cover
Contact Name
Dr. Achmad Amzeri, SP. MP.
Contact Email
-
Phone
+6285231168649
Journal Mail Official
agrovigor@trunojoyo.ac.id
Editorial Address
Department of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture University of Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO BOX 2, Kamal - Bangkalan 69162
Location
Kab. pamekasan,
Jawa timur
INDONESIA
Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi
ISSN : 1979577     EISSN : 24770353     DOI : https://doi.org/10.21107/agrovigor
Core Subject : Agriculture,
Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi is a scientific paper in the field of science Agroecotechnology which include: plant science, soil science, plant breeding, pest and plant diseases.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2016): Maret" : 10 Documents clear
PEMANFAATAN HASIL EKSPLORASI PLASMA NUTFAH JERUK NUSANTARA Emi Budiyati; Nirmala FD; Setiono -
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.743 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1526

Abstract

Indonesia memiliki keanekaragaman  jenis jeruk unggul  lokal maupun nasional   yang tersebar diseluruh nusantara dari sabang sampai merauke,  dan berpotensi  dikembangkan serta didayagunakan untuk mendukung ketahanan pangan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral masyarakat seiring  dengan bertambahnya penduduk yang terus meningkat dari tahun ketahun.  Penelitian  bertujuan untuk identifikasi hasil eksplorasi plasmanutfah jeruk nusantara  berdasarkan kemanfaatan sesuai jenisnya.  Penelitian dilakukan dari tahun 2010 -2013  diseluruh daerah sentra jeruk  Maluku Utara, Maluku tenggara,  Kalimantan Timur, dan Jawa Timur. Metodologi dengan  survei  dan exploratif,  kordinasi dengan Diperta, BPTP, Kebun Raya LIPI serta wawancara dengan penduduk lokal.  Hasil penelitian telah mendapat 30 Asesi Jeruk yang terdiri  citrus  reculata, citrus maxima,  citrus  ambicarpha dan   citrus aurantivolia dan  Menjadi  3 macam jenis berdasarkan pemanfaatannya  yaitu sebagai  buah segar (Pamelo, Keprok dan Manis, olahan dan jenis  biofarmaka (Nipis. Nipis Jumbo, Jerpaya, dan  Jari Buda membuka)Kata kunci:   buah, eksplorasi, jeruk, plasmanutfah, varietas
Pengaruh Pelapisan Benih Terhadap Perkecambahan Benih Padi (Oryza sativa L.) Pada Kondisi Media Kertas Keracunan Almunium Agustiansyah -; Paul B; Timotiwu -; Dwi Rosalia
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.222 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1522

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui bahan perekat yang mampu mempertahankan viabilitas dan vigor benih padi pada saat dikecambahkan pada kondisi media kertas  keracunan aluminium; (2) mengetahui bahan aditif pada coating yang mampu menghasilkan viabilitas dan vigor tinggi saat dikecambahkan pada kondisi media keracunan aluminium; (3) mengetahui respons benih terhadap kombinasi bahan perekat dan aditif. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan November 2013 sampai dengan April 2014.  Percobaan ini disusun dalam rancangan perlakuan faktorial 2x4, dengan kontrol sebagai konfirmasi. Faktor pertama yaitu bahan perekat berupa CMC dan arabik gum. Faktor kedua adalah bahan aditif yaitu talk, gipsum, doolomit dan kaptan. Perlakuan yang telah disusun diterapkan dalam rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) berdasarkan  hari  pengecambahan.  Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Arabik gum 3% + Talk 1% (C1A1); (2) Arabik gum 3% + Gipsum 1% (C1A2); (3) Arabik gum 3% + Dolomit 1% (C1A3); (4) Arabik gum 3% + kaptan 1% (C1A4); (5) CMC 1,5 % + Talc 1 % (C2A1); (6) CMC 1,5 % + Gipsum 1 % (C2A2); (7) CMC 1,5 % +Dolomit 1 % (C2A3); (8) CMC 1,5 % + kaptan 1 % (C2A4).  Data yang didapat diuji homogenitas ragam dengan uji bartlet dan aditvitas model diuji dengan uji tukey.  Selanjutnya data diuji pemisahan nilai tengah dengan uji  BNT 5% dan diagram standard error of mean sebagai konfirmasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bahan perekat/pelapis mampu mempertahankan viabilitas dan vigor benih padi dibandingkan dengan tanpa pelapisan, saat dikecambahkan pada kondisi media keracunan alumunium pada semua peubah yang diamati.  Bahan pelapis berupa carboxylmethyl cellulose (CMC) memperlihatkan  viabilitas dan vigor benih lebih tinggi dibandingkan dengan arabik gum untuk peubah daya berkecambah benih, panjang akar, panjang plumula, dan indeks vigor; (2) penambahan bahan aditif pada pelapis benih tidak mampu mengurangi keracunan alumunium di daerah perkecambahan; (3) Tidak terdapat respons benih padi dalam viabilitas dan vigor benih terhadap penambahan bahan perekat dan bahan aditif pada semua peubah yang diamati.  Sehingga penggunaan bahan aditif berupa talk, gipsum, dolomit dan kaptan tidak tergantung pada berbagai bahan perekat yaitu arabik gum ataupun carboxylmethyl cellulose. Kata kunci : Arabik gum, CMC, pelapisan benih, viabilitas benih.
KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT AKAR GADA (Plasmodiophora brassicae) PADA TANAMAN SAWI DAGING Diding Rachmawati; Eli Korlina
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.217 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1527

