cover
Contact Name
Nurhadi Siswanto
Contact Email
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
corak.jurnalsenikriya@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Corak : Jurnal Seni Kriya
ISSN : 23016027     EISSN : 26854708     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
CORAK adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dengan nomor p-ISSN: 2301-6027 dan nomor e-ISSN: 2685-4708. Jurnal ini berisikan tentang artikel hasil penelitan, gagasan konseptual (hasil pemikiran), penciptaan, resensi buku bidang seni kriya dan hasil pengabdian masyarakat dalam bidang kriya.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2013): MEI 2013" : 8 Documents clear
AJARAN MORAL KERIS JAWA Nurhadi Siswanto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 2, No 1 (2013): MEI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.112 KB) | DOI: 10.24821/corak.v2i1.2331

Abstract

Java is so exotic. Java is beautiful. Being a Javanese as well as being any ethnicity, isnot a curse but a gift from God. Cultural values and wisdom not just tales of the parents alone,but it is a fact. One thing that is quite interesting to examine the Javanese is the existence of anheirloom called "keris". Keris has a long background history for the Javanese community. Keris,in the past was made with full of philosophy, made with a hope, desire, or even an ideal of thebuyerso that the keris as a final product reflects and represents all things non-objects of thebuyer. in Javanese keris contains many values and moral teachings. The values implicit inJavanese keris, include : (1) the doctrine of religiousity and awareness of the limitations ofhuman power (2) subjects to be always humble an not arrogant (3) theaching to always live inharmoni with nature (4) the doctrine for living in harmony with fellow human, and (5) thedoctrine of dynamism in life. Keywords: Teachings , Keris , Java  Jawa itu sangat eksotis. Jawa itu indah. Menjadi Jawa serta menjadi etnis manapun, bukanlahkutukan tapi hadiah dari Tuhan. Nilai-nilai budaya dan kearifan bukan hanya cerita orang tuasaja, tapi itu adalah fakta. Satu hal yang cukup menarik untuk memeriksa orang Jawa adalahadanya pusaka yang disebut "keris". Keris memiliki latar belakang sejarah yang panjang bagimasyarakat Jawa. Keris, di masa lalu itu dibuat dengan penuh filsafat, dibuat dengan harapan,keinginan, atau bahkan ideal-pembeli sehingga keris sebagai produk akhir mencerminkan danmewakili semua hal-hal non- benda pembeli. dalam keris Jawa mengandung banyak nilai-nilaidan ajaran moral. Nilai-nilai yang tersirat dalam keris Jawa, meliputi: (1) doktrin religiusitas dankesadaran akan keterbatasan daya manusia (2) pelajaran untuk selalu rendah hati yang tidaksombong (3) theaching untuk selalu hidup dalam harmoni dengan alam (4) doktrin untuk hidupharmonis dengan sesama manusia, dan (5) ajaran tentang dinamika dalam kehidupan. Kata kunci: Ajaran, Keris, Jawa
PROSES KREATIF DALAM MENCIPTA BUSANA BERBAHAN LIMBAH PERCA Merlina Merlina
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 2, No 1 (2013): MEI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.778 KB) | DOI: 10.24821/corak.v2i1.2327

Abstract

Idea, imagination, and creativity are the basis of visual creation. When performed inhigh creativity and distinguished aesthetics, visually created objects will afford fascinatingoutcome. Visual works can one’s touch heart and mind. People can feel the surrounding visualobjects. In social activities, people will always attempt to be recognized and acknowledged bythe environment.Considering that economic factor is important in human existence means recognizingthe importance of object existence. It is widely acknowledged the fulfillment of primary needswill certainly be the influential factor of human’s materially oriented behavior. One of suchmaterials is the fashionable clothing. Because, fashion can represents the social status andpersonal identity. That is why fashion deserves further analysis, since it represents individualcharacters. Since such an object is expected to meet the lifestyle, it consequently will result inunique symbol in social stratum of life. This is particularly true since material quality mayrepresent the symbol of self-existence in mass culture. Key Words: creative, fashion, and existence Sebuah ide, imajinasi, dan kreativitas merupakan dasar dalam menciptakan sesuatu(bentuk/visual). Visual (khususnya karya seni, apapun bentuknya) ketika disajikaan dengankreativitas tinggi dengan gaya dan nilai estetik tersendiri akan memunculkan penilaian lain.Dari visual karya dapat menyentuh perasaan dan pemikiran seseorang, melalui benda-bendayang ada disekitar kita. Individu dalam aktifitas bermasyarakat secara sadar ataupun tidak,eksistensinya ingin diakui dan dikenal dalam lingkungannya.Melihat pengakuan eksistensi manusia secara ekonomi, maka keberadaan bendamenjadi hal yang sangat penting. Bagaimana persoalan yang mencakup pemenuhankebutuhan primer merupakan faktor penentu tingkah laku manusia yang merucut pada materi.Salah satunya adalah busana, di mana setiap individu membutuhkannya. Karena, busanamampu menunjukan status sosial dan penanda identitas. Hal tersebut menjadi dasar mengapapentingnya masalah ini untuk dikaji, karena benda dapat mewakili karakter pada tiap individu.Ketika benda dihadapkan pada pemenuhan gaya hidup, akan menciptakan perlambangansendiri dalam strata sosial masyarakat. Karena, kualitas benda sudah menjadi simbol eksistensidiri dan merucut pada budaya masa. Kata kunci: kreatif, busana dan eksistensi
EKSTRAKSI BUAH SEBAGAI PEWARNA KAIN KATUN DI PUSAT STUDI BATIK UNIVERSITAS COKROAMINOTO YOGYAKARTA Riska Kurnia
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 2, No 1 (2013): MEI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.766 KB) | DOI: 10.24821/corak.v2i1.2328

