cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Forum Penelitian Agro Ekonomi
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02164361     EISSN : 25802674     DOI : -
Forum penelitian Agro Ekonomi (FAE) adalah media ilmiah komunikasi penelitian yang berisi review, gagasan, dan konsepsi orisinal bidang sosial ekonomi pertanian, mencakup sumber daya, agribisnis, ketahanan pangan, sosiologi, kelembagaan, perdagangan, dan ekonomi makro.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi" : 6 Documents clear
Prospek "Rice Garden" di Indonesia Supriyadi R.; Achmad M. Fagi; Subardjo A.; K. Pirngadi
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v1n2.1983.1-10

Abstract

IndonesianTehnik bercocok tanam "rice garden" telah dipraktekkan pertama kali oleh seorang petani di Philipina bernama Lorenzo. P. Jose. Petani tersebut melakukan cara ini pada sebidang tanah sawah seluas kurang lebih satu hektar lalu dibagi menjadi tigabelas petak kecil. Petak-petak sawah tersebut ditanami berturut-turut dalam selang satu minggu sehingga dapat dipanen setiap minggu. Oleh IRRI teknik ini telah disempurnakan lagi sehingga memperoleh hasil maupun pendapatan yang lebih tinggi. Tehnik "rice garden" yang telah disempurnakan IRRI, dicoba kembali di Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi dengan mempergunakan lahan yang hampir sama dibagi dalam tigabelas petak (750 m2/petak). Hasil gabah rata-rata yang diperoleh dari tehnik ini adalah 267,3/petak/minggu, dengan pendapatan Rp 25.393,50 (harga gabah Rp 95,00/kg) sedang biaya produksi yang dikeluarkan perpetak/minggu adalah Rp 19.471,50. Keuntungan bersih diperoleh sebesar Rp 5.922/petak/minggu. Keuntungan tersebut masih belum memuaskan bila dibandingkan dengan hasil yang dicapai di IRRI.
Tataniaga Kentang Sumatera Barat Keluar Daerah: Studi Kasus di Kecamatan Banuhampu Sungai Puar Kabupaten Agam ke Pakan Baru Buharman B
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v1n2.1983.37-47

Abstract

IndonesianKentang termasuk komoditi pangan yang cukup penting karena merupakan sumber protein dan karbohidrat yang tinggi. Konsumsi kentang Indonesia relatif rendah (1 gk/kapita/tahun) dibanding negara lain. Perkembangan penduduk dan perbaikan pendapatan merupakan faktor penunjang dalam meningkatkan produksi, tetapi sebaliknya produksi kentang di Sumatera Barat dalam 5 tahun terakhir tidak menunjukkan peningkatan yang berarti. Rendahnya harga dan meningkatnya biaya masukan dianggap sebagai penyebab tidak meningkatnya produksi. Pembuktian lebih lanjut dari anggapan ini dilihat dengan melakukan analisa biaya produksi serta analisa penyebaran harga dari produsen hingga konsumen. Dari biaya korbanan langsung sebesar Rp 844.650 diperoleh keuntungan Rp 594.190 (B/C=1,7) pada tingkat produksi rata-rata 8,39 ton/ha. Saluran utama dalam tataniaga kentang terdiri atas 4 mata rantai. Analisa penyebaran hanya menunjukkan bahwa besarnya margin petani adalah 64,15 persen pada level harga Rp 170/kg margin biaya 19,73 persen dan margin keuntungan 16,12 persen. Biaya tataniaga sebagian besar diserap untuk transport cost disamping ini selama pemasaran terjadi penyusunan sebesar 8,5 persen.
Keragaan Tumpangsari Hutan dalam Peremajaan Hutan dan Penghasil Pangan: Analisis Kasus Tumpangsari di KPH Cepu. Agus Pakpahan; Bambang Irawan; nFN Hendiarto
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v1n2.1983.19-36

