cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian
ISSN : 25493078     EISSN : 25493094     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian welcomes high-quality, original and well-written manuscripts on any of the following topics: 1. Geomorphology 2. Climatology 3. Biogeography 4. Soils Geography 5. Population Geography 6. Behavioral Geography 7. Economic Geography 8. Political Geography 9. Historical Geography 10. Geographic Information Systems 11. Cartography 12. Quantification Methods in Geography 13. Remote Sensing 14. Regional development and planning 15. Disaster
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2020)" : 10 Documents clear
Hydrology Modelling-Based Biopore Infiltration Holes (BIH) Determination as River Flood Disaster Mitigation in Sewu Village, Surakarta, Central Java, Indonesia Safriani, Eka Wulan; Halimah, Anisaa Nur; Wibowo, Yunus Aris
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020): January
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.22377

Abstract

Sewu Village is annually experience by river flooding. The application of Biopore Infiltration Holes (BIH) is one of the measures to reduce river flood disaster risk. This research was aimed to determine the proper location of the BIH. Hydrology tools by using flow direction analysis was used to obtain the best place of BIH. It utilized Digital Elevation Model (DEM), existing landuse and morphology  analysis to know the river flooding prone area and to identify the potential flow direction of surface water (run off). The conformity of those data can be used as determination of BIH. Moreover, the number of BIH had been obtained from flow direction analysis where the lower ground elevation was the best place to arrange BIH. Overall, the flood disaster risk in Sewu Village can be potentially overcome by using BIH.
Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Keamanan dan Ketahanan Pangan di Kabupaten Sleman Astuti, Farida Afriani; Lukito, Herwin
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020): January
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.21327

Abstract

Kabupaten Sleman memiliki banyak daya tarik yang memicu terjadinya urbanisasi yang dapat terlihat dari fenomeno perubahan penggunaan lahan . Perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sleman terjadi pada kawasan keamanan dan ketahanan pangan yang terdiri dari Kecamatan Moyudan, Minggir, Sayegan, Godean, Mlati, dan Tempel.  Fenomena perubahan penggunaan lahan penting untuk dikontrol dan dikendalikan karena kawasan tersebut memiliki peran penting bagi ketahanan pangan di Kabupaten Sleman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Di dalam metode deskriptif terdapat metode survey yang digunakaan untuk mengetahui kondisi eksisting penggunaan lahan di daerah penelitian. Sedangkan untuk perubahan penggunaan lahan pada kawasan keamanan dan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman dari Tahun 2012 sampai Tahun 2018 diperoleh dengan metode overlay peta penggunaan lahan yang diperoleh dari Citra Quickbird pada tahun tersebut. Perubahan penggunaan lahan pada kawasan keamanan dan ketahanan pangan Kabupaten Sleman mencapai 57,33 km2 atau 33,93% dari luas total daerah penelitian. Perubahan penggunaan lahan didominasi oleh perubahan lahan sawah menjadi hutan produksi seluas 15,05 km2. Faktor pendorong adanya perubahan penggunaan lahan tersebut adalah produktivitas pertanian sawah yang semakin menurun tiap tahunnya.Sleman Regency has many attractions that trigger urbanization which can be seen from the phenomenon of land-use change. This phenomenon occurs in Sleman Regency particularly in the area of food security and sustainability which is spreading in various districts such as Moyudan, Minggir, Sayegan, Godean, Mlati, and Tempel. The phenomenon of land change must be managed and controlled because the areas have an important role for food security in Sleman Regency. The method used for the research is descriptive method. Survey is a part of descriptive method which used to determine the existing conditions of land use in the research object areas. Whereas for land-use changes in the area of food security and sustainability in Sleman Regency from 2012 to 2018 was obtained with the method of land-use map overlay obtained from Quickbird imagery in those years.Land-use change in the area of food security and sustainability of  Sleman Regency reaches 57.33 km2 or 33.93% from the total of research study area. Land-use change is dominated by the diversions of rice fields to forests that reach 15.05 km2. The driving factor for this phenomenon is the decreasing annual productivity of rice field. 
Dampak Siklon Tropis Savannah pada Karst Window Kalinongko, Karst Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul, Indonesia Riyanto, Indra Agus; Cahyadi, Ahmad; Ramadhan, Fajri; Naufal, Muhammad; Widyastuti, Margaretha; Adji, Tjahyo Nugroho
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020): January
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.21419

