cover
Contact Name
Baskoro Suryo
Contact Email
banindro@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.ars@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
ARS: Jurnal Seni Rupa Dan Desain
ISSN : 18297412     EISSN : 25807374     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
ARS merupakan jurnal ilmiah berkala yang ditujukan untuk mempublikasikan karya ilmiah hasil penelitian, pengembangan, dan studi pustaka di bidang seni rupa dan desain. Jurnal ini terbit 3 kali setahun dengan 6 artikel setiap edisi yang jatuh pada bulan Januari - April, Mei - Agustus, September - Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 24, No 3 (2021): DESEMBER 2021" : 6 Documents clear
Kajian Motif Benda Teknologis pada Gapura Kompleks Makam Sunan Drajat dan Candi Tegawangi Angga Fajar Ramadhan; Warih Handayaningrum
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 24, No 3 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v24i3.4758

Abstract

Bangunan purbakala lekat kaitannya dengan sejarah masa lalu. Arsitektur bangunannya memiliki bentuk yang khas dengan dihiasi berbagai motif yang beragam. Sekian dari banyak motif yang ada, terdapat motif yang memiliki simbol dengan nilai religi yang terkandung didalamnya. Selain itu, juga terdapat kemiripan bentuk motif antara motif yang bernafaskan Hindu-Budha dengan motif yang bernafaskan Islam. Tujuan: mendeskripsikan dasar penciptaan kedua bentuk motif, faktor-faktor penyebab terjadinya kemiripan bentuk motif dan mengungkap makna dari kedua bentuk motif. Metode penelitian: penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah, untuk mengungkap makna digunakan teori semiotika. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian direduksi, display dan dianalisis. Hasil penelitian: Ide dasar penciptaan motif benda teknologis pada gapura kayu makam Sunan Drajat dan Candi Tegawangi mengambil inspirasi bentuk dari bangunan suci yang telah dibangun sebelumnya, yaitu bangunan masjid dan candi. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya keserupaan bentuk (1) interaksi budaya, (2) adaptasi bentuk motif, (3) akulturasi budaya, (4) perkawinan atau terjalinnya hubungan kekeluargaan. Adapun makna dari kedua motif tersebut yaitu hubungan antara manusia dengan yang trasenden.
Kajian Makna dan Konsep Estetik pada Ilustrasi Harimau Karya Bodilpunk Haidarsyah Dwi Albahi
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 24, No 3 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v24i3.4883

Abstract

Perkembangan seni ilustrasi di Indonesia begitu beragam dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan art style pada era postmodern. Dalam era postmodern, para ilustrator cenderung mengedepankan kebebasan dalam mengekspresikan diri dalam visual karyanya, tidak ingin terpaku pada suatu kaidah visual dan standar yang berlaku dalam dunia seni gambar ilustrasi. Bodilpunk (Rahadil Hermana) merupakan seorang seniman ilustrator yang mempunyai kekhasan dalam ide pemikiran postmodern. Ilustrasi karya Bodilpunk selalu tampil dengan objek-objek fantasi melalui deformasi dan imajinasi bentuk. Gaya visual ilustrasi khas Bodilpunk cenderung menampilkan objek dengan wujud imajinatif dalam bentuk yang distorsi, dia adalah cerminan seorang postmodernis dengan metode berpikir intitutional. Ilustrasi ciptaan Bodilpunk bertema harimau merupakan karya yang sangat kental dengan nuansa postmodern. Pengaruh postmodern pada ilustrasi harimau, terlihat pada penggayaan-penggayaan yang diberikan pada unsur visualnya. Penelitian ini membantu menjelaskan permasalahan konsep, estetika dan makna ilustrasi harimau karya Bodilpunk sebagai sebuah karya seni berlatarbelakang postmodern. Fokus penelitian ini adalah memahami konsep, idiom estetik serta makna yang terdapat pada ilustrasi seri harimau. Makna yang muncul dari ilustrasi harimau, sebagai sebuah karya dengan penggambaran realita secara berlebihan (hiperealitas), antara lain: makna ekonomi, makna budaya dan makna ekspresi. 
Analisis Ergonomi dan Antropometri Kursi dan Meja Makan pada Dialoog Cafe & Eatery Ambon Niken Laksitarini; Ilham Cahyo Nugroho
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 24, No 3 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v24i3.4254