Abstract

IndonesianTumpangsari hutan merupakan suatu penerapan konsep agroforestry yang telah berjalan lebih dari satu abad sejak Buurman memperkenalkannya pada tahun 1873. Permasalahan yang dirasakan pada penerapan metoda tumpangsari dalam sistem peremajaan hutan dewan ini adalah adanya gejala semakin langkanya pekerja hutan yang dapat dikontrak sebagai pembuat tanaman. Kesulitan itu disinyalir disebabkan adanya kecenderungan penurunan produktivitas lahan sehingga pendapatan pesanggem dari hasil usahataninya berkurang. Di pihak lain metoda peremajaan ini merupakan metoda peremajaan hutan yang diandalkan karena kelebihan-kelebihannya dibanding dengan metoda peremajaan yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai keragaan tumpangsari hutan terutama yang berhubungan dengan perubahan penerimaan dan biaya, resiko dan respon dari faktor-faktor produksi terhadap hasil sebagai akibat adanya perubahan teknik berproduksi dari tumpangsari tradisional ke Inmas tumpangsari. Untuk sampai pada tujuan tersebut telah digunakan metoda analisis budget, pembandingan koefisien variasi (CV), dan analisis fungsi produksi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan atas biaya tunai meningkat sebesar 75 persen dan 13 persen masing-masing untuk perubahan tumpangsari tradisional ke Inmas tumpangsari pada lahan bonita 3 dan bonita 4. Resiko yang dihadapi dalam usahatani tumpangsari cukup tinggi seperti tergambar dalam CV yang pada umumnya lebih dari 40 persen. Elastisitas penerimaan atas biaya tunai (dihitung dengan metoda aritamtik biasa) terhadap perubahan biaya yang dikeluarkan untuk pupuk dan pestisida adalah 45 persen dan 22 persen masing-masing untuk perubahan tumpangsari tradisional ke Inmas pada lahan bonita 3 dan bonita 4. Adapun hasil pengujian statistik dari fungsi produksi, secara parsial tidak menunjukkan adanya pengaruh yang berarti dari setiap masukan usahatani dan jarak antara lahan andil dengan rumah petani. Walaupun begitu, pengaruh peubah-peubah bebas tersebut secara sekaligus keseluruhan menunjukkan pengaruh yang nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen.
Kajian Pekerjaan Hutan Musiman di Jawa Bambang Irawan; Agus Pakpahan; Jefferson Situmorang
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v1n2.1983.11-18

Abstract

IndonesianLaju pertumbuhan penduduk dan penyebarannya yang terkonsentrasi di Pulau Jawa menimbulkan masalah tersendiri terhadap hutan dan kehutanan. Tekanan terhadap lahan pertanian dan kesempatan kerja menyebabkan ketergantungan masyarakat di sekitar hutan terhadap kegiatan pengelolaan hutan sebagai sumber pendapatan. Lebih lanjut hal ini seringkali memberikan dampak yang negatif terhadap kelestarian hutan. Penelitian ini mencoba mengungkapkan gambaran tentang pola penyerapan tenaga kerja hutan musiman yang pada umumnya berasal dari masyarakat di sekitar hutan dan beberapa karakteristik sosial ekonomi dalam lingkungan kelompok pekerja tersebut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembuatan kayu pertukangan hasil tebang habis mempunyai nilai elastisitas terhadap penyerapan pekerja hutan musiman sebesar 1,76 persen. Sedangkan pembuatan kayu bakar hasil tebang habis dan kegiatan reboisasi memberikan respon yang inelastis walaupun berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 80 persen. Kondisi sosial ekonomi pekerja hutan pinus relatif lebih baik dibandingkan pekerja hutan jati. Pekerja hutan pinus pada umumnya memiliki sumber pendapatan lain di luar hutan dan bekerja di dalam hutan sebagai pekerjaan sambilan. Tetapi tidak demikian halnya dengan pekerja hutan jati, Kehidupan mereka banyak tergantung kepada kegiatan pengelolaan hutan sebagai sumber pendapatan utama dan tidak memiliki sumber pendapatan lain di luar hutan. Kurangnya tingkat kontribusi pendapatan yang diperoleh dengan bekerja di dalam hutan terhadap pengeluaran konsumsi keluarga menyebabkan mereka relatif hidup lebih miskin dibandingkan pekerja hutan pinus.
Analisa Finansial Usahatani Pepaya Bangkok dan Tanaman Alternatif di Lahan Kering: Studi Kasus Empat Desa di Kabupaten Malang Achmad Djauhari
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v1n2.1983.63-70

