingga semua pihak harus merasa bertanggung- jawab untuk berkontribusi. Selamat membaca. Shita Dewi

Page 1 of 1 | Total Record : 8