Abstract

Pada budidaya tanaman sawi daging (pakcoi)  dijumpai berbagai masalah  serius  yang menghambat upaya peningkatan produksi dan kualitas hasil. Salah satu kendala utama adalah penyakit tular tanah yang disebabkan oleh cendawan Plasmopara brassicae Wor . Serangan patogen tular tanah dapat menekan produksi tanaman hortikultura secara significan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan patogen tular tanah antara lain dengan menggunakan bekterisida sistemik . Salah satu alternatif pengendalian yang paling prospektif adalah dengan menggunakan pupuk hayati yang telah diperkaya dengan mikroorganisme. antara lain bakteri selulotik, Azotobacter sp., Azospirillium sp., Rhizobium sp., Pseudomonas sp., Lactobacillus sp., dan  bakteri pelarut fosfat yang bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah dan mengendalikan penyakit tular tanah. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Karangploso BPTP Jatim,  pada bulan Januari sampai dengan April 2014, menggunakan rancangan acak kelompok, 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan  terdiri dari  : A = Pupuk hayati dosis 15 kg/ha,   B = Pupuk hayati dosis 30 kg/ha,  C = Pupuk hayati dosis 45 kg/ha, D = Cara petani. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas pupuk hayati dalam mengendalikan penyakit akar gada  P.brassicae  pada tanaman sawi daging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati dosis 45 kg/ha dapat memberikan pertumbuhan yang baik terhadap tinggi tanaman ( 26,50 cm), jumlah daun (21 helai), lebar tajuk (33,25 cm), panjang akar (14,38 cm) dan bobot/tanaman (380 g/tanaman). Persentase serangan penyakit akar gada terendah juga ditunjukkan oleh pemberian pupuk hayati dosis 45 kg/ha, yaitu sebesar 1,75 % dan penekanan penyakit sebesar 70,83 %.Kata Kunci : Brassica juncea, pupuk hayati, penyakit bengkak akar
PENGARUH ABU DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CIPLUKAN (Physalis angulata L.) PADA MEDIA GAMBUT Lidia Nurvitha
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.398 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1523