Abstract

This research aims to determine the level of colorfast resistance to sunlight and ash offsoap test, which is produced from pitaya natural dyeing with fixation of chalk, alum, lotus,coconut sugar, and lime.Type of Research and Development (R & D) is used in this research. In this study, someapproaches which are taken such as: 1)Preliminary Studies (Devine) on materials to beprocessed: primisima material or a kind of cotton fabric, pitaya, dragon fruit peel and otherauxiliaries. 2) Planning (Design) includes designing action steps which will be done by preparingtools as the first step. 3. Development: processing raw materials such as pitaya as the naturaldye with fixation of chalk, alum, lotus, lime, and coconut sugar.The results show a different color from any given fixation. Pitaya natural dye with lotusfixation, testing of colorfast resistance to sunlight, shows the best score of 5 and the color isyellowish beige. Pitaya with chalk fixation, the score is 5, indicates the color of light creamalmost white. Pitaya extraction with lotus fixation has score 5 and a beige brown color. Pitayapeels with lotus fixation has score 5 and a beige fawn color. Pitaya peels with the sugarfixation, score of 5, resulting a light cream color. The test results of colorfast resistance to washoff soap test, the best results are shown in Pitaya fixation with lotus, with score 4 and ayellowish beige color. Pitaya extract with lotus fixation has score 4 and the color is yellowishbeige. Pitaya peels with lotus fixation has score 4, resulting a yellowish beige color.Keywords: Pitaya, alum fixation, chalk, lotus, coconut sugar, lime. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan luntur warna pada ujisinar matahari dan uji cuci sabun. Yang dihasilkan dari pewarnaan alami buah Naga denganfiksasi kapur, tawas, tunjung, gula jawa dan jeruk nipis.Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Dalampenelitian ini pendekatan yang dilakukan yaitu: 1) Studi Pendahuluan (Devine) tentang bahanyang akan diolah: bahan primisima atau jenis bahan kain katun, buah naga, kulit buah nagadan bahan bantu lainnya. 2) Perencanaan (Desain) meliputi merancang langkah kerja yangakan dilakukan dengan mempersiapkan alat sebagai langkah awal. 3) Pengembangan (Development): mengolah bahan baku berupa buah naga sebagai bahan baku pewarna alamidengan perlakuan fiksasi kapur, tawas, tunjung, jeruk nipis, gula jawa.Hasil uji yang dilakukan menunjukkan warna yang berbeda dari setiap fiksasi yangdiberikan. Adapun pada pewarna alami buah Naga dari pengujian ketahanan luntur sinarmatahari yang menunjukkan score terbaik yaitu yang terdapat pada buah Naga dengan fiksasitunjung menunjukkan score 5, warna yang dihasilkan krem kekuningan. Buah Naga denganfiksasi kapur dengan score 5 menunjukkan warna krem muda hampir putih. Buah NagaEkstraksi dengan fiksasi tunjung dengan score 5 warna yang dihasilkan krem coklat muda. Kulitbuah Naga dengan fiksasi tunjung score yang diperoleh 5, warna yang dihasilkan krem coklatkekuningan. Kulit buah Naga dengan fiksasi gula jawa score 5 dengan warna yang dihasilkankrem muda. Hasil Uji tahan Luntur pada Pencucian Sabun hasil terbaik ditunjukkan pada buahNaga dengan fiksasi tunjung score 4, warna yang dihasilkan krem kekuningan. Ekstrak buahNaga dengan fiksasi tunjung score 4, warna yang dihasilkan krem kekuningan. Kulit buah Nagadengan fiksasi tunjung score 4, warna yang dihasilkan krem kekuningan. Kata Kunci : buah Naga, Fiksasi tawas, kapur, tunjung, gula jawa, jeruk nipis
TEKNIK SCROLL UNTUK PEMBUATAN PRODUK INTERIOR Andono Andono; Aruman Aruman
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 2, No 1 (2013): MEI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1038.782 KB) | DOI: 10.24821/corak.v2i1.2324

