cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
KOM & REALITAS SOSIAL
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2014): April" : 6 Documents clear
Informasi Pengawasan dan Iklim Organisasi Eko Harry Susanto
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 4, No 2 (2014): April
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.886 KB)

Abstract

Informasi yang berhubungan dengan pengawasan terhadap anggota organisasiataupun karyawan, pada umumnya tidak mudah dilaksanakan dan tidak dikehendaki.Sebab pengawasan selalu dalam bentuk yang memaksa, mengendalikan dan tindakanlain yang diasumsikan membatasi kebebasan dalam bekerja. Padahal organisasimenghadapi banyak tuntutan pihak internal maupun eksternal, yang mengkaitkandengan kecepatan kerja, yang berbasis kepada dukungan kinerja sesuai dengan tugasddan tanggungjawab sebagaimana dalam struktur organisasi. Karena itu untukmengetahui secara rinci karakteristik anggota organisasi dari aspek kemampuanteknis, adminstratif dan aspek lain yang melekat, diperlukan informasi pengawasanyang baik. Tetapi tidak dapat disangkal, bahwa hambatan dalam pelaksanaaninformasi pengawasan tetap saja muncul akibat keengganan anggota organisasi untukbekerja secara terukur. Oleh karena itu, agar informasi pengawasan diterima oleh seluruh entitas organisasi, diperlukan iklim komunikasi dalam organisasi, yang mampumemberikan keleluasaan dalam membangun makna bersama dalam komunikasi.In general, the Information relating to the over sight of the organizations members or employees was not easy to be implemented and not to bedesired. Because the supervision was always in the form offorcing, controlling and other actions that are assumed to restrictthe freedom of work. Mean while, the organization faced many demands from the internal and external parties which relateto the pace of work based on the support of performance in accordance with job and responsibilitiesasin the organizational structure. Therefore, to know in detail about the characteristics oforganization members from the aspects of technical,administrative and other inherent aspects, the good information supervision was necessary. However, it cannot be denied that the barriers in the implementation of information surveillances till arose due to the reluctance of organization members to work measurably. Therefore, in order to control information received by allorganizational entities, the communication climatein the organization was needed which was able to provide the flexibility in constructing shared meaning in communication.
Aktivitas Public Relations PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Makassar dalam Menangani Komplain Pelanggan . Wardah
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 4, No 2 (2014): April
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.284 KB)