Abstract

Ciplukan atau ceplukan sering juga disebut Physalis angulata sp. merupakan tanaman obat yang berbentuk terna semusim yang berasal dari Amerika. Tanah gambut merupakan tanah marjinal yang ada di Kalimantan Barat,  bisa dimanfaatkan sebagai media tanam karena memiliki tekstur tanah yang gembur. Rendahnya pH tanah dan ketersediaan unsur hara menjadi kendala besar bagi petani melakukan budidaya di tanah gambut.Salah satu cara untuk memperbaiki sifat  kimia  tanah  gambut  adalah  dengan  pemberian  abu. Abu  yang  diberikan kepada tanah gambut diantaranya abu sekam padi, abu  sabut  kelapa,  dan  abu   serasah  gambut. Abu  merupakan  salah  satu Lidia Nurvitha:  Pengaruh Abu dan Pupuk Kandang….  amelioran yang dapat digunakan  sebagai  pengganti kapur karena abu mengandung unsur Ca dan Mg sehingga dapat meningkatkan pH tanah sedangkan untuk memenuhi ketersediaan unsur hara pada tanah, diberikan tambahan pupuk kandang, yang terdiri dari pupuk kandang sapi, pukan kambing dan pukan ayam.         Penelitian ini bertujuan (a) Mengetahui pengaruh pemberian abu pada pertumbuhan dan hasil tanaman ciplukan di media gambut, (b) Mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang pada pertumbuhan dan hasil tanaman ciplukan di media gambut. (c) Mengetahui bagaimana pengaruh dari pemberian abu dan pupuk kandang pada pertumbuhan dan hasil tanaman ciplukan. (d) Mengetahui kombinasi perlakuan pemberian abu dan pupuk kandang  mana yang memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik tanaman ciplukan. Penelitian dilakukan selama 4 bulan, dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (4x4) diulang  3 kali. Faktor pertama  4 taraf  percobaan jenis abu (a) dengan a0 = tanpa abu, a1 = abu sekam  padi, a2 = abu sabut kelapa dan a3 = abu serasah gambut. Faktor kedua 4 taraf  percobaan  jenis  pupuk  kandang (k) dengan k0 =  tanpa  pupuk  kandang, k1 =  pupuk  kandang  sapi, k2 = pupuk  kandang kambing dan k3 = pupuk kandang  ayam  dengan masing-masing diulang 3 kali.Variabel pengamatan terdiri dari pengamatan tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buah, berat buah, berat segar bagian atas tanaman, berat segar bagian bawah tanaman, berat kering bagian atas tanaman dan berat kering bagian bawah tanaman. Hasil penelitian ini, faktor perlakuan abu dan pupuk kandang mempengaruhi seluruh pertumbuhan tanaman yang diamati, diantaranya tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buah, berat buah, berat segar bagian atas tanaman, berat segar bagian bawah tanaman, berat kering bagian atas tanaman dan berat kering bagian bawah tanaman. Sedangkan pengaruh interaksi antara abu dan pupuk kandang berpengaruh terhadap parameter pertumbuhan tanaman, diantaranya jumlah cabang, volume akar, berat segar bagian bawah tanaman, berat kering bagian atas tanaman dan berat kering bagian bawah tanaman.Kata kunci: Ciplukan
POTENSI POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) SEBAGAI STIMULAN LATEKS PADA TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Mull. Arg) Mochlisin Andriyanto; Muhamad Rizqi Darojat
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.71 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1528

Abstract

Zat aktif yang umum digunakan dalam meningkatkan produksi pada tanaman karet (Hevea brasiliensis) adalah stimulan berbahan aktif 2-Chloroethylphosponic Acid atau etefon. Alternatif lain yang berpotensi digunakan untuk stimulan lateks adalah Polyethylene Glycol (PEG). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Polyethylene Glycol terhadap produksi lateks dan sifat fisiologi pada tanaman karet. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua perlakuan dan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan zat Polyethylene Glycol terbukti dapat meningkatkan produksi lateks jika dibandingkan dengan perlakuan etefon (kontrol). Perlakuan PEG selama 9 bulan memiliki rata-rata produksi sebesar 50,88 g/p/s dan kontrol (etefon) sebesar 34,36 g/p/s. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perlakuan PEG dapat meningkatkan produksi (g/p/s) sebesar 16,52 atau 148,1% terhadap kontrol. Pola produksi lateks pada perlakuan stimulan PEG menurun dengan respon tertinggi terjadi pada irisan sadap ke-1 (57,35 g/p/s) dan  mengalami penurunan hingga irisan ke-5 (45,92 g/p/s). Nilai kadar karet kering (KKK) stimulan PEG memiliki nilai  lebih tinggi dibandingkan dengan nilai KKK stimulan etefon yaitu sebesar 30,26% dan 28,89%. Kondisi fisiologis tanaman menunjukkan kondisi yang aman pada perlakuan stimulan PEG dengan kadar sukrosa, thiol dan fosfat anorganik berada pada batas normal. Penggunaan stimulan PEG secara umum dapat meningkatkan produksi lateks dan tidak mengganggu kondisi kesehatan tanaman.Kata kunci: Hevea brasiliensis, Polyethylene glycol, Stimulan lateks, Produksi lateks
PENGGUNAAN BIOST UNTUK MENGURANGI DOSIS PUPUK TUNGGAL NPK PADA TANAMAN KELAPA SAWIT UMUR DUA TAHUN Dimas Khairulya; Sudradjat -
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.468 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1519

