cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
KOM & REALITAS SOSIAL
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2010): Oktober" : 6 Documents clear
Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial Kampung Bebas Narkoba Pada Badan Narkotika Nasional Tjangkung Josephien Vivick
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 1, No 1 (2010): Oktober
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1192.674 KB)

Abstract

This research focused on social marketing communications strategic of Kampung Bebas Narkoba (Free Drug Village) with case study approach that focused reveal program design, communication patterns, the process of implementation, quality of communications, and program development conducted the National Narcotics Board. This research found that social marketing perspective can be used as a tool for community development evaluation. In particular, the most favorable strategy to sustain community empowerment is interactive communications with involving and accommodating the public needs.
Komunikasi Antarumat Berbeda Agama (Studi Kasus Sikap Sosial dalam Keragaman Beragama di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat) Wawan Hernawan
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 1, No 1 (2010): Oktober
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1264.404 KB)

Abstract

Untuk menciptakan toleransi (kerukunan hidup) antarumat berbeda agama, faktor komunikasi memegang peranan penting. Melalui kajian komunikasi antarbudaya, diharapkan dapat terbentukadanya sikap saling percaya dan saling menghormati antarpemeluk agama sebagai bangsa yang berbudaya dalam rangka memperkokoh hidup berdampingan secara damai, dapat menerima perbedaan, budaya sebagai berkah daripada bencana, dan melakukan upaya damai dengan mereduksi perilaku agresif,serta mencegah terjadinya konflik yang dapat merusak peradaban dengan cara menciptakan forum-forum dialog, untuk mencapai kesepahaman.Secara annum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalmn dan menjelaskan tentang perilaku komunikasi antarumat berbeda agama dalam upaya menciptakan kerukunan hidup beragama. Teori yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menielaskan hal tersebut adalah teori tindakan sosial, teori interaksi simbolik, teori sikap sosial, komunikasi (kelompok dan Interpersonal dan teori akomodasi.Pendekatan yang dijadikan acuan sebagai salah satu acuan dalam menganalisis masalah sikap sosial antarumat berbeda agama dalam upaya menciptakan kerukunan hidup antarumat berbeda agar adalah teori tindakan sosial (social action). Sebagaimana dikemukakan oleh Max Weber bahwa "tindakan sosial meliputi semua perilaku manusia ketika dan sejauh individu memberikan suatu makna subyektif terhadap perilaku tersebut" (Mulyana, 2001:61). "Tindakan bermakna sosial, sejauh berdasarkan makna subjektifnya yang diberikan oleh individu atau individu-individu dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan diorientasikan dalam penampilannya " (Ritzei: 1992:43-44), Bertolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antarhubungan sosial, Weber mengemukakan lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian, yakni: 1) Tindakan manusia, yang menitrut si pelaku, mengandung makna subyektif; melipuli berbagai tindakan nyata. 2) Tindakan dalam hal ini dappat merupakan tindakan terbuka dan tersembunyi serta bersifat subyektif 3) Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam. 4) Tindakan itu diarahkan kepada individu atau kepada bebera individu. 5) Tindakan itu memperhatikan tindakan orang, lain dan diarahkan kepada orang lain(Ritzer,1992:45).
The Relation Dynamics Between Javanese Migrants And Lampung Community Of Lampung Selatan Regency, Lampung Province (A Study of Intercultural Communication) Khomsahrial Romli
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 1, No 1 (2010): Oktober
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2088.844 KB)

Abstract

This research is inquiring the relationship between Javanese immigrant and indigenous Lampungese community phenomenon in South Lampung concerning to intercultural communication. This research uses qualitative paradigm (case study) in which in-depth interview, participant observation, documentation studies are used as data compilation method. The data gathered is then analyzed descriptive qualitatively. The research concludes that Javanese immigrants use three strategies in adapting Lampungese : formal adaptation, natural adaptation, and ethnic identity manipulation. Other than expecting being accepted as Lampungese community, Javanese immigrants use manipulation strategy for economic and politic orientation. In the process of adaptation Javanese faces language, psychological and socio cultural barries. In the interaction, every individuality from each ethnic group has his own perspective and different attitude on their existence and relation toward other ethnic group. Some of Javanese and Lampungese perceive  that all ethnic groups are similar and willing to have equivalent relationship, behave openly and having no distance with other ethnic group. Such type of Javanese and Lampungese are called inculusive Javanese and inclusive lampungese. On the other hand, exclusive Javanese and Lampungese are those who think that his own ethnic group is better than the other one and asking for special treatment for that reason. The research also concludes that communication  and interaction dynamics between Javanese and Lampungese is going on circularly in various aspects of life, such as religion, economics, politics and social. The on going communication between the two ethnic groups can be colored by cooperation and competition. Competition is only psychological, it is not resulting conflict. Cooperation is motivated by politics, economics and relegion. For the reason of achieving the same interest, they can break the border of different ethnic group. Javanese and Lampungese ethnic groups in transmigration area in South Lampung are able to manage cultural differences so wisely that they can communicate harmoniously.
TVRI Sebagai Medium Pencitraan Politisi Dalam Pemilu Legislatif 2009 (Studi Kasus Terhadap Caleg Dalam Acara Dialog Warta Pemilu Periode Februari s.d Maret 2009) Bambang Widodo
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 1, No 1 (2010): Oktober
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1314.557 KB)

