cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Perspektif : Review Penelitian Tanaman Industri
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 14128004     EISSN : 25408240     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah Perspektif Review Penelitian Tanaman Industri diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang memuat makalah tinjauan (review) fokus pada Penelitian dan kebijakan dengan ruang lingkup (scope) komoditas Tanaman Industri/perkebunan, antara lain : nilam, kelapa sawit, kakao, tembakau, kopi, karet, kapas, cengkeh, lada, tanaman obat, rempah, kelapa, palma, sagu, pinang, temu-temuan, aren, jarak pagar, jarak kepyar, dan tebu.
Arjuna Subject : -
Articles 3 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2003): Desember 2003" : 3 Documents clear
Oryctes rhinoceros L. dan Usaha Pengendaliannya dengan Metarrhizium anisopliae DARWIS, MICHELLIA
Perspektif Vol 2, No 2 (2003): Desember 2003
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v2n2.2003.31-44

Abstract

Oryctes rhinoceros L. banyak menimbulkan kerugian ekonomi, baik stadia imago maupun pra dewasa. Larva berada pada tumpukan bahan organik yang digunakan pada pembibitan ataupun pada areal bukaan baru, sehingga hama Oryctes menjadi semakin pening diperhaukan dalam usaha budidaya kelapa. Keberadaan hama Oryctes perlu terus dipantau agar populasinya selalu berada di bawah batas ambang ekonomi 5 imago/ha. Salah satu cara pengendaliannya adalah secara hayai dengan menggunakan cendawan pato-genik Metarrhizium anisopliae. Pada percobaan Iaboratorium, konsentrasi konidia 1 juta/ 1 kg media sarang dapat efekif menimbulkan 100% kematian larva Oryctes dua minggu setelah inokulasi. Untuk aplikasi di Iapangan, disamping jumlah konidia yang perlu diperhatikan adalah daya viabilitas, paling tidak 85% atau lebih, biakan murni, idak terkontaminasi, kemasan harus baik, didistribusikan dalam waktu relaif cepat, mudah diaplikasikan, dan diaplikasikan sebelum musim hujan. Tidak diragukan lagi kemampuan cendawan Metarrhizium dalam mengendalikan hama Oryctes. Namun kadang kala ditemukan hasil yang kurang memuaskan, karena idak memperhatikan persyaratan minimal ataupun cara aplikasi di Iapangan yang kurang sempuma. Aplikasi penaburan biakan Metarrhizium di Iapangan adalah 15 - 20 g/m2 media sarang. Pengendalian di lapang yang paling sukses adalah di KP. Pakuwon, efektivitas cendawan Metarrhizium dapat menimbulkan 85,6%-93,8% mortalitas larva Oryctes. Pengendalian yang tidak terlalu sukses ditemukan di Desa Kukup, Gunung Kidul : efekivitas Metarrhizium hanya menimbulkan 63,57% - 68,8% mortalitas larva Oryctes, sedangkan pengendalian yang tidak sukses ditemukan di Kabupaten Jombang, h anya 0,4% saja terjadi mortalitas larva Oryctes. Kemudian pengamatan pada gejala kerusakan daun kelapa terjadi peningkatan yaitu 2,5 guntingan/pelepah, jauh berada di atas batas ambang ekonomi 1,0 guntingan/pelepah.Kata kunci: Kelapa, Oryctes rhinoceros, pengendalian hayai, Metarrhizium anisopliae.
Pemanfaatan Bakteri Pasteuria penetrans untuk Mengendalikan Nematoda Parasit Tanaman RITA HARNI; IKA MUSTIKA
Perspektif Vol 2, No 2 (2003): Desember 2003
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v2n2.2003.45-55