Abstract

Demi menjaga eksistensi perusahaan, petugas humas sebagai pihak yang menjalankan fungsi-fungsi Public Relations (PR) harus mampu untuk menjadi “mata”, “telinga” dan “kaki tangan” pimpinan puncak perusahaan.Fokus penelitian ini adalah Aktivitas Public Relations PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Makassar dalam Menangani Komplain Pelanggan. Masalah yang ingin  diungkap dalam penelitian ini: 1) Bagaimanakah bentuk-bentuk komplain pelanggan yang ada di PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Makassar? Dan 2) Bagaimanakah upaya public relations PT. (Persero) Angkasa Pura 1 Makassar  dalam menangani komplain pelanggan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui bentuk-bentuk komplain pelanggan PT. (Persero) Angkasa Pura I Makassar; (2) untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Humas PT. (Persero) Angkasa Pura I Makassar dalam menangani komplain pelanggan. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar. Informan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak internal perusahaan yang dianggap dapat memberikan informasi yang relevan sehubungan dengan masalah penelitian. Tipe penelitian ini adalah deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif yang memberikan uraian tentang perusahaan tertentu dalam suatu konteks setting tertentu. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan dan wawancara dengan pihak-pihak terkait, sementara data sekunder diperoleh melalui kajian beberapa literatur berupa buku-buku, majalah, dan data-data dari internet. Data yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, yaitu dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk komplain pelanggan PT. (Persero) Angkasa Pura I Makassar terdiri atas komplain internal dan eksternal perusahaan, tertulis dan tidak tertulis, serta komplain yang dapat diselesaikan secara operasional maupun teknis. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa upaya penanganan komplain yang ada di PT. AP-I melewati empat tahapan proses, yaitu penelitian (fact finding), perencanaan (planning), pelaksanaan (communication), dan evaluasi (evaluation).In order to maintain the existence of the company, the public relations officer whoranthe functionsof Public Relations (PR) should be able tobe the"eyes", "ears" and"accomplice" of top management company. The focus of this study was The Activity of Public Relationsof PT. (Persero) Angkasa Pura1 Makassar in Handling Complaints of the Customers. Problems revealed in this study: 1) How were forms of customer complaints in the PT. (Persero) Angkasa Pura 1Makassar? And 2) How were the efforts of public relations of PT. (Persero) Angkasa Pura 1Makassar in handling the customer complaints. The purposeof this studyis: (1) to determine the forms of customer complaints of PT. (Persero) Angkasa Pura I Makassar; (2) to assess the efforts made by the Public Relations of PT. (Persero) Angkasa Pura I Makassar in handling customer complaints. The research was conducted in the City of Makassar. Informants in this study were those as the company internals that were considered could provider elevant information with respect to the issue of the research. The type of this research was descriptive and it used qualitative approach that gave a description of the particular company in aparticular context of setting. The primary data were obtained through direct observation in the field and interviews with relevant parties, while the secondary data were obtained through the study of literature in the formof books, magazines, and the data from the internet. Data collected were analyzed usingMiles and Huberman interactive model. It began with data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.The results of this study indicated that the forms of customer complaints of PT. (Persero) Angkasa Pura I makassar consisted of internal and external complaints of the company, written and unwritten, and complaints which could be resolved operationally and technically. This study also showed that attemptsto handle complaints in PT. AP-I passed through four stages process, namely fact finding, planning, communication, andevaluation.
Strategi Public Relations dalam Membentuk Opini Publik Tentang Pencitraan di PT. Bukit Asam (Persero) TBK. Unit Pelabuhan Tarahan - Bandar Lampung Wawan Hernawan; . Muniroh
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 4, No 2 (2014): April
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.701 KB)

Abstract

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. merupakan perusahaan tambang batu bara yang memiliki lahan pertambangan di wilayah Sumatra Bagian Selatan tidak terlepas dari sorotan publik dengan berbagai permasalahannya karena berbagai dampak aktivitas penambangan batubara. Untuk keberlangsungan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan perlu mendapat dukungan dari masyarakat sekitar. Oleh karena itu, PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan perlu memberikan perhatian kepada masyarakat sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan atas keberadaan perusahaan tersebut. Bagaimanakah strategi public relations dalam membangun opini sebagai upaya pencitraan perusahaan sehingga PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan tetap eksis di masyarakat merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan strategi public relations dalam membentuk opini publik tentang pencitraan ditinjau berdasarkan ilmu komunikasi, khususnya teori tindakan sosial, intraksi simbolik, komunikasi massa, komunikasi kelompok dan komunikasi interpersonal. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian kualitatif pada perusahaan dan masyarakat Kecamatan Tarahan – Panjang. Data yang dikumpulkan terdiri data primer dan data skunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan secara langsung dan wawancara tak berstruktur dengan menggunakan informan yang ditentukan. Sedangkan data skunder diperoleh melalui dokumen serta arsip perusahaan. Analisis data dilakukan dengan mereduksi semua catatan lapangan, menyajikan data dalam bentuk deskripsi sesuai dengan keadaan lapangan, dan menarik kesimpulan. Pola analisis ini berlangsung selama peneliti di lapangan berlangsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi public relations merupakan suatu cara yang menyeluruh dan terpadu mengenai kegiatan utama yang ada pada perusahaan untuk menentukan keberhasilannya. Jenis strategi yang dilakukan oleh public Relation PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan yaitu melalui komunikasi massa, komunikasi kelompok dan komunikasi interpersonal. Komunikasi yang dilakukan oleh public Relation PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pelabuhan Tarahan merupakan salah satu bentuk komunikasi keterbukaan antara perusahaan dan masyarakat serta menanamkan pengertian dan meningkatkan opini publik yang positif dalam mempertahankan citra positif di masyarakat.PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. was acoal mining company that had mining areas in Southern Sumatra region and could not be separated from the public spot light with a variety of problems due to the various impacts of mining activities. For its sustainability, PT. Bukit Asam(Persero) Tbk.,Tarahan PortUnit needed to give the attention of the surrounding community so that people were not be aggrieved over the existence of the company. How the public relations strategy in an effort to build the imaging opinion of company so that PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Port still exist in society was a matter of interest for further investigation.This study aimed to reveal the public relations strategy informing the public opinion on imaging which was reviewed based on communication science, particularly the theory of social action, symbolic interaction, mass communication, group communication and interpersonal communication.This study was conducted using qualitative research on company and society in Tarahan District, Panjang. The data collection consisted of primary andsecondary data. Primary data were obtained through direct observation and unstructured interviews with specified informants. While the secondary data obtained through documents and corporate records. Data analysis was performed by reducingall field notes, presented data in accord ance with the description of the state ofthe field, anddrew conclusions. This pattern analysis applied while this research was conducted.The results showed that the public relations strategy was acomprehensive and integrated manner about the main activities that exist in the company to determineits success. Types of strategies under taken by public relations of PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.,Tarahan Port Unit were mass communication, group communication and interpersonal communication. The communication made by public relation of PT. Bukit Asam(Persero) Tbk.,Tarahan Port Unit was a formof communication openness between the company and the community and still understanding and increase positive public opinionin maintaininga positive imagein the community
Relasi Antara Media Lokal dan Penguasa Daerah dalam Mendorong Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik di Provinsi NTT Jonas Klemens Gregorius Dori Gobang
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 4, No 2 (2014): April
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.805 KB)