Abstract

Siklon Tropis Savannah melewati Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 17 Maret 2019. Curah hujan yang disebabkan oleh Siklon Tropis Savannah terekam pada stasiun Geofisika badan meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta sebesar 170,6 mm/hari dan terekam pada Stasiun Cuaca Beton milik Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada sebesar 78,3 mm/hari. Curah hujan menunjukkan bahwa siklon tropis ini menyebabkan terjadinya hujan ekstrim. Siklon Tropis Savannah menyebabkan bencana banjir di beberapa wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta salah satunya terjadi di Karst Window Kalinongko, Kawasan Karst Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul. Karst Window Kalinongko terdampak banjir dari meluapnya sungai bawah tanah. Proses terjadinya banjir di Karst Window Kalinongko disebabkan oleh aliran air yang melebihi kapasitas pengaliran dari lorong konduit pada sungai bawah tanah. Sistem konduit yang penuh kemudian meluap ke permukaan dan menggenang pada bagian dolin di sekitar Karst Window Kalinongko. Waktu surut banjir airtanah di Karst Window Kalinongko adalah selama 10 hari. Banjir Siklon Tropis Savannah yang menggenang memiliki volume sebesar 4.894.258 m3, luasan area terdampak seluas 13.723 m2, dan ketinggian genangan 6 meter. Dampak genangan banjir airtanah yang disebabkan Siklon Tropis Savannah di Karst Window Kalinongko merendam lahan sawah seluas 10.586 m2 dan perkebunan seluas 3.137 m2.
Teknik Rekayasa Lereng untuk Pengelolaan Gerakan Massa Tanah di Dusun Bengle, Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah Pirenaningtyas, Ayuni; Muryani, Eni; Santoso, Dian Hudawan
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020): January
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.21757

Abstract

Gerakan massa tanah terjadi pada tanggal 28 November 2017 di Dusun Bengle, Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tipe gerakan massa tanah dan mengetahui nilai faktor keamanan pada lereng berdasarkan sifat fisik dan mekanika tanah. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survei dan pemetaan lapangan. Teknik pengambilan sampel tanah yaitu purposive sampling ditentukan berdasarkan jarak panjang longsoran. Hasil laboratorium digunakan untuk menghitung kestabilan lereng menggunakan Metode Fellenius. Data pendukung yang diperoleh dengan pemetaan diantaranya kemiringan lereng, ketebalan dan tekstur tanah, penggunaan lahan dan kapasitas infiltrasi kemudian curah hujan diperoleh dari analisis data sekunder. Seluruh data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan kondisi rona lingkungan. Tipe gerakan massa tanah di daerah penelitian adalah debris slide. Nilai faktor keamanan lereng diperoleh nilai 0,687 yang termasuk ke dalam klasifikasi tidak stabil. The ground mass movement took place on 28th  November 2017 in Bengle Hamlet, Dlepih Village, Tirtomoyo Sub-District, Wonogiri Regency, Central Java Province. The purpose of this study was to determine type of soil mass movements and determine the value of safety factors on slopes based on physical and mechanical properties of the soil. The methods used in collecting the data were survey and field mapping methods. The soil sampling technique used in this study was purposive sampling based on the long of the avalanche distance. The laboratory results were used to calculate slope stability using the Fellenius Method. The Supporting data obtained by mapping were include the  slope of land, the soil thickness and texture, land use and infiltration capacity and rainfall obtained from secondary data analysis. All data obtained were analyzed according to environmental conditions. The type of soil mass movement is debris slide. The value of slope safety factor was 0.687 which was included in the unstable classification.
Penentuan Nilai Percepatan Tanah Maksimum Terhadap Mitigasi Gempabumi Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh Agung, Retno; Indrajaya, Alfian
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020): January
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.22372