Abstract

IndonesianDengan adanya impor beberapa jenis buah-buahan, merupakan salah satu indikator bahwa kita belum dapat menghasilkan dengan baik, terutama masalah kualitas yang sesuai dengan selera konsumen. Oleh karenanya dalam usaha pengembangan tanaman buah-buahan dipandang perlu dilakukan penelitian sebagai suplemen terhadap penelitian teknis agronomis. Tulisan ini membahas kelayakan finansial usahatani tanaman pepaya bangkok apabila digantikan dengan beberapa tanaman alternatif. Sebagai tanaman alternatif adalah pola pergiliran tanaman setahun yang terdiri dari beberapa pola: (a) Pola, Jagung - jagung - kacang tanah (JJK) (b) Pola, Jagung - jagung - jagung (JJJ) dan (c) Pola, Jagung - kacang tanah - kacang tanah (JKK). Dengan menggunakan kriteria investasi BCR dan IRR, telah memberikan petunjuk yang mantap bahwa pengusahaan tanaman pepaya mampu memberikan tambahan penerimaan sampai 50 persen di atas tambahan biaya yang harus dikeluarkan.
Pola Pemilikan lahan dan produktivitas tenaga kerja pada berbagai daerah dengan kondisi pengairan yang berbeda Budi Santoso; nFN Hermanto
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v1n2.1983.48-62

Abstract

IndonesianPola distribusi pemilikan lahan mencerminkan pola pemerataan salah satu faktor produksi pertanian yang vital. Untuk lahan dengan kondisi irigasi yang baik akan semakin kompleks permasalahannya karena nilai lahan akan semakin tinggi. Sedangkan produktivitas lahan dan tenaga kerja diperkirakan akan berbeda pula pada kondisi irigasi yang berbeda. Tulisan ini mencoba untuk menggambarkan keadaan pola pemilikan lahan serta produktivitas lahan dan tenaga kerja pada berbagai daerah dengan kondisi pengairan yang berbeda. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa daerah yang keadaan irigasinya relatif lebih baik ada kecenderungan mempunyai pola penyebaran pemilikan lahan yang lebih timpang; tetapi tidak selalu menyebabkan pola penyebaran pendapatan di masyarakat juga lebih timpang. Beberapa faktor seperti sistem hubungan kerja kedokan/ceblokan (di Banyuwangi) dan letak geografi yang dekat dengan kota (di Blitar) diduga banyak mempengaruhi pola penyebaran pendapatan di masyarakat. Sedangkan daerah yang keadaan irigasinya relatif lebih baik, ada kecenderungan produktivitas marginal tenaga kerjanya lebih tinggi. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa sumbangan relatif tenaga kerja atas lahan sawah pada produksi padi cenderung semakin besar pada daerah yang kondisi irigasinya relatif lebih baik. Mengenai produktivitas marginal sumberdaya lahan cenderung lebih rendah pada daerah yang keadaan irigasinya relatif lebih baik.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

1983 1983


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2021): Forum penelitian Agro Ekonomi : In Press Vol 39, No 1 (2021): Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 38, No 1 (2020): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 37, No 1 (2019): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 36, No 2 (2018): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 36, No 1 (2018): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 34, No 1 (2016): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 33, No 2 (2015): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 33, No 1 (2015): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 32, No 2 (2014): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 32, No 1 (2014): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 31, No 2 (2013): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 30, No 2 (2012): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 28, No 1 (2010): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 1 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 24, No 1 (2006): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 23, No 2 (2005): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 23, No 1 (2005): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 22, No 2 (2004): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 22, No 1 (2004): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 21, No 2 (2003): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 21, No 1 (2003): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 20, No 2 (2002): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 20, No 1 (2002): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 19, No 2 (2001): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 19, No 1 (2001): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 18, No 1-2 (2000): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 17, No 2 (1999): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 17, No 1 (1999): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 16, No 2 (1998): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 16, No 1 (1998): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 15, No 1-2 (1997): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 14, No 2 (1996): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 14, No 1 (1996): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 13, No 2 (1995): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 13, No 1 (1995): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 12, No 2 (1994): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 12, No 1 (1994): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 10, No 2-1 (1993): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 11, No 2 (1993): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 9, No 2-1 (1992): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 9, No 1 (1991): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 8, No 1-2 (1990): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 7, No 2 (1989): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 7, No 1 (1989): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 6, No 2 (1988): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 6, No 1 (1988): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 5, No 1-2 (1987): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 4, No 2 (1986): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 4, No 1 (1985): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 3, No 2 (1984): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 3, No 1 (1984): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 2, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 2, No 1 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 1 (1982): Forum Penelitian Agro Ekonomi More Issue