Abstract

Pemerintahan Pusat memberi wewenang kepada daerah untuk mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Wewenang tersebut tertuang dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kewenangan itu memiliki korelasi positif terhadap peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Namun yang terjadi di banyak daerah termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat yang tidak semakin baik. Banyak permasalahan yang terjadi di NTT setelah bergulirnya sistem desentralisasi tersebut. Pemerintahan Daerah Provinsi NTT karenanya perlu dikawal oleh seluruh pihak untuk menjamin tercapainya tujuan dari otonomi daerah. Media lokal yang independen, disemangati oleh idealisme dan manajemen yang baik dapat menjadi entitas penting di daerah. Media lokal tidak hanya memberikan informasi yang akurat tetapi juga mampu memberikan pendidikan politik bagi masyarakat di daerah. Media lokal menjadi kuat dan memiliki kapasitas untuk mengawal tata kelola pemerintahan daerah yang baik. Masalah yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara media lokal dan penguasa di daerah dalam mendorong tata kelola pemerintahan daerah yang baik? Apakah media lokal dapat menjalankan kontrol terhadap pemerintahan di daerah? Apakah media lokal independen berhadapan dengan penguasa dan pemilik modal? Peneliti mengumpulkan data tentang hubungan antara media lokal dan penguasa. Data yang dikumpulkan adalah data teks, data kognisi dan data konteks sosial. Selain melakukan analisis teks, peneliti juga menganalisi kognisi sosial dan konteks sosial. Teks, kognisi sosial dan konteks sosial merupakan komponen integral dalam menganalisis sikap media lokal. Penelitian ini menemukan bahwa realitas media lokal dapat terkooptasi oleh kepentingan pemilik media dan pemerintah daerah. Kondisi demikian menegaskan bahwa media lokal tidak mutlak netral. Karena itu pembaca atau masyarakat harus lebih kritis lagi untuk menilai sikap media.Central Government gave the authority to local governments to manage their own affairs. The authority was contained in Act No.32 of 2004 about Regional Government. The authority had a positive correlation to the improvement of public services and the welfare of society. However, what happened in many areas including in the province of East Nusa Tenggara (NTT) was a public service and welfare of the community which were not getting better. Many problems occurred in the province after the passing of the decentralization system. NTT Provincial Governments there for eneeded to bees corted by all parties to ensure the attainment of the objectives of local autonomy.Independent local media, inspired by idealis mand good management could be an importantentity in the region. The local media did not only provide accurate information, but was also able to provide political education for the people in the area. Local media became stronger and had the capacity too versee good local governance.A problem to be revealed in this study is how is the relationship between the local media and local authorities in encouraging good local governance? Could the local media exercise the control to the government tin the area? Was a local media independent enough in dealing with the authorities and the owners of capital?Researchers gathered data on the relationship between local media and authorities. The data collected was text data, the cognitive data and the social context data. In addition to the text analysis, the researcher also analyzed the social cognition and social context. Text, social cognition and social context were an integral component in analyzing the attitudes of local media.This study found that the reality oft he local media could beco-opted by the interests of media owners and local governments. These conditions as serted that the local media was not absolutely neutral. In that case thereader or the public should be more critical to assess the attitude of the media.
Peningkatan Citra Organisasi dalam Membangun Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) di Perguruan Tinggi Swasta Budhi Waskito
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 4, No 2 (2014): April
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.24 KB)