Abstract

In the world of crafts, especially wood craft, some techniques have been known to createa work of art such as carving, lathing, scrolling, etc. Scroll technique is the work of wood craftproduction using scrolling tools such as scrollsaw, which is a saw with small ribbon powered byelectricity. The tool has the specifications of cutting perpendicular, oblique, straight, and curvedpositions. This device is usually used as a tool to make holes in the process of wood carving(krawangan), or to cut the carving edge. In addition, scroll saw is usually used to make puzzle(education props / toys), and letters.With its specifications, scrollsaw can be explored further by making it as a major tool in themanufacture of wood craft art, such as interior elements. Our preliminary research proved thatthe tool can be used as the main tool for the manufacture of wood craftsmanship products(decorative masks) that is unique and distinctive. So in this study we try scroll technique for themanufacture of some products for interior elements, such as mirrors, wall clocks, table / walllamps, and the flowerpots. The manufacturing process consists of some stages such asexplorating, designing, embodying, and evaluating. By exploring the scroll technique, planks ofwood that are cut will produce a curved piece and form a small square field. If the blades arearranged with the arrangement that is designed with a particular composition, they will bear acertain distinctive and unique motive form in their field surface. The product of the interiorelements will have distinctiveness, uniqueness, and attractiveness of their own.Scroll technique can be developed for the manufacture of art craft products because thescrollsaw is easy enough to use. Therefore, this scroll technique can be used as a new jobopportunity for people who want to be engaged in it to reduce the number of unemployedpeople. Being creative with the scroll technique can be engaged professionally or just as ahobby for works of art. Keywords: scroll techniques, craft product, interior elements
DIALEKTIKA COSPLAY, ESTETIKA, DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA Deni Setiawan
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 2, No 1 (2013): MEI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.552 KB) | DOI: 10.24821/corak.v2i1.2329

Abstract

Culture and the type of clothing cosplay, sustainably develop in some parts of theworld, such as in the United States, Japan, Australia, Paris, London, Italy, and not least inIndonesia. As well as the animation concept inherent in Japanese culture, cosplay clothingbervisual be, of course, has its advantages and disadvantages, as well as shifting ideas whendiadobsi by a particular country. It is inevitable, characteristics and character animation as areference cosplay clothing manufacture, changing its form, concept, and material when appliedin Indonesia. Cosplay Indonesia, for example, how this all adopt dialihmaterialkan business, aswell as experienced changes in search of ideas to show all the elements of Indonesia 's. Makingthe next cosplay outfit based on stories, fairy tales, novels, legends, and comics in Indonesia.This arrangement is not without reason and without creativity, but more depth can bediscussed as a form of acculturation between the ideas of Japanese and Indonesian culture,which is packed into a cosplay outfit. On the other arts areas, the concept of cosplay is oftenshown as a costume show. For example, in the theater, revue, or a play-play in an event thatfeatured performances on the stage space . The concept of clothing with a special place andtime, is a simple concept of cosplay. Visualize concepts ideas or writings on clothing image andmakeup, which is transformed into three- dimensional shapes. Cosplay should be viewed as adiscourse of culture and art, by adopting textual ideas, concepts imagination image, into formssuch a unique and beautiful. Key words : cosplay, cosplayer, aesthetic principles, various forms, and ideology. Budaya dan jenis pakaian cosplay, secara berkesinambungan berkembang di beberapabelahan dunia, seperti di Amerika Serikat, Jepang, Australia, Paris, London, Italia, dan tidakterkecuali di Indonesia. Seperti halnya dalam konsep animasi yang melekat pada budayaJepang, bervisual menjadi pakaian cosplay, tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, sertamengalami pergeseran ide-ide manakala diadobsi oleh negara tertentu. Tidak dapat dipungkiri,ciri khas dan karakter animasi sebagai rujukan pembuatan pakaian cosplay, mengalami perubahan bentuk, konsep, dan material ketika diaplikasikan di Indonesia. Cosplay Indonesiamisalnya, bagaimana usaha adobsi ini dialihmaterialkan, serta mengalami perubahanperubahandalam pencarian ide-ide dengan menampilkan unsur-unsur ke-Indonesia-an.Pembuatan pakaian cosplay pada selanjutnya berdasarkan pada cerita, dongeng, novel,legenda, dan komik-komik di Indonesia. Penggubahan ini bukan tanpa alasan dan tanpakreativitas, tetapi lebih mendalam dapat dibahas sebagai bentuk akulturasi antara ide-idekebudayaan Jepang dan Indonesia, yang dikemas menjadi pakaian cosplay. Pada wilayahkesenian lain, konsep cosplay juga sering ditampilkan sebagai sebuah kostum pertunjukan.Misalnya pada pertunjukan teater, pertunjukan tari-tarian, atau sebuah lakon-lakon yangditampilkan dalam sebuah acara pertunjukan diatas ruang pentas. Konsep pakaian dengantempat dan waktu khusus, adalah konsep sederhana dari cosplay. Konsep-konsep yangmemvisualkan ide-ide gambar ataupun tulisan tentang pakaian dan tata rias, yangditransformasikan menjadi bentuk tiga dimensi. Cosplay seharusnya dipandang sebagaiwacana kebudayaan dan kesenian, dengan mengadobsi ide-ide tekstual, konsep imajinasigambar, menjadi bentuk-bentuk rupa yang unik dan indah. Kata-kata kunci: cosplay, cosplayer, prinsip estetika, ragam bentuk, dan ideologi.
MOTIF BATIK KERATON YOGYAKARTA SEBAGAI SUMBER INOVASI PERHIASAN KOTAGEDE Pandansari Kusumo
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 2, No 1 (2013): MEI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.254 KB) | DOI: 10.24821/corak.v2i1.2325