Abstract

Pupuk hayati merupakan bahan alternatif yang dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tanggap fisiologi dan morfologi tanaman kelapa sawit belum menghasilkan terhadap Bio Organic Soil Treatment (BIOST). Penelitian dilakukan pada Mei 2014 sampai Mei 2015 di Kebun Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit IPB-Cargill, Jonggol, Jawa Barat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak dengan tiga ulangan dantujuh taraf perlakuan yaitu dosis standar (B1), 250 g BIOST + dosis standar (B2), 500 g BIOST + dosis standar (B3), 750 g BIOST + dosis standar (B4), 250 g BIOST + 50% dosis standar (B5), 500 g BIOST + 50% dosis standar (B6), dan 750 g BIOST + 25% dosis standar (B7). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan B5, B6, dan B7, dengan pengurangan dosis standar memberikan tanggap fisiologi dan morfologi yang relatif sama dengan perlakuan 100% dosis standar. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan 250 g BIOST pada tanaman kelapa sawit dapat mengurangi 50% dosis standar dan penggunaan 750 g BIOST dapat mengurangi penggunaan 75% dosis standar .Kata kunci: pupuk hayati, rekomendasi pemupukan, tanggap isiolog, tanggap morfologi.
EFIKASI PESTISIDA ALAMI KALSIUM POLISULFIDA (SULFUR) TERHADAP TUNGAU (Polyphagotarsonemus latus L.) Subiyakto -; Nur Asbani; Dwi Adi Sunarto; Sujak -
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.081 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1524

Abstract

Penelitian efikasi pestisida kalsium polisulfida terhadap tungau Polyphagotarsonemus latus dilaksanakan mulai Februari sampai dengan November 2012 di Laboratorium dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat, Malang. Metode percobaan mengikuti ketentuan Standar Pengujian Efikasi Insektisida yang telah ditetapkan oleh Direktorat Pupuk dan Pestisida. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan yang dicoba (1) Kontrol (air), (2) Rotraz 200 EC (amitraz 200 g/l) sebagai pembanding 1 g/l air, (3) Kalsium polisulfida 1,25 ml/l air, (4) Kalsium polisulfida 2,5 ml/l air, (5) Kalsium polisulfida 5,0 ml/l air, dan (6) Kalsium polisulfida 7,5 ml/l air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pestisida alami kalsium polisulfida 1,25 ml/l air efektivitasnya tidak berbeda nyata dengan insektisida pembanding yang sudah dikomersialkan (Rotraz 200EC). Formula kalsium polisulfida berpotensi diusulkan untuk mendapatkan HKI (Paten), namun harus dilengkapi uji mutu dan uji efikasi lapangan.Kata kunci: Efikasi, kalsium polisulfida, tungau Polyphagotarsonemus latus.
Evaluasi Karakter Agronomi Beberapa Genotipe Tetua dan Hibrid Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Berpolong Merah Ardian -; Genadi Aryawan; Y.C. Ginting
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.608 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1520