Abstract

Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Pidie Jaya, yang secara geografis terletak pada koordinat 4˚54 ’15 .702 ’’ N - 5˚18 ’244 N dan 96˚1 ’13, 656 E - 96˚22 ’1.007 E. Fisiografi regional wilayah penelitian dimasukkan dalam peta geologi Banda Aceh, Lohk Seumawe, Takengon, dengan unit fisiografi Zona Kaki Bukit Barisan. Kondisi geologis daerah penelitian terdiri dari Batuan Pra-Tersier, Tersier, dan Kuarterner. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung, menganalisis dan menentukan nilai Puncak Maksimal Percepatan Tanah, sehingga peta percepatan tanah dan peta zona mitigasi bencana gempa bumi dapat diperoleh untuk Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan hasil pengolahan data gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya pada 7 Desember 2016 penulis menemukan nilai maksimum percepatan tanah puncak dengan menggunakan metode Boore (1997) adalah: 225,7 - 85,8 gal. Sementara itu dengan menggunakan metode Fukusima dan Tanaka (1992), hasilnya adalah: 115,0-115,0 gal. Dengan menggabungkan faktor-faktor litologi data sebagai data pendukung lainnya untuk pembobotan, penulis dapat menghasilkan Peta Zona Mitigasi Bencana Gempa Bumi, dari kategori rendah hingga kategori tinggi untuk kabupaten ini. This research was carried out in the Pidie Jaya Regency area, which geographycally situated at coordinates 4˚54 ‘15.702 ‘’ N - 5˚18 ‘2,244 N and 96˚1 ‘13,656 E - 96˚22 ‘1,007 E. Regional physiography of the study area is included in the geological map of Banda Aceh, Lohk Seumawe, Takengon, with the physiographic unit of the Bukit Barisan Foot Zone. The geological condition of the study area is composed of Pre-Tertiary, Tertiary and Quarternary Rocks. This study aims to calculate, analyze and determine the value of Maximum Peak of Ground  Acceleration, so that ground acceleration maps and earthquake disaster mitigation zone maps can be obtained for Pidie Jaya District. Based on the results of the earthquake data processing in Pidie Jaya Regency on December 7, 2016 the author find the maximum value of  peak ground  acceleration using the Boore method (1997) is: 225,7 - 85,8 gal. Meanwhile by using Fukusima and Tanaka method (1992), the result is: 115,0-115,0 gal. By combining those data lithological factors as other supporting data for weighting, the author could produces an Earthquake Disaster Mitigation Zone Map, from low category untill high category for this district.
Hydrology Modelling-Based Biopore Infiltration Holes (BIH) Determination as River Flood Disaster Mitigation in Sewu Village, Surakarta, Central Java, Indonesia Safriani, Eka Wulan; Halimah, Anisaa Nur; Wibowo, Yunus Aris
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.22377

Abstract

Sewu Village is annually experience by river flooding. The application of Biopore Infiltration Holes (BIH) is one of the measures to reduce river flood disaster risk. This research was aimed to determine the proper location of the BIH. Hydrology tools by using flow direction analysis was used to obtain the best place of BIH. It utilized Digital Elevation Model (DEM), existing landuse and morphology  analysis to know the river flooding prone area and to identify the potential flow direction of surface water (run off). The conformity of those data can be used as determination of BIH. Moreover, the number of BIH had been obtained from flow direction analysis where the lower ground elevation was the best place to arrange BIH. Overall, the flood disaster risk in Sewu Village can be potentially overcome by using BIH.
Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Keamanan dan Ketahanan Pangan di Kabupaten Sleman Astuti, Farida Afriani; Lukito, Herwin
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.21327

