cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Pendidikan Dasar
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue " Vol 7, No 1 (2006)" : 6 Documents clear
Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains Haryono,
Pendidikan Dasar Vol 7, No 1 (2006)
Publisher : Pendidikan Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains guna meningkatkan kemampuan proses sains dan hasil belajar siswa. Dengan pendekatan “R and D” penelitian dilakukan di Kabupaten Pati, Purbalingga, dan Sukoharjo Jawa Tengah. Tahapan penelitian mencakup pengembangan model dan uji keefektifan model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) keterampilan proses sains siswa dan guru SD pada umumnya rendah (4,08% dan 65,79%), (2) di SD keterampilan proses sains umumnya dikembangkan secara terintegrasi dengan pembelajaran yang berpola deduktif, (3) model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang menterjemahkan keterampilan proses sains ke dalam rangkaian proses pembelajaran di kelas, (4) model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains secara signifikan efektif untuk meningkatkan kemampuan proses sains siswa (dari 46,08% menjadi 67,27%).This research aims at developing the instructional model based on science process skill to improve the students’ science process ability and their achievement. Using “R and D” approach the reseach was conducted at Elementary schools within the regencies of Pati, Purbalingga and Sukoharjo Jawa Tengah – Central Java. The Phases cover the model development and mode effectiveness test. The findings indicate that 1) in general the science process skill of the students and the teachers are low (46,08% and 65,79%); 2) it is developed integratedly with the deductively learning pattern; 3) it is defined as a part of classroom learning process; 4) it significantly improves the students’ science ability process.
Pemahaman Guru Terhadap Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Inggris Di SMP Negeri Se-Kota Surabaya Th. Kumalarini, ; A. Munir,
Pendidikan Dasar Vol 7, No 1 (2006)
Publisher : Pendidikan Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan guru tentang Text-based Curriculum, Discourse Competence, Kompetensi Pendukung, Nuansa Makna, Prinsip-prinsip Pendekatan Literasi, dan Tahapan Pembelajaran sebagai indikator pemahaman guru tentang Kurikulum 2004 mata pelajaran bahasa Inggris. Penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan kuesener yang dikirimkan ke 42 SMP Negeri se- Kota Surabaya. Dari data disimpulkan bahwa rata-rata 79,15 % guru Bahasa Inggris SMP Negeri se-Kota Surabaya sudah memahami keenam indicator tersebut. Sehingga disarankan untuk meneruskan program sosialisasi kurikulum 2004; pelatihan penulisan teks dan penerapan prinsip literasi dalam proses pembelajaran.This research described the teachers’ knowledge of six indicators for understanding the 2004 English Curriculum, namely: the text-based curriculum, discourse competence, supporting competence, the nuances of meaning, the principles of literacy education, and the stages of instruction. This descriptive quantitative research used questionnaire sent to 42 state junior high schools in Surabaya. It was concluded that in average 79.1 % of the subjects have already understood those indicators.Therefore, it is recommended that the programs concerning socialisation of 2004 curriculum; training in text writing and application of literacy principles be continued.
Pembelajaran Kontekstual Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V SD Laboratorium Unesa dalam Memahami Materi Panas Suryanti, ; Wahono Widodo, ; Abdul Rokhim,
Pendidikan Dasar Vol 7, No 1 (2006)
Publisher : Pendidikan Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui apakah pembelajaran kontekstual dapat membantu mengatasi kesulitan siswa kelas V SD dalam memahami materi panas, dan untuk mengetahui hambatan dalam pembelajaran kontekstual. Penelitian ini menggunakan alur perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk setiap siklusnya.Berdasarkan data selama dua siklus dan matriks orang-butir skor hasil tes pemahaman konsep materi panas dan perpindahan panas ditemukan bahwa pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan faktor utama yang menghambat implementasi pembelajaran kontekstual di kelas adalah guru, yang belum menguasai keterampilan dasar mengajar dan keterampilan dasar pengelolaan pembelajaran.This action research aims at knowing whether contextual learning can help fifth grade students to understand heat concepts and finding out the implementation of contextual learning model. The research cycles comprises planning, implementation, observation and reflection. In the planning stage, lesson plans, student activity sheets, assessments and observation instruments were prepared.The finding shows that CTL can improve the students’ understanding of heat concept and the main constraint of CTL implementation is the teacher’s low mastery of teachinglearning skill.