Abstract

Tanaman kacang panjang merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang memiliki potensi bagus untuk dikembangkan.  Saat ini telah dilakukan kegiatan pemuliaan terhadap kacang panjang, salah satunya pada kacang panjang berpolong merah.  Penelitian ini bertujuan untuk: (1)  Mengevaluasi kualitas hasil produksi beberapa genotipe kacang panjang hibrid dan tetuanya; (2) Mendapatkan tanaman hibrid yang lebih unggul dari tetuanya: (3) Mengestimasi keragaman kacang panjang hasil persilangan antara genotipe Pm x Lu, Lu x Pm, Pm x Cm, Cm x Pm, genotipe tetua Lu, Cm, dan Pm.  Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung pada bulan Maret 2015 sampai dengan Juni 2015.  Bahan utama penelitian berupa 7 genotipe kacang panjang yang terdiri dari 3 tetua dan 4 hibrid.  Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga kali ulangan.  Untuk mengetahui perbedaan karakter agronomi dilakukan uji lanjut menggunakan uji Least Significant Increase pada taraf nyata 5%, kemudian untuk mengetahui keragamannya dilakukan dengan cara membandingkan ragam dengan standar deviasinya.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1) Genotipe  Lu x Pm merupakan genotipe yang mampu mewariskan sebagian sifat tetuanya, yaitu rasa manis dari tetua Lu serta karakter polong berwarna merah dari tetua Pm; (2) Genotipe Lu x Pm merupakan genotipe yang lebih baik dari tetuanya karena memiliki polong berwarna merah, memiliki kualitas rasa polong yang manis, dan panjang polong yang sesuai dengan selera konsumen; (3) Keragaman genotipe dan fenotipe pada populasi yang terdiri atas genotipe F1 Pm x Lu, Lu x Pm, Pm x Cm, Cm x Pm, genotipe tetua Lu, Cm, dan Pm memiliki nilai yang luas untuk sebagian besar karakter yang diamati kecuali jumlah cabang, °Brix, dan kerenyahan yang memiliki nilai keragaman sempit. Kata kunci: Karakter agronomi, Kacang panjang, Polong merah
MENINGKATKAN EFESIENSI PEMAKAIAN AIR DENGAN MENGATUR KETEBALAN MULSA DAN INTERVAL IRIGASI UNTUK KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) Eko Sulistyono; Lena Isnawati
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.407 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1525

Abstract

Mulsa diketahui sebagai teknologi budidaya untuk menurunkan evapotranspirasi dan meningkatkan efisiensi pemakaian air.  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi antara ketebalan mulsa dan interval irigasi yang memberikan efisiensi pemakaian air paling tinggi. Percobaan rumah kaca dilakukan dengan lima tingkat ketebalan mulsa ( 0, 3, 6, 9 and 12 cm) yang dikombinasikan dengan empat tingkat interval irigasi (2, 4, 6, and 8 hari).  Percobaan  di susun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Interaksi antara ketebalan mulsa dan interval irigasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, bobot biji, evapotranspirasi dan efisiensi pemakaian air. Produksi maksimal diperoleh dengan perlakuan frekuensi irigasi 6 hari sekali atau keadaan air tanah sebelum irigasi sebesar 72.63 %AT saat umur tanaman 2-4 MST, 68.95 %AT saat umur tanaman 4-6 MST, 62.14 %AT saat umur tanaman 6-8 MST, 66.99 %AT saat tanaman umur 8 MST, dengan ketebalan mulsa 9 cm. Kombinasi ketebalan mulsa 9 cm dengan interval irigasi 6 hari sekali mempunyai nilai efisiensi pemakaian air sebesar 0.877 ± 1.754  g L-1.Kata kunci: mulsa
EFEKTIFITAS FUNGSIDA BERBAHAN AKTIF PYRACLOSTROBIN 50 G/KG + METIRAM G/KG UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT EMBUN TEPUNG (Podosphaera leucotrica) PADA TANAMAN APEL Eli Korlina
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.917 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1521

Abstract

Pengujian efektifitas fungisida berbahan aktif pyraclostrobin 50 g/kg+metiram 550g/kg) untuk mengendalian  penyakit embun tepung (Podosphaera leucotricha) pada tanaman apel telah dilaksanakan di kebun apel milik petani Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang yang beriklim tinggi kering dengan ketinggian tempat ±  850 diatas permukaan laut (dpl), mulai bulan Pebruari sampai dengan April 2011, menggunakan kultivar apel  Manalagi yang telah berumur 8-10 tahun.  Perlakuan terdiri atas Fungisida berbahan aktif pyraclostrobin 50 g/kg+metiram 550g/kg dengan 4 (empat) tingkat konsentrasi yaitu 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 g/l air, dan kontrol (tanpa perlakuan), disusun dalam rancangan acak kelompok  (RAK) dan diulang 4 kali. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Fungisida berbahan aktif pyraclostrobin 50 g/kg+metiram 550g/kg konsentrasi 0,5-2 g/l air telah efektif mengendalikan penyakit embun tepung P. leucotricha pada tanaman apel dengan penekanan  serangan sebesar 44,42-54,73%.  Rata-rata produksi buah apel berkisar antara 8,49 – 10,38 kg/pohon. Tanaman apel yang diaplikasi dengan fungisida tersebut tidak mengalami fitotoksisitas.Kata Kunci: Apel, penyakit embun tepung (Podosphaera leucotricha).

Page 1 of 1 | Total Record : 10