Abstract

Kabupaten Sleman memiliki banyak daya tarik yang memicu terjadinya urbanisasi yang dapat terlihat dari fenomeno perubahan penggunaan lahan . Perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sleman terjadi pada kawasan keamanan dan ketahanan pangan yang terdiri dari Kecamatan Moyudan, Minggir, Sayegan, Godean, Mlati, dan Tempel.  Fenomena perubahan penggunaan lahan penting untuk dikontrol dan dikendalikan karena kawasan tersebut memiliki peran penting bagi ketahanan pangan di Kabupaten Sleman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Di dalam metode deskriptif terdapat metode survey yang digunakaan untuk mengetahui kondisi eksisting penggunaan lahan di daerah penelitian. Sedangkan untuk perubahan penggunaan lahan pada kawasan keamanan dan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman dari Tahun 2012 sampai Tahun 2018 diperoleh dengan metode overlay peta penggunaan lahan yang diperoleh dari Citra Quickbird pada tahun tersebut. Perubahan penggunaan lahan pada kawasan keamanan dan ketahanan pangan Kabupaten Sleman mencapai 57,33 km2 atau 33,93% dari luas total daerah penelitian. Perubahan penggunaan lahan didominasi oleh perubahan lahan sawah menjadi hutan produksi seluas 15,05 km2. Faktor pendorong adanya perubahan penggunaan lahan tersebut adalah produktivitas pertanian sawah yang semakin menurun tiap tahunnya.Sleman Regency has many attractions that trigger urbanization which can be seen from the phenomenon of land-use change. This phenomenon occurs in Sleman Regency particularly in the area of food security and sustainability which is spreading in various districts such as Moyudan, Minggir, Sayegan, Godean, Mlati, and Tempel. The phenomenon of land change must be managed and controlled because the areas have an important role for food security in Sleman Regency. The method used for the research is descriptive method. Survey is a part of descriptive method which used to determine the existing conditions of land use in the research object areas. Whereas for land-use changes in the area of food security and sustainability in Sleman Regency from 2012 to 2018 was obtained with the method of land-use map overlay obtained from Quickbird imagery in those years.Land-use change in the area of food security and sustainability of  Sleman Regency reaches 57.33 km2 or 33.93% from the total of research study area. Land-use change is dominated by the diversions of rice fields to forests that reach 15.05 km2. The driving factor for this phenomenon is the decreasing annual productivity of rice field. 
Dampak Siklon Tropis Savannah pada Karst Window Kalinongko, Karst Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul, Indonesia Riyanto, Indra Agus; Cahyadi, Ahmad; Ramadhan, Fajri; Naufal, Muhammad; Widyastuti, Margaretha; Adji, Tjahyo Nugroho
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.21419

Abstract

Siklon Tropis Savannah melewati Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 17 Maret 2019. Curah hujan yang disebabkan oleh Siklon Tropis Savannah terekam pada stasiun Geofisika badan meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta sebesar 170,6 mm/hari dan terekam pada Stasiun Cuaca Beton milik Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada sebesar 78,3 mm/hari. Curah hujan menunjukkan bahwa siklon tropis ini menyebabkan terjadinya hujan ekstrim. Siklon Tropis Savannah menyebabkan bencana banjir di beberapa wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta salah satunya terjadi di Karst Window Kalinongko, Kawasan Karst Gunungsewu, Kabupaten Gunungkidul. Karst Window Kalinongko terdampak banjir dari meluapnya sungai bawah tanah. Proses terjadinya banjir di Karst Window Kalinongko disebabkan oleh aliran air yang melebihi kapasitas pengaliran dari lorong konduit pada sungai bawah tanah. Sistem konduit yang penuh kemudian meluap ke permukaan dan menggenang pada bagian dolin di sekitar Karst Window Kalinongko. Waktu surut banjir airtanah di Karst Window Kalinongko adalah selama 10 hari. Banjir Siklon Tropis Savannah yang menggenang memiliki volume sebesar 4.894.258 m3, luasan area terdampak seluas 13.723 m2, dan ketinggian genangan 6 meter. Dampak genangan banjir airtanah yang disebabkan Siklon Tropis Savannah di Karst Window Kalinongko merendam lahan sawah seluas 10.586 m2 dan perkebunan seluas 3.137 m2.
Teknik Rekayasa Lereng untuk Pengelolaan Gerakan Massa Tanah di Dusun Bengle, Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah Pirenaningtyas, Ayuni; Muryani, Eni; Santoso, Dian Hudawan
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.21757