Abstract

Bergesernya peran sebuah cafe dewasa ini mendorong kita untuk dapat memberikan pelayanan terbaik dan memuaskan bagi pengunjung. Selain suasana, faktor kenyamanan fasilitas duduk pada sebuah café menjadi salah satu hal perlu diperhatikan oleh pengelola café. Kesesuaian fasilitas duduk dan meja yang sesuai dengan ergonomi dan antropometri manusia secara tidak langsung akan memberikan kenyamanan beraktivitas makan pada pengunjung. Dialoog café & eatery merupakan café yang berada di Uritetu, Sirimau, Kota Ambon. Sebagai fasilitas yang menyediakan tempat makan dan minum, café ini bukan hanya sekedar menjual aneka makanan dan minuman, tetapi juga sebagai sarana pertemuan dan berkumpulnya anak muda muda Kota Ambon. Berdasarkan pengamatan lapangan, fasilitas kursi dan meja makan pada café  tersebut kurang nyaman Ketika digunakan dalam aktifitas makan, sehingga perlu adanya studi antropometri dan ergonomic yang lebih mendalam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.
Eksplorasi Digital Printing Motif Wayang sebagai Hiasan pada Busana Pesta Vina Andayani; Mila Karmila
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 24, No 3 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v24i3.5334

Abstract

Wayang merupakan warisan bangsa Indonesia yang sudah ada sejak lama dan masih menjadi kebudayaan hingga saat ini. Wayang direpresentasikan menjadi berbagai macam bentuk seperti wayang orang, wayang kulit, wayang golek, dan masih banyak lagi. Namun sejak masuknya budaya modern, eksistensi wayang mulai pudar dari kalangan milenial dan tergerus arus globalisasi. Hal ini dikarenakan Perwujudan perwayangan di Indonesia terbatas salah satunya pada pertujunjukan panggung. Untuk itu diperlukan sebuah inovasi yang mampu memperlihatkan perwayangan Indonesia dapat beradaptasi dengan jaman. Dalam penelitian  ini, motif wayang akan diadaptasikan sebagai hiasan pada busana pesta dengan menggunakan teknik digital printing. Metode yang digunakan adalah Project Based Learning yang didukung dengan studi literatur dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini berupa produk busana pesta dengan motif wayang menggunakan teknik digital printing.
Pelestarian Budaya Keris di Surakarta pada Era Masa Kini Afifah Afifah
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 24, No 3 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v24i3.3420

Abstract

Keris dan senjata lainnya seperti: pedang, tombak, kujang, dan rencong dikenal sebagai “Tosan Aji”. Tosan berarti besi dan aji berarti dihormati, yang merupakan hasil karya para empu sehingga sudah sepantasnya jika warisan leluhur ini dihormati. Di antara berbagai senjata tersebut, keris adalah tosan aji yang biasa digunakan masyarakat Jawa. Akibat  perkembangan zaman, pada akhirnya peranan keris terdesak. Kedudukan keris bukan lagi sebagai senjata andalan, melainkan sebagai peninggalan sejarah, pusaka, hiasan dan pelengkap pakaian adat. Minat untuk memiliki keris sangat kecil karena pada umumnya merasa keberatan untuk merawat, berharga mahal, takut tidak cocok dan mungkin juga takut disebut orang kuno. Apalagi bagi mereka yang terpengaruh oleh kehidupan modern. Tahap pembuatan keris secara ringkas sebagai berikut: membesot-membuat lapisan pamor-membentuk kodokan-membentuk bakalan-grabahi–menghaluskan-dan menyepuh. Masyarakat Surakarta masih memandang keris sebagai salah satu simbol budaya Jawa. Bagi sebagian besar, keberadaan keris masih dianggap sinengker (rahasia)-dan dikeramatkan. Keris itu sinengker karana aris, artinya ada rahasia yang dipendam di dalamnya. Keris dipahami sebagai benda pusaka, suatu jimat yang diyakini mampu memberikan berkah dan membantu melakukan kemudahan-kemudahan dalam melakukan usaha.
Desain Sign Sistem Badan Usaha Milik Desa Berbek (BUMBER) Masnuna Masnuna; Wiwik Dwi Susanti
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 24, No 3 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan dan potensi desa menjadi dasar dalam pendirian BUMDes sebagai bentuk upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.  Keberadaan BUMDes diperlukan guna menggerakkan potensi desa serta dapat membantu dalam upaya pengentasan BUMDes merupakan institusi yang dibentuk oleh pemerintah desa serta masyarakat mengelola institusi tersebut berdasarkan kebutuhan dan ekonomi desa. Berbek adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Waru kabupaten Sidoarjo. Bumber adalah Badan Usaha Milik Desa Berbek yang menyediakan ATK dan jasa cetak. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk meningkatkan ekonomi Bumber dengan cara meningkatkan jumlah pelanggan melalui desain sign system yang diawali dengan redesain logo Bumber. Perancangan ini menggunakan metode tahap persiapan dan tahap penciptaan. Tahap persiapan meliputi pengumpulan data (observasi wawancara) dan penentuan media. Kemudian tahap penciptaan meliputi pra produksi (konsep verbal, konsep visual, konsep media), produksi (alternative desain, final desain, eksekusi media), dan pasca produksi (penerapan media). Logo Bumber harus mampu menunjukkan identitas Bumber, kemudian diimplementasikan dalam desain sign system sehingga mudah diidentifikasi oleh calon pelanggan baru.

Page 1 of 1 | Total Record : 6