Abstract

Keunggulan kompetitif merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberlanjutan suatu organisasi. Perguruan tinggi swasta merupakan salah satu organisasi yang memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi khususnya pada saat penerimaan mahasiswa baru. Peningkatan citra organisasi dapat dilakukan oleh perguruan tinggi swasta untuk mengembangkan keunggulan kompetitif secara berkelanjutan. Tulisan ini menjelaskan strategi yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi swasta untuk meningkatkan citranya melalui pendekatan pengembangan pengetahuan keorganisasian.Competitive advantage was one of factor that influenced that organizational sustainability. Private higher education institution was one of organization that faced the high competitive situation especially at new student enrollment periode. Increasing of the organization image could be done by private higher education institution  to develop competitive advantage continuously. This paper explained the strategy that could be done by private higher education institution to increase its image through organizational knowledge creation approach.
Prasangka Sosial dalam Komunikasi Antaretnis (studi Antara Suku Bali dengan Suku Lampung di Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung) Khomsahrial Romli
KOM & REALITAS SOSIAL Vol 4, No 2 (2014): April
Publisher : KOM & REALITAS SOSIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.578 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya konflik antarsukudi Indonesia khususnya di Provinsi Lampung. Beberapa diantaranya adalah pembakaran pasar Probolinggo Lampung Timur oleh Suku Bali; pada 29 Desember 2010, Perang Suku Jawa/Bali dengan Suku Lampung berawal dari pencurian ayam; pada September 2011 suku Jawa dengan Suku Lampung; Januari 2012, Sidomulyo Lampung Selatan Bali dengan Suku Lampung; pada Oktober 2012, Sidomulyo Lampung Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam mengenai bagaimana interaksi antara penduduk suku asli Lampung dengan suku pendatang serta penyebab konflik antarsuku di Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dilaksanakan pada Bulan Januari hingga Maret 2014 di Desa Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan. Subjek penelitian adalah seluruh warga penduduk di Kelurahan  Sidowaluyo berjumlah 2597 KK, Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik antar suku yang terjadi di Desa Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Lampung Selatan disebabkan oleh adanya kesenjangan ekonomi di antara penduduk asli dan pendatang, kenakalan remaja dan prasangka sosial yang negatif dari suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.This research is motivated by the increasing number of inter-ethnic conflict in Indonesia, particularly in Lampung province. Some of them are the burning of Probolinggo market in East Lampung by Balinese; in December 29, 2010, a Civil War between Javanese/Balinese with Lampungnese which was originated from stealing chickens; in September 2011 there was a dispute between Javanese with Lampungnese; in January 2012, in Sidomulyo, South Lampung, there was a fight between Balinese with Lampungnese; and in October 2012, in Sidomulyo South Lampung. The purpose of this study is to investigatein depth about the interaction between the indigenous populatio n(Lampungnese) with tribal settlersand the cause of conflicts between tribes in the district of Sidomulyo SouthLampung. This study used a qualitative approach with descriptive method. It was implemented in January to March 2014 in the village of Sidowaluyo of district Sidomulyo, South Lampung. The subject of the research was all members of the population in Sidowaluyo Village which was amounted of 2597 family; the data collection techniques used observation, interviews, and documentati on studies. The results showed that theinter-tribal conflict sthat occurred in the Village of Sidowaluyo, Sidomulyo District, South Lampung was caused by several factors such as the economic gap between natives and immigrants, juvenile delinquency and negative social prejudices of agroup against another group. Intercultural communication activities carried out had not been running maximally and still tended to lead to an attitude of ethnocentrism.

Page 1 of 1 | Total Record : 6