Abstract

Gerakan massa tanah terjadi pada tanggal 28 November 2017 di Dusun Bengle, Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tipe gerakan massa tanah dan mengetahui nilai faktor keamanan pada lereng berdasarkan sifat fisik dan mekanika tanah. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survei dan pemetaan lapangan. Teknik pengambilan sampel tanah yaitu purposive sampling ditentukan berdasarkan jarak panjang longsoran. Hasil laboratorium digunakan untuk menghitung kestabilan lereng menggunakan Metode Fellenius. Data pendukung yang diperoleh dengan pemetaan diantaranya kemiringan lereng, ketebalan dan tekstur tanah, penggunaan lahan dan kapasitas infiltrasi kemudian curah hujan diperoleh dari analisis data sekunder. Seluruh data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan kondisi rona lingkungan. Tipe gerakan massa tanah di daerah penelitian adalah debris slide. Nilai faktor keamanan lereng diperoleh nilai 0,687 yang termasuk ke dalam klasifikasi tidak stabil. The ground mass movement took place on 28th  November 2017 in Bengle Hamlet, Dlepih Village, Tirtomoyo Sub-District, Wonogiri Regency, Central Java Province. The purpose of this study was to determine type of soil mass movements and determine the value of safety factors on slopes based on physical and mechanical properties of the soil. The methods used in collecting the data were survey and field mapping methods. The soil sampling technique used in this study was purposive sampling based on the long of the avalanche distance. The laboratory results were used to calculate slope stability using the Fellenius Method. The Supporting data obtained by mapping were include the  slope of land, the soil thickness and texture, land use and infiltration capacity and rainfall obtained from secondary data analysis. All data obtained were analyzed according to environmental conditions. The type of soil mass movement is debris slide. The value of slope safety factor was 0.687 which was included in the unstable classification.
Penentuan Nilai Percepatan Tanah Maksimum Terhadap Mitigasi Gempabumi Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh Agung, Retno; Indrajaya, Alfian
Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jg.v17i1.22372