Penerapan Model Pembelajaran Terintegrasi (Integrated Learning) Untuk Meningkatkan Pemahaman Pendidikan Ketahanan Pangan Di SD Luthfiyah Nurlaela,
Pendidikan Dasar Vol 7, No 1 (2006)
Publisher : Pendidikan Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menyajikan sebuah alternatif model pembelajaran terpadu dalam rangka membentuk pemahaman siswa mengenai ketahanan pangan yang diterapkan di kelas 5. Analisis GBPP IPA kelas 5 SD pada Semester I: “Makanan, Alat Pencernaan, dan Kesehatan”. Tampak bahwa pengetahuan tentang makanan belum berorientasi pada ketahanan pangan. Pendidikan ketahanan pangan tersebut sangat penting untuk dipahami oleh siswa sejak dini, maka pendidikan ketahanan pangan ini perlu diintegrasikan dalam kurikulum SD. Dalam kajian ini, model yang ditawarkan adalah model yang menggunakan tema dalam merencanakan pembelajaran (model tematik/webbed model). Model tematik ini cukup memberi peluang untuk pelibatan berbagai pengalaman siswa, karena tema-tema yang diangkat bisa dipilih dari hal-hal yang dikemukakan siswa (felt need). Guru mengembangkan aktivitas belajar yang mengacu pada kecerdasan multiple karena memberikan pilihan-pilihan (choices), mengorganisasi siswa dalam kelompokkelompok kecil (collaboration), dan menyediakan kesempatan pada siswa untuk menghasilkan produk nyata untuk sasaran yang nyata (mastery/application level).The article presents an alternative of integrated model to form students’ understanding of food security applied in grade 5 of elementary schools. Based on the analysis of GBPP IPA of semester 1 of grade 5 knowledge about food which includes “Foods, Digestion Organ and Health” has not been oriented to food security yet. Since it is necessary that food security be introduced quite early, it should be integrated in the curriculum. The model offered is thematic/webbed model. This model provides opportunities for involving various students’ experiences, because the theme chosen may come from anything expressed by students based on their experiences and felt need. In the classroom applying this model the teacher can develop learning activities referring to multiple intelligence, because she may give choices, organize group work and provide opportunities to produce a real product.
Sosialisasi Jender Melalui Model Pembelajaran PPKn Dengan Menggunakan Strategi Klarifikasi Nilai Pada Siswa Sekolah Dasar Soedarsih, ; Rr.nanik Setyowati,
Pendidikan Dasar Vol 7, No 1 (2006)
Publisher : Pendidikan Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan sensitivitas jender guru SD di perkotaan, (2) mendeskripsikan respon guru SD dalam melakukan sosialisasi jender, (3) mengetahui apakah PPKn dengan Strategi Klarifikasi Nilai dengan permainan dan cerita dapat menumbuhkan sensitivitas gender pada siswa SD, (4) mengetahui ada tidaknya perbedaan antara sensitivitas jender siswa yang diberi Strategi Klarifikasi Nilai dengan permainan dengan yang diberi ceramah bervariasi dengan wawancara mendalam, observasi secara langsung dan uji t (t-test), hasil penelitian menunjukkan: (1) sensitivitas jender guru SD di perkotaan masih tergolong kurang baik, (2) sosialisasi belum pernah dilakukan, (3) PPKn dengan Strategi Klarifikasi Nilai permainan dapat menumbuhkan sensitivitas jender siswa, (4) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen karena disebabkan sensitivitas jender guru kurang baik, sosialisasi jender belum pernah dilakukan dan kelas eksperimen belum terbiasa menggunakan Strategi Klarifikasi Nilai dengan permainan.This research aims to describe (1) the elementary school teachers’ sensitivity on gender in the city; and (2) their responses about gender socialization; (3) to find out whether PPKn with VCT approach using games can improve the gender sensitivity of elementary school students and (4) whether there is a difference between those taught using VCT approach and games and those who were not. The first and second problems were solved using qualitative approach with in depth interview; the third used direct observation while the fourth was approached quantitatively. The findings indicate that (1) teachers’ gender sensitivity is unsatisfactory; (2) socialization on gender has never been conducted; (3) PPKn with VCT approach using games can improve the students’ gender sensitivity; (4) there is no significant difference between the use of VCT approach and the conventional one.
Strategi Pembinaan Kesehatan Reproduksi Anak Usia Pendidikan Dasar Rachma Hasibuan, ; Sardjana Atmadja,
Pendidikan Dasar Vol 7, No 1 (2006)
Publisher : Pendidikan Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan angka harapan hidup dengan diiringi meningkatnya taraf kesehatan masyarakat sangat diperlukan untuk kelangsungan kehidupan masyarakat khususnya di negara-negara yang sedang berkembang. WHO telah menjembatani kesenjangan masalah kesehatan dimasa mendatang dengan mengusahakan dan menyelamatkan umat manusia dari penyakit, yang hal ini sudah dimulai sejak anak dalam kandungan, bayi dengan berbagai imunisasi yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan anak. Berbagai pengembangan program-program pembinaan melalui KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) baik untuk bayi, anak, remaja dan orang dewasa perlu dilakukan agar generasi penerus bangsa ini memiliki kesehatan yang prima, cerdas dan kreatif untuk membangun bangsa.The increase of life expectancy rate and people’s health level are greatly necessary for the continuation of people’s life, especially in developing countries. WHO has made great efforts to save people from various diseases starting from prenatal period by means of providing the immunizations needed. Therefore, it is necessary that health programs for babies, children, teenagers and adults be implemented through communication of information and education (CIE) so as to provide the Nation with healthy, intelligent and creative future generation.

Page 1 of 1 | Total Record : 6