Abstract

The research aim is to create an innovative, creative and unique jewelry based on batikpattern of Kraton of Yogyakarta. The output in the first year are documentation of geometric,non geometric pattern and innovative jewelry design as the results of batik pattern of Kraton ofYogyakarta and silver jewelry using Kotagede’s own technique.Method used on this research namely library method, observation, interview andanalysis of qualitative data which represented descriptively as well as experimentation usingsome sketches. We also apply some possibility using alternative material such as semi preciousstone, shell and pearl. Moreover the benefit expected from this research is to endorse thecreative industry in Indonesia, especially to foster the jewelry production at Kotagede as thesilver center, that no longer active due to some barriers, such as unattractive design.Some sketches as the result of experimentation and chosen design will be produced inthe second year. Keywords: pattern, batik, Yogyakarta, jewelry, Kotagede
PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP PERKEMBANGAN BATIK PEKALONGAN Suyani Suyani
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 2, No 1 (2013): MEI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.932 KB) | DOI: 10.24821/corak.v2i1.2330

Abstract

Batik is a craft that has high artistic value and has become part of Indonesian culturesince long. Pekalongan is a city located in the northern coast of the island of Java or in otherwords, a city located on the North Coast of Java. Pekalongan area has a sea port enliveningtrade traffic between islands in the archipelago. The existence of the port affects the socioeconomicand demographic developments. The attitude of openness that supported highcreativity can make batik Pekalongan withstand any difficult time, able to create newcreations. Based on this background to discuss the growth and development of Pekalonganbatik using the theory of acculturation or culture contect that a particular culture is confrontedwith the elements of a foreign culture in such a way that the elements of a foreign culture wasgradually accepted and processed into in their own culture without losing their own culturalidentity. In this case it is clear that batik is the art of Indonesian culture which is admired byforeign countries. In its development as a cultural work, valuable work can not be separatedfrom the influence of age and environment. Facts in the course of history prove that the twoelements have proven this effect and spur trigger that is consistent with the presence of batikculture affecting tone. Keywords: Pekalongan, Batik, culture, growth Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian budayaIndonesia sejak lama. Pekalongan merupakan salah satu kota yang terletak di pantai Utarapulau Jawa atau dengan kata lain kota yang berada di Pesisir Utara Jawa. Daerah Pekalonganmemiliki pelabuhan laut yang ikut meramaikan lalu lintas perdagangan antar pulau diNusantara. Adanya pelabuhan itu mempengaruhi perkembangan sosial ekonomi maupunkependudukan. Sikap keterbukaan yang didukung kreatifitas tinggi menjadikan pembatikPekalongan sanggup bertahan di masa sesulit apapun, sanggup menciptakan kreasi-kreasibaru. Berdasarkan latar belakang tersebut untuk membahas lebih dalam tumbuh danberkembangnya batik Pekalongan menggunakan teori akulturasi atau culture contect bahwasuatu kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asingdengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dandiolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian budaya itusendiri. Dalam hal ini jelas batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi oleh mancanegara. Dalam perkembangannya sebagai suatu karya budaya, karya adiluhungyang tidak bisa terlepas dari pengaruh jaman dan lingkungan. Fakta dalam perjalan sejarahmembuktikan telah membuktikan bahwa kedua unsur pengaruh ini memicu dan memacukehadiran batik yang selaras dengan nada budaya yang mempengaruhinya. Kata Kunci : Pekalongan, Batik , budaya, perkembangan
STRATEGI PENGEMBANGAN DESAIN KRIYA (RAGAM HIAS) DALAM PERSPEKTIF POTENSI LOKALITAS Eko Haryanto
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 2, No 1 (2013): MEI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.467 KB) | DOI: 10.24821/corak.v2i1.2326