Abstract

Televisi sebagai alat komunikasi massa yang berbentuk media massa memegang peranan penting dalam penyebaran informasi baik itu politik, bisnis maupun sosial budaya. Selain itu, televisi sebagai media massa juga berfungsi sebagai memberikan informasi, pendidikan dan hiburan. Pada momen pemilu legeslatif 2009 lalu, media massa, khususnya televisi, menjadi salah satu pilihan para politisi sebagai medium atau alat/sarana membentuk pencitraan diri. Bagaimana para kandidat Anggota Dewan itu berupaya untuk lebih dikenal dan mencari simpati audience atau masyarakat luas dengan tampil dilayar kaca,  merupakan keseluruhan proses komunikasi massa. Proses Komunikasi Massa ini melalui rangkaian teori Komunikasi Massa dan model Media massa yang berlangsung satu arah, seperti teori S-O-R, Stimulus-Organism (Komunikator)-Respon, serta teori media massa linier yang merupakan model audio visual (televisi), yakni Komunikator Pesan (melalui media massa sebagai medium) Komunikan (khalayak luas). Permasalahan yang diteliti adalah media massa (TVRI) digunakan sebagai medium atau alat/sarana pencitraan politisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketertarikan dan banyaknya animo para politisi terhadap TVRI yang seakan saling berlomba untuk tampil di layar kaca. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan field research terhadap studi kasus caleg dalam acara "Dialog Warta Pemilu" periode Maret hingga April 2009. Selain itu, penelitian juga menggunakan paradigma "post- positivis" tidak melihat dari konstruksi Dialog Warta Pemilu, akan tetapi lebih kepada proses Dialog Warta Pemilu. Momen pemilu legislatif menimbulkan suatu fenomena perilaku para politisi untuk dapat terkenal dengan tampil dillayar kaca pada kemasan Dialog Warta Pemilu. Hasil penelitian pada Dialog Warta Pemilu dapat disimpulkan bahwa media TVRI diminati para politisi sebagai medium pencitraan diri, di mana dengan pencitraan dimaksud agar individuil politisi dapat dikenal dan terkenal di masyarakat luas dengan membahas beragam topik aktual terkait dengan "Pemilu Legeslatif". Penetapan hasil penelitian ini berdasarkan atas kekuatan dan keunggulan Media Massa yang bersifat tersebar luas dengan serempak serta mempuyai daya pesona dan daya tarik tersendiri
The Construction of Media Reality on Judicial Mafia News (Critical Discourse Analysis Study of Bibit and Chandra Case on Bang One Show) Aden Hidayat
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 1, No 1 (2010): Oktober
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1404.924 KB)

Abstract

Purpose of the research is divided into four, which are, the curiosity on discourse that is done by Bang One Show in judicial mafia presentation, the editorial reason for choosing judicial mafia, editorial concern or market condition, considered social-culture factors. This research is using the criticism of paradigm with critical discourse analysis qualitative approach. This critical discourse analysis adopts Fairclough model. This model emphasizes on four levels, those are; text, production, consumption, and social-culture. On text level, the result of this research of Bang One Show's presentation in expressing judicial mafia, shows advocacy to Bibit and Chandra and boxes Anggodo into a corner. This becomes editorial's political attitude to take sides to Bibit and Chandra. Editorial selection on production level about judicial mafia discourse of Bibit and Chandra case, can not be separated from economical interest that is seen both from market and social interests. However, unfortunately, on production level, the social interest is inconsistently done forever, which is proved, there is not even a single program relates to the stockholder news that is assumed it has damaged public interest. On the discourse level of consumption that wins Bibit and Chandra, the editorial staff has concerned with public attention. Social-culture, as the last level in Bang One Show, concerns the social condition at that time, as judicial mafia of Bibit and Chandra case was on aired, the public opinion tended to Bibit and Chandra advocacy, and cross examination on Anggodo. From the four levels, it can be concluded that the reality or meaningful discourse, is certainly influenced by internal factors and media external.
Politik Aliran Dalam Pemilu 2009 Salim Alatas
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 1, No 1 (2010): Oktober
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1162.762 KB)

Abstract

Political marketing sebagai strategi dalam kampanye politik muncul sebagai hasil perubahan struktur politik pasca-ordebaru. Perubabahan struktur itu menuntut adanya strategi kampanye yang inovatif, aspiratif, dan bahkan atraktif dalam mendapatkan dukungan pemilih. Kemunculan partai politik beserta ideology masing-masing, perubahan system pemilu, serta pemilihan pejabat public secara langsung menjadikan posisi pemilih strategis. Kondisi itu mengubah pendekatan kampanye politik dari sales-center approach menjadi market center approach, perubahan dari strategi menjual dan promosi menjadi strategi menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.Dalam rangka pencapaian target 20 % suara dalam pemilu 2009 mulai merubah citra sebagai partai terbuka bagi semua kalangan, termasuk menerima pencalonan anggota legislatif dari kalangan non-muslim. Cara lain yang dilakukan PKS untuk merubah citra sebagai muslim eksklusif, dengan melakukan political marketing untuk merekayasa citra sebagai partai terbuka.Penelitian ini secara spesifik juga melihat pola dan strategi political marketing Partai Keadilan Sejahtera, disamping itu juga untuk mendeskripsikan tentang dinamika politik Islam Indonesia yang terjadi pada pemilihan umum (pemilu) 2009. Mengingat, bahwa Sejak digulirkannya reformasi 1998 seolah membuka kembali lembaran sejarah tentang pola aliran yang terbentuk pada awal-awal kemerdekaan. Berbeda dengan dua pemilu sebelumnya, dimana nuansa aliran sangat kental terasa, pada pemilu 2009 mulai timbulnya kesadaran setiap partai politik bahwa dalam konteks masyarakat majemuk seperti Indonesia.

Page 1 of 1 | Total Record : 6