Abstract

Nematoda parasit merupakan salah satu jenis organisme pengganggu tumbuhan (OPT) penting yang menyerang berbagai jenis tanaman utama di Indonesia dan Negara-negara tropis lainnya dan kerugian yang diimbulkannya dapat mencapai 25% dari potensi produksi. Baktei Pasteuria penetrans adalah salah satu agensia hayati yang sangat potensial untuk pengendalian biologi nematoda parasit tanaman. Bakteri ini tersebar luas di seluruh dunia dan dapat memarasit 205 spesies nematoda. Kendala utama dalam perbanyakan bakteri ini adalah belum dapat diperbanyak pada media buatan, sehingga perbanyakannya dilakukan secara konvensional pada tanaman tomat di lapang, yaitu dengan cara menggunakan akar tanaman tomat yang sudah terserang nematoda terinfeksi bakteri tersebut. Patogenisitas baktei akan meningkat pada kondisi lingkungan dengan suhu 30°C, pH tanah 6,7 dan kelembaban tanah 60%. Penggunaan P. penetrans dalam mengendalikan nematoda akan lebih berhasil apabila dikombinasikan dengan bahan organik seperti pupuk kandang sapi, ayam dan abu sekam. Daya infeksi seiap isolat P. penetrans berbeda-beda. Uji di laboratorium, rumah kaca dan lapang menunjukkan bahwa P. penetrans dapat menginfeksi dan menekan populasi Meloidogyne spp sebesar 57-100%. Pada tanaman jahe, P. penetrans dapat menekan populasi M. incognita (sebesar 93,85%) dan Radopholus similis serta meningkatkan berat impang jahe sebesar 16,11-54,06%; sedangkan pada tanaman lada dapat menekan populasi M. incognita sebesar 49,68 -94,02% dan R. similis sebesar 68,89 -93,33% serta mengurangi penyakit kuning sampai 26,67 - 50%. Pada tanaman nilam, P. penetrans menekan populasi Pratylenchus brachyurus sebesar 43 - 82% dan meningkatkan berat basah sebesar 57-71%. Kata kunci: Pasteuria penetrans, pengendalian biologi, Meloidogyne spp, Radopholus similis, Pratylenchus brachyurus
Masalah Kadar Cl Daun Tembakau Virginia pada Tanah Vertisols Bojonegoro ABDUL RACHMAN
Perspektif Vol 2, No 2 (2003): Desember 2003
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v2n2.2003.56-66

Abstract

Kadar Cl daun yang tinggi dapat menurunkan mutu tembakau. Masalah Cl pernah mencuat tahun 1985 di Sulawesi Selatan dan pada tahun 1988 di Bojonegoro dan Jombang. Akhir-akhir ini untuk tanah Vertisol Bojonegoro masalah Cl ini masih dipersoalkan. Sifat tanah Vertisol Bojonegoro, berkadar Hat tinggi dan berlahan datar, memberi peluang tanah berkadar Cl tinggi. Hubungan kadar Cl tanah dengan kadar Cl daun bersifat linier dengan persamaan y = 0,1297 + 0,0128 x (R2 = 0,98), dimana x = ppm kadar Cl tanah, y ■ % kadar Cl di daun bawah. Apabila kadar Cl daun tetinggi yang diperbolehkan 1%, maka kadar Cl tanah tidak boleh melampaui 68 ppm. Hubungan pemupukan KC1 pada padi pada tanah Vertisol, Bojonegoro, selama tiga tahun percobaan adalah y = 0,789 + 0,0036 x (R2 = 0,94), dimana x = kg/ha KC1 pada padi, dan y = % kadar Cl di daun bawah. Dengan kadar Cl kritis 1% di daun tembakau, maka dosis pemupukan KCI pada padi tidak boleh melebihi 50 kg/ha Beberapa teknik budidaya telah dicoba untuk menurunkan kadar Cl daun tembakau. Sistem tumpangsari dapat menurunkan kadar Cl daun tembakau. Tetapi karena sangat menurunkan hasil tembakau belum dapat dianjurkan. Peningkatan populasi tanam sampai 60.000 tanaman/ha dan perbedaan bentuk hasil (krosok vs rajangan) tidak berpengaruh pada kadar Cl daun tembakau. Tembakau ajangan Virginia menyusun 12% dari blending tembakau untuk rokok kretek. Blending tembakau diharapkan dapat mengurangi pengaruh jelek dari tembakau Bojonegoro yang berkadar Cl tinggi. Saran yang dapat diajukan adalah agar tidak menggunakan pupuk mengandung Cl tinggi secara langsung pada tanaman tembakau. Penggunaan pupuk KCI pada padi dibatasi paling tinggi 50 kg/ha. Perlu pemetaan daerah berdasar kadar Cl daun, untuk mengetahui penyebaran masalah Cl. Pada tanaman padi sumber pupuk kalium alternatip dapat digunakan pupuk ZK. Saran lain adalah perlu dicoba penggunaan bahan organik dan gipsum untuk memperbaiki sifat infiltrasi tanah, perlu dilihat pula pengaruh angkutan panen terhadap kadar Cl tanah, diukur pula kadar Cl air hujan dan air irigasi, serta pemetaan kadar Cl tanah dan daun tembakau pada lahan berkadar Hat tinggi (lebih 35 % Hat) dengan kemiringan < 1 %. Kata kunci Nicotiana tabacum, tembakau, Virginia, rajangan, Cl, Vertisols

Page 1 of 1 | Total Record : 3