Abstract

This research is to obtain a description of the locality paradigm, strategies and thefactors that influence the development of decorative potential in perspective locality made byartisans craft to face the globalization. Expected outcomes produces a theoretical foundationfor reading a variety of economic opportunities craft and model form of product design,especially in the decorative craft yet still economically behavior characterized by locality. Thisbecomes relevant because the decorative craft art is as a carrier in addition to the values of lifeas well as national identity in order to resist globalization.The research approach is qualitative descriptive explanatory once. The design usedwas a multi intrinsic case . Subjects were centers of craft in Jepara carving, batik in Pekalongan,and brass at the Heilbron Pati. The technique consists of data collection interview, observation,and documentation. The data analysis was guided by theoretical propositions and developing adescription. In particular, the analysis uses a combination of domain analysis and analyticalexplanations are framed with data reduction procedures, data analysis and conclusion.Based on the results of the study concluded craft artisans to design paradigmlocality in the very nature of globalization is flexible or dynamic. Model development strategydecorative is done intrinsically and extrinsically, imitate the decorative ngetrend, and createdecorative based research. Factors influencing craftsmen design development strategies areinternal and external factors. It is suggested that craftsmen need to continuously create thedevelopment of unigue decoration from the immediate environment of inspiration andartisans, designers, academics, policy actors  Peneilitian ini untuk memperoleh penjelasan mengenai paradigma lokalitas, strategidan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan ragam hias dalam perspektifpotensi lokalitas yang dilakukan oleh pengrajin kriya dalam menghadapi globalisasi. Luaranyang diharapkan adalah dihasilkan sebuah landasan teoritik untuk membaca berbagai peluangekonomis kriya sekaligus model desain bentuk produk khususnya ragam hias pada kriya yangtetap laku secara ekonomis namun bercirikan lokalitas. Hal ini menjadi relevan karena ragamhias pada seni kriya di samping sebagai pembawa nilai-nilai kehidupan sekaligus sebagaiidentitas kebangsaan dalam rangka menahan globalisasi. Pendekatan penelitian adalah kualitatif deskriptif sekaligus eksplanatoris. Desain yangdigunakan adalah multi kasus intrinsik. Subjek penelitian adalah sentra kriya ukir di Jepara,batik di Pekalongan, dan kuningan di Juwana Pati. Teknik pengumpulan data terdiriwawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisa data masih berpedoman proposisiteoritik dan pengembangan deskripsi. Secara khusus analisisnya menggunakan kombinasianalisis domain dan analisis eksplanasi yang dikerangkai dengan prosedur reduksi data, analisadata dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan paradigma pengrajin kriya terhadap desainlokalitas dalam globalisasi adalah sangat bersifat fleksible atau dinamis. Model strategipengembangan ragam hias dilakukan secara intrinsik dan ekstrinsik, meniru ragam hias yanglagi ngetrend, dan menciptakan ragam hias berdasarkan riset. Faktor-faktor yangmempengaruhi pengrajin strategi pengembangan desain adalah faktor internal dan eksternal.Saran yang dapat dikemukakan pengrajin perlu menciptakan ragam hias yang unigue denganterus mengembangkan dari inspirasi yang lingkungan terdekat dan perajin, desainer,akademisi, pelaku kebijakan sebaiknya berkoordinasi dalam pengembangan ragam lokalitasyang mampu menembus globalisasi.  Kata Kunci: Strategi, Batik, Ukir, Kuningan, dan Ragam Hias

Page 1 of 1 | Total Record : 8