Abstract

Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Pidie Jaya, yang secara geografis terletak pada koordinat 4˚54 ’15 .702 ’’ N - 5˚18 ’244 N dan 96˚1 ’13, 656 E - 96˚22 ’1.007 E. Fisiografi regional wilayah penelitian dimasukkan dalam peta geologi Banda Aceh, Lohk Seumawe, Takengon, dengan unit fisiografi Zona Kaki Bukit Barisan. Kondisi geologis daerah penelitian terdiri dari Batuan Pra-Tersier, Tersier, dan Kuarterner. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung, menganalisis dan menentukan nilai Puncak Maksimal Percepatan Tanah, sehingga peta percepatan tanah dan peta zona mitigasi bencana gempa bumi dapat diperoleh untuk Kabupaten Pidie Jaya. Berdasarkan hasil pengolahan data gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya pada 7 Desember 2016 penulis menemukan nilai maksimum percepatan tanah puncak dengan menggunakan metode Boore (1997) adalah: 225,7 - 85,8 gal. Sementara itu dengan menggunakan metode Fukusima dan Tanaka (1992), hasilnya adalah: 115,0-115,0 gal. Dengan menggabungkan faktor-faktor litologi data sebagai data pendukung lainnya untuk pembobotan, penulis dapat menghasilkan Peta Zona Mitigasi Bencana Gempa Bumi, dari kategori rendah hingga kategori tinggi untuk kabupaten ini. This research was carried out in the Pidie Jaya Regency area, which geographycally situated at coordinates 4˚54 ‘15.702 ‘’ N - 5˚18 ‘2,244 N and 96˚1 ‘13,656 E - 96˚22 ‘1,007 E. Regional physiography of the study area is included in the geological map of Banda Aceh, Lohk Seumawe, Takengon, with the physiographic unit of the Bukit Barisan Foot Zone. The geological condition of the study area is composed of Pre-Tertiary, Tertiary and Quarternary Rocks. This study aims to calculate, analyze and determine the value of Maximum Peak of Ground  Acceleration, so that ground acceleration maps and earthquake disaster mitigation zone maps can be obtained for Pidie Jaya District. Based on the results of the earthquake data processing in Pidie Jaya Regency on December 7, 2016 the author find the maximum value of  peak ground  acceleration using the Boore method (1997) is: 225,7 - 85,8 gal. Meanwhile by using Fukusima and Tanaka method (1992), the result is: 115,0-115,0 gal. By combining those data lithological factors as other supporting data for weighting, the author could produces an Earthquake Disaster Mitigation Zone Map, from low category untill high category for this district.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 2 (2023) Vol 20, No 1 (2023) Vol 19, No 2 (2022) Vol 19, No 1 (2022) Vol 18, No 2 (2021): In progress [July 2021] Vol 18, No 2 (2021) Vol 18, No 1 (2021): January Vol 18, No 1 (2021) Vol 17, No 2 (2020): July Vol 17, No 2 (2020) Vol 17, No 1 (2020): January Vol 17, No 1 (2020) Vol 16, No 2 (2019) Vol 16, No 2 (2019): July Vol 16, No 1 (2019): January Vol 16, No 1 (2019) Vol 15, No 2 (2018): July 2018 Vol 15, No 1 (2018): January 2018 Vol 15, No 2 (2018) Vol 15, No 1 (2018) Vol 14, No 2 (2017): July 2017 Vol 14, No 1 (2017): January 2017 Vol 14, No 1 (2017): January 2017 Vol 14, No 2 (2017) Vol 14, No 1 (2017) Vol 13, No 2 (2016): July 2016 Vol 13, No 2 (2016): July 2016 Vol 13, No 1 (2016): January 2016 Vol 13, No 1 (2016): January 2016 Vol 13, No 2 (2016) Vol 13, No 1 (2016) Vol 12, No 2 (2015): July 2015 Vol 12, No 2 (2015): July 2015 Vol 12, No 1 (2015): January 2015 Vol 12, No 1 (2015): January 2015 Vol 12, No 2 (2015) Vol 12, No 1 (2015) Vol 11, No 2 (2014): July 2014 Vol 11, No 2 (2014): July 2014 Vol 11, No 1 (2014): January 2014 Vol 11, No 1 (2014): January 2014 Vol 11, No 2 (2014) Vol 11, No 1 (2014) Vol 10, No 2 (2013): July 2013 Vol 10, No 2 (2013): July 2013 Vol 10, No 2 (2013) Vol 8, No 2 (2011): July 2011 Vol 8, No 2 (2011): July 2011 Vol 8, No 1 (2011): January 2011 Vol 8, No 1 (2011): January 2011 Vol 8, No 2 (2011) Vol 8, No 1 (2011) Vol 7, No 2 (2010): July 2010 Vol 7, No 2 (2010): July 2010 Vol 7, No 1 (2010): January 2010 Vol 7, No 1 (2010): January 2010 Vol 7, No 2 (2010) Vol 7, No 1 (2010) Vol 6, No 2 (2009): July 2009 Vol 6, No 2 (2009): July 2009 Vol 6, No 2 (2009) Vol 4, No 2 (2007): July 2007 Vol 4, No 2 (2007): July 2007 Vol 4, No 1 (2007): January 2007 Vol 4, No 1 (2007): January 2007 Vol 4, No 2 (2007) Vol 4, No 1 (2007) More Issue